Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN

PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7
ANGGOTA :
1. Lutfia Umi Mulyati (06101381722048)
2. Vivin Rogati Manalu (06101381722059)
3. Yunika Marsyah Putri (06101381722060)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami haturkan
sholawat dan salam kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah mengantarkan
kita ke zaman yang terang benderang. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam penyusunan makalah
ini. Berkat dorongan serta bantuan mereka kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan penuh kekurangan.
Maka dari itu, kritik maupun saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat
diperlukan demi menyempurnakan makalah ini. Akhir kata kami berharap makalah ini dapat
menjadi bahan informasi dan penunjang bagi kita semua.

Palembang, Agustus 2019

Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar………………………………………………………………………
Daftar Isi…………………………………………………………………………….
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………………………
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………..
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Pemanasan Global…………………………………………………...
2.2 Penyebab dari Pemanasan Global………………………………………………..
2.3 Dampak dari Pemanasan Global…………………………………………………
2.4 Hal-hal yang Dilakukan untuk Mengurangi Pemanasan Global di Muka
Bumi………………………………………………………………………………....

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………............
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Peradaban manusia telah mengalami kemajuan sampai sekarang. Selama perkembangan
itu, manusia menjalani kehidupan bergantung pada pertanian dan agrikultur. Dengan orientasi
kehidupan tersebut, manusia selalu berusaha menjaga dan melestarikan lingkungannya dengan
sebaik-baiknya yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia pula. Dan pada
saatnya, perkembangan manusia telah mengalami jaman revolusi industri yang
menggantungkan kehidupan manusia pada bidang perindustrian. Dengan orientasi hidup
tersebut, dunia agrikultur pun mengalami kemunduran perlahan-lahan. Nilai-nilai kehidupan
manusia pun mengalami perubahan, terutama dalam interaksi manusia dengan lingkungannya.
Perubahan-perubahan yang terjadi menghasilkan dampak baik positif maupun negatif. Salah
satu dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih terus berlanjut pada masa sekarang
dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah dampaknya bagi lingkungan yang ada di
sekitar manusia itu sendiri. Ekspansi usaha yang dilakukan oleh para pelaku industri seperti
pembangunan pabrik-pabrik dan pembuatan produksi dengan kapasitas besar dengan
mengesampingkan perhatian terhadap dampaknya bagi lingkungan secara perlahan namun pasti
telah mengakibatkan kelalaian yang pada akhirnya akan merugikan lingkungan tempat tinggal
manusia serta manusia dan kehidupannya.
Para ahli lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang terbesar bagi
lingkungan dan dunia secara global akibat usaha perindustrian yang dilakukan dan telah
berkembang pesat ini. Dampak negatif ini adalah terjadinya pemanasan di dunia dan sering
disebut sebagai Global Warming. Namun, masalah Global Warming sebagai masalah
lingkungan ini masih diperdebatkan kebenarannya oleh beberapa pihak yang menganggap
Global Warming adalah alasan yang diciptakan untuk membatasi laju perkembangan
perindustrian. Walaupun masih terdapat perdebatan mengenai kebenaran keadaan Global
Warming di antara para ahli lingkungan tersebut, namun masalah Global Warming ini tidaklah
dapat dipungkiri untuk diteliti dan ditelaah lebih lanjut demi kelangsungan kehidupan manusia.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain
seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem,
serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah
terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.Beberapa
hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan
akan terjadi pada masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang
terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih
terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus
dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi
terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pemanasan global ?
2. Apakah penyebab dari pemanasan global ?
3. Apakah dampak pemanasan global bagi kehidupan di bumi?
4. Bagaimana cara mengurangi pemanasan global di muka bumi?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu pemanasan global.
2. Mengungkap hal-hal yang menyebabkan pemanasan global di muka bumi.
3. Mengungkap dampak negatif akibat pemanasan global bagi kehidupan di bumi.
4. Memaparkan cara-cara untuk mengurangi terjadinya pemanasan global di muka bumi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Pengertian Pemanasan Global


