Anda di halaman 1dari 13

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit
perut. Melalui penyediaan air bersih baik dari segi kualitas atau kuantitasnya di suatu daerah,
maka penyebaran penyakit menular dalam hal ini adalah penyakit perut di harapkan bisa di
tekan sedemikian mungkin. Penularan penyakit perut ini di dasarkan atas pertimbangan
bahwa air merupakan salah satu mata rantai penularan penyakit perut. Agar seseorang
menjadi sehat di pengaruhi oleh adanya kontrak manusia tersebut dengan makanan dan
minuman. Dengan perkembangan peradaban serta semakin bertambahnya jumlah penduduk
di dunia ini, dengan sendirinya menambah aktivitas kehidupannya yang mau tidak mau
menambah pengotoran atau pencemaran air yang pada hakikatnya di butuhkan. Padahal
beberapa abad yang lalu, manusia dalam memenuhi kebutuhan akan air (khususnya air
minum) cukup mengambil dari sumber-sumber air yang ada di dekatnya dengan
menggunakan peralatan yang sangat sederhana. Namun sekarang ini, khususnya di kota yang
sudah langka akan sumber air minum yang bersih tidak mungkin menggunakan cara
demikian. Di mana air sudah tercemar dan ini berarti harus mempergunakan suatu peralatan
yang modern untuk mendapatkan air minum agar terbebas dari berbagai penyakit. (Sutrisno,
1992).

Berdasarkan peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor. 82 tahun 2001


menyebutkan : Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi, dan atau komponen lain kedalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan
manusia, sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak
dapat berfungsi lagi sesuai peruntukkannya.
Di indonesia, peruntukan badan air atau air sungai menurut kegunaannya ditetapkan oleh
gubernur. Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 tahun 1990 mengelompokkan
kualitas air menjadi beberapa golongan menurut p eruntukkannya. Adapun penggolongan air
menurut peruntukkannya adalah :

1
- Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa
pengolahan terlebih dahulu.
- Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
- Golongan C : Air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
- Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha diperkotaan,
industri dan pembangkit listrik tenaga air.
Menurut sumber diatas, bila suatu sumber air yang termasuk dalam golongan B (air yang
dapat digunakan sebagai air baku air minum) mengalami pencemaran yang berasal dari air
limbah industri sehingga tidak dapat lagi dimanfaatkan sebagai air baku air minum, maka
dikatakan sumber air tersebut tercemar. (Ricky : 2005)
Menurut Gabriel (2001), akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air adalah :
a. Terganggunya kehidupan organisme
b. Pendangkalan dasar perairan
c. Penuhnya biota air seperti ikan
d. Menjalarnya wabah penyakit seperti muntaber
e. Banjir akibat tersumbatnya aliran air.
Standar Kualitas Air Minum
Standar kualitas air minum menurut Menteri Kesehatan RI Nomor
907/MENKES/SK/VII/2002 adalah :
1. Bakteriologis
Parameter Satuan Kadar maksimum yang
diperbolehkan
Total Bakteri Coliform Jumlah per 100 ml 0
sampel

2. Kimiawi
Parameter Satuan Kadar maksimum yang
diperbolehkan
Antimon (mg/liter) 0,005
Air Raksa (mg/liter) 0.001
Arsenic (mg/liter) 0,01
Barium (mg/liter) 0,7

2
Boron (mg/liter) 0,3
Kadmium (mg/liter) 0,003
Kromium (mg/liter) 0,05
Tembaga (mg/liter) 2
Sianida (mg/liter) 0,07
Flourida (mg/liter) 1,5
Timbal (mg/liter) 0,01
Molybdenum (mg/liter) 0,07
Nikel (mg/liter) 0,02
Nitrat (mg/liter) 50
Nitrit (mg/liter) 3
Selenium (mg/liter) 0,01

