Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN

TINGKATAN PENGOLAHAN LIMBAH

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

1. Jelita Mutiara Hati 40040119650018


2. Desy Sonya Putri 40040119650028
3. Wisnuseto Haryo B 40040119650086
4. Azzahra Nadienta 40040119650088

UNVERSITAS DIPONEGORO
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala
rahmat,karunia,serta taufik dan hidayah-Nya. Sehingga, kami dapat menyelesaikan makalah
mengenai “Tingkatan Pengolahan Limbah” secara tepat waktu. Meskipun kamimenyadari masih
banyak terdapat kesalahan didalamnya. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih Heny
Kusumayanti, S.T,M.T. selaku pengampu mata kuliah ini dan yang telah memberikan tugas ini.
Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat dan edukasi
mengenai Tingkatan pengolahan limbah. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dansaran dari pembaca untuk kemudian makalah kami ini dapat kami
perbaiki dan menjadi lebih baik lagi.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami juga
bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan kritik serta saran dari
pembaca, untuk menjadikan makalah ini lebih baik ke depannya.

Semarang, 2 Maret 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam PP no.18 tahun 1999 disebutkan bahwa Pengertian “Limbah adalah sisa suatu
kegiatan/usaha”. Dalam pengertian lain limbah adalah buangan yang dihasilkan dari aktivitas-
aktivitas produksi, baik itu domestik ataupun non-domestik.

 Domestik meliputi: rumah tangga, pasar, sekolah, pusat keramaian ataupun sebagainya.
 Non-Domestik meliputi: Pabrik, transportasi, industri, pertanian peternakan dsb.

Dalam jumlah tertentu limbah berdampak negatif pada lingkungan utamanya pada kesehatan
manusia dan ekosistem hewan dan juga tumbuh-tumbuhan.

Contoh limbah yang berasal dari limbah domestik diantaranya adalah: kaleng, plastik, kardus,
botol bekas, sisa makanan, sisa air deterjen dsb

Sedangkan, contoh limbah yang berasal dari sektor non-domestik diantaranya: sisa kain atau zat
pewarna industri tekstil, zat pengawet, sisa olahan pabrik tempe tahu dan sebagainya.
(Waluyo,2020)

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini yaitu apa saja krakteristik limbah dan cara
meminimalisir limbah dengan teknik reduksi sumber,recycling,pengolahan,dan pebuangan.
C. Tujuan
Tujuan makalah ini yaitu mengetahui apa saja karakteristik limbah dan bagai mana cara
meminimalisir dengan teknik reduksi sumber,recycling,pengolahan,dan pebuangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Karakteristik Limbah

Limbah memiliki karakteristik tersendiri. Tujuannya untuk memudahkan dalam proses


pengolahannya dan mengetahui bagaimana pemanfaatannya agar tidak merugikan lingkungan.

Selain itu karakteristik limbah yang beragam, dapat dijadikan pertimbangan langkah apa
yang akan dibuat untuk menanggulanginya. Limbah berdasarkan karakteristiknya dibagi menjadi
3 yaitu limbah fisik, kimia, dan biologi.

Limbah fisik berupa zat padat, bau, suhu, warna, dan kekeruhan yang banyak ditemui pada
buangan di sungai. Berikutnya adalah limbah yang berkarakteristik kimia yang berupa bahan
organik, beberapa senyawa kimia berbahaya, dan logam berat.

Terakhir adalah limbah dengan karakteristik biologi dimana pada limbah tersebut digunakan
indicator berupa bakteri escherichia coli.  Bakteri ini hidup dalam kotoran manusia dan hewan
yang bisa ditemukan juga dalam limbah yang dianggap membahayakan dan mencemari.
(Romadecade,2020)

I. Limbah Korosif

Limbah bersifat korosif, yaitu limbah yang mempunyai salah satu sifat berikut:
a. Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit.
b. Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja .
c. Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam dan sama atau lebih besar
dari 12,5 untuk bersifat basa. (Adrian,2013)

II. Limbah Reaktif

Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melapaskan atau
menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tiggi.

