Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Arsitektur modern tidak bermula dengan revolusi yang tidak dengan tiba – tiba
membuang yang pra modern dan menggantinya dengan geometris sebagai satu – satunya
rupa arsitektur, tetapi secara setahap demi setahap menghapuskan ornamen – ornamen dan
dekorasi yang digantikan oleh geometri. Arsitektur modern diketahui telah berkembang lebih
kurang setengah abad, berawal kira – kira tahun 1920 hingga 1960.

Pada bulan September 1930 telah diadakan suatu konggres oleh CIAM (Congres
Internationaux d’Architecture Moderne) yang hasilnya adalah : Arsitektur modern adalah
pernyataan jiwa dari suatu masa, dapat menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan
ekonomi yg ditimbulkan zaman mesin. Yaitu dengan menjari keharmonisan dari elemen-
elemen modern serta mengembalikan arsitektur pada bidangnya (ekonomi, sosiologi, dan
kemasyarakatan) yg secara keseluruhan siap melayani umat manusia. Konsep baru dan
sangat mendasar dari arsitektur modern antara lain adalah FORM FOLLOWS FUNCTION
yang dikembangkan oleh Louis Sullivan (Chicago).

Beberapa aliran yang muncul di masa ini, diantaranya :

 Arsitektur Art Nouveau.


 Arsitektur Brutalis.
 Arsitektur Constructivist.
 Arsitektur Ekspresionist.
 Arsitektur Futurist.
 Arsitektur Fungsional.
 Arsitektur Internasional.
 Arsitektur Organic.
 Arsitektur Post modern.
 Arsitektur Visionary
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan tentang Arsitektur Modern dan Periodisasi Arsitektur Modern?
2. Jelaskan tentang Aliran Arsitektur Brutalis pada Masa Arsitektur Modern?
3. Jelaskan salah satu tokoh dari Aliran Arsitektur Brutalis (Paul Rudolph)?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui tentang Arsitektur Modern dan Periodisasi Arsitektur Modern.
2. Mengetahui tentang Aliran Arsitektur Brutalis pada Masa Arsitektur Modern
3. Mengetahui salah satu tokoh dari Aliran Arsitektur Brutalis (Paul Rudolph)
BAB II

PEMBAHASAN

A. Arsitektur Modern
Pengertian Arsitektur modern adalah :
Hasil pemikiran baru mengenai pandangan hidup yang lebih “manusiawi” yang
diterapkan pada bangunan.
Totalitas daya, upaya dan karya dalam bidang arsitektur yg dihasilkan dari alam
pemikiran modern yang dicirikan sikap mental yang selalu menyisipkan hal-hal baru,
progresip, hebat dan kontemporer sebagai pengganti dari tradisi dan segala bentuk
pranatanya.
Asitektur yang ilmiah sekaligus artistik dan estetik, atau arsitektur yang artistik &
estetik yang dapat dipertanggungkan secara ilmiah.
Pendorong Pertumbuhan Arsitektur Modern yaitu antara lain:
 Pendidikan formal mengajarkan & mendorong pemikiran modern
 Adanya fungsi-fungsi kebutuhan baru yang mendesak (istana/puri
keagamaan, pabrik, kantor, stasiun, dsb).
 Penggunaan bahan dan penanganannya sangat mudah, karena segala
sesuatunya dibuat, direncanakan di dalam Pabrik.
 Adanya promosi tentang keberadaan arsitektur modern melalui pameran-
pameran, publikasi dan perdebatan.
 Perencanaan suatu bangunan dimulai dari kebutuhan dan kegiatan, tidak dari
bentuk luar. Sehigga manusia dapat menuntut apa yang dibutuhkan secara
mutlak.

Arsitektur modern mulai berkembang sebagai akibat adanya perubahan dalam


teknologi ,sosial, dan kebudayaan yang dihubungkan dengan Revolusi Industri ( 1760 –
1863 ) . Pada umumnya perubahan-perubahan di dalam bidang arsitektur selalu didahului
dengan perubahan dalam masyarakat karena itulah Revolusi Industri juga berakibat pada
perubahan dalam masyarakat yang mempengaruhi timbulnya arsitektur modern yaitu:
1. Perubahan dalam bidang teknologi bangunan terutama dalam bidang konstruksi /
struktur bangunan (1775 – 1939).
2. Perubahan pada perkotaan atau perkembangan kota-kota (1800 – 1909).
3. Perubahan dalam kebudayaan yang menyangkut gaya neoklasik (1750 – 1900).