Pemanasan global adalah peningkatan jangka panjang dalam suhu rata-rata bumi sistem
iklim, aspek perubahan iklim ditunjukkan oleh pengukuran suhu dan oleh beberapa efek dari
pemanasan. Istilah ini biasanya mengacu pada pemanasan yang diamati terutama disebabkan
oleh manusia sejak zaman pra-industri dan kelanjutan yang diproyeksikan, meskipun ada juga
periode pemanasan global yang jauh lebih awal. Dalam konteks modern, istilah pemanasan
global dan perubahan iklim umumnya digunakan secara bergantian, tetapi perubahan iklim
mencakup keduanya. Pemanasan global dan dampaknya, seperti perubahan curah hujan dan
dampak yang berbeda menurut wilayah. Banyak perubahan pemanasan yang diamati sejak 1950-
an belum pernah terjadi sebelumnya dalam catatan suhu instrumental, dan dalam catatan proksi
historis dan paleoklimat tentang perubahan iklim selama ribuan hingga jutaan tahun. Pada 2013,
laporan penilaian Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan, Sangat
mungkin bahwa pengaruh manusia telah menjadi penyebab dominan dari pemanasan yang
diamati sejak pertengahan abad ke-20. Pengaruh terbesar manusia adalah emisi gas rumah kaca
seperti karbon dioksida, metana, dan dinitrogen oksida. Mengingat peran dominan aktivitas
manusia dalam menyebabkannya, fenomena ini kadang-kadang disebut pemanasan global
antropogenik atau perubahan iklim antropogenik. Model iklim proyeksi yang dirangkum dalam
laporan menunjukkan bahwa selama abad ke-21, suhu permukaan global kemungkinan akan
meningkat 0,3 hingga 1,7 ° C (0,5 hingga 3,1 ° F) menjadi 2,6 hingga 4,8 °C (4,7 hingga 8,6 ° F)
tergantung pada tingkat emisi gas rumah kaca. Temuan ini telah diakui oleh akademi sains
nasional dari negara-negara industri utama dan tidak diperdebatkan oleh badan ilmiah apa pun
yang memiliki kedudukan nasional atau internasional.

Perubahan iklim di masa depan dan dampak yang terkait akan berbeda dari satu wilayah
ke wilayah lainnya. Efek yang sedang berlangsung dan diantisipasi termasuk kenaikan
permukaan laut, perubahan curah hujan, dan perluasan gurun di subtropis. Pemanasan di masa
depan diperkirakan akan lebih besar di atas daratan daripada di atas samudra dan terbesar di
Kutub Utara, dengan mundurnya gletser, permafrost, dan es laut secara terus-menerus.
Kemungkinan perubahan lainnya termasuk peristiwa cuaca ekstrem yang lebih sering seperti
gelombang panas, kekeringan, kebakaran hutan, curah hujan deras dengan banjir, dan hujan salju
lebat; pengasaman laut; dan kepunahan masif spesies karena perubahan rezim suhu. Efek
signifikan bagi manusia termasuk ancaman terhadap ketahanan pangan dari penurunan hasil
panen dan pengabaian daerah berpenduduk karena naiknya permukaan laut. Karena sistem iklim
memiliki inersia yang besar dan gas rumah kaca akan tetap di atmosfer untuk waktu yang lama,
banyak dari efek ini akan bertahan tidak hanya untuk beberapa dekade atau abad, tetapi puluhan
ribu tahun. Respons sosial yang mungkin terjadi terhadap pemanasan global termasuk mitigasi
dengan pengurangan emisi, adaptasi terhadap dampaknya, membangun sistem yang tahan
terhadap dampaknya, dan kemungkinan rekayasa iklim di masa depan. Sebagian besar negara
adalah pihak dalam Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), yang
tujuan utamanya adalah untuk mencegah perubahan iklim antropogenik yang berbahaya. Para
pihak UNFCCC telah sepakat bahwa pengurangan emisi yang dalam diperlukan dan bahwa
pemanasan global harus dibatasi hingga di bawah 2,0 ° C (3,6 ° F) dibandingkan dengan tingkat
pra-industri, dengan upaya yang dilakukan untuk membatasi pemanasan hingga 1,5 ° C (2,7 ° F).
Beberapa ilmuwan mempertanyakan kelayakan adaptasi iklim, dengan skenario emisi yang lebih
tinggi, atau target suhu dua derajat. Reaksi publik terhadap pemanasan global dan kekhawatiran
tentang dampaknya juga meningkat. Laporan Pusat Penelitian Pew global 2015 menunjukkan
bahwa median 54% dari semua responden bertanya menganggapnya masalah yang sangat serius.
Terdapat perbedaan regional yang signifikan, dengan orang Amerika dan Cina (yang
ekonominya bertanggung jawab atas emisi CO2 tahunan terbesar) di antara yang paling tidak
peduli.

