Anda di halaman 1dari 26

AUDIT SALDO KAS

1. KAS DI BANK DAN SIKLUS TRANSAKSI


Dalam audit atas kas, auditor harus membedakan antara verifikasi
rekonsiliasi saldo laporan bank oleh klien dengan saldo buku besar, dan
verifikasi bahwa pencatatan kas dalam buku besar merefleksikan dengan
benar seluruh transaksi kas yang terjadi sepanjang tahun. Verifikasi
rekonsiliasi klien ke  akun saldo bank dan buku besar lebih mudah, tetapi
bagian terpenting dalam total audit dalam perusahaan adalah adanya
verifikasi bahwa pencatatan  transaksi kas dilakukan dengan benar.
Misalnya, setiap salah saji berikut ini menghasilkan kesalahan dalam
pembayaran atau menyebabkan kesalahan dalam penerimaan kas, tetapi
tak satupun dapat ditemukan dalam audit atas rekonsiliasi bank :

 Kesalahan dalam menagih konsumen


 Pencurian kas dengan menghambat pembayaran kas dari konsumen
sebelumnya dicatat, dengan akun dianggap sebagai piutang tak
tertagih
 Duplikasi pembayaran faktur vendor
 Pembayaran tidak benar atas biaya pribadi pejabat perusahaan
 Pembayaran atas bahan baku yang tidak pernah diterima
 Pembayaran atas karyawan  lebih besar daripada jam kerja
aktualnya
 Pembayaran atas bunga pada pihak luar jumlahnya lebih besar
dibandingkan tingkat bunga sebenarnya
Seluruh jenis salah saji biasanya ditemukan sebagai bagian dari pengujian
atas rekonsiliasi bank. Hal ini meliputi :

 Kesalahan dalam memasukkan cek yang tidak dicairkan didalam


daftar cek beredar, meskipun telah dicatat dalam jurnal
pengeluaran kas
 Kas yang diterima dari klien masih dalam perjalanan pada tanggal
neraca, tetapi sudah dicatat dalam penerimaan kas pada tahun
berjalan
 Setoran dicatat sebagai penerimaan kas mendekati akhir tahun,
disetorkan pada bank dibulan yang sama, dan dimasukan dalam
rekonsiliasi bank sebagai setoran dalam perjalanan
 Pembayaran atas weswl bayar didebet langsung dari saldo bank
oleh bank, tetapi tidak dimasukkan dalam catatan klien.
2. JENIS-JENIS AKUN KAS UMUM
Sebelum membahas mengenai pengujian klien atas rekonsiliasi bank
klien, akan dibahas terlebih dahulu tentang jenis akun kas yang
digunakan oleh banyak perusahaan karena pendekatan yang digunakan
akan berbeda pada setiap akunnya. Berikut adalah jenis-jenis dari akun
kas :

Akun Kas Umum


Akun kas umum adalah titik fokus bagi banyak perusahaan karena
semestinya seluruh penerimaan kas dan pengeluaran kas mengalir
melalui akun ini. Misalnya, pengeluaran dalam siklus akusisi dan
pembayaran biasanya dibayar melalui akun kas umum, dan penerimaan
kas dalam siklus penjualan dan penagihan juga disetorkan ke dalam akun
tersebut.

Akun Impres
Pada umumnya banyak perusahaan yang mengunakan akun impres.
Misalnya, membuat akun penggajian impres terpisah untuk meningkatkan
pengendalian internal pembayaran gaji. Saldo tetap, misalkan Rp.
5.000.000,- dibuat dalam akun bank penggajian. Segera sebelum setiap
periode pembayaran, suatu cek atas transfer elektronik ditarik pada akun
kas umum untuk menyetorkan total jumlah penggajian bersih ke akun
penggajian. Setelah cek untuk gaji dilakukan pada akun penggajian
impres, akun bank seharusnya memiliki saldo Rp. 5.000.000,-. Satu-
satunya setoran ke dalam akun adalah untuk penggajian mingguan dan
semi bulanan dan satu-satunya pengeluaran adalah pembayaran cek
kepada karyawan.
Terdapat jenis akun impres lain yang terdiri atas satu akun bank untuk
penerimaan dan pengeluaran. Perusahaan bisa saja memilikin akun ini
untuk setiap divisi berbeda. Seluruh penerimaan disetorkan ke dalam
akun impres dan totalnya dipindahkan ke akun umum secara periodik.
Akun pengeluaran dibentuk berbasis impres, tetapi dengan cara yang
berbeda dengan akun pengajian impres.

Akun Bank Cabang


Akun bank cabang berguna untuk membangun relasi dengan bank dalam
komunitas lokal dan memungkinkan sentralisasi operasional pada tingkat
cabang. Dalam beberapa perusahaan, penyetoran dan pengeluaran untuk
setiap cabang dibuat dalam akun yang berbeda, dan kelebihan kas secara
periodik dikirimkan ke akun bank umum pada kantor pusat. Akun cabang
dalam ini seperti akun umum, tetapi pada tingkat cabang.

Dana Kas Kecil Impres


Dana kas kecil impres bukan merupakan akun bank, tetapi hampir sama
dengan kas pada bank. Kun kas kecil biasanya merupakan akun kas yang
simpel untuk keperluan biaya yang mendadak. Akun ini digunakan untuk
pengeluaran kas berjumlah kecil yang lebih mudah dibayarkan jika
menggunakan uang tunai dibandingkan dengan cek atau untuk
memudahkan karyawan dalam mencairkan cek gaji atau pribadi.

Setara Kas
Perusahaan ini biasanya menginvestasikan kelebihan akumulasi kas
dalam bagian tertentu dalam suatu siklus, dimana kas tersebut akan
diperlukan dalam waktu dekat dan bisa disebut setara kas yang sangat
likuid. Setara kas meliputi deposito berjangka, sertifikat deposito, dan
dana pasar uang. Setara kas bisa sangat material dan dimasukan dalam
laporan keuangan sebagai keuangan dari akun kas jika merupakan
investasi jangka pendek yang siap dikonversikan menjadi kas dalam
jumlah yang pasti, dan tidak dapat dirisiko signifikan atas perubahan nilai
dari perubahan tingkat bunga. Sekuritas yang dapat diperdagangkan dan
investasi berbunga dengan jangka waktu yang lebih panjang bukan
merupakan setara kas.

3. AUDIT ATAS KAS UMUM


Pada pengujian saldo akhir tahun dalam akun kas umum, auditor harus
mengakumulasikan bukti yang cukup memadai untuk mengevaluasi
apakah kas, sebagaimana dinyatakan dalam neraca, dinyatakan dan
diungkapkan dengan wajar sesuai lima dari keenam tujuan audit-terkait
saldo untuk seluruh pengujian perincian saldo (keberadaan, kelengkapan,
akurasi , pisah batas, dan kecocokan perincian). Hak atas kas umum,
klasifikasinya dalam neraca, dan nilai realisasi kas tidak dapat
diaplikasikan. Metodologi untuk kas pada akhir tahun sama dengan saldo
akun neraca lainya.

Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien Yang mempengaruhi Kas


(Tahap I)
Banyak perusahaan yang tidak memiliki risiko bisnis yang cukup signifikan
dalam memengaruhi saldo kas. Risiko bisnis klien dapat muncul dari
kebijakan menajemen kas yang tidak memadai atau penanganan dana
yang dilakukan pihak luar.

