Anda di halaman 1dari 2

Aflatoksin merupakan segolongan senyawa toksik (mikotoksin, toksin yang berasal dari fungi)

yang dikenal mematikan dan karsinogenik bagi manusia dan hewan.

Spesies penghasilnya adalah segolongan fungi (jenis kapang) dari genus Aspergillus,


terutama A. flavus (dari sini nama "afla" diambil) dan A. parasiticus[2] yang berasosiasi dengan
produk-produk biji-bijian berminyak atau berkarbohidrat tinggi. Kandungan aflatoksin ditemukan
pada biji kacang-kacangan (kacang tanah, kedelai, pistacio, atau bunga matahari), rempah-
rempah (seperti ketumbar, jahe, lada, serta kunyit), dan serealia (seperti gandum, padi, sorgum,
dan jagung).[1] Aflatoksin juga dapat dijumpai pada susu yang dihasilkan hewan ternak yang
memakan produk yang terinvestasi kapang tersebut. Obat juga dapat mengandung aflatoksin
bila terinfestasi kapang ini.

Praktis semua produk pertanian dapat mengandung aflatoksin meskipun biasanya masih pada
kadar toleransi. Kapang ini biasanya tumbuh pada penyimpanan yang tidak memperhatikan
faktor kelembaban (min. 7%) dan bertemperatur tinggi. Daerah tropis merupakan tempat
berkembang biak paling ideal.

Aflatoksin B1, senyawa yang paling toksik, berpotensi merangsang kanker, terutama kanker hati.
Serangan toksin yang paling ringan adalah lecet (iritasi) ringan akibat kematian jaringan
(nekrosis). Pemaparan pada kadar tinggi dapat menyebabkan sirosis, karsinoma pada hati, serta
gangguan pencernaan, penyerapan bahan makanan, dan metabolisme nutrien. Toksin ini
di hati akan direaksi menjadi epoksida yang sangat reaktif terhadap senyawa-senyawa di
dalam sel. Efek karsinogenik terjadi karena basa N guanin pada DNA akan diikat dan
mengganggu kerja gen. Pemanasan hingga 250 derajat Celsius tidak efektif menginaktifkan
senyawa ini. Akibatnya bahan pangan yang terkontaminasi biasanya tidak dapat dikonsumsi lagi.

A. Material untuk produk fastbite yang berpotensi mengadung Aflatoksin


1. Rice Crispy
2. Rolled Oats
3. Chia seed
4. Chocolate Compound
5. Minyak Nabati
6. Lecico / Lechitin Kedelai

B. Penyimpanan Material – material tersebut dibawah 25’C dan termonitoring

Anda mungkin juga menyukai