Adapun tenggang waktu berkembangnya arsitektur modern yaitu sebagai berikut:

1. PERIODE I (1900 – 1929)


Mulai tahun 1890-an sampai dengan 1930-an, terjadi sejumlah pertentangan
dalam dunia Arsitektur yang ditunjukkan melalui munculnya berbagai eksperimen yang
dilakukan oleh perorangan maupun kelompok, Eksperimen tersebut, diungkapkan sebagai
sebuah pertentangan yang mana dibutuhkan 40 tahun untuk mengubah Arsitektur menjadi
sekarang apa yang dikenal sebagai Arsitektur Modern. Hal yang menjadi Pertentangan
tersebut antara lain : Arsitektur sebagai art vs Arsitektur sebagai science, Arsitektur
sebagai form vs Arsitektur sebagai space, Arsitektur sebagai craft vs Arsitektur sebagai
assembly dan Arsitektur sebagai karya manual vs Arsitektur sebagai karya machinal.
Arsitektur modern Mulai menonjol setelah PD I (1917) bersamaan dangan
hancurnya sarana, prasarana dan ekonomi. Konsep ruang arsitektur sebelumnya dititik
beratkan hanya pada kegiatan, emosi & kemulyaan, maka pada masa ini faktor
terbentuknya ruang juga ditunjang faktor komposisi, rasio, dimensi manusia. Mulai
berkembang konsep “free plan”, atau “universal plan”, yaitu ruang yang ada dapat
dipergunakan unt berbagai macam aktifitas, ruang dapat diatur fleksibel dan dapat
digunakan fungsi apa saja. “Typical Concept” mulai berkembang yaitu ruang- ruang
dibuat standar dan berlaku universal.
Tokoh pada periode I ini antara lain adalah:
 Louis Sullivan.
 Frank Lloyd Wright
 Le Corbusier
 Walter Gropius
 Ludwig Mies van de Rohe
2. PERIODE II (1930-1939).
Pada periode II perkembangan arsitektur modern sudah sampai di seluruh Eropa,
Amerika dan Jepang, yg mana masing-masing daerah mempunyai perbedaan iklim,
keadaan tanah, corak tradisi, yang bisa mempengaruhi apresiasi bentuknya.
Perkembangan metode hubungan ruang, bentuk, bahan dan struktur tidak lagi bersifat
universal, akan tetapi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan tempat dimana
bangunan itu didirikan, mempunyai hubungan erat dengan spesivikasi kedaerahan dan
keregionalan.Karakteristik bentuk dan tampilan dengan gaya International Style atau
Universal Style dari arsitektur modern pada peride ini diwarnai oleh tipe-tipe tampilan
baru, yaitu tampilan dengan – memperhatikan penggunaan bahan-bahan local / setempat.
Tokoh arsitektur yang menonjol pada Periode II ini adalah:
 Alvar Aalto
 Arne Jacobsen
 Oscar Niemeyer.

Tokoh-tokoh pada Periode I juga berkarya dengan tetap atau terpengaruh oleh
pemikiran Periode II, demikian juga pada periode selanjutnya.

