Makalah MN Dan Fe
Makalah MN Dan Fe
Pendahuluan
1
- Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa
pengolahan terlebih dahulu.
- Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
- Golongan C : Air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
- Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha diperkotaan,
industri dan pembangkit listrik tenaga air.
Menurut sumber diatas, bila suatu sumber air yang termasuk dalam golongan B (air yang
dapat digunakan sebagai air baku air minum) mengalami pencemaran yang berasal dari air
limbah industri sehingga tidak dapat lagi dimanfaatkan sebagai air baku air minum, maka
dikatakan sumber air tersebut tercemar. (Ricky : 2005)
Menurut Gabriel (2001), akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air adalah :
a. Terganggunya kehidupan organisme
b. Pendangkalan dasar perairan
c. Penuhnya biota air seperti ikan
d. Menjalarnya wabah penyakit seperti muntaber
e. Banjir akibat tersumbatnya aliran air.
Standar Kualitas Air Minum
Standar kualitas air minum menurut Menteri Kesehatan RI Nomor
907/MENKES/SK/VII/2002 adalah :
1. Bakteriologis
Parameter Satuan Kadar maksimum yang
diperbolehkan
Total Bakteri Coliform Jumlah per 100 ml 0
sampel
2. Kimiawi
Parameter Satuan Kadar maksimum yang
diperbolehkan
Antimon (mg/liter) 0,005
Air Raksa (mg/liter) 0.001
Arsenic (mg/liter) 0,01
Barium (mg/liter) 0,7
2
Boron (mg/liter) 0,3
Kadmium (mg/liter) 0,003
Kromium (mg/liter) 0,05
Tembaga (mg/liter) 2
Sianida (mg/liter) 0,07
Flourida (mg/liter) 1,5
Timbal (mg/liter) 0,01
Molybdenum (mg/liter) 0,07
Nikel (mg/liter) 0,02
Nitrat (mg/liter) 50
Nitrit (mg/liter) 3
Selenium (mg/liter) 0,01
4. Fisik
4
Bab II
Isi
Kadar mangan pada kerak bumi sekitar 950 mg/kg. Mangan merupakan salah satu logam
yang biasa digunakan dalam industri baja, baterai, gelas, keramik, cat. (Effendi, 2003)
Mangan adalah logam berwarna putih keabu-abuan, yang penampilannya serupa besi-
tuang. Ia melebur pada suhu kira-kira 12500C. Ia bereaksi dengan air hangat membentuk
mangan (II) hidroksida dan hirogen :
Mn + 2H2O → Mn(OH)2 ↓ + H2 ↑
Asam mineral encer dan juga asam asetat melarutkannya dengan menghasilkan garam
mangan (II) dan hidrogen :
Mn + 2H+ → Mn2+ + H2 ↑ (Vogel, 1990)
5
2.4 Fungsi Mangan dalam Tubuh
Mangan berperan sebagai kofaktor berbagai enzim yang membantu bermacam proses
metabolisme. Enzim-enzim lain yang berkaitan dengan mangan juga berperan dalam sintesis
ureum, pembentukan jaringan ikat serta pencegahan peroksidasi lipida oleh radikal bebas.
(Almatsier, 2004)
2.5 Pengaruh Kekurangan Mangan
Defisiensi (kekurangan) mangan akan mengakibatkan kekurangan darah, perubahan
tulang pada anak-anak, dan lupus erythematous. Tetapi jarang dijumpai adanya keracunan Mn
dari air minum. (Sitepoe, 1997)
2.6 Pengaruh Kelebihan Mangan
Kelebihan mangan dapat terjadi bila lingkungan terkontaminasi oleh mangan. Pekerja
tambang yang mengisap mangan yang ada pada debu tambang untuk jangka waktu lama,
menunjukkan gejala-gejala kelainan otak disertai penampilan dan tingkah laku abnormal.
