Anda di halaman 1dari 5

Analisis Masalah 23A (GDD ec CP)

Kashaya Ayudina Nurrohma

G1 – 04011381722232

1. Sabrina Perempuan 20 bulan dibawa ke puskesmas karena belum bisa duduk.


a. Apa saja perkembangan yang sudah bisa dilakukan oleh anak usia 20 bulan?
Wildan, aldo, bela
b. Apa makna sabrina usia 20 bulan belum bisa duduk? Aldo, bela, sasa

2. Sabrina baru bisa tengkurap usia 12 bulan, bisa merayap, kepala bisa berdiri
tegak selama beberapa detik. Sabrina belum bisa memegang benda, belum bisa
memasukkan makanan ke mulut dan bertepuk tangan.
a. Bagaimana perkembangan normal pada anak usia 12 bulan? Bela, sasa, ica
b. Apa makna sabrina usia 20 bulan belum bisa bicara? Sasa, ica, ale
c. Apa makna kepala bisa berdiri tegak selama beberapa detik pada usia 12 bulan?
ica, ale, intan
d. Apa makna belum bisa memegang benda, belum bisa memasukkan makanan ke
mulut dan bertepuk tangan? ale, intan, pay

3. Pemeriksaan perkembangan: anak tidak bisa bicara, bisa mengucapkan yaya dan
mama dan menoleh ketika dipanggil dengan suara keras. Anak bisa tengkurap dan
menahan kepala beberapa detik. Belum bisa mengambil dan memegang kubus.
a. Apa makna anak bisa mengucapkan yaya dan mama? (sekalian kapan seharusnya
anak bisa mengucapkan yaya mama) intan, pay, eca
b. Apa makna menoleh ketika dipanggil dengan suara keras? Pay, eca, aya
Hal ini menunjukkan bahwa terjadi gangguan pada pendengaran Sabrina, dimana
dia hanya menoleh dengan suara keras, yang menunkukkan bahwa dia tidak
menoleh dengan nada biasa dikarenakan dia tidak mendengar. Pada kasus CP 75%
penderita mengalami gangguan pendengaran.
c. Apa makna anak bisa tengkurap dan menahan kepala beberapa detik? Eca,
aya, anggun
Anak bisa tengkurap dan menahan kepala beberapa detik menunjukkan adanya
keterlambatan perkembangan, karena milestone tersebut seharusnya sudah dapat
dilakukan sejak bayi berusia 1 bulan.
1
d. Apa makna anak belum bisa mengambil dan memegang kubus? Aya, anggun,
wildan
Gerakan ibu jari menjauhi jari-jari lain dalam usaha menggenggam seharusnya
muncul pada usia 3 atau 4 bulan, dan dalam usaha mengambil benda antara usia 8-
10 bulan. Artinya bayi Sabrina yang sudah berusia 20 bulan ini mengalami
keterlambatan perkembangan.

4. Pemeriksaan Neurologis: Keempat anggota gerak kaku, susah ditekuk, gerakan


kurang, dengan kekuatan 3 Tonus meningkat, refleks fisiologis meningkat, refleks
Babinsky (+), tidak ada refleks Moro dan refleks menggenggam.
a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan neurologis? Anggun, wildan, aldo
b. Bagaimana mekanisme abnormalitas keempat anggota gerak kaku, susah ditekuk,
gerakan kurang, dengan kekuatan 3 Tonus meningkat? Wildan, aldo, bela
c. Bagaimana mekanisme abnormalitas refleks fisiologis meningkat? Aldo, bela, sasa

5. Pemeriksaan fisik: BB 7,7 kg, PB 78 cm, Lingkar kepala 42 cm, Tidak ada
gambaran dismorfik, anak sadar, kontak mata ada, tapi tidak mau tersenyum
kepada pemeriksaan. Pemeriksaan KPSP 18 bulan tidak ada yang bisa dilakukan
sabrina.
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik? Bela, sasa, ica
b. Bagaimana KPSP 18 bulan? Sasa, ica, ale
c. Bagaimana mekanisme abnormalitas BB 7,7 kg, PB 78cm, Lingkar kepala 42 cm?
ica, ale, intan
d. Bagaimana mekanisme abnormalitas dari pemeriksaan KPSP 18 bulan yang tidak
ada yang bisa dilakukan Sabrina? Ale, intan, pay