3. PERIODE III (1945 – 1958)


Perang Dunia II (1941 – 1945) menimbulkan kerusakan pada gedung-gedung dan
rumah tinggal, menyebabkan faktor-faktor kebutuhan manusia akan rumah tinggal dan
gedung-gedung menjadi latar belakang pada periode ini. karena kerusakan akibat perang
tersebut perlu dibangun kembali , maka usaha untuk mempercepat pembangunan antara
lain dengan fabrikasi komponen bangunan yang lebih ekonomis dan rasional sesuai
dengan tujuan Revolusi Industri . Konsekuensi dari pandangan tersebut antara lain
ornamen dianggap sebagai suatu kejahatan dan klassisme baru yang pernah diapakai oleh
kaum fasis dan nazi menjadi simbol negatif dan perlu ditolak.
4. PERIODE III fase I (1949 – 1958).
Pada periode ini penyatuan antara karakter bangunan dengan fungsi, perancangan
tidak hanya mempertimbangkan bagian dalamnya saja, tetapi juga hubungannya dengan
keadaan lingkungan di mana bangunan tersebut akan berdiri (misalnya : iklim).
Bangunan yang tercipta mencerminkan suatu dialogi dengan teknologi, hal ini
terlihat dari penggunaan produk baru, seperti; baja, alumunium, metal, beton pracetak.
Yang penggunaannya dapat dibagi menjadi dua prinsip dasar yang berbeda yaitu:
 Dilihat dari segi keindahan eksterior dan interior (estetika).
 Dilihat dari metode produksi (efisiensi).

Ciri-ciri lain pada bangunan masa ini adalah:

 Penggunaan bidang kaca yang lebar.


 Penggunaan dinding penyekat yang diproduksi secara industrial.
 Permukaan bangunan mulai agak kasar. (menjurus ke brutalisme).
 Sistem “cantilever” dengan tujuan untuk mendapatkan lantai lebih luas.

Ada 5 aliran yang berkembang pada masa ini (1950an):

 Aliran “penyederhanaan bentuk” (minimalism)


 Aliran “bentuk sesuai dengan fungsi dan bahan”
 Aliran “pernyataan bentuk melalui struktur” (experimental structure)
 Aliran “organik” (organic architecture).
 Aliran “perubahan sikap terhadap zaman yang lampau”
5. PERIODE III fase II (1958 – 1966).
Pada fase ini timbul dua aliran yang menonjol di Eropa dan Amerika yaitu:
 Aliran “Brutalisme”, berasal dari beton brut (beton telanjang). Ø Brutalisme
dalam artian sempit dalam lingkungan Smitthsons (Inggris), lebih mementingkan
etika dari pada estetika.
 Aliran “Formalisme” ,perancangan bangunan berdasarkan segi estetika, lebih
menonjolkan bentuk bangunan.

Faham dan aliran yang berkembang pada arsitektur modern memang banyak,
namun perbedaannya sangat tipis. Dan sering perbedaan ini lebih banyak disebabkan oleh
penekanan permasalahan yang berbeda, sedangkan inti permasalahannya sama, yaitu
ingin menciptakan arsitektur yang efisien.
Setelah berjalan beberapa lama, maka arsitektur modern dapat disimpulkan
mempunyai ciri sebagai berikut:

 Terlihat mempunyai keseragaman dalam penggunaan skala manusia.


