Adib FHCP
Adib FHCP
MEI 2019
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
IDENTITAS PASIEN
No kasus / RM : 021270
Nama Lengkap : Tn. F Jenis Kelamin: Laki-laki
Tanggal Lahir : 25-09-1999 Umur: 20 tahun
Alamat : Jl. IR. H. Juanda 7/21
No Telp / No HP : 0875-5965-5557
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Islam
Jika pasien adalah bayi/ balita
Nama Ayah :
Tanggal lahir / umur :
Alamat :
No Telp / No HP :
Pekerjaan :
Agama :
Pendidikan terakhir :
Nama Ibu :
Tanggal lahir / umur :
Alamat :
No Telp / No HP :
Pekerjaan :
Agama :
Pendidikan terakhir :
Jika data didapatkan dari orang lain (heteroanamnesis)
Nama lengkap : Ny. E Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 20-05-1964 Umur : 55 Tahun
Alamat : Jl. IR. H. Juanda 7/21
No Telp / No HP :
Hubungan dengan pasien : Ibu
1
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Apabila pasien tinggal serumah dengan orang lain selain keluarga diatas:
Nama / Inisial Jenis Hub dg Px Hidup / Usia / Usia saat Riwayat penyakit / sebab
kelamin Meninggal meninggal kematian
(tahun)
An. A L Ponakan Hidup 5 th -
Ponakan pasien dari kakak pertama pasien tinggal di rumah yang sama dengan pasien manakala
kakak pasien yang pertama bersama istrinya tinggal di tempat yang lain.
Riwayat Reproduksi (terutama untuk pasien perempuan)
-
Riwayat Nutrisi & Riwayat Imunisasi
Kebiasaan makan pasien, setiap harinya pasien makan 3 kali seharinya. Tetapi untuk porsinya
masih dengan nasi atau terkadang dengan jagung, lauk pauknya tahu, tempe, telur, daging, ayam
dan sayur bening.
Menurut ibu pasien, pasien di imunisasi lengkap.
Riwayat Pekerjaan / jenis aktifitas harian (apabila dicurigai diagnosis berhubungan dengan
pekerjaan)
Pasien masih bersekolah dan pagi hari berangkat ke sekolah sehingga jam sekolah selesai pada
pkl 14.00. Setelah pulang dari sekolah pasien akan tidur dan bangun sekitar pkl 16,00 dan pergi
bermain sepak bola dengan teman-teman. Sekitar pkl 18,00 pasien pulang dan mandi. Pada pkl
20,00 pasien sering keluar malam nongkrong dengan teman-teman sambil merokok atau nge-vape
sehingga pkl 23,00. Pasien juga sering berganti-ganti rokok dan vape dengan teman-temannya
ketika nongkrong. Pasien akan tidur sekitar jam 23.30.
2
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
dimarahi ibunya karena sering keluar malam dan sering merokok. Pasien juga mempunyai riwayat
merokok sejak berusia 8 tahun. Menurut pasien, dia diajak merokok oleh teman teman pada
mulainya pasien hanya mencoba tapi setelah lama merokok pasien berasa enak dan susah untuk
berhenti. Pasien sering merokok 1 pak dalam sehari. Pasien juga molor dalam persekolahan ketika
SMP karena pasien sering bolos dan disuruh untuk mengulang. Menurut ibunya, sejak kematian
ayahnya pada tahun lalu pasien mulai mendengar kata dan jarang keluar malam.
REVIEW SISTEM
Kepala: Demam (-), Pusing (-), Mata Kabur (-), Mata Merah (-), Batuk (+), Gatal Kepala/Wajah (-)
Leher: Nyeri telan (-), Bengkak (-), Gatal (-)
Thorax: Sesak (+), Nyeri Dada (-), Nyeri Punggung (-)
Ab Ekstremitas Atas: Kesemutan (-), Nyeri (-), Kaku (-), Gatal (-)
Ekstremitas Bawah: Kesemutan (-), Nyeri (-), Kaku (-), Gatal (-)
BAB lancar dalam batas normal
BAK lancar dalam batas normal
Seluruh badan terasa lemas dan sering pegal-pegal
domen: Nyeri perut (-), Sembelit (-), Gatal (-)
3
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Extended family
Tahap VI
Kadan Hampir
Hampir
g- tidak
Kriteria selalu
kadan pernah
(2)
g (1) (0)
Saya merasa puas karena saya dapat meminta pertolongan √
kepada keluarga saya ketika saya menghadapi permasalahan
Skor Total 4 3
Family Apgar Score dari keluarga pasien = 7 termasuk dalam fungsi keluarga difungsional
sedang
Cultural
Religion
4
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
.