Berikut ini ciri ciri limbah yang bersifat reaktif :

1. Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat menyebabkan perubahan tanpa
peledakan.
2. Limbah yang dapat bereaksi hebat denganair.
3. Limbah yang apabila bercampur dengan air berpotensi menimbulkan ledakan, menghasilkan
gas, uap air / asap beracun.Dalam jumlah yang banyak asap itu dapatmembahayakan kesehatan
maupun lingkungan.
4. Merupakan limbah SIANIDA , SULFIDA / AMONIA yang pada kondisi PH antara 2 dan 12,5
dapat menghasilkan uap gas / asap beracun.
5. Limbah yang dapat mudah meledak / bereaksi pada suhu dan tekanan 25 derajat C.
6. Limbah yang dapat menyebabkan kebakarankarena melepas atau menerima oksigen / limbah
organik peroksida yang tidak stabil pada suhu tinggi. (Smasyita,2016)
III. Limbah Mudah Terbakar

Limbah yang memiliki sifat mudah sekali menyala adalah limbah yang dapat terbakar karena
kontak dengan udara, nyala api, air, atau bahan lainnya meski dalam suhu dan tekanan standar.
Contoh limbah B3 yang mudah menyala misalnya pelarut benzena, pelarut toluena atau pelarut
aseton yang berasal dari industri cat, tinta, pembersihan logam, dan laboratorium kimia.
(Arman,2017)

IV. Limbah Beracun

Limbah beracun adalah limbah yang memiliki atau mengandung zat yang bersifat racun bagi
manusia atau hewan, sehingga menyebabkan keracunan, sakit, atau kematian baik melalui kontak
pernafasan, kulit, maupun mulut. Contoh limbah b3 ini adalah limbah pertanian seperti buangan
pestisida.(Arman,2017)
2. Meminimalisir Limbah

I. Mereduksi Sumber
Merupakan upaya untuk mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas, dan tingkat bahaya
limbah yang akan menyebar di lingkungan, secara preventif langsung pada sumber pencemar.
Konsep reduksi limbah langsung dari sumbernya menggunakan pendekatan pencegahan
dan teknik yang meliputi perubahan bahan baku, perubahan teknologi, praktek operasi yang baik,
dan perubahan produk yang tidak berbahaya.

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan pada reduksi ini, antara lain dengan
a) Melakukan Housekeeping,
b) Pemilahan (Segregasi) Limbah,
c) Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance),
d) Pemilihan Teknologi dan Proses,
e) Modifikasi atau subsitusi bahan,
f) Penggunaan teknologi bersih

II. Recycle
Recycle adalah salah satu bagian dari 3R (reuse, reduce, dan recycle) maupun 4R (3R +
replace) dan 5R (4R + replant).
Secara singkat, recycle dapat diartikan sebagai daur ulang. Pengertian ini berarti merupakan
sebuah proses mengolah kembali sampah atau benda-benda bekas menjadi barang atau produk
baru yang memiliki nilai manfaat.Fungsi barang pada saat sebelum dan sesudah melalui proses
recycle bisa jadi akan berbeda

III. Pengolahan

Proses pengolahan limbah B3 dapat dilakukan secara kimia, fisik, atau biologi. Proses
pengolahan limbah B3 secara kimia atau fisik yang umumnya dilakukan adalah stabilisasi/
solidifikasi.(Wita,2016)

1. Stabilisasi adalah proses penambahan suatu zat dan dicampur dengan limbah untuk
meminimalkan kecepatan migrasi (perpindahan) limbah untuk mengurangi toksisitas dari limbah
Sehingga, stabilisasi digambarkan sebagai proses dimana seluruh atau sebagian kontaminan
terikat dengan menambahkan media, pengikat, atau pengubah.
Illustration Source Picture : http://www.pambdg.co.id/

Solidifikasi adalah proses menggunakan aditif berdasarkan sifat fisis alami dari limbah (seperti
yang ditentukan sebagai kriteria teknis dari kekuatan, tekanan, dan/atau permeabilitas) digunakan
selama proses.

