Anda di halaman 1dari 10

A.

Pengertian, Jenis dan Karakteristik Usaha Reksadana


Menurut Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 27, reksadana
adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat Pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi. Dari kedua
definisi di atas, terdapat 4 (empat) unsur penting dalam pengertian reksadana yaitu:
1. Reksadana merupakan kumpulan dana dan pemilik (investor);
2. Diinvestasikan pada efek yang dikenal dengan instrumen investasi;
3. Reksadana tersebut dikelola oleh manajer investasi;
4. Reksadana tersebut merupakan instrumen jangka menengah dan panjang.

Pada reksadana, manajemen investasi mengelola dana-dana yang ditempatkannya pada


surat berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun kerugian dan menerima dividen
atau bunga yang dibukukannya ke dalam “Nilai Aktiva Bersih” (NAB) reksadana tersebut.
Kekayaan reksadana yang dikelola oleh manajer investasi tersebut wajib untuk disimpan
pada bank kustodian yang tidak teralifiasi dengan manajer investasi, di mana bank
kustodian inilah yang akan bertindak sebagai tempat penitipan kolektif dan administrator.

Reksadana adalah salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya
pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk
menghitung risiko atas investasi mereka. Reksadana sendiri terdapat 2 (dua) pilihan yaitu
reksadana syariah dan reksadana konvesional. Pada reksadana syariah pengelolaan dan
kebijakan investasinya mengacu pada syariat Islam. Instrumen yang dipilih pun dalam
portofolionya haruslah yang dikategorikan halal. Reksadana syariah merupakan salah satu
alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang
tidak mempunyai banyak keahlian dan waktu untuk menghitung atas investasi mereka.
Pembagian keuntungan di reksadana syariah mengacu kepada prinsip operasional yang
digunakan, oleh karena prinsip mudharabah yang digunakan, maka pihak-pihak yang
terlibat dalam reksa dana syariah sama-sama memperoleh keuntungan atau sama-sama
menanggung risiko (profit and loss sharing).

Jenis Usaha Reksadana

Secara umum jenis reksadana terbagi menjadi 4 (empat) yaitu sebagai berikut :
1. Reksadana Pasar Uang (Money Market Fund)
Reksadana pasar uang adalah jenis reksadana yang melakukan investasi pada jenis
instrumen investasi pasar uang dengan masa jatuh tempo kurang dari satu tahun.
Bentuk instrumen investasinya dapat beripa time deposit (deposito berjangka),
certificate of deposit (sertifikat deposito), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat
Berharga Pasar Uang (SPBU) dan berbagai jenis instrumen investasi pasar uang
lainnya. Tujuannya untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Risikonya
relatif paling rendah dibandingkan reksadana jenis lainnya.
2. Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund)
Reksadana campuran adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-
kurangnya 80 persen dari aktivanya dalam bentuk efek utang atau obligasi. Tujuannya
untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil. Risikonya relatif lebih besar
daripda reksadana pasar uang.
3. Reksadana Campuran (Balance Mutual Fund)
Reksadana campuran adalah jenis reksadana mengalokasikan dana investasinya dalam
portofolio yang bervariasi. Instrumen investasinya dapat berbentuk saham dan
dikombinasikan dengan obligasi. Tujuannya untuk pertumbuhan harga dan pendapatan.
Risiko reksadana campuran bersifat moderat dengan potensi tingkat pengembalian
yang relatif lebih tinggi dibandingkan reksdana pendapatan tetap.
4. Reksadana Saham (Equity Fund)
Reksadana saham adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya
80 peren dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas. Tujuannya untuk
pertumbuhan harga saham atau unit dalam jangka panjang. Risikonya relatif tinggi dari
reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap, namun memiliki potensi tingkat
pengembalian yang paling tinggi.

Karakteristik Usaha Reksadana

Berdasarkarkan karakteristiknya maka reksadana dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Reksadana Terbuka
Reksadana yang dapat dijual kembali kepada perusahaan manajemen investasi yang
menerbitkannya tanpa melalui mekanisme perdagangan di bursa efek. Harga jualnya
biasanya sama dengan nilai aktiva bersihnya. Sebagian besar reksadana yang ada saat
ini adalah merupakan reksadana terbuka.
2. Reksadana Tertutup
Reksadana yang tidak dapat dijual kembali kepada perusahaan manajemen investasi
yang menerbitkannya, unit penyertaan reksadana tertutup hanya dapat dijual kembali
kepada investor lain melalui mekanisme perdagangan di bursa efek. Harga jualnya bisa
diatas atau dibawah nilai aktiva bersihnya.