6. Perjalanan hidup keluarga (Family Life Line)
.
7. Family Coping Score
4 = Minimal participation, limited ability / resources, still need provider’s support and instruction
(pasien dan keluarga pasien masih membutuhkan intstruksi petugas kesehatan
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan : Baik
Umum
4. Antropometri
5
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Lingkar :
Panggul
Lingkar Lengan : Status Gizi: baik
Atas
5. Pemeriksaan Umum
6. Pemeriksaan Khusus
KEPALA
Inspeksi Anemis (-)/(-) ; Ikterik (-)/(-) ; pupil bulat isokor (3 mm/3 mm),
reflek cahaya (+)/(+)
LEHER
Inspeksi Simetris, Edema (-), Massa (-), Inflamasi (-)
Palpasi Pembesaran kelenjar limfe (-)/(-),
THORAKS
a. Pulmo Inspeksi
Palpasi D=S D=S
Perkusi sonor sonor
sonor sonor
sonor sonor
Auskultasi V V Rh + + Wh - -
V V - - - -
V V - - - -
b. Jantung Inspeksi
Palpasi Iktus invisible
Perkusi Iktus palpable at ICS V MCL S
Auskultasi LHM ~ Ictus, RHM ~ sternal line D
S1S2 normal, regular, murmur (-), gallop (-)
ABDOMEN
Inspeksi Rounded, jar. parut (-), radang umbilikus (-), rash (-), massa (-).
BU (+) Normal
6
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Auskultasi Liver span 8 cm, traube’s space timpani, shifting dullness (-)
Perkusi Soefl, nyeri tekan (-), massa (-), hepar dan lien tidak teraba
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laborator : BTA (+)
ium
Radiologi : -
Lainnya : -
7
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
KUNJUNGAN RUMAH
Kondisi rumah:
Rumah merupakan rumah orang tua pasien, rumah adalah rumah yang dibeli oleh ayahnya.
Lokasi rumah berada di Jl. IR. H. Juanda 7/21 termasuk kawasan yang padat penduduknya.
Ukuran rumah 130 m2 dengan bentuk rumah 1 tingkat, terdapat 2 kamar dan satu stor.
Dinding rumah terbuat dari batu bata yang sudah dipoles dan dicat dan sudah kokoh pada
semua isi rumah. Lantai rumah sudah terbuat dari keramik. Rumah cukup rapi dan bersih.
Pencahayaan cukup baik dari lampu, pintu dan jendela selalu dibuka. Ventilasi kurang baik,
terdapat hanya 1 jendela yang di ruang tamu yang menjadikan sirkulasi udara kurang baik.
Sumber air dirumah menggunakan air PDAM, air digunakan baik untuk keperluan mandi
maupun konsumsi sehari-hari.
Dengan 1 lantai
Ventilasi
Kelembapan rumah: lembap
Bantuan ventilasi di dalam rumah: ada 1
8
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Denah Rumah:
Kamar
dapur mandi
Stor
Kamar ibu
pasien
Kamar pasien
dan kakak 2
pasien
Ruang tamu
Halaman
Rumah pasien berdepan dengan gang yang menghubungkan ke rumah sekitar. Rumah pasien dan
rumah tetangga sangat dekat dan padat. Hubungan pasien dengan orang orang disekitar sangat
baik dan pasien mengenali hampir mengenali semua tetangga pasien. Pembuangan sampah sudah
cukup baik di atur pembuangannya oleh warga sekitar.