Objektif Stabilisasi dan Solidifikasi untuk mereduksi toksisitas dan mobilitas limbah sebaik
perbaikan kriteria teknis dalam material stabilisasi

Peranan Aditif dalam proses stabilisasi


• Memperbaiki cara penanganan dan karakteristik fisik limbah
• Mengurangi permukaan area yang dilalui dimana dapat memindahkan dan mengurangi
kontaminan yang terjadi
• Membatasi kelarutan dari berbagai polutan yang ada di limbah
• Mengurangi toksisitas dari kontaminan
Contoh bahan yang dapat digunakan untuk proses stabilisasi/solidifikasi adalah semen, kapur
(CaOH2), dan bahan termoplastik.

2. Metode insinerasi (pembakaran) dapat diterapkan untuk memperkecil volume B3 namun saat
melakukan pembakaran perlu dilakukan pengontrolan ketat agar gas beracun hasil pembakaran
tidak mencemari udara.
Insinerasi memiliki banyak manfaat untuk mengolah berbagai jenis sampah seperti sampah
medis dan beberapa jenis sampah berbahaya di mana patogen dan racun kimia bisa hancur
dengan temperatur tinggi.
Insinerasi sangat populer di beberapa negara seperti Jepang di mana lahan merupakan sumber
daya yang sangat langka. Denmark dan Swedia telah menjadi pionir dalam menggunakan panas
dari insinerasi untuk menghasilkan energi.

 
Illustration Source Picture : http://farmerscampaign.org/

3. Bioremediasi adalah penggunaan bakteri dan mikroorganisme lain untuk mendegradasi /


mengurai limbah B3. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh
mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan
tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi
berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak
kompleks, dan akhirnya menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun. Dan
vitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk mengabsorbsi dan mengakumulasi bahan-
bahan beracun dari tanah. Kedua proses ini sangat bermanfaat dalam mengatasi pencemaran oleh
limbah B3 dan biaya yang diperlukan lebih murah dibandingkan dengan metode Kimia atau
Fisik. Kekurangannya kedua proses tersebut merupakan proses alami sehingga membutuhkan
waktu yang relatif lama untuk membersihkan limbah B3, terutama dalam skala besar.
(Wita,2016)
Pengolahan Limbah Industri
Mempunyai suatu rencana pengolahan limbah, merupakan suatu syarat yang harus dipunyai oleh
setiap pelaku industri. Setiap keuntungan yang didapatkan dari proses industri haruslah dibarengi
dengan pengolahan limbah supaya tidak merugikan bagi lingkungan maupun bagi makhluk
hidup yang lainnya. Adapun pengolahan limbah ini ada banyak sekali macamnya sesuai dengan
masing- masing jenis limbah. Agar lebih jelas, kita akan membahasnya sebagai berikut mengenai
pengolahan limbah industri :

1. Pengolahan limbah padat

Proses industrialisasi memang banyak sekali menimbulkan limbah. salah satu jenis limbah yang
dapat dihasilakn dari proses industri adalah limbah yang berbentuk padat. Untuk mengatasi
limbah padat cara yang dapat kita lakukan antara lain sebagai berikut:

 Penimbunan terbuka

Solusi atau pengolahan pertama yang bisa dilakukan pada limbah padat adalah penimbunan
terbuka. Limbah padat dibagi menjadi organik dan juga non organik. Limbah padat organik akan
lebih baik ditimbun, karena akan diuraikan oleh organisme- organisme pengurai sehingga akan
membuat tanah menjadi lebih subur

 Sanitary landfill

Sanitary landfill ini menggunakan lubang yang sudah dilapisi tanah liat dan juga plastik untuk
mencegah pembesaran di tanah dan gas metana yang terbentuk dapat digunakan untuk
menghasilkan listrik.

