Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS

FAMILY HEALTH CARE PROJECT

TUBERKULOSIS PARU PADA LAKI-LAKI USIA 20 TAHUN DENGAN FAKTOR


RESIKO MEROKOK SEJAK BERUSIA 8 TAHUN.

NAMA : Ahmad Adib Bin Mohd Zulkefli


NIM : 180070200111072
PUSKESMAS : Kendal Kerap
PEMBIMBING : dr. Aulia Nuraini
KLINIK
SUPERVISOR : dr. Indriati Dwi Rahayu M.kes

DEPARTEMEN KEDOKTERAN KELUARGA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

MEI 2019
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

IDENTITAS PASIEN

No kasus / RM : 021270
Nama Lengkap : Tn. F Jenis Kelamin: Laki-laki
Tanggal Lahir : 25-09-1999 Umur: 20 tahun
Alamat : Jl. IR. H. Juanda 7/21
No Telp / No HP : 0875-5965-5557
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Islam
Jika pasien adalah bayi/ balita
Nama Ayah :
Tanggal lahir / umur :
Alamat :
No Telp / No HP :
Pekerjaan :
Agama :
Pendidikan terakhir :
Nama Ibu :
Tanggal lahir / umur :
Alamat :
No Telp / No HP :
Pekerjaan :
Agama :
Pendidikan terakhir :
Jika data didapatkan dari orang lain (heteroanamnesis)
Nama lengkap : Ny. E Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 20-05-1964 Umur : 55 Tahun
Alamat : Jl. IR. H. Juanda 7/21
No Telp / No HP :
Hubungan dengan pasien : Ibu

ALASAN KEDATANGAN : batuk yang sudah lama


ANAMNESIS / RIWAYAT PENYAKIT SAAT INI
Pasien datang ke Puskesmas Kendal Kerap pada tanggal 11 Januari dengan keluhan sejak sebulan
yang lalu. Batuk berdahak dengan kental berwarna putih. Pasien juga mengeluh sering demam
sumer sejak mulai batuk tapi sudah mulai sembuh demamnya. Pasien mengeluh sesak nafas tapi
tidak sering berlaku. Pasien juga mengeluh batuknya bertambah buruk sejak seminggu ini dan
sering batuk terlalu keras sehingga pasien merasakan mahu muntah. Tidak ada penurunan berat
badan dan nafsu makan pasien tidak berkurang. Batuknya berterusan tidak di pengaruhi waktu
atau kondisi apapun
ANAMNESIS / RIWAYAT PENYAKIT DAHULU DAN PENGOBATANNYA
Pasien sebelum ini tidak pernah sakit atau opname di Rumah Sakit.
ANAMNESIS / RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

1
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Pasien adalah anak ke 3 Dari 3 Bersaudara.


Nama / Inisial Jenis Hub dg Hidup / Usia / Usia saat Riwayat penyakit / sebab
kelami Px Meninggal meninggal kematian
n (tahun)
Tn. A L Ayah Meninggal 56 th KLL
Ny. E P Ibu Hidup 55 th Hipertensi
Tn. V L Kakak Hidup 30 th -
Tn. Fe L Kakak Hidup 26 th -
Tn. F L Pasien Hidup 20 th Tuberculosis

Apabila pasien tinggal serumah dengan orang lain selain keluarga diatas:
Nama / Inisial Jenis Hub dg Px Hidup / Usia / Usia saat Riwayat penyakit / sebab
kelamin Meninggal meninggal kematian
(tahun)
An. A L Ponakan Hidup 5 th -

Ponakan pasien dari kakak pertama pasien tinggal di rumah yang sama dengan pasien manakala
kakak pasien yang pertama bersama istrinya tinggal di tempat yang lain.
Riwayat Reproduksi (terutama untuk pasien perempuan)
-
Riwayat Nutrisi & Riwayat Imunisasi
Kebiasaan makan pasien, setiap harinya pasien makan 3 kali seharinya. Tetapi untuk porsinya
masih dengan nasi atau terkadang dengan jagung, lauk pauknya tahu, tempe, telur, daging, ayam
dan sayur bening.
Menurut ibu pasien, pasien di imunisasi lengkap.