9
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
MANDALA OF HEALTH
Culture
Lifestyle
-Makan makanan kurang
bervariasi dan kurang gizi
-Kurangnya jam tidur
Psycho-socio-economic
Environment
- Pasien takut
Personal behavior penyakitnya menular ke
-pasien seorang perokok anggota keluarga yang
berat lain
-Kesadaran memakai masker Family
kurang
- Pasien tidak
Pasien memiliki riwayat kontak TB tahu tentang
dengan anggota keluarga lain
Human biology
Physical environment
- memiliki daya tahan tubuh - Lingkungan rumah yang
yang lemah padat dan berdempetan
-Ventilasi kamar tidak
dimanfaatkan
- Cahaya matahari tidak
bisa langsung masuk ke
dalam rumah
Human-made environment
Biosphere
10
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Tuberkulosis (TB) sampai saat ini masih menjadi masalah di dunia dan di Indonesia. Pada tahun 2015,
tuberkulosis merupakan penyakit infeksi urutan pertama penyebab kematian di dunia diatas HIV/AIDS meskipun
telah diketahui bahwa diagnosis dan terapi yang tepat, penderita akan bisa sembuh total. Sebanyak 1.4 juta kematian
akibat TB dilaporkan selama tahun 2015. 10.4 juta kasus baru didunia juga telah dilaporkan selama tahun 2015
dengan perbandingan 90% adalah penderita dewasa dan 10% pada anak. Perbandingan penderita pria dan wanita
adalah 1.6:1.1 Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia produktif secara ekonomi (15-50 tahun). Diperkirakan
seorang pasien TB dewasa kehilangan rata-rata waktu kerja selama 3-4 bulan sehingga akan sangat berpengaruh
terhadap ekonomi keluarga.
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Secara umum, sifat bakteri ini adalah berbentuk batang, tahan terhadap suasana asam, tahan terhadap suhu rendah
antara 4oC-70oC dalam jangka waktu yang lama, dapat mati dalam beberapa menit jika terkena panas, sinar
matahari dan sinar ultraviolet, dapat bertahan hidup selama 1 minggu dalam dahak pada suhu antara 30oC-37oC dan
dapat bersifat dormant (“tidur”/tidak berkembang). Penularan TB dapat berasal dari percik renik dahak pasien TB
BTA positif, namun bukan berarti pasien dengan BTA negatif tidak dapat menjadi sumber penularan karena masih
mungkin terdapat bakteri dalam jumlah yang sedikit dalam dahak (<5000 bakteri/cc) sehingga sulit dideteksi pada
pemeriksaan mikroskopis. Tingkat penularan pasien TB BTA positif adalah 65%, TB BTA negatif dengan hasil kultur
positif adalah 26% dan TB BTA negatif dengan hasi kultur negatif dan foto toraks positif adalah 17%.2
Terdapat 4 tahapan perjalanan alamiah TB pada manusia yang dapat dilihat pada tabel 1.
11
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
12
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
yang memberi gambaran TB yang ditentukan oleh dokter yang telah terlatih TB.
3. Pada sarana terbatas, penegakan diagnosis TB dilakukan setelah pemberian antibiotik
spectrum luas (non OAT dan non kuinolon) yang tidak memberikan perbaikan klinis.
4. Tidak dibenarkan mendiganosis TB melalui pemeriksaan serologis, foto toraks tanpa
gambaran klinis dan uji tuberculin.
Alur diagnosis dan tindak lanjut TB paru pasien dewasa dapat dilihat pada gambar dibwah ini :
Gambar 1.
Alur
diagnosis TB.2
Gejala umum TB paru dapat dibagi menjadi gejala respiratori dan gejala sistemik. Gejala
respiratori adalah batuk >2 minggu, batuk darah (hemoptisis), sesak napas dan nyeri dada. Gejala
sistemik adalah demam, malaise, keringat malam, anoreksia dan berat badan menurun. 2 Pada
pasien ini terdapat gejala respiratori dan sistemik yang khas untuk tuberkulosis. Pasien mengeluh
batuk selama 3 minggu, batuk darah dan sesak merupakan gejala dari respiratori. Pasien juga
mengeluh mengalami demam sumer-sumer, keringat dingin malam hari, penurunan nafsu makan.
