PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penderita kanker payudara telah banyak ditemukan pada usia muda bahkan
tidak sedikit remaja putri usia 14 tahun menderita tumor payudara, dimana tumor
dapat berpotensi menjadi kanker bila tidak di deteksi lebih awal (Mboi, 2014).
Banyak keuntungan melakukan SADARI pada usia remaja, karena hampir 85%
gangguan atau benjolan ditemukan sendiri oleh penderita melalui SADARI. Sekitar
95% wanita yang terdiagnosa kanker payudara pada tahap awal dapat bertahan hidup
lebih dari 5 tahun setelah terdiagnosa (Tarmi, 2013).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang dapat dirumuskan pertanyaan
penelitian sebagai berikut “ Adakah hubungan pengetahuan dengan sikap SADARI di
SMA N 1 Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap SADARI pada remaja
putri kelas X di SMA N 1 Yogyakarta tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan SADARI pada remaja putri kelas X di SMA
N I Yogyakarta tahun 2019.
b. Untuk mengetahui sikap SADARI pada remaja putri kelas X di SMA N I
Yogyakarta tahun 2019.
c. Diketahuinya hubungan pengetahuan dan sikap pada remaja putri kelas X
dalam melakukan SADARI di SMA N I Yogyakarta tahun 2019.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharaokan dalam memberikan kegunaan bagi aspek teoritas dan aspek
praktis.
1. Aspek teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah
khasanah ilmu di bidang kesehatan terutama bagi siswi SMA N 1 Yogyakarta
tahun 2019.
b. Memberikan masukan dan sebagai dasar untuk melaksanakan penelitian lebih
lanjut yang berkaitan dengan SADARI di SMA N 1 Yogyakarta tahun 2019.
2. Aspek Praktis
a. Bagi Responden
Dapat mengaplikasikan yang telah diperoleh dan menambah pengetahuan
tentang SADARI.
b. Bagi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Sebagai bahan penambahan referensi dan pengembagan ilmu pengetahuan
serta penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.
c. Bagi Pihak Sekolah
1) Memberikan masukan bagi siswi SMA N 1 Yogyakarta agar dapat
memahami tentang hubungan pengetahuan dengan sikap pemeriksaan
SADARI dan dapat menjadi acuan dalam perawatan dan pencegahan
kanker payudara.
2) Meningkatkan pemahaman dan wawasan tentang tentang hubungan
pengetahuan dengan sikap pemeriksaan SADARI
E. Ruang Lingkup
Penelitian ini akan membatasi ruang lingkup yang diteliti, yaitu :
1. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu pengetahuan tentang pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) terhadap sikap SADARI pada remaja putri antara 15-
24 tahun. Sebagai upaya terhadap deteksi dini kanker payudara yang dapat
dilakukan sendiri dan dapat dilakukan secara rutin.
2. Ruang Lingkup Responden
Penelitian ini dilakukan pada remaja putri kelas X di SMA Negeri 1 Yogyakarta
karena siswi kelas X berada antara usia 15-24 tahun harus dibekali tentang
SADARI agar bisa mendeteksi sedini mungkin mengenai kanker payudara dapat
terjadi usia remaja maupun dewasa, sehingga deteksi dini sejak usia remaja sangat
penting untuk mengetahui adanya kelainan pada payudara.
3. Ruang Lingkup Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan sejak pengajuan proposal bulan November 2019 sampai
dengan seminar hasil pada bulan Juli 2019. Sedangkan untuk pengumpulan data
kurang lebih 1 bulan karena waktu tersebut diperkirakan cukup untuk memperoleh
sampel yang telah ditemukan.
4. Ruang Lingkup Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Yogyakarta karena berdasarkan hasil
studi pendahuluan yang dilakukan dari 10 siswi yang di wawancarai 4 remaja
putri yang tahu tentang SADARI tapi tidak tahu cara melakukannya dan 6 remaja
putri belum mengetahui SADARI dan belum pernah melakukan SADARI.
F. Keaslian Penelitian
1. Pipit Ekanita (2017), dengan judul Hubungan antara pengetahuan dan Sikap WUS
terhadap perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Penelitian ini
menggunakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam
penelitian sebanyak 390 orang, jumlah sampel dalam penelitian 93 orang
ditentukan dengan rumus slovin. Teknik sampling yang digunakan yaitu cluster
random sampling. Hasil penelitian : pengetahuan WUS tentang SADARI sebagian
besar dengan kategori sikap tidak baik yaitu sebanyak 59 responden (63,44%),
yaitu perilaku WUS dalam melakukan SADARI sebagian besar dengan kategori
tidak pernah sebanyak 46 responden (49,5%). Persamaan: pendekatan cross
sectional, teknik pengambilan sampel, pengumpulan data dan metode analisis
data.Perbedaan: variable independen dan dependen, desain penelitian, lokasi,
waktu, populasi dan sampel.