2.2 Penyebab dari Pemanasan Global

1. Efek rumah kaca

Efek rumah kaca meruakan proses atmosfer menghangatkan planet bumi. Efek rumah
kaca terjadi akibat panas yang dipantulkan ke permukaan bumi terperangkap oleh gas-gas di
atmosfer, sehingga tidak mampu diteruskan ke luar angkasa, melainkan dipantulkan kembali
ke permukaan Bumi. Sebenarnya ffek rumah kaca mempunyai manfaat bagi makhluk hidup
di Bumi, tanpa adanya efek rumah kaca bumi ini akan menjadi sangat dingin (jika tidak ada
efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C), namun jika berlebihan justru akan berbahaya bagi
kehidupan di Bumi karena akan mengakibatkan pemanasan global dan dapat mengganggu
iklim. Metana dan karbon dioksida dikenal sebagai gas rumah kaca utama dalam atmosfer
bumi. Gas ini membentuk semacam dinding di atas atmosfer yang memungkinkan radiasi
matahari untuk masuk, namun mencegah sebagian panas dipancarkan kembali. dalam
beberapa dekade terakhir, konsentrasi gas rumah kaca (terutama Metana dan karbon
dioksida) telah naik begitu tinggi sehingga membuat panas yang terjebak di atmosfer
semakin besar.

2. Meningkatnya gas karbon monoksida dari kendaraan bermotor.


Penyebab terjadinya pemanasan global ini disebabkan dari aktivitas manusia
sendiri, semakin padat nya penduduk yang ada di seluruh dunia dan populasi manusia
terus bertambah maka jumlah kendaraan bermotor juga akan selalu bertambah. Efek
kendaraan bermotor sangat besar terhadap pemanasan global karena gas yang dikeluarkan
oleh kendaraan bermotor merupakan gas karbon monoksida dimana gas karbon
monoksida tersebut dapat mengakibatkan efek rumah kaca. Selain sebagai gas yang dapat
menyebabkan efek rumah kaca, karbon monoksida pada konsentrasi yang tinggi dapat
secara serius mempengaruhi metabolisme pernapasan manusia. Karbon monoksida
mempunyai afinitas terhadap hemoglobin dalam darah (COHb) yang lebih tinggi
daripada oksigen, oleh karena itu dapat mengurangi kemampuan darah dalam membawa
oksigen. Kekurangan oksigen dalam aliran darah dan jaringan tubuh akan menurunkan
kinerja tubuh dan pada akhirnya dapat menimbulkan kerusakan dalam organ-organ tubuh.