 Bangunan bersifat fungsional, artinya sebuah bangunan dapat mencapai tujuan
semaksimal mungkin, bila sesuai dengan fungsinya.
 Bentuk bangunan sederhana dan bersih yang berasal dari seni kubisme dan abstrak
yang terdiri dari bentuk-bentuk aneh, tetapi intinya adalah bentuk segi empat.
 Konstruksi diperlihatkan.
 Pemakaian bahan pabrik yang diperlihatkan secara jujur, tidak diberi ornamen atau
ditempel - tempel.
 Interior dan eksterior bangunan terdiri dari garis-garis vertikal dan horisontal.
 Konsep open plan, yaitu membagi dalam elemen-elemen struktur primer dan
sekunder, dengan tujuan untuk mendapatkan fleksibelitas dan variasi di dalam
bangunan.
B. Arsitektur Brutalism
Brutalisme atau arsitektur brutalis berkembang dari tahun 1950-an hingga
pertengahan tahun 1970-an dan merupakan kelanjutan dari pergerakan arsitektur
modernis pada awal abad ke-20. Istilah ini berasal dari kata "mentah" dalam bahasa
Prancis, yang mengacu kepada pilihan material Le Corbusier, yaitu béton brut, yang
berarti "beton mentah".
Arsitektur Brutalism adalah langgam dalam arsitektur yang berkembang dari
tahun 1950 hingga pertengahan 1970-an, timbul dari arsitektur modern di awal abad ke-
20. Brutalism sering diterapkan pada bangunan pemerintahan atau kelembagaan.
Arsitektur Brutalisme dikomunikasikan melalui kekuatan, fungsi, dan “ungkapan jujurr”
dari materialitas.
Bangunan bergaya brutalis biasanya tampak besar dan bahan betonnya dapat
terlihat dengan jelas. Bangunan bergaya brutalis juga terlihat "kasar", tetapi istilah ini
tidak selalu digunakan secara konsisten oleh para kritikus.
Bangunan yang dibuat dengan menggunakan bahan bangunan yang kasar, seperti
beton expose, batu bata kasar dan bahan lain yang sejenis termasuk di dalam aliran ini.
Brutalisme mengalami dua fase, yaitu:
 Brutalisme dalam artian sempit dalam lingkungan Smitthsons (Inggris), lebih
mementingkan etika dari pada estetika.
 Internasional Brutalisme, disini lebih bertujuan pada estetika.
Brutalisme memulai suatu perancangnan dari kumpulan ruang yang kecil dan
terpisah serta dihubungkan dengan elemen-2 fungsional yang bebas dan dengan indah
dikembangkan ketika bergabung bersama. Bentuk keseluruhan dari bangunan merupakan
faktor yang menentukan, tetapi bagian-bagian individual dinyatakan dengan tegas dan
teliti. (tokohnya: Le Corbusier, Paul Rudolph, Michael Kallmenn, Eero Sarine, Kenzo
Tange, Stubbin).
C. Salah Satu Tokoh Aliran Arsitektur Brutalism
Paul Rudolph

Paul Marbin
Rudolph salah satu
Modernist Arsitek yang
menonjol di Amerika
Serikat setelah perang dunia
kedua.

Lahir pada tahun 1918 di Elkton,


Kentucky, Amerika Serikat. Ayahnya
adalah seorang pengkhotbah Metodis keliling, dan melalui perjalanan mereka Rudolph
terkena arsitektur Amerika selatan. Dia juga menunjukkan bakat awal di bidang melukis
dan musik. Rudolph meraih gelar sarjana arsitektur di Auburn University (kemudian
dikenal sebagai Alabama Polytechnic Institute) pada tahun 1940 dan kemudian pindah ke
Sekolah Pascasarjana Desain Harvard untuk belajar dengan pendiri Bauhaus Walter
Gropius . Setelah tiga tahun, ia pergi untuk bertugas di Angkatan Laut selama tiga tahun
lagi, kembali ke Harvard pada tahun 1947.
Setelah 3 tahun di Navy, Rudolph kembali ke Harvard dam mengejar Master
Degree-nya pada 1947. Setelah lulus dia pindah ke Sarasota, Florida, AS. Kemudian, dia
bekerja sama dengan Ralph Twitchell selama 4 tahun sebelum dia membuka start-up
kantor arsitektur nya pada 1951. Rudolph mengetuai sekolah arsitektur Yale dari 1958
hingga 1964, setelah itu dia kembali ke kantor pribadinya. Kemudian meninggal di New
York City pada 1997.

Rudolph tahun 1990, juga berpraktek di Singapura, Hong Kong, dan juga Jakarta.
Berikut adalah salah satu projek yang dia kerjakan, the Christian Science, Urbana,
Illinois.

THE CHRISTIAN SCIENCE ORGANIZATION BUILDING; CHAMPAIGN-URBANA,


ILLINOIS, 1968
THE GRANGE ROAD CONDOMINIUMS; SINGAPORE, 1979

Dia menjadi praktisi dan menjadi terkenal dan besar karena urban communities
yang di rancang cukup baik contohnya kampus, sekolah, kantor dan perumahan. Proyek
penting lainnya yang di kerjakan Rudolph adalah IBM Complex di East Fishkill, New
York 1962, dan the Burroughs Wellcome Corporate Headquarters, Research Triangle
Park, at Durham, North Carolina 1969.