Riwayat Pekerjaan / jenis aktifitas harian (apabila dicurigai diagnosis berhubungan dengan
pekerjaan)
Pasien masih bersekolah dan pagi hari berangkat ke sekolah sehingga jam sekolah selesai pada
pkl 14.00. Setelah pulang dari sekolah pasien akan tidur dan bangun sekitar pkl 16,00 dan pergi
bermain sepak bola dengan teman-teman. Sekitar pkl 18,00 pasien pulang dan mandi. Pada pkl
20,00 pasien sering keluar malam nongkrong dengan teman-teman sambil merokok atau nge-vape
sehingga pkl 23,00. Pasien juga sering berganti-ganti rokok dan vape dengan teman-temannya
ketika nongkrong. Pasien akan tidur sekitar jam 23.30.

RIWAYAT PERSONAL SOSIAL


Pasien saat ini berusia 20 tahun. Pasien tinggal di tempat yang wilayahnya padat penduduk
dengan higienitas yang cukup baik. Pasien biasa makan 3 kali sehari (nasi putih, sayur, tahu-tempe
goreng, kadang ayam). Aktivitas pasien di rumah beristirihat dan bermain hp. Pasien sering

2
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

dimarahi ibunya karena sering keluar malam dan sering merokok. Pasien juga mempunyai riwayat
merokok sejak berusia 8 tahun. Menurut pasien, dia diajak merokok oleh teman teman pada
mulainya pasien hanya mencoba tapi setelah lama merokok pasien berasa enak dan susah untuk
berhenti. Pasien sering merokok 1 pak dalam sehari. Pasien juga molor dalam persekolahan ketika
SMP karena pasien sering bolos dan disuruh untuk mengulang. Menurut ibunya, sejak kematian
ayahnya pada tahun lalu pasien mulai mendengar kata dan jarang keluar malam.
REVIEW SISTEM
Kepala: Demam (-), Pusing (-), Mata Kabur (-), Mata Merah (-), Batuk (+), Gatal Kepala/Wajah (-)
Leher: Nyeri telan (-), Bengkak (-), Gatal (-)
Thorax: Sesak (+), Nyeri Dada (-), Nyeri Punggung (-)
Ab Ekstremitas Atas: Kesemutan (-), Nyeri (-), Kaku (-), Gatal (-)
Ekstremitas Bawah: Kesemutan (-), Nyeri (-), Kaku (-), Gatal (-)
BAB lancar dalam batas normal
BAK lancar dalam batas normal
Seluruh badan terasa lemas dan sering pegal-pegal
domen: Nyeri perut (-), Sembelit (-), Gatal (-)

ANAMNESIS PENGALAMAN SAKIT (ILLNESS)


Persepsi pasien : Pasien tidak tahu tentang penyakitnya dan hanya memikir ini adalah batuk
biasa
Harapan : Pasien berharap dapat sembuh dengan sempurna
Kekhawatiran : Pasien takut kepada efek samping obat setelah di edukasi tentang efek
samping obat yang diminum pasien. Pasien juga khawatir penyakitnya
ketular kepada keluarganya terutam pada ponakannya yang masih kecil.
Upaya pasien : Sebelum datang ke puskesmas pasien sudah membeli obat batuk di apotek
dan minum obatnya tapi tidak sembuh malah makin memburuk.