3. Bahan Kimia Anorganik yang kemungkinan dapat menimbulkan keluhan pada


konsumen

Parameter Satuan Kadar maksimum


yang diperbolehkan
Ammonia (mg/liter) 1,5
Aluminium (mg/liter) 0,2
Klorida (mg/liter) 250
Tembaga (mg/liter) 1
Kesadahan (mg/liter) 500
Hidrogen Sulfida (mg/liter) 0,05
Besi (mg/liter) 0,3
Mangan (mg/liter) 0,1
pH (mg/liter) 6,5-8,5
Sodium (mg/liter) 200
Sulfat (mg/liter) 250
Total zat padat (mg/liter) 1000
terlarut
Seng (mg/liter) 3

4. Fisik

Parameter Satuan Kadar maksimum Keterangan


yang
diperbolehkan
Warna TCU 15
Rasa dan Bau - - Tidak berbau dan
berasa
3
Temperatur 0C Suhu udara ± 30C
Kekeruhan NTU 5
Sumber : Depkes RI

1.2 Ruang Lingkup


Makalah ini hanya membahas tentang pengaruh Mangan (Mn) dan Besi (Fe) didalam air
serta bagaimana cara pengujian terhadap air.
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk menjadi salah satu referensi mahasiswa
tentang pengaruh mangan dan besi didalam air serta cara pengujian yang dapat dilakukan
untuk menentukan apakah di dalam air yang akan kita uji nantinya mengandung mangan dan
atau mengandung besi.

4
Bab II

Isi

2.1 Logam Mangan

Kadar mangan pada kerak bumi sekitar 950 mg/kg. Mangan merupakan salah satu logam
yang biasa digunakan dalam industri baja, baterai, gelas, keramik, cat. (Effendi, 2003)
Mangan adalah logam berwarna putih keabu-abuan, yang penampilannya serupa besi-
tuang. Ia melebur pada suhu kira-kira 12500C. Ia bereaksi dengan air hangat membentuk
mangan (II) hidroksida dan hirogen :
Mn + 2H2O → Mn(OH)2 ↓ + H2 ↑

Asam mineral encer dan juga asam asetat melarutkannya dengan menghasilkan garam
mangan (II) dan hidrogen :
Mn + 2H+ → Mn2+ + H2 ↑ (Vogel, 1990)

2.2 Logam Mangan dalam Air


Kadar mangan pada perairan alami sekitar 0,2 mg/liter atau kurang. Kadar yang lebih
besar dapat terjadi pada air tanah dalam dan pada danau yang dalam. Jika dibiarkan di udara
terbuka dan mendapat cukup oksigen, air dengan kadar mangan (Mn2+) tinggi akan
membentuk koloid karena terjadinya proses oksidasi Mn2+ menjadi Mn4+. Koloid ini
mengalami presipitasi membentuk warna coklat gelap sehingga air menjadi keruh. (Effendi,
2003)
Dalam kondisi aerob mangan dalam perairan terdapat dalam bentuk MnO2 dan pada
dasar perairan tereduksi menjadi Mn2- atau dalam air yang kekurangan oksigen. Oleh karena
itu pemakaian air dari suatu sumber air, sering ditemukan mangan dalam konsentrasi tinggi.
(Achmad, 2004)
2.3 Sumber Logam Mangan
Sumber Mn dapat diperoleh dari dalam biji-bijian (beras,gandum) yang belum diolah.
Apabila sudah diolah menjadi tepung gandum kadar dari mangan akan menurun. Jenis
makanan yang kaya akan Mn adalah teh kering, kopi, tepung, coklat, gandum dll. (Winarno,
1992)