B. Proses Bisnis serta Pendapatan atau Beban Usaha Reksadana


Pengelolaan Usaha Reksa Dana

Pada usaha reksa dana, dana yang diperoleh merupakan dana milik investor. Dana

tersebut kemudian akan dikelola oleh manajer investasi. Manajer investasi adalah pihak

yang dipercayakan untuk mengelola dana yaitu pihak yang yang kegiatan usahanya

mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah. Kemampuan

memilih saham (stock selection ability) dan market timing adalah hal yang harus dimiliki

oleh manajer investasi. Kemampuan memilih saham patut dimiliki manajer dalam

pengelolaan portofolio serta membentuk portofolio yang efisien dan optimal dalam

memberikan return yang diharapkan (Agung & Wirasedana, 2014). Dalam mengelola

reksadana manajer investasi bekerjasama dengan bank kustodian.

Bank Kustodian adalah perusahaan yang kegiatan usahanya melakukan

penyelesaian transaksi reksadana, melakukan penyimpanan, penjagaan dan

pengadministrasian kekayaan reksadana. Reksadana merupakan hubungan trilateral antara

pemegang unit penyertaan, manajer investasi dan kustodian (trustee), yang terikat oleh

sebuah kontrak atau trust deed secara legal. Kontrak ini terdaftar di Bapepam.

Manajer investasi harus menghitung nilai pasar wajar dari efek dalam portofolio setiap

hari kerja, dan menghitung Nilai Aktiva Bersih (NAB) melalui bank kustodian,
kemudian mengumumkannya. Bank kustodian, sebagai tempat penyimpanan harta

reksadana, tidak boleh terafiliasi (memiliki hubungan istimewa) dengan manajer

investasi, dan merupakan salah satu fungsi yang ada di bank umum.

Bagi investor, dia berhak untuk memperoleh informasi yang jelas (transfaran)

mengenai NAB untuk setiap reksadana, baik untuk kategori reksadana saham,

reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, atau reksadana pasar uang. Informasi

tersebut penting bagi investor untuk melakukan analisis sebelum memutuskan investasi

pada reksadana mana yang paling menguntungkan sesuai dengan karakteristiknya

sebagai investor yang bersifat risk taker, atau risk moderat, atau risk aveter. Investor juga

berhak untuk memperoleh informasi yang transparan mengenai fee dan biaya transaksi.

Informasi mengenai fee dan biaya transaksi penting untuk diketahui oleh investor. Di

Indonesia, menurut Mohamad Samsul (2006) biaya manajer investasi sekitar 0,2% s/d

2% dari NAB ditambah biaya bank kustodian sekitar 0,25% per tahun yg dihitung harian.

Bila investor telah mengambil keputusan untuk berinvestasi reksadana, manajer

investasi akan menghitung jumlah yang harus dibayar investor. Secara sederhana

jumlah yang dibayar berbasis kepada NAB ditambah biaya pembelian (untuk reksadana

load fund), atau hanya sebesar NAB saja (untuk reksadana no-load fund). Dengan

demikian, NAB merupakan komponen biaya perolehan investasi yang paling utama, dan

jumlah yang dibayar oleh investor merupakan Unit Penyertaan (UP) pada investasi

reksadana.

Mohamad Samsul (2006) mengemukakan bahwa pada hari pertama penawaran

umum, UP ditawarkan sebesar harga nominal, namun pada hari-hari berikutnya harga

per UP berubah sesuai dengan perhitungan NAB pada hari ybs. NAB harus diterbitkan
setiap hari. Hal tersebut dapat dipahami karena setiap hari total nilai wajar aktiva selalu

berubah yang disebabkan oleh perubahan nilai pasar setiap jenis aset investasi,

pendapatan bunga bank harian, penghitungan pendapatan kupon obligasi harian, dan

perubahan jumlah UP yang beredar setiap hari.