Akhir 1960, reputasi Rudolph mulai di tolak di negaranya, Amerika Serikat,


abstraksi estetika Modernist nya mengalami kemunduran, dan akhirnya semakin terkenal
dengan kebangkitan Post-modernism dengan historical style dan ornamennya. Kemudian
dia mencari audiens barunya di Asia, seperti Hong Kong, Singapore dan Jakarta.

Rudolph Hall
Bangunan ini diketahui disebut juga sebagai Yale Art and Architecture Building
atau A & A Building  berada di New Haven, Connecticut. Dibangun pada 1963,
bangunan ini merupakan yang pertama dan diketahui sebagai contoh terbaik dari
arsitektur brutalis dengan material khasnya yaitu beton.

Orange County Government Center

Bangunan bergaya brutalis ini dibangun pada tahun 1967 berada di Goshen, New
York. Merupakan kantor yang menampung pejabar-pejabat daerah kabupaten dan sebagai
tempat untuk pertemuan legislatif daerah.
Endo Pharmaceuticals Building
Endo Pharmaceuticals Building dibangun pada tahun 1962 di Long Island’s
Nassau County, New York dengan gaya brutalis dari Paul Rudolph yang memakai beton
eksposnya.

D. R. Horton Tower
Ini adalah gedung kantor yang berada di Fort Worth, Texas (1984). Terdapat 38
lantai dan mempunyai tinggi 167 meter. Terlihat Gedung yang Paul Rudolph rancang ini
sudah mulai menggunakan material metal. 2 gedung ini tampak similiar tetapi gedung ini
tidak benar-benar serupa.

Manifesto

Alam mendesain sebuah bangunan, Paul Rudolph dikenal sebagai arsitek Amerika
pertama yang berani menggunakan bahan dasar/ material beton dan dikenal sebagai
arsitektur brutalist. Selama masa/ era modern, sifat dari desain-desain yang ada
cenderung lebih mengutamakan bentuk yang simpel, bersih/ polos, dan lebih berwujud
kotak, namun ada rasa bosan yang terjadi selama masa modern berlangsung yang
kemudian terjadi pada masa pasca modern/ late modern.

Paul Rudolph merupakan salah satu dari arsitek late modern yang memiliki
gagasan mengenai brutalisme sama seperti Le Corbusier, namun ia berbeda dengan yang
lainnya karena ia lebih memikirkan kesempurnaan dengan menggabungkan karya seni
dengan arsitektur yang telah dimanifestasikan di dalam gedung/ desain bangunannya
yang paling terkenal yaitu Yale Art and Architecture Building atau yang sekarang ini
dikenal sebagai Rudolph Hall.

YALE ART AND ARCHITECTURE BUILDING, US

Dalam mendesain Paul Rudolph juga menyatakan bahwa arsitektur harus dapat
merespon lingkungan sekitarnya/ bersifat konstekstual, namun juga memperhatikan
sebuah desain bahwa desain juga membutuhkan bentukan-bentukan yang tidak polos
saja. Banyak juga yang telah mengatakan bahwa ide dasar dari desain modern brutalist
yang dimanifestasikan oleh Paul Rudolph kebanyakan berpegang/ bersifat kontekstual
yang berarti ia menentang teori universal yang ada pada teori arsitektur modern.

“…the particular region, climate, landscape, and natural lighting conditions with
which one is confronted. The great architectural movements of the past have been
precisely formulated in a given area, then adapted and spread to other regions, suiting
themselves more or less to the particular way of life of the new area.”

“We now face a period of such development. If adaptation, enlargement, and


enrichment of basic principles of twentieth-century architecture were carried out, related
always to the mainstream of architecture and the particular region, the world would
again be able to create magnificent cities.”