PENILAIAN KELUARGA (FAMILY ASSESMENT)

1. Genogram Keluarga (Family Genogram)

3
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

2. Bentuk Keluarga (Family structure)

Extended family

3. Tahapan siklus keluarga (Family Life Cycle)

Tahap VI

4. Skor APGAR keluarga (Family Apgar Score)

Kadan Hampir
Hampir
g- tidak
Kriteria selalu
kadan pernah
(2)
g (1) (0)
Saya merasa puas karena saya dapat meminta pertolongan √
kepada keluarga saya ketika saya menghadapi permasalahan

Saya merasa puas dengan cara keluarga saya membahas √


berbagai hal dengan saya dan berbagi masalah dengan saya

Saya merasa puas karena keluarga saya menerima dan √


mendukung keinginan-keinginan saya untuk memulai
kegiatan atau tujuan baru dalam hidup saya.

Saya merasa puas dengan cara keluarga saya √


mengungkapkan kasih sayang dan menanggapi perasaan-
perasaan saya, seperti kemarahan, kesedihan dan cinta.

Saya merasa puas dengan cara keluarga saya dan saya √


berbagi waktu bersama.

Skor Total 4 3

Family Apgar Score dari keluarga pasien = 7  termasuk dalam fungsi keluarga difungsional
sedang

Skor: Intepretasi Skor:


Hampir selalu = 2 8-10 = Sangat fungsional
Kadang-kadang = 1 4-7 = Disfungsional sedang
Hampir tidak pernah = 0 0-3 = Disfungsional berat
.
5. Penilaian SCREEM keluarga (Family SCREEM Score)

Aspek SCREEM Patologis


Social

Cultural

Religion

4
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Education Pasien masih bersekolah dan terbatas pengetahuan tentang kesehatanya

Economic Pasien dari keluarga menengah kebawah

Medical Pasien tidak dapat memanfaatkan layanan BPJS yang terjangkau

.
6. Perjalanan hidup keluarga (Family Life Line)

Tahu Usia Life Events/ Crisis Severity of Illness


n (Tahu
n)

.
7. Family Coping Score

4 = Minimal participation, limited ability / resources, still need provider’s support and instruction
(pasien dan keluarga pasien masih membutuhkan intstruksi petugas kesehatan

PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan : Baik
Umum

2. Kesadaran : Compos mentis

3. Tanda Vital : Tekanan : 121/7 mmH


Darah 5 g
Nadi : 75 x/me
nit
Respirasi : 88 x/me
nit

Suhu : 36,7 C

4. Antropometri

Tinggi Badan : 17 c Indeks Massa Tubuh


3 m (IMT): 15.3
Berat Badan : 45, kg [TB (meter)/ BB (kg)2]
5
Lingkar kepala : c
m

Lingkar : Waist-Hip Ratio:


Pinggang

5
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Lingkar :
Panggul
Lingkar Lengan : Status Gizi: baik
Atas

5. Pemeriksaan Umum

Kulit : Normal, kemerahan (-)


Kelenjar : Tidak didapatkan pembesaran kelenjar limfe
Limfe
Otot : Normal, tidak didapatkan arthtropi maupun hiperthropi
Tulang : Tidak didapatkan deformitas
Sendi : Arthritis (-)
Kulit : Normal, kemerahan (-)
.

6. Pemeriksaan Khusus

KEPALA
Inspeksi Anemis (-)/(-) ; Ikterik (-)/(-) ; pupil bulat isokor (3 mm/3 mm),
reflek cahaya (+)/(+)
LEHER
Inspeksi Simetris, Edema (-), Massa (-), Inflamasi (-)
Palpasi Pembesaran kelenjar limfe (-)/(-),
THORAKS
a. Pulmo Inspeksi
Palpasi D=S D=S
Perkusi sonor sonor
sonor sonor
sonor sonor
Auskultasi V V Rh + + Wh - -
V V - - - -
V V - - - -

b. Jantung Inspeksi
Palpasi Iktus invisible
Perkusi Iktus palpable at ICS V MCL S
Auskultasi LHM ~ Ictus, RHM ~ sternal line D
S1S2 normal, regular, murmur (-), gallop (-)

ABDOMEN
Inspeksi Rounded, jar. parut (-), radang umbilikus (-), rash (-), massa (-).
BU (+) Normal

6
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Auskultasi Liver span 8 cm, traube’s space timpani, shifting dullness (-)
Perkusi Soefl, nyeri tekan (-), massa (-), hepar dan lien tidak teraba

Palpasi Tidak didapatkan nyeri tekan.