Risiko bisnis klien lebih banyak muncul dari setara kas dan jenis investasi
lainya. Beberapa perusahaan yang menyediakan jasa keuangan
mengalami kerugian besar akibat aktivitas perdagangan oleh perorangan
yang disembunyikan dengan salah menyajikan saldo investasi dan kas.
Auditor harus memahami risiko dari kebijakan dan strategi investasi klien,
sama halnya dengan pengendalian manajemen yang dapat memperburuk
risiko tersebut.

 
Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima dan Menilai Risiko
Bawaan (Tahap I)
Saldo kas tidak material dalam kebanyakan audit, tetapi transaksi kas
yang memengaruhi saldo ini sifatnya hampir selalu sangat material. Oleh
karena itu, sering muncul potensi salah saji material dalam kas.

Oleh karena kas lebih mudah dicuri dibandingkan aset lainya, terdapat
risiko bawaan cukup tinggi untuk tujuan keberadaan, kelengkapan dan
akurasi. Tujuan ini biasanya akan berfokus pada audit saldo kas. Risiko
bawaan relatif kecil untuk tujuan lainya.

 
Menilai Risiko Pengendalian (Tahap I)
Pengendalian internal atas saldo kas akhir tahun dalam akun umum dapat
dibagi menjadi dua kategori, yaitu:

1. Pengendalian atau siklus transaksi yang memengaruhi pencatatan


penerimaan kas dan pengeluaran kas.
2. Rekonsiliasi bank independen
Pada bab ini, kita membahas pengendalian yang memengaruhi
pencatatan transaksi kas, yang penting dalam penelitian dan
pengendalian untuk kas. Misalnya dalam siklus akuisisi, pengendalian
utama meliputi pengendalian pembagian tugas yang memadai antara
penandatangan cek dan fungsi utang dagang,penandatanganan cek
hanya dilakukan oleh personel yang berwenang, menggunakan cek yang
bernomor urut yang dicetak pada kertas khusus, adanya telaah yang
saksama atas dokumen pendukung sebelum cek ditandatangani oleh
personel yang berwenang, dan verifikasi internal yang memadai. Jika
penegendalian yang memengaruhi kas terkait transaksi beroperasi efektif,
maka risiko pengendalian berkurang sebagaimana pengujian audit untuk
rekonsiliasi bank akhir tahun.
Pengendalian yang penting atas saldo akhir kas adalah rekonsiliasi
bank secara bulanan dari akun bank umum berbasis waktu oleh personel
yang independen dari pihak yang menangani atau mencatat transaksi
kas. Jika suatu perusahaan melakukan rekonsiliasi bank dengan memakan
waktu lama, maka nilai pengendalian akan turun dan memengaruhi
penilaian auditor atau risiko pengendalian kas. Rekonsiliasi membantu
mencatat akuntansi agar mencerminkan saldo kas yang lama antar saldo
kas aktual di bank setelah mempertimbangkan transaksi-transaksi yang
memerlukan rekonsiliasi. Lebih penting lagi, verifikasi atas transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas dapat dilakukan dalam rekonsiliasi yang
independen. Jika laporan bank diterima dalam keadaan tertutup oleh
pihak yang merekonsiliasi dan pengendalian fisik dilakukan atas laporan
bank tersebut sampai rekonsiliasi diselesaikan, maka cek dibatalkan,
duplikat slip setoran, dokumen lain yang termasuk dalam laporan bank
dapat diperiksa tanpa perlu khawatir akan diganti, dihapus atau
ditambahkan. Rekonsiliasi bank dilakukan dengan hati-hati oleh pihak
klien dengan melakukan tindakan berikut ini:
1.
 Membandingkan cek yang dibatalkan dengan catatan
pengeluaran kas atas tanggal, dibayarkan kepada siapa, dan
berapa jumlahnya.
 Memeriksa tanda tangan, personel otorisasi, dan pembatalan
atas cek dibatalkan.
 Membandingkan setoran ke bank dengan tanggal, pembeli,
dan jumlah pada pencatatan setoran kas.
 Memeriksa urutan nomer pada cek dan memeriksa jika ada
yang hilang.
 Merekonsiliasi seluruh bagian yang menyebabkan perbedaan
antara saldo buku dengan saldo bank dan memeriksa
kewajaranya dalam bisnis klien.
 Merekonsiliasi total debet pada laporan bank dengan total
catatan pengeluaran kas.
 Merekonsiliasi total kredit pada laporan bank dengan total
catatan penerimaan kas.
 Menindaklanjuti cek beredar dan peringatan penghentian
pembayaran.
Banyak paket peranti lunak akuntansi yang menyediakan rekonsiliasi
bank sebagai bagian dari prosedur bulanan. Meskipun peranti lunak
mengurangi tindakan klerikal dalam melakukan rekonsiliasi bank, pihak
yang menyiapkan harus tetap melakukan banyak prosedur pada daftar di
atas. Pengendalian atas rekonsiliasi bank dilakukan pada saat personel
yang kompoten menelaah rekonsiliasi bank sesegera mungkin setelah
selesai.

Mendesain dan Melakukan Pengujian Pengendalian dan Pengujian


Substansif Atas Transaksi (Tahap II)
Oleh karena saldo kas dipengaruhi oleh seluruh siklus, kecuali persediaan
dan pergudangan, maka sejumlah besar transaksi akun memengaruhi
kas. Dalam bab-bab sebelumnya, telah membahas secara terperinci
mengenai pengujian pengendalian dan pegujian substansif yang memadai
untuk audit setiap siklus. Misalnya, pengendalian atas penerimaan kas.
Transaksi kas diaudit melalui pengujian siklus transaksi tersebut.

Mendesain dan Melakukan Prosedur Analitis (Tahap III)


Dalam audit, rekonsiliasi bank pada akhir tahun di audit secara luas.
Dengan menggunakan prosedur analitis, pengujian atas kewajaran saldo
kas tidak terlalu penting dibandingkan area audit lainya.

Auditor biasanya membandingkan saldo akhir pada rekonsiliasi bank,


setoran dalam perjalanan, cek beredar, dan jenis rekonsiliasi lainya
dengan rekonsiliasi yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.
Auditor juga membandingkan saldo akhir kas dengan saldo bulan-bulan
sebelumnya. Prosedur analtis ini dapat ditemukan salah saji pada kas.

Mendesaian Pengujian Perincian Saldo Kas (Tahap III)


Titik awal verifikasi saldo dalam akun bank umum adalah dengan
mendapatkan rekonsiliasi bank dari klien dengan memasukkan
dokumentasi auditor. Untuk mengaudit kas dibank, auditor melakukan
verifikasi apakah rekonsiliasi bank yang diterima klien sudah benar.
Tujuan audit-terkait saldo dan pengujian perincian saldo dalam audit kas
yang paling penting adalah keberadaan, kelengkapan, dan akurasi, oleh
karena itu harus diperhatikan. Auditor juga melakukan pengujian yang
berhubungan dengan keempat tujuan penyajian dan pengungkapan,
seperti menelaah hasil pertemuan dewan direksi dan penyajian utang
untuk menentukan apakah ada restriksi atas kas yang harus diugkapkan.
Dalam area audit lainya, prosedur audit aktual bergantung pada
materialitas dan risiko dalam kas yang sudah diidentifikasi auditor pada
audit di bagian lainya.

Ketiga prosedur ini harus ditambahkan dalam pembahasan permintaan


konfirmasi bank sangat penting dan kompleks: laporan bank atas pisah
batas dan pengujian rekonsiliasi bank.