3. Polusi udara dari industri pabrik


Semakin berkembangnya zaman pertumbuhan akan pabrik dan dunia industri pun
semakin berkembang. Namun semakin banyaknya industri pabrik yang tidak terkontrol
dan tidak memperhatikan kelestarin lingkungan dapat menyebabkan kerugian bagi alam
misalnya kerugian asap yang yang dihasilkan dari pabrik industri tersebut, sehingga akan
menyebabkan polusi udara yang akan membuat lingkungan tercemar dan berdampak
signifikan dalam terjadinya pemanasan global. Polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik
yang tidak terkontrol selanjutnya juga akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit
saluran pernapasan seperti asma, paru kronis, penyakit jantung, coccidioidomycosis,  dan
lain-lain. Gas buang dari industry juga menjadi penyebab efek rumah kaca yang
berpengaruh dengan kehidupan makhluk hidup karena dapat menimbulkan pencemaran
udara yang disebabkan oleh asap pabrik yang berlebihan, karena asap pabrik
menghasilkan gas berupa karbon monoksida, karbondioksida dan gas metana.
4. Polusi metana oleh pertanian, perkebunan, dan peternakan
Metana tergolong salah satu gas yang mempengaruhi pemanasan global, Emisi
gas metana berasal dari alam seperti lautan, lapisan es permanen, tanah-tanah yang
gembur, serta berasal dari hewan dan aktivitas manusia. dari berbagai macam sumber
dikatakan bahawa 14,5 persen dari total emisi gas rumah kaca di dunia disebabakan
(dikeluarkan) oleh ternak terutama sapi. Live Science melaporkan per tahun seokor sapi
menghasilkan gas metana 120 kg, domba 8 kg dan manusia hanya 0,12 kg. Metana (CH4)
merupakan gas tidak berbau yang menimbulkan efek rumah kaca. Komposisi metana di
atmosfer bumi lebih rendah dibanding karbon dioksida (CO2), namun koesifien daya
tangkap panas metana lebih tinggi, yakni 25 kali karbon dioksida. Metana juga berperan
dalam mempertipis lapisan ozon yang melindungi bumi, sehingga suhu bumi semakin
panas.

5. Penggunaan CFC yang tidak terkontrol


Cloro Four Carbon (CFC) merupakan salah satu penyebab pemanasan global yang
sifatnya masih bisa ditangani, CFC adalah klorofluorokarbon, yaitu senyawa-senyawa
yang mengandung atom karbon dengan klorin dan fluorin terikat padanya. Gas CFC ini
biasanya dihasilkan oleh peralatan pendingin udara seperti AC dan kulkas yang
berkontribusi dalam pemanasan global.

6. Konsep rumah modern


Saat ini konsep rumah modern banyak terdiri dari kaca. Memang usahanya adalah
untuk menghemat pemakaian listrik. Namun k lain kaca tersebut dapat memantulkan
cahaya ke udara lagi sehingga akan menyebabkan efek rumah kaca. Artinya cahaya yang
mengenai bangunan tersebut tidak diserap melainkan cahaya dipantulkan lagi ke udara
sehingga akan menyebabkan pengaruh lebih cepat terjadinya pemanasan global..
7. Bocornya lapisan ozon
Sinar matahari yang memancar kebumi tidak langsung sampai kebumi, karena
terdapat laipsan ozon yang melakukan filter terlebih dahulu. Hal itu dapat terjadi jika
lapisan ozon memang masih normal. Namun sekarang yang terjadi adalah lapisan ozon
sudah menipis bahkan ada yang berpendapat sudah bocor. Sebuah sumber mengatakan
bahwa: Berdasarkan pemantauan menggunakan instrumen Total Ozone Mapping
Spectrometer (TOMS) pada satelit Meteor 3 dan Nimbus 7, kerusakan ini (kerusakan
pada ozon) telah menghasilakan sebuah lubang yang dikenal sebagai lubang ozon di
kedua kutub bumi.

8. Pengrusakan hutan dan pembakaran hutan secara ilegal


Pembakaran hutan juga berperan dalam terjadinya pemanasan global. Karena
hutan mempunyai fungsi yang akan meyerap gas karbondioksida dan akan menghasilkan
oksigen. Jika semakin banyak adanya penebangan liar, pengundulan hutan maka jumlah
karbondioksida di atmosfer akan semakin banyak yang pada akhirnya menyebabkan
pemanasan global. Oleh karena itu diperlukannya reboisasi dan penghijauan pada hutan
agar pohon-pohon yang ada di hutan bisa tumbuh lebat lebih cepat dan hutan dapat
kembali menjalankan salah satu fungsinya yaitu untuk meyerap gas karbondioksida dan
menghasilkan oksigen, sehingga bisa sedikit mengurangi pemanasan global.