EKSTREMITAS
Superior Akral hangat, Anemis (-)/(-), Ikterik (-)/(-), Edema (-)/(-), Sianosis (-
)/(-),
Inferior Akral hangat, Anemis (-)/(-), Ikterik (-)/(-), Edema (-)/(-), Sianosis (-
)/(-)
Anogenital: Tidak dilakukan pemeriksaan

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laborator : BTA (+)
ium

Radiologi : -
Lainnya : -

7
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

KUNJUNGAN RUMAH

Kondisi rumah:

Rumah merupakan rumah orang tua pasien, rumah adalah rumah yang dibeli oleh ayahnya.
Lokasi rumah berada di Jl. IR. H. Juanda 7/21 termasuk kawasan yang padat penduduknya.
Ukuran rumah 130 m2 dengan bentuk rumah 1 tingkat, terdapat 2 kamar dan satu stor.
Dinding rumah terbuat dari batu bata yang sudah dipoles dan dicat dan sudah kokoh pada
semua isi rumah. Lantai rumah sudah terbuat dari keramik. Rumah cukup rapi dan bersih.
Pencahayaan cukup baik dari lampu, pintu dan jendela selalu dibuka. Ventilasi kurang baik,
terdapat hanya 1 jendela yang di ruang tamu yang menjadikan sirkulasi udara kurang baik.
Sumber air dirumah menggunakan air PDAM, air digunakan baik untuk keperluan mandi
maupun konsumsi sehari-hari.

Karakteristik Tempat Tinggal

Luas bangunan rumah :120m2

Jumlah orang dalam satu rumah : 4 orang

Luas halaman rumah : 4x2m

Dengan 1 lantai

Lantai rumah dari: keramik

Dinding rumah dari: tembok

Penerangan di dalam rumah


Jendela: 1
Listrik: ada

Ventilasi
Kelembapan rumah: lembap
Bantuan ventilasi di dalam rumah: ada 1

Kebersihan di dalam rumah: bersih

Tata letak Barang dalam rumah: kurang rapi

Sumber air air minum dari: PDAM


Sumber air untuk masak : PDAM
Sumber air untuk cuci dan mandi : PDAM

Kamar Mandi Keluarga: 1 berukuran 3x2

Jamban: leher angsa, jongkok, tidak ada pegangan

Tempat sampah: ada 1


Kesan kebersihan lingkungan pemukiman: baik

8
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Kendaraan: ada 1 motor

Denah Rumah:

Kamar
dapur mandi

Stor

Kamar ibu
pasien

Kamar pasien
dan kakak 2
pasien

Ruang tamu

Halaman

Lingkungan sekitar rumah:

Rumah pasien berdepan dengan gang yang menghubungkan ke rumah sekitar. Rumah pasien dan
rumah tetangga sangat dekat dan padat. Hubungan pasien dengan orang orang disekitar sangat
baik dan pasien mengenali hampir mengenali semua tetangga pasien. Pembuangan sampah sudah
cukup baik di atur pembuangannya oleh warga sekitar.

9
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

MANDALA OF HEALTH

Culture

Lifestyle
-Makan makanan kurang
bervariasi dan kurang gizi
-Kurangnya jam tidur
Psycho-socio-economic
Environment
- Pasien takut
Personal behavior penyakitnya menular ke
-pasien seorang perokok anggota keluarga yang
berat lain
-Kesadaran memakai masker Family
kurang
- Pasien tidak
Pasien memiliki riwayat kontak TB tahu tentang
dengan anggota keluarga lain