2. Sari Saptiani (2012), judul faktor-faktor yang berhubungan dnegan perilaku
pemeriksaan SADARI pada siswi SMA N 62 jakarta. Penelitian ini menggunakan
metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi
penelitian sebanyak 434 siswi perempuan. Teknik sampling yang digunakan
adalah sample random sampling dengan subyek penelitian sejumlah 93 siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pengetahuan yang
baik tentang kanker payudara (98%), namun hanya 58% yang memiliki sikap
positif terhadap kanker payudara, 81% responden mengakui bahwa mereka tidak
terpapar oleh media tentang informasi terkait kanker payudara. Selain itu
dukungan dari orang tua juga dirasakan oleh responden masih sangat kurang,
karena sebagian besar responden tidak mendapatkan dukungan yang baik dari
orang tuanya. Hasil uji statistik adalah π = 0,004 dengan signifikasi 0,00 (P <
0,005). Persamaannya: pendekatan waktu, teknik sampling yang digunakan dan
metode pengumpulan data yang menggunakan kuisioner. Perbedaannya: variable
independen dan dependen, pada metode penelitian, lokasi dan waktu penelitian,
populasi dan sampel, dan analisis data yang digunakan.
3. Chindi (2013), judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker Payudara
Dengan Sikap Dalam Melakukan SADARI Pada Mahasiswi Kebidanan Semester
IV di Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta. Jenis penelitian cross sectional. Data diuji
menggunakan statistik Kendal tau. Populasi 122 mahasiswi, sampel 40 mahasiswi
hasil penelitian terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang payudara
dengan sikap melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Responden yang
berpengetahuan baik 13 orang dengan sikap positif dan 2 dengan sikap negative.
Sebagian responden berpengetahuan cukup dengan sikap positif yaitu sebanyak 18
orang (45%), dengan koefisien korelasi (tau) yaitu 0,488 dan P-Value yaitu 0,001
dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 7 orang dengan sikap negative.
Persamaan: pada variabel independen dan dependen, pendekatan waktu yang
digunakan, dan teknik pengumpulan data yang menggunakan kuisioner.
Perbedaan: pada metode penelitian, lokasi, waktu, populasi dan sampel dan
analisis data yang digunakan.
BAB II
TUNJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan informasi yang ditemui dan di peroleh
manusia melalui pengamatan akal untuk mengenali sesuatu benda atau
kejadian yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Sering
kali pengetahuan dijadikan sebagai acuhan untuk mengetahui tingkat
kecerdasan seseorang. Bloom dalam bukunya Notoatmodjo (2010:50)
menjelaskan bahwa pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia,
atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimiliki
(mata, hidung, telinga, dan sebagainya), sedangkan dalam kamus Besar
Bahasa Indonesia (1998: 884) menjelaskan bahwa pengetahuan adalah
segala sesuatu yang diketahui, segala sesuatu yang diketahui berkenaan
dengan hal (mata pelajaran).
b. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
yang berbeda-beda. Daryanto (2010 : 103) menjelaskan bahwa aspek-
aspek pengetahuan dalam taksonomi Bloom adalah sebagai berikut:
1) Pengetahuan (knowledge) diartikan sebagai recall (ingatan).
Seseorang dituntut untuk mengetahui atau mengenal fakta tanpa
dapat menggunakannya.
2) Pemahaman (comprehension). Memahami suatu objek bukan
sekedar tahu, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi harus dapat
menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui.
3) Penerapan (application) aplikasi diartikan apabila orang yang telah
memahami objek tersebut dan dapat menggunakan dan
mengaplikasikan prinsip yang diketahui pada situasi yang lain.
4) Analisis (analysis) analisis adalah kemampuan seseorang untuk
menjabarkan dan memisahkan, kemudian mencari hubungan antara
komponen-komponen yang terdapat dalam suatu objek.
5) Sintesis (synthesis) sintesis menunjukkan suatu kemampuan
seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu
hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang
dimiliki. Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.
6) Penilaian (evaluation) evaluasi berkaitan dengan kemampuan
seseorang untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu
berdasarkan pada suatu kriteria atau norma-norma yang berlaku di
masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan adalah hasil penginderaan dan pengalaman manusia
yang dipengaruhi oleh intensitas perhatian manusia terhadap objek
sebagai upaya untuk memperbanyak wawasan yang menghasilkan
pengetahuan.
c. Cara Memperoleh Pengetahuan