Nilai wajar merupakan nilai pasar dan instrumen investasi keuangan berupa

saham, obligasi, surat berharga pasar uang, serta deposito ditambah deviden saham dan

kupon obligasi dikurangi biaya operasional reksadana. Mohamad Samsul (2006)

merumuskan NAB secara sederhana, yaitu:

Total NAB = Nilai wajar aset investasi - biaya operasional reksadana

NAB per UP = Total NAB / Jumlah UP beredar

C. Pengenaan Pajak terhadap Usaha Reksadana


Dasar Hukum Pengenaan Pajak pada Reksadana
Dasar hukum atas reksadana di Indonesia terdapat pada:
1. Undang-undang Nomor 17 tahun 2000 pasal 4 ayat (3) huruf j.
2. Undang - Undang nomor 36 tahun 2008 pasal 4 ayat 3
3. SE-18/PJ.42/1996

Ketentuan PPh, Pemotongan dan Pemungutan Pajak Usaha Reksadana

No. Penghasilan Reksa Reksa Dana Reksa Dana Dasar Hukum


Dana Tertutup Terbuka
A. Penghasilan Reksa Dana yang berasal dari
a. Dividen Bukan Objek Bukan Objek Pasal 4 (3) huruf f
Pajak Pajak
UU Pajak
Penghasilan
b. Bunga Obligasi Bukan Objek Bukan Objek Pasal 4 (3) huruf j
Pajak Pajak UU Pajak
Penghasilan
c. Bunga PPh final (20%) PPh final (20%) PP 131 tahun 2000
deposito/tabungan
d. Capital gain saham di PPh final (0,1%) PPh final (0,l%) PP 41 tahun 1994
bursa
e. Commercial Paper dan PPh tarif umum PPh tarif umum Pasal 4 UU Pajak
surat utang lainnya Penghasilan
B. Bagian Laba yang diterima pemegang saham yang berbentuk
a. PT., Koperasi, Bukan Objek Bukan Objek Pasal 4 (3) huruf f
BUMN/BUMD dan Pajak Pajak UU Pajak
Penghasilan
Yayasan/Organisasi
sejenisnya
b. Badan lain selain PPh tarif umum PPh tarif umum Pasal 4 (1) UU
tersebut pada butir a, Pajak Penghasilan
mialnya Fa, CV, dan
Kongsi
c. Orang pribadi PPh tarif umum PPh tarif umum Pasal 4 (1) UU
Pajak Penghasilan
d. Keuntungan yang PP final (0,1%) PPh tarif -PP 41 tahun 1994,
diterima pemegang karena dijual di umum,karena jo KepMen Nomor
saham dari penjualan bursa,dan tidak tidak dijual di 81/KMK.04/1995
saham bursa
dikenakan -Pasal 4 (1) UU
tambahan pajak PPh
SE-18/PJ.42/1996 tanggal 30 April 1996

Menurut Surat Edaran tersebut, penghasilan yang diterima oleh Reksa Dana dari bunga

obligasi bukan merupakan objek pajak. Adapun aspek pemajakan atas Reksa Dana

menurut Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No. SE- 18/PJ.42/1996 adalah sebagai

berikut :

a. Reksa dana Perseroan


Dalam penjelasan pasal 18 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985

tentang Pasar Modal dijelaskan bahwa Reksa Dana berbentuk Perseroan adalah emiten

yang kegiatan usahanya menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya

dana dari penjualan saham tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang

diperdagangkan di Pasar Modal dan Pasar Uang. Pelaksanaan perlakuan Pajak

Penghasilan atas reksa dana jenis ini,disamakan dengan perlakuan atas perseroan yang

modalnya terbagi atas saham-saham. Dengan demikian, atas bagian laba yang diterima

oleh pemegang unit penyertaan termasuk keuntungan atas pelunasan kembali

(redemption) unit penyertaannya kepada Reksa Dana termasuk sebagai Objek Pajak

Penghasilan. Adapun perlakuan Pajak Penghasilan atas Reksa Dana ini,dapat dilihat

pada tabel III.2.

b. Reksa dana yang berbentuk KIK

Kontrak Investasi Kolektif (KIK) merupakan kontrak antara manajer investasi dengan

Bank Kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan (investor) dimana Manajer

Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif untuk

diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar modal dan di

pasar uang. Dengan kata lain, perusahaan Reksa Dana yang berbentuk KIK

merupakan suatu ikatan dari pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang sama.

Dengan demikian, KIK memenuhi kriteria dalam pengertian subjek pajak badan

sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) huruf b UU tahun 1983 sebagaimana

telah diubah terakhir dengan UU Nomor 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan.