“... wilayah, iklim, lanskap, dan kondisi pencahayaan alami tertentu yang
dengannya kita berhadapan. Pergerakan arsitektural yang hebat di masa lalu telah
dirumuskan dengan tepat di suatu wilayah tertentu, kemudian diadaptasi dan menyebar ke
wilayah lain, yang kurang lebih sesuai dengan gaya hidup tertentu dari wilayah baru
tersebut. ”

“Kami sekarang menghadapi masa perkembangan seperti itu. Jika adaptasi,


perluasan, dan pengayaan prinsip-prinsip dasar arsitektur abad ke-20 dilakukan, selalu
terkait dengan arus utama arsitektur dan wilayah tertentu, dunia akan dapat lagi
menciptakan kota-kota yang luar biasa. ”

Berikut adalah perkataan Paul Rudolph mengenai apa yang menjadi


ketertarikannya terhadap desain arsitektur yang bersifat konstekstual.

“Semua masalah tak akan pernah dapat terselesaikan.akan tetapi hal tersebut
merupakan karakteristik dari arsitek abad 20 dimana seorang arsitek akan semakin
selektif terhadap suatu masalah yang akan dipecahkan.” Ia berangapan bahwa karya
arsitektur yang rumit atau semerawut dapat menjadi menarik dengan menonjolkan
kerumitannya. Lebih jauh ia mengatakan,

“Mies Van der Rohe , ia membuat bangunan yang indah hanya karena ia
mengesampingkan banyak aspek dari suatu bangunan . Misalkan ia memecahkan lebih
banyak masalah , maka karyanya akan jauh lebih potensial”.

Yang dimaksud dengan ‘aspek yang dikesampingkan’ oleh Paul Rudolph adalah
masalah-masalah yang timbul, padahal masalah masalah tersebut justru akan membuat
bangunan tampak lebih menarik apabila bisa dipecahkan. Hal tersebut juga sudah
diaplikasikan ke dalam desain rumah yang pertama kali terkenal sebagai desain brutalist
kontekstual yaitu Healy Guest House dan juga sebuah gedung perkantoran yang berlokasi
di Indonesia yaitu Jakarta yang bernama Wisma Dharmala yang berlokasi di Jakarta,
Indonesia.

Bentuk Bangunan tersebut merupakan bangunan tinggi dengan berbahan dasar


beton sesuai dengan gaya modern brutalist, namun bukan hanya terpaku pada desain yang
megah dan kuat/ bersifat monumental saja tetapi juga terdapat banyak void/ space bukaan
pada tengah gedung dan juga tanaman pada sekeliling bangunan sebagai respon bagi
keadaan di Jakarta yang kurang penghijauan dan untuk memperoleh udara segar di dalam
gedung tinggi.

SKETSA PERSPEKTIF WISMA DHARMALA, JAKARTA OLEH PAUL RUDOLPH


SKETSA PERSPEKTIF OPEN SPACE WISMA DHARMALA, JAKARTA OLEH PAUL
RUDOLPH

Dalam desain Healy Guest House, Paul Rudolph bekerja sama dengan Ralph
Twitchell pada tahun 1950. Rumah tersebut berada pada tepi sungai yang berlokasi di
Florida, AS. Rumah ini merespon daerah sekitarnya yang dominan dengan pemandangan
alam, seiring dengan dibangunnya Glass House oleh Phillip Johnson dan Farnsworth
House oleh Mies Van de Rohe, Healy Guest House telah menjadi salah satu desain
kontekstual yang memberikan kenyamanan visual selama era modern.
SKETSA HEALY GUEST HOUSE OLEH PAUL RUDOLPH
DAFTAR PUSTAKA
https://translate.google.com/translate?
hl=id&sl=en&u=https://en.wikipedia.org/wiki/Paul_Rudolph_(architect)&prev=search
https://www.archdaily.com/86743/ad-classics-orange-county-government-center-paul-
rudolph
http://miasiibungsu.blogspot.com/2013/05/periode-perkembangan-sejarah-arsitektur.html
https://tocapu2017.wordpress.com/2017/10/09/paul-rudolph/
https://pandajepangkoe.wordpress.com/2010/01/01/
https://www.dezeen.com/2014/09/26/yale-art-and-architecture-building-paul-rudolph-
brutalism/
http://archidkot.blogspot.com/2016/05/arsitektur-modern.html
http://seputaranarsitektur.blogspot.com/2017/11/arsitektur-brutalisme.html
https://www.academia.edu/10350578/Brutalism

Anda mungkin juga menyukai