6. Riwayat kelahiran: ibu usia 28 tahun tanpa penyulit kehamilan, ANC 3x, lahir
spontan usia 36 minggu, ditolong bidan, asfiksia perinatal, berat 2100 gram,
Panjang badan tidak diukur, dirawat di RSMH selama 1 minggu karena kesulitan
bernapas dan mendapat terapi sinar karena kuning saat dirawat.
a. Apa makna bayi tidak langsung menangis saat dilahirkan? Intan, pay, eca
b. Hubungan asfiksia perinatal dengan keterlambatan perkembangan dan
pertumbuhan pada kasus? Pay, eca, aya
Pada kasus, terjadinya asfiksia didapatkan dari keterangan bahwa bayi tidak
menangis hingga kurang lebih 10 menit.
2
Menurut WHO (2016), neonatus yang dalam usia 1 menit belum bernafas
(menangis) adalah neonatus dengan asfiksia neonatorum berat.
Asfiksia – terutama asfiksia berat pada neonatus akan membuat perfusi oksigen ke
otak tidak cukup. Otak kemudian akan mengalami hipoksia dan akhirnya
mengalami jejas karena proses nekrosis. Hal ini bersama dengan faktor resiko lain
(infeksi, prematuritas, genetik, dll.) akan menyebabkan terjadinya CP pada anak.
(Kliegman et al, 2011)
CP yang terjadi akan memberikan manifestasi berupa keterlambatan dalam
perkembangan dan hambatan dalam pertumbuhan.
c. Adakah hubungan antara premature dengan keterlambatan perkembangan
dan pertumbuhan? Eca, aya, anggun
Beradasarkan penelitian Santoso (2002), dengan subyek penelitian adalah anak
yang dilahirkan prematur dari 1 Juli 2002 — 30 November 2002 dan bertunur 1
tahun pada saat penelitian, dengnn pembanding anak yang dilahirkan aterm pada
periode yang sama. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan kelahiran
prematur terhadap tumbuh kembartg anak serta apakah ada perbedaan tumbult
kembang anak usia 1 tahun yang lahir prematur clan lahir aterm dan mengetahui
faktor-faktor apa saja yang dapat berdampak terhadap tumbuh kembang anak usia 1
tahun. Panjang badan usia 1 tahun pada kelompok prematur dan atenn didapatkan
rata-rata 71.2 (3.75) vs 71.0 (4.18) dan berat badan usia 1 tahun rata-rata 8083.3
(1565.16) vs 9025.0 (1480.43). Gangguan pertumbuhan lebih banyak pada
kelompok prematur (25.7 %) dibanding kelompok aterrn (8.6%) (p<0.001).
Sedangkan gangguan perkembangan dijumpai lebih banyak pada kelompok
prematur (17.1%) dibanding kelompok aterm (4.3%) (r3.003). Kelahiran
prematur mempunyai risiko 15.2 kali lebih besar dan asfiksia menit ke-5
mempunyai risiko 15.9 kali lebih besar untuk menderita gangguan
pertumbuhan. Untuk perkembangan anak usia 1 tahun didapatkan bahwa
kelahiran prematur mempunyai risilco 4.4 kali lebih besar dan penyakit
sistemik pada anak mempunyai risiko 29.3 kali lebih besar untuk menderita
gangguan perkembangan. Disimpulkan bahwa kelahiran prematur berhubungan
dengan gangguan tumbuh kembang anak. Terdapat perbedaan tumbuh kembang
anak usia 1 tahun pada kelahiran prematur dan aterm, yaitu pertumbuhan dan
perkembangan anak usia 1 tahun kelahiran prematur kurang baik dibandingkan
kelahiran aterm. Sedangkan faktor yang berdampak buruk terhadap tumbuh
kembang anak usia 1 tahun adalah kelahiran prematur , asfiksia menit ke-5,
3
penyakit sistemik pada anak, asfiksia menit ke-1, adanya komplikasi persalinan,
adanya ketuban pecah dini, cara persalinan dengan tindakan, umur ibu terlalu muda
atau tua, infark pada plasenta, status sosial ekonomi dan tinglcat pendidikan ibu
yang rendah.
d. Adakah hubungan antara berat saat lahirnya dengan kertelambatan
perkembangan dan pertumbuhan? Aya, anggun, wildan
Berat badan bayi saat lahir 2.100 gram menunjukkan BBLR, yang merupakan salah
satu faktor risiko terjadinya gangguan tumbuh kembang. Ada hubungan yang
bermakna antara berat lahir rendah dan perkembangan anak. Penelitian
menunjukkan bahwa anak usia balita dengan riwayat berat badan lahir
rendah/BBLR memiliki risiko gangguan perkembangan motorik halus 27,6 kali
dibandingkan anak normal dan risiko gangguan perkembangan motorik kasar 8,18
kali lebih besar dibandingkan anak yang nomal.

Menurut Saputro (2015), BBLR memiliki risiko mengalami permasalahan pada


sistem tubuh, karena kondisi tubuh yang tidak stabil. Risiko cerebral palsy lebih
tinggi diantara bayi dengan BBLR dan prematur. Risiko akan meningkat sesuai
dengan rendahnya berat lahir dan usia kehamilan. (Agustini, 2015)
e. Apa hubungan riwayat persalinan pada kasus? Anggun, wildan, aldo
f. Bagaimana hubungan ANC dengan keterlambatan perkembangan dan pertumbuhan
pada kasus? Wildan, aldo, bela
g. Bagaimana hubungan hiperbilirubinemia dengan keluhan kasus? Aldo, bela, sasa

Hipotesis: Sabrina 20 bulan mengalami Global Developmental Delayed (aspek


motork kasar, motorik halus, komunikasi/berbicara, dan emosional) et causa
Cerebral Palsy tipe spastik kuadriplegia dengan gizi kurang dan mikrosefali.

4
 Apa saja algoritma penegakkan diagnosis pada kasus? Ica, ale
 Apa saja diagnosis banding pada kasus? Intan, pay

 Apa diagnosis kerja pada kasus? Eca, aya

Sabrina 20 bulan mengalami global developmental delayed (aspek motork kasar,


motorik halus, komunikasi/berbicara, dan sosial kemandirian) et causa Cerebral
Palsy tipe spastik kuadriplegia dengan gizi kurang dan mikrosefali.
 Apa definisi penyakit pada kasus? Anggun, wildan
 Bagaimana etiologi penyakit pada kasus? Aldo, bela
 Bagaimana epidemiologi penyakit pada kasus? Sasa, ica

 Bagaimana patofisiologi penyakit pada kasus? Ale, intan

 Bagaimana manifestasi klinis penyakit pada kasus? Pay, eca

 Bagaimana pemeriksaan penunjang penyakit pada kasus? Aya, anggun


- MRI  lesi pada otak
- Darah lengkap  Infeksi
- Serum CK
 Bagaimana tatalaksana penyakit pada kasus? Wildan, aldo
 Bagaimana prognosis penyakit pada kasus? Bela, sasa
 Bagaimana kajian informasi dan edukasi penyakit pada kasus? Ica, ale

 Bagaimana SKDI penyakit pada kasus? Intan, pay

Anda mungkin juga menyukai