Permintaan atas Konfirmasi Bank


Meskipun tidak disyaratkan oleh standar audit, auditor biasanya meminta
konfirmasi dari setiap bank atau institusi keuangan lainnya yang berbisnis
dengan klien, kecuali jika terdapat sejumlah besar akun yang tidak aktif.
Jika bank tidak menjawab permintaan konfrimasi, maka auditor perlu
mengirimkan permintaan kedua atau meminta klien berkomunikasi
dengan bank untuk meminta mereka melengkapi dan mengembalikan
konfirmasi kepada auditor, agar memudahkan auditor maupun pihak bank
yang diminta mengisi konfirmasi, di Amerika Serikat, AICPA menyetujui
penggunaan formulir bank standar.

Pentingnya konfirmasi bank dalam audit lebih dari sekedar verifikasi saldo
kas aktual. Bank mengonfirmasi informasi pinjaman dan saldo bank dalm
formulir yang sama. Infromasi pada wesel bayar pada bank, hipotek, dan
utang lainnya biasanya memasukkan jumlah dan tanggal pinjaman,
tanggal jatuh tempo pinjaman, tingkat bunga, dan adanya jaminan.

Bank tidak bertanggung jawab untuk mencari untuk mencari pencatatan


atas saldo bank atau pinjaman selain yang dimasukkan dalam formulir
dari klien KAP. Laporan di bagian bawah formulir meminta bank
menginformasikan kepada KAP semua pinjaman yang tidak dimasukkan
dalam konfirmasi dari bank yang memiliki informasi tersebut. Dampak
dari tanggung jawab yang terbatas ini dalah untuk mensyaratkan auditor
agar memenuhi tujuan kelngkapan atas saldo dan utang bank yang tidak
tercatat dengan cara lain. Sama halnya, bank tidak perlu
menginformasikan kepada auditor mengenai persyaratan kredit,
persyaratan saldo kompensasi, atau kewajiban kontinjen ketika kewajiban
dijaminkan. Jika auditor menginginkan konfirmasi tas jenis informasi ini,
maka mereka harus mendapatkan konfirmasi yang terpisah dari institusi
keuangan yang dapat menjawab pertanyaan tersebut.

Setelah auditor menerima konfirmasi bank secara lengkap, saldo dalam


akun bank yang dikonfirmasi oleh bank garus ditelusuri ke saldo yang
disebutkan dalam konfirmasi bank. Sama halnya dengan informasi lain,
dalam konfirmasi, juga garus ditelusuri ke skedul audit lainnya. Jika
konfirmasi bank tidak sesuai dengan skedul audit, maka auditor harus
memeriksa selisihnya.

Permintaan atas Laporan Bank Pisah Batas


Laporan bank atas pisah batas adalah laporan bank pada periode tertentu
dan pembatalan cek terkait, duplikan slip setoran, dan dokumen lain yang
termasuk dalam laporan bank, dikirimkan oleh bank ke kantor KAP. Tujuan
dari laporan bank atas pisah batas adalah untuk memberikan verifikasi
bagian yang direkonsiliasi pada rekonsiliasi bank klien di akhir tahun
dengan bukti yang tidak dapat diakses ke klien. Untuk memenuhi tujuan
ini, auditor meminta klien agar bank mengirimkan laporan langsung
kepada auditor dalam waktu 7 samoai 10 hari setelah tanggal neraca.

Banyak auditor melakukan verifikasi periode laporan bank jika laporan


pisah batas tidak diterima langsung dari pihak bank. Tujuan adalah untuk
menguji apakah karyawan klien tidak memasukkan, menambahkan, atau
menggantikan dokumen sesuai dengan laporan. Pengujian ini jelas
dilakukan untuk salah saji yang disengaja. Auditor melakukan verifikasi
berikut ini dalam bulan setelah tanggal neraca:

 Memeriksa saldo seluruh cek yang dibatalkan, memo debet,


setoran, dan memo kredit.
 Melakukan verifikasi saldo laporan bank saat penjumlahan
dilakukan.
 Menelaah bagian dari penjumlahan untuk memastikan sudah
dibatalkan oleh bank pada periode yang tepat dan tidak ada
penghapusan atau penggantian.
Pengujian Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi bank yang dilakukan dengan benar oleh pihak independen
merupakan pengendalian internal penting atas kas. Auditor menguji
rekonsiliasi bank untuk menentukan apakah pihak klien sudah
menyiapkan rekonsiliasi denga gati-hati dan melakukan verifikasi apakah
saldo bank yang dicatat klien sama jumlahnya dengan kas di bank,
kecuali bila ada setoran dalam perjalanan, cek beredar, dan jenis
rekonsiliasi lainnya.

Dalam verifikasi rekonsiliasi, auditor menggunakan informasi dalam


laporan bank atas pisah batas untuk melakukan verifikasi kewajaran
rekonsiliasi. Verifikasi auditor dalam rekonsiliasi meliputi beberapa
prosedur:

 Melakukan verifikasi bahwa rekonsiliasi bank klien akurat secara


matematis.
 Menelusuri saldo konfirmasi bank dan atau saldo awal pada laporan
pisah batas ke saldo per bank pada rekonsiliasi bank utnuk
memastikan jumlahnya sama.
 Menelusuri cek yang ditulis dan dicatat sebelum akhir tahun dan
dimasukkan ke laporan bank atas pisah batas ke daftar cek beredar
pada rekonsiliasi bank dan juga jurnal pengeluaran kas dalam
periode neraca atau periode sebelumnya. Seluruh cek yang dikliring
bank setelah tanggal neraca dan dimasukkan dalam jurnal
pengeluaran kas harus dimasukkan dalam daftar cek beredar. Jika
cek dimasukkan dalam jurnal pengeluaran kas, maka seharusanya
dianggap cek beredar karena tidak dikliring di bank sebelum
tanggal neraca, maka tidak boleh dimasukkan dalam rekonsiliasi
bank.
 Memeriksa seluruh cek yang jumlahnya besar dan termasuk dalam
daftar cek beredar  yang belum dikliring oleh bank pada laporan
pisah batas. Langkah pertama dalam pemeriksaan ini harus
dilakukan dengan menelusuri jumlah yang belum dikliring dalam
jurnal pengeluaran kas. Alasan mengapa cek belum diuangkan,
harus dibahas dengan klien, dan jika auditor khawatir telah terjadi
kecurangan, maka vendor yang termasuk dalam saldo utang
dagang harus dikonfirmasi untuk menentukan apakah vendor
tersebut sudah mengakui penerimaan kas dalam pecatatannya.
Ditambah lagi, cek yang dibatalkan perlu diperiksa sebelum tanggal
terakhir audit jika memang ada.
 Menerima kas yang tidak disetorkan ke bank di akhir tahun harus
ditelusuri ke laporan pisah batas untuk memastikan bahwa kas
tersebut disetorkan segera di awal tahun berikutnya.
 Memperhatikan jenis rekonsiliasi lain ke laporan bank dan
rekonsiliasi bank. Hal ini meliputi biaya jasa bank, kesalahan dan
pembetulan bank, dan transaksi tak tercatat yang didebet atau
dikredit langsung ke akun bank oleh pihak bank. Jenis rekonsiliasi
ini perlu di investigasi untuk memastikan sudah diperlukan dengan
benar oleh klien.
4. PROSEDUR BERORIENTASI – KECURANGAN
Kecurangan atas saldo kas umum ini terjadi karena tidak memadainya
pemisahan tugas antara pemegang kas dan pencatatn transaksi kas
dalam pencatatan akuntansi dan kurangnya rekonsiliasi bank bulanan
yang independen. Prosedur yang harus dilakukan auditor untuk
menemukan kecurangan atas penerimaan kas meliputi,
mempertimbangkan sifat dari kurangnya pengendalian internal, jenis
kecurangan yang dapat terjadi dari kekurangan tersebut, potensi
materialitas kecurangan, konfirmasi piutang dagang, pengujian yang
dilakukan untuk menemukan pencurian uang, penelaahan aktivitas akun
kas atas transaksi yang tidak lazim, pemeriksaan persetujuan dan
dokumen pendukung untuk piutang tidak tertagih dan retur dan cadangan
penjualan, serta prosedur audit yang palin efektif untuk menemukan
kecurangan. Prosedur untuk menemukan kecurangan berikut langsung
terkait dengan saldo kas akhir tahun;

Perluasan Pengujian atas Rekonsiliasi Bank


Jika rekonsiliasi bank dapat dengan sengaja salah saji, maka perlu
dilakukan perluasan pengujian atas rekonsiliasi bank akhir tahun.
Prosedur yang dilakukan auditor :

1. Memulai rekonsiliasi bank untuk bulan/tahun tertanggal, dan


membandingkan seluruh bagian rekonsiliasi dengan cek yang dibatalkan
dan dokumen lainnya dalam laporan bank tertanggal.