(Almatsier, 2004)
2.7 Pengaruh Mangan dalam Kehidupan Sehari-hari
Endapan MnO2 akan memberikan noda-noda pada bahan/benda-benda yang berwarna
putih. Adanya unsur ini dapat menimbulkan bau dan rasa pada minuman. (Sutrisno, 1991)
Pada kadar tertentu Mn dalam air minum akan mengakibatkan korosi pipa penyalur air
dan terjadi persipitasi yang hitam sebagai tempat perkembangbiakan bakteri sehingga air lebih
keruh, berwarna dan perubahan rasa. (Sitepoe, 1997)
6
sebagai AgCl dan sedikit kelebihan AgNO3 berfungsi sebagai katalis atau dapat dihilangkan
dengan penambahan HgSO4 sehingga terbentuk senyawa mercuri kloride.
2.9 Reaksi
2Mn+2 + 5S2O8-2 + 8H2O 2MnO4- +10SO4-2 +16 H+
2.10 Pereaksi
a. Asam nitrat pekat (HNO3)
b. AgNO3 1/35,45 N
c. larutan standar Mn (1ml = 0,11 mg)
digunakan larutan KMnO4 0,01 N.
d. Kristal K2S2O8 atau (NH4)2S2O8
2.11 Cara Kerja
a. 50 ml contoh air dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Kemudian ditambahkan 2-3 tetes
HNO3 pekat. Ditambahkan pula larutan AgNO3 1/35,45 N yang banyaknya sesuai
dengan keperluan pada penetapan klorida.
b. Dipanaskan sampai mendidih, jika cairan tetap keruh harus disaring. Ditambahkan
kristal K2S2O8 dan dipanaskan kembali. Jika cairan berwarna merah muda atau merah
ungu maka contoh air tersebut mengandung Mn
c. Pengukuran dengan spektrofotometer
Cairan contoh yang berwarna merah dimasukkan dalam labu ukur 50 ml
kemudian ditambahkan aquadest sampai tanda batas. Baca intensitas warna merah dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 525 nm.
d. Untuk kalibrasinya dibuat sederetan larutan standar Mn dari 1-15 mg/L menggunakan
larutan KMnO4 0,01 N (1ml = 0,11 mg), kemudian diukur intensitas masing-masing
larutan standar Mn tersebut. Dibuat kurva kalibrasi antara konsentrasi dengan absorbansi
dan ditentukan slope kemiringannya.
e. Pengukuran menggunankan tabung Nessler
Disiapkan 6 bua tabung Nessler. Pada tabung 1 diisi dengan contoh air tersebut di
atas. Pada tabung 2-4 diisi dengan 50ml aquadest dan larutan standar Mn masing-masing
0,05 ml, 0,1 ml, 0,15 ml, 0,2 ml, dan 0,25 ml, dikocok dan dibandingkan warna merah
dari contoh yang menggunakan Mn dengan warna standar di atas.
7
2.12 Perhitungan
a. Untuk pengukuran dengan spektrofotometer
Konsentrasi Mn (mg/L) = Absorbansi contoh x slope
b. Untuk pengukuran dengan tabung Nessler
Konsentrasi Mn =
(1000/100) x ml KMnO4 x N. KMnO4 x (158/5) x (55/158) = mg/L
8
elektron ( e ) dari zat gizi penghasil energi ke oksigen sehingga dihasilkan air dan
Adenosin Tri Pospat ( ATP ). ( Widowati, 2008 )
9
2.17 Keberadaan Fe dalam Air
Logam – logam lingkungan perairan ( hydrosphere ) umumnya berada dalam bentuk ion.