Kelainan paru pada umumnya terjadi pada daerah lobus superior terutama dibagian
apeks. Hal ini karena Mycobacterium tuberculosis lebih mudah hidup pada daerah yang
mengandung banyak oksigen. Sedangkan bagian apeks paru merupakan daerah yang memiliki
13
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
kandungan oksigen paling banyak. Pemeriksaan fisik yang ditemukan antara lain adanya suara
napas bronkial, amforik, ronkhi basah, tanda-tanda penarikan paru-diafragma-mediastinum. Dari
pemeriksaan fisik pasien, didapatkan peningkatan respiratory rate. Pada perkusi didapatkan
dullness pada area paru apeks kanan dan kiri kemudia dari auskultasi didapatkan suara paru
menurun, dan suara nafas tambahan yaitu ronkhi basah pada apeks paru kanan dan kiri.
Pasien ini telah menjalani pemeriksaan bakteriologis BTA S-P di puskesmas, didapatkan hasil
positif. Pasien di diagnosis sebagai TB paru. Pasien ini diduga mendapat sumber penularan TB dari
kontak dengan teman-teman pasien yang mungkin tidak tahu sedang sakit TB.
DIAGNOSIS HOLISTIK
Aspek 5 : 1 (mandiri)
Derajat
Fungsional
14
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
INTERVENSI KOMPREHENSIF
PATIENT CENTERED :
Aspek 1
Persepsi : meluruskan persepsi pasien bahwa peyakit ini satu penyakit yang merbahaya yang bisa
menyebabkan banyak komplikasi dan juga kematian jika tidak berobat dengan benar.
Harapan : Menjelaskan pada pasien bahwa kesembuhan TBC bukan hanya berhenti batuk saja
melainkan sampai kuman TB tidak bisa ditemukan di tubuh pasien. Pasien harus meminum obat
sehingga selesai pengobatan.
Kekhawatiran : menenangkan pasien bahwa dengan minum obat teratur hingga proses terapi
tuntas bisa mengurangi komplikasi dan menenangkan pasien tentang efek samping adalah
perkara biasa dalam pengobatan TB dan tidak permanen.
Upaya: memberitahu pasien yang dengan hanya meminum obat batuk biasa tidak dapat
menyembuhkan penyakit TB.
Aspek 2:
Memberikan terapi farmakologis pada pasien dengan :
Tablet FDC OAT yang berisi:
Rifamipicin 150mg, Isionazid 75mg, Pyrazinamid 400mg, Etambutol 275mg.
Menjelaskan ke pasien dan keluarga untuk minum satu tablet setiap hari pada pagi hari dan tidak
boleh berhenti sehingga selesai pengobatan. Menjelaskan ke pasien untuk memakai masker untuk
mengurangi risiko ketularan kepada keluarga dan juga tetangga.
Aspek 3:
Menjelaskan ke pasien untuk berhenti merokok
Menjelaskan bahwa daya tahan tubuh/imunitas merupakan faktor penting dalam tubuh
untuk mencegah berbagai macam penyakit. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh bisa
15
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
dengan cara makan makanan bervariasi yang bergizi, istirahat yang cukup, menghindari
stress dan meningkatkan aktivitas fisik seperti berjalan kaki atau jogging minimal sebanyak
3 kali dalam seminggu dengan waktu masing-masing minimal 30 menit.
Menjelaskan kepada pasien bahwa status gizi pasien berdasarkan indeks massa tubuh
termasuk normoweight, namun komposisi makanan sehari-hari kurang bervariasi
sehingga kebutuhan tubuh terhadap berbagai zat tidak dapat terpenuhi. Pasien
dianjurkan untuk lebih banyak mengkonsumsi protein hewani seperti ikan laut, ayam
ataupun daging merah. Makanan yang tidak seimbang juga akan memengaruhi kondisi
daya tahan tubuh seseorang sehingga seseorang akan lebih mudah terkena penyakit.
Apabila memungkinkan konsultasi gizi di puskesmas guna memperbaiki masalah gizi
pasien.
Menjelaskan kepada pasien bahwa kurangnya jam tidur juga berpengaruh terhadap daya
tahan tubuh. Jam tidur yang cukup dapat mengurangi keluhan pasien. Maka dari itu,
pasien disarankan untuk memperbaiki sleep hygiene seperti mematikan TV dalam kamar,
HP diletakkan agak jauh dari tempat tidur, lampu kamar dimatikan, dan disiplin tepat
waktu apabila telah masuk jam tidur sebaiknya pasien memulai tidur baik mengantuk
maupun tidak mengantuk serta melupakan sejenak stress pekerjaan atau pikiran yang
lain.