5
2.4 Fungsi Mangan dalam Tubuh
Mangan berperan sebagai kofaktor berbagai enzim yang membantu bermacam proses
metabolisme. Enzim-enzim lain yang berkaitan dengan mangan juga berperan dalam sintesis
ureum, pembentukan jaringan ikat serta pencegahan peroksidasi lipida oleh radikal bebas.
(Almatsier, 2004)
2.5 Pengaruh Kekurangan Mangan
Defisiensi (kekurangan) mangan akan mengakibatkan kekurangan darah, perubahan
tulang pada anak-anak, dan lupus erythematous. Tetapi jarang dijumpai adanya keracunan Mn
dari air minum. (Sitepoe, 1997)
2.6 Pengaruh Kelebihan Mangan
Kelebihan mangan dapat terjadi bila lingkungan terkontaminasi oleh mangan. Pekerja
tambang yang mengisap mangan yang ada pada debu tambang untuk jangka waktu lama,
menunjukkan gejala-gejala kelainan otak disertai penampilan dan tingkah laku abnormal.
(Almatsier, 2004)
2.7 Pengaruh Mangan dalam Kehidupan Sehari-hari
Endapan MnO2 akan memberikan noda-noda pada bahan/benda-benda yang berwarna
putih. Adanya unsur ini dapat menimbulkan bau dan rasa pada minuman. (Sutrisno, 1991)
Pada kadar tertentu Mn dalam air minum akan mengakibatkan korosi pipa penyalur air
dan terjadi persipitasi yang hitam sebagai tempat perkembangbiakan bakteri sehingga air lebih
keruh, berwarna dan perubahan rasa. (Sitepoe, 1997)

2.8 Metode Pengukuran


Metode pengukuran yang umum digunakan untuk pengukuran mangan di dalam air
adalah metode AAS dan metode persulfate-spektrofotometri. Prinsip pengukuran mangan
dengan metode persulfate adalah oksidasi mangan dalam air oleh persulfat dalam suasana asam
dan panas membentuk MnO4, yang berwarna merah (coklat), warna yang terjadi diukur dengan
spectrofotometer dengan panjang gelombang 525 nm. Metode ini mampu mengukur mangan
dengan konsentrasi 210 µg/L jika digunakan sel spektrofotometer 1-cm.
Metode ini diganggu oleh adanya Cl- , karena MnO4- yang terbentuk akan dipakai untuk
mengoksidasi kloride, demikian juga nitrat dan senyawa reduktor lainnya. Untuk menghilangkan
gangguan Cl- dapat dihilangkan dengan penambahan AgNO3 sehinggal Cl- akan mengendap

6
sebagai AgCl dan sedikit kelebihan AgNO3 berfungsi sebagai katalis atau dapat dihilangkan
dengan penambahan HgSO4 sehingga terbentuk senyawa mercuri kloride.
2.9 Reaksi
2Mn+2 + 5S2O8-2 + 8H2O 2MnO4- +10SO4-2 +16 H+
2.10 Pereaksi
a. Asam nitrat pekat (HNO3)
b. AgNO3 1/35,45 N
c. larutan standar Mn (1ml = 0,11 mg)
digunakan larutan KMnO4 0,01 N.
d. Kristal K2S2O8 atau (NH4)2S2O8
2.11 Cara Kerja
a. 50 ml contoh air dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Kemudian ditambahkan 2-3 tetes
HNO3 pekat. Ditambahkan pula larutan AgNO3 1/35,45 N yang banyaknya sesuai
dengan keperluan pada penetapan klorida.
b. Dipanaskan sampai mendidih, jika cairan tetap keruh harus disaring. Ditambahkan
kristal K2S2O8 dan dipanaskan kembali. Jika cairan berwarna merah muda atau merah
ungu maka contoh air tersebut mengandung Mn
c. Pengukuran dengan spektrofotometer
Cairan contoh yang berwarna merah dimasukkan dalam labu ukur 50 ml
kemudian ditambahkan aquadest sampai tanda batas. Baca intensitas warna merah dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 525 nm.
d. Untuk kalibrasinya dibuat sederetan larutan standar Mn dari 1-15 mg/L menggunakan
larutan KMnO4 0,01 N (1ml = 0,11 mg), kemudian diukur intensitas masing-masing
larutan standar Mn tersebut. Dibuat kurva kalibrasi antara konsentrasi dengan absorbansi
dan ditentukan slope kemiringannya.
e. Pengukuran menggunankan tabung Nessler
Disiapkan 6 bua tabung Nessler. Pada tabung 1 diisi dengan contoh air tersebut di
atas. Pada tabung 2-4 diisi dengan 50ml aquadest dan larutan standar Mn masing-masing
0,05 ml, 0,1 ml, 0,15 ml, 0,2 ml, dan 0,25 ml, dikocok dan dibandingkan warna merah
dari contoh yang menggunakan Mn dengan warna standar di atas.