Pelaksanaan perlakuan Pajak Penghasilan atas Reksa Dana jenis ini, disamakan
dengan perlakuan atas perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-

saham, persekutuan,firma dan kongsi.

Contoh kasus
Contoh PT ABCD adalah perusahaan reksadana pada bidang jual beli saham pada bursa,
pada 15 Januari 2015, Pak Ronald berinvestasi sebesar Rp1.000.000. Pada tanggal
tersebut harga NAB/UP reksa dana ABCD adalah Rp991,47. Maka Pak Ronald
mendapatkan unit penyertaan sebanyak: Rp1.000.000 / Rp991,47 = 1.008.60 unit . Ketika
15 Januari 2016 NAB/UP reksa dana ABCD adalah Rp 1.100,48 kemudian pak ronald
ingin menjual nya

Bagaimana kewajiban perpajakan terkait transaksi tersebut?

JAWAB:
Hasil dari penjualan reksadana pak ronald adalah 1,008,60 x 1.100,48 adalah Rp.
1.109.944 . Dan keuntungan pak ronald adalah Rp 109.944. Keuntungan penjualan Pak
Ronald ini dikecualikan dari pajak tetapi pihak PT. ABCD telah dipotong atas pajak
penjualan saham pada bursa yaitu sebesar 0,1%
Kewajiban Pak Ronald:
1. melaporkan hasil penjualannya di SPT tahunan agar tidak terkena pajak lagi. Jika tidak
dilaporkan maka termasuk penambah penghasilan PPh 21

Penerapan PPN atas Transaksi

PPN dikenakan atas biaya reksa dana yang dikenakan dari industri reksadana kepada pihak
investor sebagai contoh Penjualan Reksa dana A = Rp 100 juta x 1 persen = Rp 1 juta PPN
dikenakan pada biayanya jadi dikenakan sebesar 1,1 persen atau pada kasus ini berarti Rp
1,1 Juta.
D. Kesimpulan

Berdasarkan materi yang dijelaskan dalam bab sebelumnya reksadana adalah dana
bersama yang dikelola oleh suatu perusahaan investasi yang termasuk lemabaga keuangan
non perbankan yang mengumpulkan uang dari masyarakat pemodal dan
menginvestasikannya ke dalam efek-efek baik pasar modal ataupun pasar uang. Di
Indonesia reksadana dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu reksadana syariah dan reksadana
konvensional layaknya usaha perbankan. Pada usaha reksa dana, dana yang diperoleh
merupakan dana milik investor. Dana tersebut kemudian akan dikelola oleh manajer
investasi. Kemampuan memilih saham patut dimiliki manajer dalam pengelolaan
portofolio serta membentuk portofolio yang efisien dan optimal dalam memberikan
return yang diharapkan
Untuk aspek perpajakan pada usaha reksadana telah diatu dalam Undang-undang
Nomor 17 tahun 2000 pasal 4 ayat (3) huruf j; Undang - Undang nomor 36 tahun 2008
pasal 4 ayat 3; dan SE-18/PJ.42/1996.

Pemerintah harus lebih gencar dalam mensosialisasikan reksadana yang merupakan


wadah yang bagus untuk investor dalam berinvestasi, dikarenakan di Indonesia sendiri
amsih banyak masyarakat yang tidak mengetahui atau paham terkait konsep dari
reksadana.
DAFTAR PUSTAKA

Agung, D.M.S. & Wirasedana, I.W.P. (2014). Analisis Kinerja Reksa Dana Saham di

Indonesia. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 7 (1), 250-265.

Heri Sudarsono. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, cet. Ke-4, (Yogyakarta: Ekonisia,

2007), j.201.

Rustendi, Teti. A. (2017). Analisis Kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap, Reksa Dana Saham,

dan Reksa Dana Cmapuran (Studi di Bursa Efek Indonesia –BEI). Jurnal Ekonomi

Manajemen, 3 (2), 83-95

https://engine.ddtc.co.id/peraturan-pajak/read/surat-edaran-dirjen-pajak-se-18pj-421996
Diakses tanggal 7 April 2019.
https://www.bareksa.com/id/text/2017/02/10/hasil-investasi-reksa-dana-tidak-dikenakan-
pajak-kok-bisa/14838/news Diakses tanggal 7 April 2019.

Anda mungkin juga menyukai