Pasien juga diedukasi bahwa penyakit TB itu sangat menular sehingga diperlukan
pencegahan yang benar agar penyakit tidak menular ke orang lain. Pencegahan penularan
TB adalah dengan pemakaian masker, menjaga daya tahan tubuh, memperbaiki gizi dan
menjaga agar lingkungan rumah tetap bersih, cukup ventilasi dan cukup cahaya matahari.
Aspek 4:
Menjelaskan bahwa penyakit TB merupakan penyakit menular. Penularan dapat berasal
dari percik renik dahak seseorang yang mederita TB saat batuk atau bersin. Penularan TB
bergantung kedekatan dan lamanya waktu kontak dengan sumber penularan serta faktor
lingkungan yang memengaruhi jumlah kuman diudara seperti ventilasi dan sinar matahari.
Pada pasien ini kemungkinan tertular TB dari anggota keluarga lainnya yang pernah
menderita TB yaitu kakeknya, ibunya, kakak dan sepupunya namun baru muncul gejala
akhir-akhir ini dikarenakan kuman TB mampu tidur (dormant) atau tidak berkembang dan
baru berkembang menjadi sakit TB karena faktor usia, daya tahan tubuh yang menurun,
dan gizi yang buruk (malnutrisi).
Menjelaskan bahwa faktor lingkungan sangat berpengaruh dalam penularan TB. Ventilasi
dapat menurunkan jumlah konsentrasi kuman yang ada diudara dan cahaya matahari
yang dapat membunuh kuman TB dalam beberapa menit. Menganjurkan pasien untuk
membuka ventilasi rumah yang tertutup dan membuka gorden atau jendela saat pagi hari
supaya sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah dan juga dapat mengurangi
kelembaban rumah.
Karena pasien memiliki tingkat ekonomi yang rendah maka pasien dianjurkan untuk
segera mengurus pembuatan BPJS agar tidak terkendala biaya saat mencari pengobatan
untuk penyakit pasien
Family Focused :
Mengingatkan keluarga pasien tentang rutin minum obat dan diperhatikan dengan ketat
supaya pasien tidak terlupa minum obat.
Mengedukasi keluarga pasien supaya memakai masker ketika Bersama pasien untuk
mengurangi risiko penularan
16
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Mengendukasi keluarga untuk memberi pasien makan makanan yang lebih bervariasi dan
diet tinggi protein
Menasihati keluarga pasien untuk membuka jendela dan pintu di rumah untuk
memperbaik ventilasi dan penerimaan cahaya di rumah.
Mengendukasi keluarga pasien tentang bahaya merokok dan bahaya “second hand
smoker” dan suruh untuk pasien berhenti merokok.
Community Oriented:
Tuberkulosis merupakan penyakit yang harus terkontrol untuk mencegah timbulnya penularan.
Oleh karena itu pencegahan sedini mungkin sangat diperlukan. Beberapa langkah yang dapat
dialkukan berupa:
Penyuluhan mengenai TB dan komplikasinya
Penyuluhan factor risiko TB dan cara penularannnya
Memberikan masker kepada komunitas
Mengedukasi tentang bahaya merokok
Pada saat kunjungan rumah terakhir pada tanggal 16 Januari 2020 didapatkan:
• Persepsi pasien terhadap sakitnya mengalami perubahan. Pasien tidak lagi memiliki
persepsi bahwa penyakitnya hanya batuk biasa.
• Pasien memahami bahwa penyakitnya ini bisa sembuh jika pasien rutin minum obat dan
tidak merokok lagi.
• Pasien mulai merubah kebisaan untuk pulang ke rumah lebih awal untuk tidur.
• Pasien telah memulai memakai masker apabila keluar dan juga ketika bersama keluarga di
rumah
17
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Lampiran :
2. Foto pasien
3. Foto kondisi rumah pasien
18
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
19
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Referensi:
1. World Health Organization. 2016. Global Tuberculosis Report 2016. Geneva : WHO.
2. Kementrian Kesehatan RI, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan. 2016. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta :
Kemenkes RI.
20