Sick care System


-tidak mempunyai BPJS masih
diurus ibunya Pasien
Pria, 20 th
TB paru

Human biology
Physical environment
- memiliki daya tahan tubuh - Lingkungan rumah yang
yang lemah padat dan berdempetan
-Ventilasi kamar tidak
dimanfaatkan
- Cahaya matahari tidak
bisa langsung masuk ke
dalam rumah

Human-made environment

Biosphere

10
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

ANALISIS YANG MENDASARI PENEGAKAN DIAGNOSIS

Tuberkulosis (TB) sampai saat ini masih menjadi masalah di dunia dan di Indonesia. Pada tahun 2015,
tuberkulosis merupakan penyakit infeksi urutan pertama penyebab kematian di dunia diatas HIV/AIDS meskipun
telah diketahui bahwa diagnosis dan terapi yang tepat, penderita akan bisa sembuh total. Sebanyak 1.4 juta kematian
akibat TB dilaporkan selama tahun 2015. 10.4 juta kasus baru didunia juga telah dilaporkan selama tahun 2015
dengan perbandingan 90% adalah penderita dewasa dan 10% pada anak. Perbandingan penderita pria dan wanita
adalah 1.6:1.1 Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia produktif secara ekonomi (15-50 tahun). Diperkirakan
seorang pasien TB dewasa kehilangan rata-rata waktu kerja selama 3-4 bulan sehingga akan sangat berpengaruh
terhadap ekonomi keluarga.
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Secara umum, sifat bakteri ini adalah berbentuk batang, tahan terhadap suasana asam, tahan terhadap suhu rendah
antara 4oC-70oC dalam jangka waktu yang lama, dapat mati dalam beberapa menit jika terkena panas, sinar
matahari dan sinar ultraviolet, dapat bertahan hidup selama 1 minggu dalam dahak pada suhu antara 30oC-37oC dan
dapat bersifat dormant (“tidur”/tidak berkembang). Penularan TB dapat berasal dari percik renik dahak pasien TB
BTA positif, namun bukan berarti pasien dengan BTA negatif tidak dapat menjadi sumber penularan karena masih
mungkin terdapat bakteri dalam jumlah yang sedikit dalam dahak (<5000 bakteri/cc) sehingga sulit dideteksi pada
pemeriksaan mikroskopis. Tingkat penularan pasien TB BTA positif adalah 65%, TB BTA negatif dengan hasil kultur
positif adalah 26% dan TB BTA negatif dengan hasi kultur negatif dan foto toraks positif adalah 17%.2
Terdapat 4 tahapan perjalanan alamiah TB pada manusia yang dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Perjalanan alamiah TB.2

11
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Diagnosis TB paru ditegakkan melalui : 2


1. Pemeriksaan bakteriologis yang dilakukan dengan cara pengambilan dahak SPS (Sewaktu-
Pagi-Sewaktu) dan ditetapkan sebagai pasien TB apabila minimal 1 dari pemeriksaan
contoh uji dahak hasilnya BTA positif.
2. Apabila pemeriksaan BTA hasilnya negatif, maka penegakan diagnosis TB dapat dilakukan
menggunakan pemeriksaan klinis yang mendukung dan penunjang minimal foto toraks

12
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

yang memberi gambaran TB yang ditentukan oleh dokter yang telah terlatih TB.
3. Pada sarana terbatas, penegakan diagnosis TB dilakukan setelah pemberian antibiotik
spectrum luas (non OAT dan non kuinolon) yang tidak memberikan perbaikan klinis.
4. Tidak dibenarkan mendiganosis TB melalui pemeriksaan serologis, foto toraks tanpa
gambaran klinis dan uji tuberculin.
Alur diagnosis dan tindak lanjut TB paru pasien dewasa dapat dilihat pada gambar dibwah ini :