 Insenerasi

Hasil panas digunakan untuk listrik atau pemanas ruangan.

 Membuat kompos padat

Seperti halnya penimbunan, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwasannya limbah
padat yang bersifat organik akan lebih bermanfaat apabila dibuat menjadi kompos. Kompos ini
bisa dijadikan sebagai usaha masyarakat yang sangat bermanfaat bagi banyak orang.

 Daur ulang

Limbah padat yang bersifat non organik bisa dipilah- pilah kembali. Limbah padat yang masih
bisa diproses kembali bisa di daur ulang menjadi barang yang baru atau dibuat barang lain yang
bermanfaat atau bernilai jual tinggi. sebagai contoh adalah kerajinan dari barang- barang bekas.
Itulah beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengatasi keberadaan limbah industri yang
berbentuk padat.

2. Pengolahan limbah cair

Selain limbah padat, industri juga akan menghasilkan limbah cair. Limbah cair penanganannya
berbeda dengan limbah padat, tentu saja hal ini karena bentuknya yang berbeda. Untuk limbah
cair sendiri, pengolahan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

 Pengolahan primer dengan proses penyaringan, pengolahan awal, pengendapan dan


pengapungan. Pengolahan ini efektif untuk polutan minyak dan juga lemak.
 Pengolahan sekunder, menggunakan mikroorganisme untuk menguraikan bahan.
 Pengolahan tersier yang bersifat khusus
 Desinfeksi
 Slude treatment atau pengolahan lumpur.

3. Pengolahan limbah gas

Pengolahan limbah gas pada bidang industri dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Mengontrol emisi gas buang


2. Menghilangkan materi partikulat dari udara pembuangan
3. Pengolahan limbah B3

Limbah B3 yang sangat berbahaya apabila dibiarkan saja tentu akan menimbulkan dampak yang
buruk. Oleh karena itulah kita harus bisa mengolahnya supaya tidak berbahaya. Berikut
merupakan pengolahan limbah        B3:

1. Metode pengolahan secara fisika, kima dan biologi


2. Metode pembuangan limbah B3, yang terdiri atas sumur dalam/ sumur injeksi, kolam
penyimpanan, dan landfill. (Wita,2016)

IV. Pembuangan

Sistem Sanita adalah sebuah siklus yang mengolah tinja dan urine manusia sebagai sumber
daya, tinja berproses sampai terbebas dari mikroba patogenik, tinja yang telah tersanitasi disiklus
ulang untuk keperluan pertanian (pemulihan dan penggunaan kembali nutrisi). Manfaat
Mengendalikan Limbah cair agar tidak mencemari badan air atau lingkungan Memperbaiki
kualitas air tanah, air permukaan Kesuburan tanah dengan pengolahan sistem ekosan (Ekologi
Sanitasi) Salah satu cara untuk menanggulangi sistem pembuangan limbah rumah tangga adalah
dengan cara menggunakan septic tank yang memberikan sistem pembuangan limbah rumah
tangga secara higienist,sehat dan tidak menyebabkan pencemaran lingkungan. Teknologi ini
sudah banyak di kembangkan di indonesia.
Selama ini yang kita pahami adalah manusia membuang CO2 (karbondioksida) yang
berlebihan menimbulkan pemanasan global lewat proses pembakaran bahan bakar fosil seperti
minyak bumi, gas alam dan batu bara. Kegiatan menghasilkan listrik, proses produksi pabrik
penghasil barang dan transportasi darat, laut dan udara merupakan penyumbang utama gas efek
rumah kaca, disamping pembabatan hutan (deforestation) dan kegiatan peternakan.