7
2.12 Perhitungan
a. Untuk pengukuran dengan spektrofotometer
Konsentrasi Mn (mg/L) = Absorbansi contoh x slope
b. Untuk pengukuran dengan tabung Nessler
Konsentrasi Mn =
(1000/100) x ml KMnO4 x N. KMnO4 x (158/5) x (55/158) = mg/L

2.13 Logam Besi (Fe)


Definisi
Besi ( Fe) adalah logam transisi yang memiliki sifat sangat kuat, tahan panas, mudah di
murnikan, tetapi muda korosi. Besi ( Fe ) memiliki nomor atom 26 dan memiliki berat atom
55, 845 g/mol, serta titik leleh 1.538 0 C dan titik didih 2.861 0 C . ( Widowati, 2008 ).
Besi yang murni adalah yang berwarna putih perak, yang kukuh dan liat. (Svehla,
1985 ). Logam nya mudah larut dalam asam mineral. ( Albert, 1989 ).

2.14 Kegunaan Besi (Fe)

a. Dalam bidang Industri


Besi ( Fe ) paling banyak di gunakan dalam pembuatan baja seperti besi tuang, besi
tempa dan baja karbon. ( Widowati, 2008 ).
b. Dalam bidang kesehatan
Fe memiliki fungsi essensial dalam tubuh, yaitu :
1. Sebagai alat angkut oksigen dari paru – paru ke seluruh tubuh yang terikat
dalam hemoglobin
Kadar Fe2+ dalam tubuh manusia kira – kira sebesar 3 – 5 gr. Sebanyak
2/3 gr bagian terikat oleh Hb dan sisanya terikat dalam protein, dan inilah yang
mengangkut oksigen dari paru – paru menuju sel ke seluruh tubuh. ( Widowati,
2008 )
2. Sebagai alat angkut elektron dalam sel
Dalam setiap sel, Fe2+ bekerja sama dengan rantai protein pengangkut
elektron. Protein pengangkut elektron bertugas memindahkan hidrogen ( H ) dan

8
elektron ( e ) dari zat gizi penghasil energi ke oksigen sehingga dihasilkan air dan
Adenosin Tri Pospat ( ATP ). ( Widowati, 2008 )