2. Membandingkan sisa cek yang dibatalkan dan slip setoran dalam


laporan bank tertanggal dengan jurnal pengeluaran dan penerimaan kas
bulan/tahun tertanggal.

3. Menelusuri seluruh bagian yang tidak jelas dalam rekonsiliasi bank dan
jurnal penerimaan dan pengeluaran kas ke rekonsiliasi bank klien untuk
memastikan semua sudah dimasukkan.

4. Melakukan verifikasi seluruh bagian rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank


dari jurnal untuk rekonsiliasi bank tertanggal yang belum dikliring ke
bank.

Pembuktian Kas
Auditor menggunakan pembuktian kas untuk menentkan apakah,

 Seluruh penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan.


 Seluruh setoran ke bank dicatat dalam pencatatan akuntansi
 Seluruh pengeluaran kas dibayarkan oleh bank
 Seluruh jumlah yang dibayarkan oleh bank sudah dicatat.
Pembuktian kas meliputi empat rekonsiliasi berikut ini :

1. Rekonsiliasi saldo pada laporan bank dengan saldo buku besar pada
awal periodepembuktian kas.

2. Rekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan ke bank dengan


penerimaan yang tercatat dalam jurnal penerimaan kas pada periode
tertentu.

3. Rekonsiliasi cek yang dibatalkan  di kliring bank dengan yang


dicatatdalam jurnal pengeluaran kas untuk periode tertentu.

4. Rekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar pada akhir
periode pembuktian kas.

Saat melakukan pembuktian kas, auditor menggabungkanpengujian


susbtantif atas transaksi dan pengujian perincian saldo. Pembuktian kas
merupakan metode yang sangat baik dalam membandingkan pencatatan
penerimaan dan pengeluaran kas dengan akun bank dan rekonsiliasi
bank.

Pengujian Transfer Antarbank


Ada beberapa hal yang perlu diaudit atas jadwal transfer antarbank, yaitu
sebagai berikut :

 Keakuratan informasi pada jadwal transfer antarbank harus


diverifikasi. Auditor harus mempertimbangkan informasi
pengeluaran dan penerimaan pada skedul ke pencatatan
pengeluaran dan penerimaan kas untuk memastikan akurasinya.
 Transfer antarbank harus dicatat, baik di bank penerima maupun
bank pengirim. Asumsikan terdapat Rp 10.000.000 dipindahkan dari
bank A ke bank B, tetapi hanya pengeluarannya yang dicatat, maka
ini adalah bukti pencurian uang yang ditutupi.
 Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan untuk setiap
transfer harus dilakukan di tahun fiskal yang sama. Jika penerimaan
kas dicatat pada tahun fiskal berjalan dan pengeluaran kas dicatat
setelah tanggal neraca, maka hal tersebut bisa saja dilakukan
untuk menutupi berkurangnya kas.
 Pengeluaran pada skedul transfer antarbank harus dimasukkan atau
dikeluarkandengan benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai
cek beredar. Dalam akun kas umum harus dimasukkan sebagai cek
beredar pada transfer rekonsiliasi bank. Kurang saji cek beredar
pada rekonsiliasi bank mengindikasikan adanya kemungkinan
kiting.
 Skedul tranfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkan
dengan benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai setoran
dalam perjalanan. Untuk akun tabungan dan penggajian harus
mengindikasikan setoran dalam perjalanan untuk transfer
rekonsiliasi bank. Lebih saji atas setoran dalam perjalanan pada
rekonsiliasi bank mengindikasikan adanya kemungkinan kiting.
Meskipun pengujian audit atas transfer antarbank biasanya dimaksudkan
untuk menemukan kecurangan, tindakan ini juga bisa dilakukan banyak
transfer antarbank tanpa memerhatikan pengendalian internal. Bila ada
kemungkinan kiting, maka dapat mengakibatkan salah perhitungan
antara kas dan utang dagang.

5. AUDIT ATAS AKUN BANK PENGGAJIAN IMPRES


Pengujian atas rekonsiliasi bank untuk penggajian tidak akan memakan
waktu jika terdapat akun impres untuk penggajian dan rekonsiliasi
independen atas akun bank, seperti yang dijelaskan pada akun umum.
Biasanya, bagian yang direkonsiliasi adalah cek beredar. Cek beredar
tersebut akan langsung jelas ketika cek diterbitkan. Dalam pengujian
saldo akun bank untuk penggajian, auditor harus mendapatkan
rekonsiliasi bank, konfirmasi bank, dan laporan bank atas pisah batas.
Prosedur rekonsiliasi sama dengan kas umum, kecuali pengujian pada cek
beredar yang biasanya terbatas untuk pengujian kewajarannya. Biasanya,
diperlukan perluasan prosedur bila pengendalian tidak memadai atau jika
akun bank tidak direkonsiliasi dengan saldo kas impres pada buku besar.

6. AUDIT ATAS KAS KECIL IMPRES


Kas kecil adalah akun yang unik. Meskipun jumlahnya tidak material,
banyak auditor melakukan verifikasi kas kecil karena terdapat potensi
kecurangan dan klien mengharapkan auditor memeriksa akun tersebut
meski jumlahnya tidak material.

Pengendalian Internal atas Kas Kecil


Pengendalian internal yang paling penting dalam kas kecil adalah
penggunaan dan impres yang merupakan tanggung jawab perorangan.
Dana untuk kas kecil tidak dapat digabungkan dengan penerimaan
lainnya, dan dana harus disimpan terpisah dari aktivitas lainnya.
Pembatasan juga harus dilakukan atas pengeluaran dari kas kecil, sama
halnya dengan jumlah total dana. Jenis pengeluaran yang dilakukan dari
transaksi kas kecil harus jelas didefinisikan sesuai kebijakan perusahaan.

Saat pengeluaran kas dilakukan dari kas kecil, pengendalian internal yang
memadai mensyaratkan adanya tanda tangan personel yang berwenang
pada formulir kas kecil yang bernomor urut. Total dari kas aktual dan cek
dananya, ditambah total formulir kas kecil yang disebut dalam buku
besar. Perhitungan mendadak secara periodik dan rekonsiliasi dana kas
kecil harus dilakukan oleh auditor internal atau personel lain  yang
berwenang.

Saat saldo kas kecil tinggal sedikit, cek dari akun kas umum harus dibuat
untuk mengisi kas kecil. Cek harus ditulis dengan jumlah yang sama
dengan voucher bernomor urut yang dijadikan bukti pengeluaran aktual
sebelumnya. Voucher ini harus diverifikasi oleh petugas utang dagang
dan dibatalkan agar tidak digunakan kembali.
Pengujian Audit atas Kas Kecil
Penekanan dilakukan pada verifikasi kas kecil atas pengujian transaksi
kas kecil dibandingkan saldi akhir tahun. Bahkan jika dana kas kecil
jumlahnya kecil, terdapat potensi kecurangan transaksi jika dana sering
dikeluarkan atau digunakan.