Gambar 1.
Alur
diagnosis TB.2

Gejala umum TB paru dapat dibagi menjadi gejala respiratori dan gejala sistemik. Gejala
respiratori adalah batuk >2 minggu, batuk darah (hemoptisis), sesak napas dan nyeri dada. Gejala
sistemik adalah demam, malaise, keringat malam, anoreksia dan berat badan menurun. 2 Pada
pasien ini terdapat gejala respiratori dan sistemik yang khas untuk tuberkulosis. Pasien mengeluh
batuk selama 3 minggu, batuk darah dan sesak merupakan gejala dari respiratori. Pasien juga
mengeluh mengalami demam sumer-sumer, keringat dingin malam hari, penurunan nafsu makan.
Kelainan paru pada umumnya terjadi pada daerah lobus superior terutama dibagian
apeks. Hal ini karena Mycobacterium tuberculosis lebih mudah hidup pada daerah yang
mengandung banyak oksigen. Sedangkan bagian apeks paru merupakan daerah yang memiliki

13
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

kandungan oksigen paling banyak. Pemeriksaan fisik yang ditemukan antara lain adanya suara
napas bronkial, amforik, ronkhi basah, tanda-tanda penarikan paru-diafragma-mediastinum. Dari
pemeriksaan fisik pasien, didapatkan peningkatan respiratory rate. Pada perkusi didapatkan
dullness pada area paru apeks kanan dan kiri kemudia dari auskultasi didapatkan suara paru
menurun, dan suara nafas tambahan yaitu ronkhi basah pada apeks paru kanan dan kiri.
Pasien ini telah menjalani pemeriksaan bakteriologis BTA S-P di puskesmas, didapatkan hasil
positif. Pasien di diagnosis sebagai TB paru. Pasien ini diduga mendapat sumber penularan TB dari
kontak dengan teman-teman pasien yang mungkin tidak tahu sedang sakit TB.

DIAGNOSIS HOLISTIK

Aspek 1 : Persepsi : Pasien tidak tahu tentang penyakitnya


Personal dan hanya memikir ini adalah batuk
biasa
Harapan : Pasien berharap dapat sembuh dengan
sempurna
Kekhawati : Pasien takut kepada efek samping obat
ran setelah di edukasi tentang efek samping
obat yang diminum pasien. Pasien juga
khawatir penyakitnya ketular kepada
keluarganya terutam pada ponakannya
yang masih kecil
Upaya : pasien membeli obat batuk di apotek

Aspek 2 : Diagnosis: Tuberkulosis


Biomedis Differential Diagnosis: Pneumonia

Aspek 3 :  Pasien seorang perokok berat yang sudah


Risiko Internal merokok sejak berusia 8 tahun
 Makanan sehari-hari pasien kurang bervariasi
dan tidak bergizi
 Kurangnya jam tidur efektif
 Kurangnya pengetahuan pasien tentang
pencegahan penyakit TB

Aspek 4 :  teman sekolah pasien yang sering mengajak


Risiko Eksternal pasien untuk keluar merokok
 lingkungan rumah yang padat dan lembap yang
bisa menjadi factor penularan TB

Aspek 5 : 1 (mandiri)
Derajat
Fungsional

14
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

ALASAN PEMBINAAN KELUARGA

Alasan pembinaan keluarga pada kasus ini;


 penyakit yang diderita pasien sangat mudah menular pada keluarga maupun tetangga
 pengobatan penyakit ini memerlukan waktu yang panjang dan harus di edukasi pasien
dan keluarga pasien supaya pasien tidak putus minum obat.
 Penderita TB harus mengkomsumsi diet yang tinggi protein dan harus teratur
pemakananya
 Pasien masih memiliki pengetahuan yang rendah mengenai TB, penyebabnya,
pengobatannya dan cara pencegahannya sehingga perlu diedukasi lebih lanjut.
 Pengetahuan keluarga tentang penyakit juga sangat rendah dan harus dieedukasi supaya
tidak terjadi lagi
 Obat TB banyak efek samping dan keluarga harus memerhatikan pasien tentang gejala
gejala yang bakal ada pada pasien setelah minum obat.
 Pasien memiliki lingkungan rumah yang berisiko meningkatkan penularan TB seperti
kurang ventilasi dan kurang pencahayaan matahari.
 Pasien memiliki tingkat ekonomi keluarga yang rendah