Namun ada kegiatan lain yang biasa kita lakukan juga disinyalir merupakan sumber
penghasil  CO2 yang kita tidak butuhkan yaitu proses pembuangan limbah (disposal)yang
manusia hasilkan. Sampah keseharian yang kita lihat sehari-hari seperti daun pisang, kaleng
softdrink, kertas bekas dan lainnya mempunyai beberapa proses pembuangannya seperti
menimbun (landfill), pembakaran (incineration), pemisahan (composting) dan daur
ulang (recycling).

Keuntungan landfill adalah kita tidak perlu daerah yang luas untuk membuang limbah,
karena dengan menimbunnya, tanah diatasnya bisa dimanfaatkan untuk kegiatan lainnya. Namun
penelitian menunjukkan banyak hal yang merugikan dengan proses ini karena limbah kimia
berbahaya yang ikut tertimbun dapat meracuni tanah dan air dibawahnya dan proses penimbunan
ini menghasilkan banyak gas metan (CH4) yang menyumbang pada pemanasan global. 

Metode berikutnya adalah pembakaran (incineration) dimana hasil pembakarannya


menghasilkan polutan yang berbahaya bagi pernapasan manusia dan berakibat buruk pada air,
tanaman, kehidupan liar dan iklim disamping juga menghasilkan gas efek rumah kacayang
menyumbang pemanasan global. Namun untunglah  di sejumlah negara kegiatan pembakaran
limbah ini sudah dilakukan di pabrik sehingga polutan yang dihasilkan bisa diminimalkan
disamping panas dari proses ini dapat menghasilkan energi/power.

Metode pembuangan sampah selanjutnya adalah lewat pemisahan (composting) limbah


yang telah mengalami pembusukan (decompose) dimana sisa limbah tanaman bisa dijadikan
pupuk yang bisa menjadi gizi(nutrient) bagi tanah untuk berkembang lebih subur sehingga
tanaman yang ada diatasnya bisa tumbuh lebih cepat. Proses pembuangan ini mengurangi
penimbunan sehingga mampu mereduksi jumlah gas metan yang dikirim ke atmosfir. 

Sedangkan metode pembuangan terakhir atau daur ulang(recycling) telah terbukti


mampu mengurangi jumlah limbah yang menghasilkan gas efek rumah kaca seperti bekas kaleng
softdrink yang bisa dimanfaatkan lagi dimana bahan alumuniumnya untuk menghasilkan produk
lain.

"Climate change is the environmental challenge of this generation, and it is imperative that we
act before it's too late"-John Delaney (Perubahan iklim adalah tantangan lingkungan dari
generasi ini dan kewajiban kita untuk menghadapinya sebelum terlalu terlambat-John Delaney).

kompasiana.com/ipe/5ab9ec28cbe523306349fa22/pembuangan-limbah-pemanasan-global
PEMBUANGAN LIMBAH B3
Limbah B3 tergolong jenis limbah yang harus diolah sebelum dibuang ke saluran
pembuangan. Namun karena tidak semua senyawa beracun dalam limbah B3 dapat dihilangkan
sepenuhnya, terkadang perusahaan harus menyediakan tempat pembuangan khusus seperti yang
dibuat oleh perusahaan pengolahan limbah B3.Metode pembuangan limbah seperti ini telah
banyak diadopsi oleh perusahaan-perusahaan besar yang sudah memiliki sistem pengolahan
limbah sendiri. Untuk lebih jelasnya, berikut metode pembuangan limbah B3.

1. Sumur Dalam

Metode pembuangan limbah yang satu ini dilakukan dengan memanfaatkan sumur dalam atau
sumur injeksi yang digali hingga mencapai bagian bawah lapisan air tanah dangkal ataupun air
tanah dalam.
Untuk memastikan limbah tidak merembes dan mencemari air tanah, digunakan pipa yang kuat
untuk mencapai lapisan batuan dalam. Pipa inilah yang dijadikan sebagai jalur pembuangan
limbah.
Karena harus menggali sangat dalam, pembuatan sumur injeksi atau sumur dalam bisa cukup
rumit. Ada beberapa pertimbangan sebelum pengeboran. Begitu juga dengan rancangan sumur
itu agar cukup kuat sehingga risiko terjadinya kebocoran bisa ditekan.