Dalam pengujian kas kecil, auditor pertama kali harus menentukan


prosedur klien dalam menangani dana. Hal ini dilakukan dengan
mendiskusikan pengendalian internal bersama pemegang kas kecil dan
memeriksa dokumen atas beberapa transaksi. Saat hasil penilaian risiko
pengendalian adalah rendah dan hanya sedikit pengeluaran dilakukan
selama tahun berjalan, biasanya auditor tidak melakukan pengujian lebih
lanjut karena tidak material. Ketika auditor menguji kas kecil, dua
prosedur utamanya adalah menghitung saldo kas kecil dan melanjutkan
dengan pengujian terperinci atas satu atau dua transaksi pengeluaran.
Prosedur utama harus meliputi:

  Menjumlahkan voucher pendukung kas kecil yang menunjukkan


jumlah pengeluaran
 Memperhatikan urutan voucher kas kecil
 Memeriksa otorisasi dan pembatalan voucher kas kecil
 Memeriksa kewajaran dokumen pendukung, biasanya terdiri atas
gulungan register kas, faktur, dan bukti penerimaan.
Pengujian kas kecil dapat dilakukan sewaktu-waktu selama tahun
berjalan, tetapi agar memudahkan, biasanya dilakukan pada tanggal
interim. Jika saldo dana kas kecil diperkirakan material, hal ini jarang
terjadi, maka saldo tersebut harus diperhitungkan pada akhir tahun.
Pengeluaran yang belum diganti harus diperiksa sebagai bagian dari
penentuan apakah biaya yang belum tercatat jumlahnya material.

https://ikarosalia.wordpress.com/2012/06/04/audit-saldo-kas/
AUDIT SALDO KAS
Saldo Kas adalah merupakan satu-satunya akun yang dimasukkan dalam setiap siklus
kecuali persediaan dan pergudangan. ( Menurut Arrens)
Sedangkan menurut Dan M. Guy, Saldo kas meliputi kas ditangan, kas di bank, dana
kas kecil, dan akun imperest lainnya seperti daftar gaji dan upah. Tujuan utama kas adalah
untuk operasi perusahaan.
Audit Saldo Kas merupakan bidang audit yang terakhir dipelajari karena bukti yang
diakumulasikan untuk saldo kas sangat tergantung pada hasil pengujian didalam siklus lain.
Tujuan Audit Kas
Tujuan menyeluruh dari audit kas adalah menentukan apakah kas sudah disajikan secara
layak sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum. Dalam kebanyakan audit, asersi
– asersi utama yang menghasilkan resiko audit.
Tujuan Audit Spesifik untuk Kas ( Menurut Boyton )
Kategori Asersi Tujuan Audit Saldo Kas
Keberadaan atau keterjadian Saldo Kas yang dicatat pada tanggal Neraca
Kelengkapan Saldo Kas yang dicatat mencakup pengaruh
semua transaksi kas yang telah terjadi
Transfer kas akhir tahun di antara bank telah
dicatat pada periode periode yang tepat
Hak dan kewajiban Entitas mempunyai hak legal atas semua saldo
kas yang diperlihatkan pada tanggal neraca
Penilaian atau alokasi Saldo Kas yang dicatat dapat direalisasi pada
jumlah yang dinyatakan di neraca dan sesuai
dengan skedul pendukung
Penyajian dan perlengkapan Saldo Kas telah diidentifikasi dan diklasifikasikan
dengan tepat dalam neraca
Lini Kredit, jaminan pinjaman, perjanjian saldo
kompensasi, dan pembatasan lain padanya atas
kas telah diungkapkan dengan tepat
Kesalahansajian didalam audit :
         Gagal menagih pelanggan
         Menagih pelanggan dengan harga yang lebih rendah daripada yang ditetapkan oleh
kebijakan perusahaan.
         Penggelapan Kas dengan jalan hasil penerimaan kas dari pelanggan sebelum dibukukan dan
akun itu dihapuskan sebagai piutang tak tertagih.
         Pembayaran ganda atas satu faktor pemasok.
         Pembayaran yang tidak benar atas pengeluaran pribadi di perusahaan
         Pembayaran bunga kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa diatas suku bunga yang
berlaku saat ini.
Jenis-jenis akun Kas :
1.      Akun kas umum : Merupakan kas yang penting bagi sebagian besar organisasi Karen hamper
semua penerimaan dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini
2.      Akun Imprest : Pada umumnya banyak perusahaan yang mengunakan akun impres.
Misalnya, membuat akun penggajian impres terpisah untuk meningkatkan pengendalian
internal pembayaran gaji
3.      Akun bank cabang  : berguna untuk membangun hubungan perbankan di komunitas local dan
memungkinkan sentralisasi operasi pada tingkat cabang. Di beberapa perusahaan ,setoran dan
pengeluaaran untuk setiap cabang dilakukan di rekening bank terpisah , dan kelebihan kas
akan di transfer secara elektronik dan secara periodic ke rekening bank umum kantor utama
4.      Dana kas kecil imprest :  bukan merupakan rekening bank , tetapi hampir serupa dengan kas
di bank dalam hal pencantumannya dan tersebut digunakan untuk akuisisi kas bernilai kecil
yang dapat dibayar secara lebih mudah dan lebih cepat dengan kas ketimbang dengan cek,
atau untuk memudahkan karyawan dalam mencairkan cek pribadi atau cek penggajian. Akun
kas imprest dibentuk atas dasar yang sama seperti akun bank cabang imprest , tetapi biasanya
digunakan untuk pengeluaran yang lebih kecil.
5.      Ekuifalen kas : bersifat jangka pendek dan sangat liquid . hal tersebut termasuk deposit
berjangka, sertifikat deposito , dan dana pasar uang. Setara kas bisa sangat material dan
dimasukan dalam laporan keuangan sebagai keuangan dari akun kas jika merupakan investasi
jangka pendek yang siap dikonversikan menjadi kas dalam jumlah yang pasti, dan tidak dapat
dirisiko signifikan atas perubahan nilai dari perubahan tingkat bunga. Sekuritas yang dapat
diperdagangkan dan investasi berbunga dengan jangka waktu yang lebih panjang bukan
merupakan setara kas
Hubungan Kas Umum dengan Kas lainnya

A.    Audit Kas Umum


Audit akun kas umum : dalam menguji saldo akhir tahun pada akun kas umum auditor
harus mengakumulasi bukti yang cukup untuk mengevaluasi apakah kas telah dinyatakan
secara wajar dan diungkapakan secara layak sesuai dengan lima dari delapan tujuan audit
yang berkaitan dengan saldo yang digunakan untuk semua pegujian atas rincian saldo
(eksistensi , kelengkapan,keakurantan, pisah batas , dan detail tie-in )
Tujuan audit  terkait saldo dan pengujian umum adalah :
1.      Prosedur audit aktual tergantung pada materialitas dan pada resiko yang auditor telah
diidentifikasikan dalam bagian audit yang terkait dengan kas.
2.      Karena ada hubungan erat dalam audit yang berkaitan dengan kas yang tercatat di Bank, dan
3.      Karena ada hubungan erat dalam Keakuratan dan dimasukkannya Kas yang ada
(Kelengkapan)
Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien Yang mempengaruhi Kas (Tahap I)
Banyak perusahaan yang tidak memiliki risiko bisnis yang cukup signifikan dalam
memengaruhi saldo kas. Risiko bisnis klien dapat muncul dari kebijakan menajemen kas
yang tidak memadai atau penanganan dana yang dilakukan pihak luar.
Risiko bisnis klien lebih banyak muncul dari setara kas dan jenis investasi lainya. Beberapa
perusahaan yang menyediakan jasa keuangan mengalami kerugian besar akibat aktivitas
perdagangan oleh perorangan yang disembunyikan dengan salah menyajikan saldo investasi
dan kas. Auditor harus memahami risiko dari kebijakan dan strategi investasi klien, sama
halnya dengan pengendalian manajemen yang dapat memperburuk risiko tersebut.

Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima dan Menilai Risiko Bawaan (Tahap I)
Saldo kas tidak material dalam kebanyakan audit, tetapi transaksi kas yang
memengaruhi saldo ini sifatnya hampir selalu sangat material. Oleh karena itu, sering muncul
potensi salah saji material dalam kas.
Oleh karena kas lebih mudah dicuri dibandingkan aset lainya, terdapat risiko bawaan cukup
tinggi untuk tujuan keberadaan, kelengkapan dan akurasi. Tujuan ini biasanya akan berfokus
pada audit saldo kas. Risiko bawaan relatif kecil untuk tujuan lainya.

Menilai Risiko Pengendalian (Tahap I)


Pembagian internal terhadap saldo kas akhir tahun dalam akun umum dapat dibagi dalam
dua kategori:
1.      Pengendalian terhadap siklus transaksi yang mempengaruhi pencatatan penerimaan dan
pengeluaran kas.
2.      Rekonsiliasi bank independen.
Pengendalian utama termasuk pemisahan tugas yang memadai antara fungsi
penandatanganan cek hanya oleh orang yang berwenang, penggunaan cek yang telah
dipranomori diatas kertas khusus, mereview dengan cermat dokumen pendukung oleh
penanda tangan cek sebelum cek ditandatangani, dan verifikasi internal yang memadai. Jika
pengendalian yang mempengaruhi transaksi yang berhubungan dengan kas telah beroperasi
secara efektif, risiko pengendalian akan menurun sebagaimana pengujian audit untuk
rekonsiliasi bank akhir tahun.
Rekonsiliasi bank yang cermat oleh personil klien yang kompeten meliputi tindakan-
tindakan berikut:
1.      Membandingkan cek yang dibatalkan dengan catatan pengeluaran kas menyangkut tanggal,
payee atau pihak yang dibayar, dan jumlahnya.
2.      Memeriksa cek yang dibatalkan menyangkut tanda tangan, endorsement, dan pembatalan.
3.      Membandingkan setoran di bank dengan penerimaan kas yang tercatat menyangkut tanggal,
pelanggan dan jumlah.
4.      Memeriksa urutan nomer cek, dan menyelidiki cek yang hilang.
5.      Merekonsiliasi semua item yang menyebabkan perbedaan antara nilai buku dan saldo bank
serta memverifikasi kesesuaiannya dengan bisnis klien.
6.      Merekonsiliasi total debet pada laporan bank dengan total catatan pengeluaran kas.
7.      Merekonsiliasi total kredit pada laporan bank dengan total catatan penerimaan.
8.      Mereview transfer antarbank pada akhir bulan untuk melihat kesesuaian dan pencatatan yang
tepat.
9.      Menindaklanjuti cek yang beredar dan pemberitahuan penghentian pembayaran.

Merancang dan Melakasanakan Pengujian Pengendalian serta Pengujian Subtantif atas


Transaksi (Tahap II)
Karena saldo kas dipengaruhi oleh semua siklus lain kecuali persediaan dan pergudangan,
ada banyak sekali transaksi yang mempengaruhi kas. Sebagai contoh, pengendalian terhadap
penerimaan kas seperti transaksi kas diaudit sepanjang pengujian siklus transaksi tersebut.

Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap III)


Rekonsiliasi bank akhir tahun diaudit secara ekstensif. Karena itu, penggunaan prosedur
analitis untuk menguji kewajaran saldo kas menjadi kurang penting dibandingkan untuk
sebagian besar audit lainnya.
Umumnya auditor membandingkan saldo akhir pada rekonsiliasi bank, setoran dalam
perjalanan, cek yang beredar, dan item rekonsiliasi lainnya dengan rekonsiliasi tahun
sebelumnya. Demikian juga, auditor biasanya membandingkan saldo akhir kas dengan saldo
bulan sebelumnya. Prosedur analitis tersebut mungkin akan mengungkap salah saji dalam
kas.
Merancang Pengujian atas Rincian Saldo Kas (Tahap III)
Langkah awal dalam memverifikasi saldo akun bank umum adalah memperoleh
rekonsiliasi bank dari klien untuk dicantumkan dalam dokumentasi auditor.
Untuk mengaudit kas di bank, auditor memverifikasi apakah rekonsiliasi bank yang
diterima dari klien tersebut sudah benar. Tujuan audit yang berhubungan dengan saldo dan
pengujian atas rincian saldo adalah pengujian atas eksistensi, kelengkapan, dan keakuratan.

Pertimbangan perencanaan audit


Materialitas
Bagi kebanyakan entitas, bagian dari aktiva lancar atau total aktiva pada suatu titk
waktu yang disajikan oleh saldo kas adalah sangat kecil dan seringkali tidak material akan
tetapi dalam kenyataanya, volume transaksi yang memepengaruhi kas biasanya lebih besar
dari pada setiap akun lainnya dalam laporan keuangan.

Resiko inheren
Volume transaksi yang tinggi dapat menimbulkan tingkat resiko inheren yang
signifikan untuk asersi saldo kas tertentu , terutama keberadaan dan keterjadian serta
kelngkapan. Selain itu, sifat saldo kas juga membuatnya mudah unutk dicuri karena berbagai
jenis kecurangan yang melibatkan kas telah terbukti
Resiko Prosedur Analitis
Saldo kas dipegruhi secara signifikan oleh  keptusan dan strategi operasi, investasi,
serta pembiayaan manajemen .perushaan yang dikelola dengan baik secara teratur dapat
mengembangkan anggaran kas , yang memproyeksi kan (1) penerimaan kas berdasarkan
penagihan piutang yang diantisipasi (2) pengeluaran kas untuk kebutuhan operasi, dan (3)
aktivitas investasi serta pembiayaan. Prosedur analitis yang efektif mencakup pembandingan
saldo kas dengan peramalan atau anggaran , atau dengan kebijakan perusahaan mengenai
saldo kas minimum dan investasi aktas kelebihan kas
Resiko pengendalian
Penerimaan dan pengeluaran kas sering kali merupakan transaksi rutin yang dapat
dikendalikan oleh system pengendalian internal yang baik, sehingga dapat memungkinkan
auditor untuk menilai resiko pengendalian pada tingkat yang rendah. Karena rawannya saldo
kas terhadap pencurian , maka banyak auditor akan mengevaluasi secara cermat pengendalian
atas kas , dan memastikan bahwa seiap kondisi yang dapat dilaporkan telah dikomunikasikan
dengan jelas kepada manajemen.
Tiga Prosedur standar audit untuk setiap audit :
1.      Penerimaan  Konfirmasi Bank
2.      Penerimaan Rekening Koran pada Titik Pisah Batas, dan
3.      Pengujian  Atas Rekonsiliasi Bank
1.      Penerimaan konfirmasi bank
Walaupun tidak diharuskan oleh standar auditing, biasanya auditor meminta penerimaan
konfirmasi langsung dari setiap bank atau dari institusi keuangan lainnya dimana klien
melakukan bisnis, kecuali ada sejumlah besar akun yang tidak aktif. Jika bank tidak
merespons permintaan konfirmasi, auditor harus mengirimkan permintaan kedua atau
meminta klien untuk berkomunikasi dengan bank untuk memintanya melengkapi dan
mengembalikan konfirmasi ke auditor. Untuk memudahkan auditor dan juga banker yang
diminta untuk mengisi konfirmasi bank, AICPA menyetujui penggunaan formulir  konfirmasi
bank standar.