INTERVENSI KOMPREHENSIF

PATIENT CENTERED :

Aspek 1
Persepsi : meluruskan persepsi pasien bahwa peyakit ini satu penyakit yang merbahaya yang bisa
menyebabkan banyak komplikasi dan juga kematian jika tidak berobat dengan benar.
Harapan : Menjelaskan pada pasien bahwa kesembuhan TBC bukan hanya berhenti batuk saja
melainkan sampai kuman TB tidak bisa ditemukan di tubuh pasien. Pasien harus meminum obat
sehingga selesai pengobatan.
Kekhawatiran : menenangkan pasien bahwa dengan minum obat teratur hingga proses terapi
tuntas bisa mengurangi komplikasi dan menenangkan pasien tentang efek samping adalah
perkara biasa dalam pengobatan TB dan tidak permanen.
Upaya: memberitahu pasien yang dengan hanya meminum obat batuk biasa tidak dapat
menyembuhkan penyakit TB.

Aspek 2:
Memberikan terapi farmakologis pada pasien dengan :
Tablet FDC OAT yang berisi:
 Rifamipicin 150mg, Isionazid 75mg, Pyrazinamid 400mg, Etambutol 275mg.
Menjelaskan ke pasien dan keluarga untuk minum satu tablet setiap hari pada pagi hari dan tidak
boleh berhenti sehingga selesai pengobatan. Menjelaskan ke pasien untuk memakai masker untuk
mengurangi risiko ketularan kepada keluarga dan juga tetangga.

Aspek 3:
 Menjelaskan ke pasien untuk berhenti merokok
 Menjelaskan bahwa daya tahan tubuh/imunitas merupakan faktor penting dalam tubuh
untuk mencegah berbagai macam penyakit. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh bisa

15
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

dengan cara makan makanan bervariasi yang bergizi, istirahat yang cukup, menghindari
stress dan meningkatkan aktivitas fisik seperti berjalan kaki atau jogging minimal sebanyak
3 kali dalam seminggu dengan waktu masing-masing minimal 30 menit.
 Menjelaskan kepada pasien bahwa status gizi pasien berdasarkan indeks massa tubuh
termasuk normoweight, namun komposisi makanan sehari-hari kurang bervariasi
sehingga kebutuhan tubuh terhadap berbagai zat tidak dapat terpenuhi. Pasien
dianjurkan untuk lebih banyak mengkonsumsi protein hewani seperti ikan laut, ayam
ataupun daging merah. Makanan yang tidak seimbang juga akan memengaruhi kondisi
daya tahan tubuh seseorang sehingga seseorang akan lebih mudah terkena penyakit.
Apabila memungkinkan konsultasi gizi di puskesmas guna memperbaiki masalah gizi
pasien.
 Menjelaskan kepada pasien bahwa kurangnya jam tidur juga berpengaruh terhadap daya
tahan tubuh. Jam tidur yang cukup dapat mengurangi keluhan pasien. Maka dari itu,
pasien disarankan untuk memperbaiki sleep hygiene seperti mematikan TV dalam kamar,
HP diletakkan agak jauh dari tempat tidur, lampu kamar dimatikan, dan disiplin tepat
waktu apabila telah masuk jam tidur sebaiknya pasien memulai tidur baik mengantuk
maupun tidak mengantuk serta melupakan sejenak stress pekerjaan atau pikiran yang
lain.
 Pasien juga diedukasi bahwa penyakit TB itu sangat menular sehingga diperlukan
pencegahan yang benar agar penyakit tidak menular ke orang lain. Pencegahan penularan
TB adalah dengan pemakaian masker, menjaga daya tahan tubuh, memperbaiki gizi dan
menjaga agar lingkungan rumah tetap bersih, cukup ventilasi dan cukup cahaya matahari.