2. Kolam Penyimpanan

Pembuangan limbah dengan memanfaatkan kolam penyimpanan cukup banyak dilakukan oleh
perusahaan pengolahan limbah B3. Beberapa perusahaan yang sudah memiliki sistem
pengolahan limbah sendiri juga memilikinya.Meski disebut kolam, kolam penyimpanan
memiliki arsitektur yang berbeda jika dibandingkan dengan kolam biasa. Ada lapisan khusus
untuk mencegah merembesnya limbah.

Pengolahan limbah dengan menggunakan metode kolam penyimpanan ini akan semakin efektif
jika ditempatkan di luar ruangan. Air limbah yang menguap akan menyisakan konsentrat
senyawa B3 di bagian dasar.
Meski demikian, air limbah yang menguap juga berpotensi mencemari udara. Hal inilah yang
harus diantisipasi saat menggunakan metode kolam penyimpanan limbah.

3. Landfill Khusus Limbah B3

Pada dasarnya metode pembuangan limbah dengan landfill dilakukan dengan cara menimbun
limbah B3 ke dalam lubang yang telah didesain secara khusus.
Lubang yang akan digunakan untuk menimbun limbah ini harus cukup kuat dan mampu
menahan rembesan limbah jika hal tersebut memang terjadi. Limbah-limbah yang akan ditimbun
pun sebelumnya harus dimasukkan ke dalam tong atau drum terlebih dahulu.

Selain memperhatikan arsitekturnya, landfill juga harus dilengkapi dengan peralatan monitoring.
Peralatan monitoring ini harus cukup lengkap agar kondisi limbah bisa selalu terpantau. Karena
biaya yang cukup mahal, biasanya hanya perusahaan-perusahaan besar atau perusahaan
pengolahan limbah B3 yang bisa menerapkan metode ini.
Setiap metode pembuangan limbah B3 memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Tidak ada satu pun metode yang benar-benar sempurna. Meski demikian, perusahaan bisa
memilihnya sesuai dengan kemampuan.
baca juga artikel tentang : kenapa produksi limbah B3 tijdvak bisa dihentikan sepenuhnya ?
ternyata ini faktor yang mempengaruhinya
Sayangnya, tidak semua perusahaan bisa mengolah limbahnya secara mandiri. Biaya
pembangunan infrastruktur yang cukup tinggi menjadi penghalang terbesar.
Jika biaya menjadi pertimbangan utama, sebenarnya ada opsi yang lebih terjangkau, yakni
dengan menggunakan jasa perusahaan pengolahan limbah B3 seperti Wastec International.
Dengan cara ini, perusahaan juga bisa mengukur biaya pengolahan limbahnya dengan lebih baik.
(Wita,2016)

DAFTAR PUSTAKA

Adrian.2013.Ekstraksi.www.scribd.com (diakses pada 3 maret 2020)

Arman.2017.Pengertian,contoh,serta sifat dan karakteristik limbah B3.www.logamjaya.co.id.


(diakses 3 maret 2020)

Romadecade.2020.Pengertian Limbah. https://www.romadecade.org/pengertian-limbah/#!


(Diakses pada 3 maret 2020)

Smasyitah.2016.Apa yang dimaksud limbah yang bersifat reaktif?.www.branly.com (diakses


pada 3 maret 2020)

Wita.2016.Metode pengolahan limbah B3. https://envoirenment-indonesia.com/training/metode-


pengolahan-limbah-b3/ (diakses pada 3 maret 2020)

Anda mungkin juga menyukai