2.      Penerimaan Laporan Pisah Batas Bank


            Laporan pisah batas Bank (cutoff bank statement) adalah laporan bank periode
parsial dan cek yang dibatalkan yang terkait, salinan slip deposit, dan dokumen lain yang
tercantum dalam laporan dikirimkan langsung oleh bank ke kantor akuntan publik. Tujuan
dari laporan pisah batas bank adalah untuk memverivikasi item rekonsiliasi pada rekonsiliasi
bank akhir tahun.
Pengujian untuk salah saji yang disengaja, auditor melaksanakan verifikasi berikut dalam
bulan setelah tanggal neraca :
1.      Memfoot daftar semua cek yang dibatalkan, memo debet, setoran, dan memo kredit
2.      Memverifikasi bahwa laporan bank dalam keadaan seimbang ketika total footing digunakan
3.      Mereview item yang dilibatkan dalam footing untuk memastikan bahwa hal itu telah
dibatalkan oleh bank pada periode yang benar dan tidak memasukan penghapusan atau
perubahan.
3.      Pengujian Rekonsiliasi Bank
            Rekonsiliasi Bank Independen yang disiapkan dengan baik merupakan pengendalian
internal yang penting terhadap kas. Auiditor menguji rekonsiliasi bank untuk menentukan
apakah personil klien telah membuat rekonsiliasi bank dengancermat dan untuk
memverifikasi apakah saldo bank yang tercatat milik klien sama jumlah ya dengan kas aktual
di bank kecuali setoran dalam perjalanan, cek yang beredar, dan item rekonsiliasi lainya.
Prodedur verifikasi atas rekonsiliasi :
1.      Memverifikasi bahwa rekonsilasi bank klien sudah akurat secara matematis
2.      Menulusuri saldo pada konfirmasi bank dan/ atau saldo awal pada laporan pisah batas ke
saldo per bank pada rekonsiliasi bank untuk memastikan saldo tersebut sama.
3.      Menulusuri cek yang ditulis dan dicatat sebelum akhir tahun dan dimasukan dengan laporan
pisah batas bank ke daftar cek yang beredar pada rekonsiliasi bank dan ke jurnal pengeluaran
kas pada periode itu atau periode-periode sebelum tanggal neraca.
4.      Menyelidiki semua cek yang signifikan yang tercantum dalam daftar cek yang beredar yang
belum dikliring oleh bank pada laporan pisah batas.
5.      Menelusuri setoran dalam perjalanan ke laporan pisah batas bank
6.      Memperhitungkan item yang direkonsiliasi lainnya pada laporan bank dan rekonsiliasi bank.
A.    PROSEDUR YANG BERORIENTASI KECURANGAN
            Perimbangan utama dalam audit saldo kas umum adalah kemungkinan terjadinya
kecurangan. Auditor harus memperluas prosedur dalam audit kas akhir tahun untuk mentukan
kemungkinan adanya kecurangan yang material apabila pengendalian internaltidak memadai,
terutama pemisahan tugas yang tidak tepat antara penanganan kas dan pencatatan transaksi
kas dalam catatan akuntansi serta tidak adanya rekonsiliasi bank bulanan yang disiapkan
secara independen.
Prosedur yang dapat mengungkapkan kecurangan dalam bidang penerimaan kas:
1.      Konfirmasi piutang usaha
2.      Pengujian yang dilaksanakan untuk mendeteksi lapping
3.      Mereview ayat jurnal buku besar umum dalam akun kas untuk pos-pos tidak biasa
4.      Membandingkan pesanan pelanggan dengan penjualan dan penerimaan kas selanjutnya
5.      Memeriksa persetujuan dan dokumen pendukung piutang tak tertagih dan retur penjualan
serta pengurangan.
Perluasan Pengujian atas Rekonsiliasi Bank
Jika rekonsiliasi bank dapat dengan sengaja salah saji, maka perlu dilakukan
perluasan pengujian atas rekonsiliasi bank akhir tahun.
Asumsi:
            Ada kelemahan pengendalian internal yang material dan akhir tahun klien adalah 31
desember, dengan menggunakan pendekatan umum auditor :
1.      Memulai dengan rekonsiliasi bank bulan November  dan membandingkan semua item yang
direkondiliasi dengan cek yang dibatalkan dan dokumen lain dalam laporan bank bulan
Desember
2.      Membandingkan semua cek yang dibatalkan yang tersisa dan slip setoran dalam laoran bank
bulan desember dengan jurnal pengeluaran kas dan penerimaan kas
3.      Menelusuri semua item yang belum dikliring dalam rekonsiliasi bank bulan November dan
jurnal pengeluarandan penerimaan kas bulan Desember ke rekonsiliasi bank tanggal 31
Desember untuk memastikan bahwa item-item tersebut telah dimasukan
4.      Memverifikasi bahwa semua item rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank tanggal 31 desember
menyajikan item dari rekonsiliasi bank bukan November dan jurnal bulan Desember yang
belum dikliring oleh bank.

Bukti Kas
Auditor menggunakan bukti kas untuk menentukan apakah hal-hal berikut dilakukan:
•         Semua kas yang tercatat telah disetor
•          Semua setoran telah dicatat
•          Semua pengeluaran kas yang tercatat telah dibayar oleh bank
•          Semua jumlah yang dibayarkan oleh bank telah dicatat

Pembuktian kas  (proof of cash) meliputi empat tugas rekonsiliasi berikut ini :


1. Rekonsiliasi saldo pada laporan bank dengan saldo buku besar pada awal periode
pembuktian kas.
2. Rekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan yang tercatat
dalam jurnal penerimaan kas pada periode tertentu.
3. Rekonsiliasi kliring cek yang dibatalkan oleh bank dengan yang dicatat dalam jurnal
pengeluaran kas untuk periode tertentu.
4. Rekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar umum pada akhir periode
pembuktian kas.
Saat melakukan pembuktian kas, auditor menggabungkan pengujian susbtantif atas transaksi
dan pengujian perincian saldo. Pembuktian kas merupakan metode yang sangat baik dalam
membandingkan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas dengan akun bank dan
rekonsiliasi bank. Penerimaan buktu kas adalah pengujian atas transaksi yang tercatat,
sementara rekonsiliasi bank adalah pengujian atasa saldo kas pada suatu waktu tertentu.