Aspek 4:
 Menjelaskan bahwa penyakit TB merupakan penyakit menular. Penularan dapat berasal
dari percik renik dahak seseorang yang mederita TB saat batuk atau bersin. Penularan TB
bergantung kedekatan dan lamanya waktu kontak dengan sumber penularan serta faktor
lingkungan yang memengaruhi jumlah kuman diudara seperti ventilasi dan sinar matahari.
Pada pasien ini kemungkinan tertular TB dari anggota keluarga lainnya yang pernah
menderita TB yaitu kakeknya, ibunya, kakak dan sepupunya namun baru muncul gejala
akhir-akhir ini dikarenakan kuman TB mampu tidur (dormant) atau tidak berkembang dan
baru berkembang menjadi sakit TB karena faktor usia, daya tahan tubuh yang menurun,
dan gizi yang buruk (malnutrisi).
 Menjelaskan bahwa faktor lingkungan sangat berpengaruh dalam penularan TB. Ventilasi
dapat menurunkan jumlah konsentrasi kuman yang ada diudara dan cahaya matahari
yang dapat membunuh kuman TB dalam beberapa menit. Menganjurkan pasien untuk
membuka ventilasi rumah yang tertutup dan membuka gorden atau jendela saat pagi hari
supaya sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah dan juga dapat mengurangi
kelembaban rumah.
 Karena pasien memiliki tingkat ekonomi yang rendah maka pasien dianjurkan untuk
segera mengurus pembuatan BPJS agar tidak terkendala biaya saat mencari pengobatan
untuk penyakit pasien

Family Focused :

 Mengingatkan keluarga pasien tentang rutin minum obat dan diperhatikan dengan ketat
supaya pasien tidak terlupa minum obat.
 Mengedukasi keluarga pasien supaya memakai masker ketika Bersama pasien untuk
mengurangi risiko penularan

16
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

 Mengendukasi keluarga untuk memberi pasien makan makanan yang lebih bervariasi dan
diet tinggi protein
 Menasihati keluarga pasien untuk membuka jendela dan pintu di rumah untuk
memperbaik ventilasi dan penerimaan cahaya di rumah.
 Mengendukasi keluarga pasien tentang bahaya merokok dan bahaya “second hand
smoker” dan suruh untuk pasien berhenti merokok.

Community Oriented:

Tuberkulosis merupakan penyakit yang harus terkontrol untuk mencegah timbulnya penularan.
Oleh karena itu pencegahan sedini mungkin sangat diperlukan. Beberapa langkah yang dapat
dialkukan berupa:
 Penyuluhan mengenai TB dan komplikasinya
 Penyuluhan factor risiko TB dan cara penularannnya
 Memberikan masker kepada komunitas
 Mengedukasi tentang bahaya merokok

Perkembangan pasien saat kunjungan rumah terakhir:

Pada saat kunjungan rumah terakhir pada tanggal 16 Januari 2020 didapatkan:
• Persepsi pasien terhadap sakitnya mengalami perubahan. Pasien tidak lagi memiliki
persepsi bahwa penyakitnya hanya batuk biasa.
• Pasien memahami bahwa penyakitnya ini bisa sembuh jika pasien rutin minum obat dan
tidak merokok lagi.
• Pasien mulai merubah kebisaan untuk pulang ke rumah lebih awal untuk tidur.
• Pasien telah memulai memakai masker apabila keluar dan juga ketika bersama keluarga di
rumah

17
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Lampiran :

1. Rekam medis pasien / register pasien

2. Foto pasien
3. Foto kondisi rumah pasien

18
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

4. Lainnya yang dianggap perlu

19
Departemen Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Referensi:

1. World Health Organization. 2016. Global Tuberculosis Report 2016. Geneva : WHO.
2. Kementrian Kesehatan RI, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan. 2016. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta :
Kemenkes RI.

20

Anda mungkin juga menyukai