( Heryando, 2008 ). Ion – ion logam tersebut berinteraksi dengan spesies kimia yang berada dalam
perairan, begitu juga dengan logam Fe. Interaksi ion logam Fe dengan spesies kimia dalam
perairan antara lain :
1. Reaksi Hidrolisis
Jika ion logam Fe yang mempunyai muatan tinggi seperti Fe3+ akan terhidrolisa
kuat oleh air dengan konstanta keseimbangan (K1) kecil. Persamaan Reaksi :
Fe (H2O)63+ + H2O Fe (H2O)5OH2+ + H3O+
Hidrolisis dapat juga berlangsung lebih lanjut dengan lepas nya satu atau lebih
proton dari air yang terkoordinasi
Fe (H2O)5OH2+ + H2O Fe (H2O)4 (OH)2+ + H3O+
( Heryando, 2008; Connell, 1995)
10
2.19 Penanggulang pencemaran Fe
Cara yang sederhana untuk penghilangan Fe++ adalah kombinasi aerasi dan filtrasi dengan
saringan pasir kering ( pasir aktif ), sehingga endapan Fe +++ yang terbentuk sesudah aerasi akan di
pisahkan oleh saringan pasir di dalam proses filtrasi.( Suriawiria, 2005 )
2.20 Pengobatan toksisitas Fe
Pengobatan toksisistas Fe adalah mencegah terjadi nya absorpsi Fe baik dari saluran
pencernaan atau saluran nafas, yaitu dengan cara memuntahkan bahan makanan yang dimakan
yang telah tercemar Fe dengan obat emetika, atau bisa juga dengan menggunakan obat
pencahar yaitu pemberian 5 % larutan Sodium Bikarbonat ( NaHCO3 ), dimana sejumlah besi
terikat sebagai ferro – bikarbonat yang tidak bisa di absorpsi. ( Darmono, 2001 ).
Untuk mengurangi toksisitas Fe akibat injeksi Fe pada penderita dialisis ginjal, bisa di
berikan vitamin E. Kelebihan Fe dalam tubuh bisa di kurangi melalui donor darah secara
teratur. ( Widowati, 2008 ).
2.21 Metode Pengukuran
Banyak metode analitik yang dapat digunakan untuk pengukuran besi, tetapi metode yang
umum digunakan di Laboratorium air adalah:
a. Metode AAS
b. Phenantroline-spektrofotometer
Prinsip pengukuran dengan metode Phenantroline-spektrofotometer sudah dijabarkan
pada reaksi besi dengan O-Phenantroline. Intensitas warna yang dihasilkan dikukur dengan
spektrofotometer dengan panjang gelombang 510 nm. Metode ini mampu mengukur
konsentrasi besi 10µg/L, jika digunakan lebar kuvet spektrofotometer 5cm.
2.22 Cara Kerja
Cara kerja dengan menggunkan metode Phenantroline-spektrofotometer
1. 50 ml contoh air yang telah dikocok terlebih dahulu, dimasukkan ke dalam
labu Erlenmeyer 250 ml
2. Ditambah 2ml HCl pekat dan 1 ml larutan hidroksil amin dan beberapa batu
didih. Dan didihkan sampai volume menjadi 20 ml.
3. Setelah didinginkan, cairan tersebut dipindahkan secara kuantitatif ke dalam
labu ukur 50 ml, tambah 10 ml larutan buffer ammonium asetat dan 4 ml
11
larutan phenantroline, kemudian diencerkan dengan aquadest samapai tanda
batas.
4. Dikocok dan dibiarkan selama 15 menit, kemudian diukur intensitas warna
merah yang terjadi dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 560nm.
5. Untuk pembuatan kurva kalibrasi, dibuata sederet larutan standar besi dengan
konsentrasi 0.01-0.20 mg/L. kemudian dikerjakan sama seperti pengerjaan
untuk contoh air. Dibuat kurva kalibrasi antara konsentrasi dengan absorbansi
dan ditentukan slope kemiringannya S= (mg/L) / (absorbansi)
6. Perhitungan konsentrasi besi dapat dilakukan dengan cara :
Konsentrasi besi (mg/L) = Absorbansi contoh x slope
12
Daftar pustaka
1. Arya, ari (2011).Pemeriksaan kadar besi dalam air reservoir di instalasi pengolahan air
pada pdam tirtanadi di hamparan perak secara spektrofotometri sinar tampak Universitas
Sumatera Utara.
2. Arya, ari (2011). Penetapan kadar mangan pada air untuk pembuatan teh botol sosro di
pt. Universitas Sumatera Utara.
13