Pengujian Transfer Antarbank


Para penggelap biasanya menurupi pencurian kas dengan praktik yang dikenal sebagai
Kitting: mentransfer uang dari satu bank ke bank lainnya dan mencatat transaksi tersebut
dengan tidak benar.
Untuk menguji kitting, dan kesalahan tidak sengaja dalam mencatat transfer antarbank,
auditor dapat mendata semua transfer antarbank yang dilakukan beberapa hari sebelum dan
setelah tanggal neraca serta menelusuri masing-masing ke catatan akuntansi agar
pencatatannya benar.
Ada beberapa hal yang perlu diaudit atas jadwal transfer antarbank, yaitu sebagai berikut :
  Ketepatan informasi pada jadwal transfer antarbank harus diverifikasi. Auditor harus
mempertimbangkan informasi pengeluaran dan penerimaan pada skedul ke pencatatan
pengeluaran dan penerimaan kas untuk memastikan akurasinya.
  Transfer antarbank harus dicatat, baik di bank penerima maupun bank pengirim. Asumsikan
terdapat Rp 10.000.000 dipindahkan dari bank A ke bank B, tetapi hanya pengeluarannya
yang dicatat, maka ini adalah bukti pencurian uang yang ditutupi.
  Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan untuk setiap transfer harus dilakukan di
tahun fiskal yang sama. Jika penerimaan kas dicatat pada tahun fiskal berjalan dan
pengeluaran kas dicatat setelah tanggal neraca, maka hal tersebut bisa saja dilakukan untuk
menutupi berkurangnya kas.
  Pengeluaran pada skedul transfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkan dengan
benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai cek beredar. Dalam akun kas umum harus
dimasukkan sebagai cek beredar pada transfer rekonsiliasi bank. Kurang saji cek beredar
pada rekonsiliasi bank mengindikasikan adanya kemungkinan kiting.
  Skedul tranfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkan dengan benar dari rekonsiliasi
bank akhir tahun sebagai setoran dalam perjalanan. Untuk akun tabungan dan penggajian
harus mengindikasikan setoran dalam perjalanan untuk transfer rekonsiliasi bank. Lebih saji
atas setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank mengindikasikan adanya kemungkinan
kiting.
Meskipun pengujian audit atas transfer antarbank biasanya dimaksudkan untuk
menemukan kecurangan, tindakan ini juga bisa dilakukan banyak transfer antarbank tanpa
memerhatikan pengendalian internal. Bila ada kemungkinan kiting, maka dapat
mengakibatkan salah perhitungan antara kas dan utang dagang.
B.     AUDIT ATAS AKUN BANK PENGGAJIAN IMPRES
Pengujian atas rekonsiliasi bank untuk penggajian tidak akan memakan waktu jika
terdapat akun impres untuk penggajian dan rekonsiliasi independen atas akun bank, seperti
yang dijelaskan pada akun umum. Biasanya, bagian yang direkonsiliasi adalah cek beredar.
Cek beredar tersebut akan langsung jelas ketika cek diterbitkan. Dalam pengujian saldo akun
bank untuk penggajian, auditor harus mendapatkan rekonsiliasi bank, konfirmasi bank, dan
laporan bank atas pisah batas. Prosedur rekonsiliasi sama dengan kas umum, kecuali
pengujian pada cek beredar yang biasanya terbatas untuk pengujian kewajarannya. Biasanya,
diperlukan perluasan prosedur bila pengendalian tidak memadai atau jika akun bank tidak
direkonsiliasi dengan saldo kas impres pada buku besar.
C.     AUDIT ATAS KAS KECIL IMPRES
Kas kecil adalah akun yang unik. Meskipun jumlahnya tidak material, banyak auditor
melakukan verifikasi kas kecil karena terdapat potensi kecurangan dan klien mengharapkan
auditor memeriksa akun tersebut meski jumlahnya tidak material.
Pengendalian Internal atas Kas Kecil
Pengendalian internal yang paling penting dalam kas kecil adalah penggunaan dan
impres yang merupakan tanggung jawab perorangan. Dana untuk kas kecil tidak dapat
digabungkan dengan penerimaan lainnya, dan dana harus disimpan terpisah dari aktivitas
lainnya. Pembatasan juga harus dilakukan atas pengeluaran dari kas kecil, sama halnya
dengan jumlah total dana. Jenis pengeluaran yang dilakukan dari transaksi kas kecil harus
jelas didefinisikan sesuai kebijakan perusahaan.
Saat pengeluaran kas dilakukan dari kas kecil, pengendalian internal yang memadai
mensyaratkan adanya tanda tangan personel yang berwenang pada formulir kas kecil yang
bernomor urut. Total dari kas aktual dan cek dananya, ditambah total formulir kas kecil yang
disebut dalam buku besar. Perhitungan mendadak secara periodik dan rekonsiliasi dana kas
kecil harus dilakukan oleh auditor internal atau personel lain  yang berwenang.
Saat saldo kas kecil tinggal sedikit, cek dari akun kas umum harus dibuat untuk
mengisi kas kecil. Cek harus ditulis dengan jumlah yang sama dengan voucher bernomor
urut yang dijadikan bukti pengeluaran aktual sebelumnya. Voucher ini harus diverifikasi
oleh petugas utang dagang dan dibatalkan agar tidak digunakan kembali.

Pengujian Audit atas Kas Kecil


Penekanan dilakukan pada verifikasi kas kecil atas pengujian transaksi kas kecil
dibandingkan saldo akhir tahun. Bahkan jika dana kas kecil jumlahnya kecil, terdapat potensi
kecurangan transaksi jika dana sering dikeluarkan atau digunakan.
Dalam pengujian kas kecil, auditor pertama kali harus menentukan prosedur klien dalam
menangani dana. Hal ini dilakukan dengan mendiskusikan pengendalian internal bersama
pemegang kas kecil dan memeriksa dokumen atas beberapa transaksi. Saat hasil penilaian
risiko pengendalian adalah rendah dan hanya sedikit pengeluaran dilakukan selama tahun
berjalan, biasanya auditor tidak melakukan pengujian lebih lanjut karena tidak material.
Ketika auditor menguji kas kecil, dua prosedur utamanya adalah menghitung saldo kas kecil
dan melanjutkan dengan pengujian terperinci atas satu atau dua transaksi pengeluaran.
Prosedur utama harus memasukkan :

  Footing voucher kas kecil yang menunjukkan jumlah pengeluaran


  Memperhatikan urutan voucher kas kecil
  Memeriksa otorisasi dan pembatalan voucher kas kecil
  Memeriksa kewajaran dokumen pendukung, biasanya terdiri atas gulungan register kas, faktur,
dan bukti penerimaan.
Pengujian kas kecil dapat dilakukan sewaktu-waktu selama tahun berjalan, tetapi agar
memudahkan, biasanya dilakukan pada tanggal interim. Jika saldo dana kas kecil
diperkirakan material, hal ini jarang terjadi, maka saldo tersebut harus diperhitungkan pada
akhir tahun. Pengeluaran yang belum diganti harus diperiksa sebagai bagian dari penentuan
apakah biaya yang belum tercatat jumlahnya material

Kesimpulan
Pengujian substantif terhadap saldo kas ditujukan untuk memperoleh keyakinan
tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan kas, membuktikan
keberadaan kas dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan kas yang dicantumkan di
neraca, membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan
kelengkapan saldo kas yang disajikan dalam neraca, membuktikan hak kepemilikan klien atas
kas yang dicantumkan di neraca, membuktikan kewajaran penilaian kas yang dicantumkan di
neraca, membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan kas di neraca. Dengan
metodologi perancangan pengujian terinci atas saldo untuk kas di bank dengan indentifikasi
resiko bisnis klien yang memperngaruhi kasi di bank, lalu tentukan salah saji yang dapat
ditolelir dan menilai resiko bawaab untuk Kas di Bank, Menaksir resiko pengendalian untuk
Kas di Bank, Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substansif
atas transaksi untuk beberapa siklus, kemudian merancang dan melaksanakan prosedur
analitik untuk kas di bank
            Dalam prosedur audit, ada tiga prosedur standar yang harus dilakukan yaitu dengan
penerimaan konfirmasi bank, kemudian penerimaan rekening koran pada titik  pisah Batas,
dan pengujian atas rekonsiliasi Bank

http://aktd13unnes.blogspot.com/2016/04/makalah-audit-saldo-kas.html

Anda mungkin juga menyukai