3. Sebagai bagian terpenting dari beberapa reaksi enzim


Enzim mengandung Fe2+ bisa melarutkan jenis obat – obatan tertentu
yang tidak larut dalam air , berperan dalam reaksi oksidasi dalam sistem biologi
dan berperan dalam transport gas. ( Widowati, 2008 ).
2.15 Dampak kelebihan Besi (Fe)
a. Secara Fisik
Kelebihan Fe pada air dapat menimbulkan bau dan warna pada air minum, seperti
menyebabkan air menjadi kemerah – merahan dan memberi rasa yang tidak enak pada
minuman. ( Sutrisno, 2004 )
Selain itu, kelebihan Fe juga dapat menimbulkan korosif pada pipa dan
menimbulkan noda – noda pada pakaian apabila dipakai untuk mencuci. (Suriawiria,
2005 ).
b. Dalam bidang kesehatan
Besi ( Fe2+ ) dalam dosis besar pada manusia bersifat toksik karena, konsumsi
Fe2+ berlebih berakibat pada meningkatnya feritrin dan hemosiderin dalam sel parenkim
hati, akibatnya hemosiderin akan masuk ke dalam sel parenkim organ – organ lain,
misalnya pankreas, otot jantung dan ginjal sehingga dalam jangka panjang, hemosiderin
akan tertimbun dalam organ – organ dan merusak kerja organ tersebut. Rusaknya
jaringan ini disebut penyakit hemokromatosis. Kerusakan sel juga meluas pada hati, jantung
dan organ lain, bahkan bisa berakhir dengan kematian. ( Widowati, 2008 ).
2.16 Efek Difesiensi
Anemia salah satunya di karenakan oleh kekurangan Fe2+ yang berperan dalam
pembentukan Hb yang di sebabkan kekurangan konsumsi Fe2+, oleh sebab itu kadar Hb
menurun. Defisiensi juga menggangu fungsi kelenjar tiroid serta kemampuan berkurang nya
mengatur suhu tubuh. Defisiensi pada anak – anak dapat mengakibatkan berkurangnya daya
konsentrasi, daya ingat serta terganggunya kemampuan belajar. ( Widowati,2008)

9
2.17 Keberadaan Fe dalam Air
Logam – logam lingkungan perairan ( hydrosphere ) umumnya berada dalam bentuk ion.
( Heryando, 2008 ). Ion – ion logam tersebut berinteraksi dengan spesies kimia yang berada dalam
perairan, begitu juga dengan logam Fe. Interaksi ion logam Fe dengan spesies kimia dalam
perairan antara lain :
1. Reaksi Hidrolisis
Jika ion logam Fe yang mempunyai muatan tinggi seperti Fe3+ akan terhidrolisa
kuat oleh air dengan konstanta keseimbangan (K1) kecil. Persamaan Reaksi :
Fe (H2O)63+ + H2O Fe (H2O)5OH2+ + H3O+
Hidrolisis dapat juga berlangsung lebih lanjut dengan lepas nya satu atau lebih
proton dari air yang terkoordinasi
Fe (H2O)5OH2+ + H2O Fe (H2O)4 (OH)2+ + H3O+
( Heryando, 2008; Connell, 1995)

2. Reaksi Reduksi dan Oksidasi


Reaksi oksidasi dan reduksi logam Fe sangat di pengaruhi oleh kadar oksigen.
Apabila kadar oksigen terlarut dalam air cukup besar, oksidasi Fe 2+ menjadi Fe3+
akan berlangsung dan Fe3+ yang terbentuk akan di pisahkan oleh pasir lambat. Besi
dalam bentuk ion Fe++ sangat mudah larut di dalam air. Oksigen terlarut di dalam air
akan mengoksidasi Fe++ menjadi Fe(OH)3 yang merupakan endapan, sehingga akan
menyebabkan kekeruhan dalam air yang berwarna merah karat. ( Suriawiria, 2005 ).
2.18 Reaksi logam besi Fe dengan O-Phenantroline
Besi di reduksi menjadi Fe 2+ kemudian di reaksikan dengan O – Phenantroline menjadi
komponen yang merah. ( Golterman, 1978). Besi (II) bereaksi dengan 1,10 phenantroline
membentuk kompleks jingga merah [C12H8N2)3Fe]2+ ( Basset,1994 ). Total besi dapat di
perkirakan setelah di cerna dan di reduksi. Besi yang terdapat dalam air berbentuk ion ( Fe2+
atau Fe3+) sebagai larutan kompleks, koloid dan sebagai suspensi yang tidak dapat larut.
Fe2+ akan di oksidasi segera oleh O2 menjadi Fe3+ dan Fe3+ akan mengendap, dalam
suasana asam. ( Golterman, 1978). Indikator 1,10 phenantroline bereaksi dengan besi Ferro di
dalam larutan dan akan membentuk warna jingga merah , tetapi jika besi Ferri tidak bereaksi
dengan 1, 10 phenantroline. (The handbook, 2002).