9. Luas hutan yang semakin menurun


Hutan merupakan paru-paru dunia. Saat ini hutan di Indonesia luasnya semakin
berkurang beberapa penyebab berkurangnya hutan di indonesia antaralain karena banyak
beralihnya kawasan hutan menjadi kawasan pertanian seperti pertanian sawit. Jika luas
hutan semakin berkurang, siapa yang mengubah karbondioksida menjadi oksigen? Tidak
ada bukan? Oleh karena itu cuaca semakin panas karena hutan semakin sedikit sehingga
gas karbondioksida di dalam atmosfer semakin meningkat
2.3 Dampak Pemanasan Global bagi Kehidupan
Para ilmuwan menggunakan model komputer dari suhu, pola presipitasi, dan
sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut,
para ilmuwan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global
terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan
kesehatan manusia.

1. Iklim Mulai tidak Stabil

Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian


Utara dari belahan Bumi utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-
daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan
mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah
yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada
pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta
akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Suhu pada
musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat. Daerah yang hangat
akan menjadi lebih lembap karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para
ilmuwan belum begitu yakin apakah kelembapan tersebut malah akan meningkatkan atau
menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air
merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi
pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang
lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya Matahari kembali ke angkasa luar, di
mana hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air). Kelembapan yang
tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap
derajat Fahrenheit pemanasan. Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1
persen dalam seratus tahun terakhir ini. Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air
akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih
kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola
yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan
air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa
periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi
dan lebih ekstrem.

2. Peningkatan Permukaan Laut


Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat,
sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut.
Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland,
yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah
meningkat 10-25 cm (4-10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuwan IPCC
memprediksi peningkatan lebih lanjut 9-88 cm (4-35 inci) pada abad ke-21.
Perubahan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi kehidupan di daerah pantai.
Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5
persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan
bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir
akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan
dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara
miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai. Bahkan sedikit
kenaikan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50
cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika
Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan
daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar
dari Everglades, Florida.
3. Suhu Global Cenderung Meningkat
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih
banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa
tempat. Bagian selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan
dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan
pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh.
Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh
dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi
sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam.
Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang
lebih hebat.
4. Gangguan Ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek
pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan
global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan.
Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat
lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan
menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan
yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati.
Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub
mungkin juga akan musnah.
5. Dampak Sosial dan Politik
Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit
yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas
juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malagizi.
Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat
mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat
trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke
tempat-tempat pengungsian di mana sering muncul penyakit, seperti: diare, malagizi,
defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain. Pergeseran
ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (waterborne
diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases).
Seperti meningkatnya kejadian demam berdarah karena munculnya ruang (ekosistem)
baru untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan adanya perubahan iklim ini maka
ada beberapa spesies vektor penyakit (eq aedes aegypti), virus, bakteri, plasmodium
menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang target nya adalah organisme
tersebut. Selain itu bisa diprediksi kan bahwa ada beberapa spesies yang secara
alamiah akan terseleksi ataupun punah dikarenakan perbuhan ekosistem yang
ekstreem ini. hal ini juga akan berdampak perubahan iklim (climate change) yang
bisa berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu seperti ISPA (kemarau
panjang/kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak menentu). Gradasi
Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi
pada waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan polusi
udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi
terhadap penyakit-penyakit saluran pernapasan seperti asma, alergi,
coccidioidomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.

2.4 Hal-hal yang Dilakukan untuk Mengurangi Pemanasan Global di Muka Bumi

1. Menanam pohon

Ini mungkin adalah cara yang paling mudah untuk dilakukan oleh kita tetapi
sangat berat untuk dilaksanakan. Ini dikarenakan kita sangat malas untuk bergerak dan
menggunakan raga kita hanya untuk sekedar menanam pohon. Tetapi inilah mungkin
salah satu cara yang paling ampuh untuk mengurangi dampak global warming. Karena
pohon terbukti dapat menghisap kuat gas karbon dioksida dan apalagi jika kita menanam
pohon rumpun bambu akan menghisap karbon dioksida 4 kali lebih kuat dari pohon
biasa.