10
2.19 Penanggulang pencemaran Fe
Cara yang sederhana untuk penghilangan Fe++ adalah kombinasi aerasi dan filtrasi dengan
saringan pasir kering ( pasir aktif ), sehingga endapan Fe +++ yang terbentuk sesudah aerasi akan di
pisahkan oleh saringan pasir di dalam proses filtrasi.( Suriawiria, 2005 )
2.20 Pengobatan toksisitas Fe
Pengobatan toksisistas Fe adalah mencegah terjadi nya absorpsi Fe baik dari saluran
pencernaan atau saluran nafas, yaitu dengan cara memuntahkan bahan makanan yang dimakan
yang telah tercemar Fe dengan obat emetika, atau bisa juga dengan menggunakan obat
pencahar yaitu pemberian 5 % larutan Sodium Bikarbonat ( NaHCO3 ), dimana sejumlah besi
terikat sebagai ferro – bikarbonat yang tidak bisa di absorpsi. ( Darmono, 2001 ).
Untuk mengurangi toksisitas Fe akibat injeksi Fe pada penderita dialisis ginjal, bisa di
berikan vitamin E. Kelebihan Fe dalam tubuh bisa di kurangi melalui donor darah secara
teratur. ( Widowati, 2008 ).
2.21 Metode Pengukuran
Banyak metode analitik yang dapat digunakan untuk pengukuran besi, tetapi metode yang
umum digunakan di Laboratorium air adalah:
a. Metode AAS
b. Phenantroline-spektrofotometer
Prinsip pengukuran dengan metode Phenantroline-spektrofotometer sudah dijabarkan
pada reaksi besi dengan O-Phenantroline. Intensitas warna yang dihasilkan dikukur dengan
spektrofotometer dengan panjang gelombang 510 nm. Metode ini mampu mengukur
konsentrasi besi 10µg/L, jika digunakan lebar kuvet spektrofotometer 5cm.
2.22 Cara Kerja
Cara kerja dengan menggunkan metode Phenantroline-spektrofotometer
1. 50 ml contoh air yang telah dikocok terlebih dahulu, dimasukkan ke dalam
labu Erlenmeyer 250 ml
2. Ditambah 2ml HCl pekat dan 1 ml larutan hidroksil amin dan beberapa batu
didih. Dan didihkan sampai volume menjadi 20 ml.
3. Setelah didinginkan, cairan tersebut dipindahkan secara kuantitatif ke dalam
labu ukur 50 ml, tambah 10 ml larutan buffer ammonium asetat dan 4 ml

11
larutan phenantroline, kemudian diencerkan dengan aquadest samapai tanda
batas.
4. Dikocok dan dibiarkan selama 15 menit, kemudian diukur intensitas warna
merah yang terjadi dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 560nm.
5. Untuk pembuatan kurva kalibrasi, dibuata sederet larutan standar besi dengan
konsentrasi 0.01-0.20 mg/L. kemudian dikerjakan sama seperti pengerjaan
untuk contoh air. Dibuat kurva kalibrasi antara konsentrasi dengan absorbansi
dan ditentukan slope kemiringannya S= (mg/L) / (absorbansi)
6. Perhitungan konsentrasi besi dapat dilakukan dengan cara :
Konsentrasi besi (mg/L) = Absorbansi contoh x slope

12
Daftar pustaka

1. Arya, ari (2011).Pemeriksaan kadar besi dalam air reservoir di instalasi pengolahan air
pada pdam tirtanadi di hamparan perak secara spektrofotometri sinar tampak Universitas
Sumatera Utara.
2. Arya, ari (2011). Penetapan kadar mangan pada air untuk pembuatan teh botol sosro di
pt. Universitas Sumatera Utara.

13

Anda mungkin juga menyukai