2. Kurangi penggunaan kertas

Ingat kuat-kuat pemikiran di atas di pikiran kita, karena inilah salah satu
penyebab yang besar yang mempengaruhi global warming karena dengan kita memakai
satu lembar kertas berarti kita telah menebang satu buah pohon. Mulailah sekarang untuk
mengurangi penggunaan kertas misalnya gunakan kertas se-efisien mungkin dan print-lah
kertas jika bisa kertas tersebut digunakan secara bolak-balik.

3. Sering-seringlah naik sepeda


Sepeda adalah angkutan yang paling aman dan sangat nyaman serta sangat mudah
untuk digunakan. Dan cara ini bisa kita gunakan untuk mengurangi emisi polusi yang
sudah banyak ‘berterbangan’ di bumi. Jikalau bisa kurangilah penggunaan sepeda motor
ataupun mobil untuk bekerja dan mulailah sedikit-sedikit menggunakan sepeda dan cara
ini pun juga akan mengurangi kemacetan.

4. Kurangi penggunaan plastik


Di Amerika Serikat, penggunaan plastik sudah dilarang oleh pemerintah setempat
karena ini menjadi salah satu penyebab global warming yang paling mempengaruhi.
Karena plastik jika ingin diuraikan di dalam tanah butuh 1000 tahun dan ini merupakan
waktu yang sangat lama untuk kita. Karena inilah kita mulai dari sekarang kurangi
penggunaan plastik, jika bisa mungkin anda harus memakai kantong plastik yang
mungkin bisa dipakai untuk waktu yang lama misalnya kain serat alami atau kantung
plastik yang belum kotor.

5. Hemat penggunaan listrik


Saat ini listrik sudah semakin mahal. Ini mungkin juga salah satu siasat
pemerintah untuk mengurangi dampak global warming (mungkin). Jika kita lagi
bepergian matikanlah listrik yang tidak perlu, atau hematlah sehemat-hemat mungkin
untuk menggunakan listrik. Lalu juga jangan sering membuka kulkas terlalu sering
karena ruangan di dalam kulkas banyak mengandung freon yang dapat merusak lapisan
ozon di bumi.Jadi inilah mungkin cara mengatasi mungkin tepatnya mengurangi gejala
dari global warming. Sebenarnya masih banyak cara-cara yang mungkin kita bisa lakukan
untuk mengurangi hal tersebut. Mudah-mudahan kita bisa mulai dari sekarang untuk
melakukan hal tersebut, karena semakin lama lapisan ozon bumi kita akan semakin
berkurang dan ini akan menjadi kehidupan kita di bumi menjadi panik dan terganggu.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pemanasan global telah menjadi permasalahan yang menjadi sorotan utama umat
manusia. Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri dan dampaknya
diderita oleh manusia itu juga. Untuk mengatasi pemanasan global diperlukan usaha yang keras
karena hampir mustahil untuk diselesaikan saat ini. Pemanasan global memang sulit diatasi,
namun kita bisa mengurangi efeknya. Penanggulangan hal ini adalah kesadaran kita terhadap
kehidupan bumi di masa depan. Apa bila kita telah menanam kecintaan terhadap bumi ini maka
pemanasan global hanya sejarah kelam yang pernah menimpa bumi ini.Dampak negatif dari
pemanasan global memang sangat banyak. Baik itu secara langsung atau tidak langsung pada
manusia. Secara tidak langsung yaitu dengan merusak lingkungan yang akan mengganggu
pemenuhan kebutuhan manusia. Secara langsung yaitu dengan suhu yang terasa semakin panas
yang mengganggu kesehatan manusia. Pemanasan global memang tidak bisa dicegah, tapi hal
tersebut masih bisa diperlambat. Mulai dengan pengembangan teknologi yang berwawasan
lingkungan dan menjalankan prinsip daur ulang, menggunakan kembali barang yang masih bisa
dipakai, dan mengurangi penggunaan SDA yang tidak perlu.

Anda mungkin juga menyukai