1. Mengidentifikasi masalah
Identifikasikan masalah yang sebenarnya sedang dialami. Masalah utama yang terjadi
kemudian digambarkan dengan bentuk kotak sebagai kepala dari fishbone diagram. Masalah
yang diidentifikasi yang akan menjadi pusat perhatian dalam proses pembuatan fishbone
diagram.
Dari masalah yang ada, maka ditentukan faktor-faktor utama yang menjadi bagian dari
permasalahan yang ada. Faktor-faktor ini akan menjadi penyusun “tulang” utama dari
fishbone diagram. Faktor ini dapat berupa sumber daya manusia, metode yang digunakan,
cara produksi, dan lain sebagainya.
Dari setiap faktor utama yang menjadi pangkal masalah, maka perlu ditemukan kemungkinan
penyebab. Kemungkinan-kemungkinan penyebab setiap faktor, akan digambarkan sebagai
“tulang” kecil pada “tulang” utama. Setiap kemungkinan penyebab juga perlu dicari tau akar
penyebabnya dan dapat digambarkan sebagai “tulang” pada tulang kecil kemungkinan
penyebab sebelumnya. Kemungkinan penyebab dapat ditemukan dengan cara melakukan
brain storming atau analisa keadaan dengan observasi.
Setelah membuat fishbone diagram, maka dapat dilihat semua akar penyebab masalah. Dari
akar penyebab yang sudah ditemukan, perlu dianalisa lebih jauh prioritas dan signifikansi
dari penyebabnya. Kemudian dapat dicari tau solusi untuk menyelesaikan masalah yang ada
dengan menyelesaikan akar masalah.
Reference :
Mind Tools Editorial Team. (2014, Maret 5). Cause and Effect Analysis. Retrieved February
18, 2017, from Mind Tools: https://www.mindtools.com/pages/article/newTMC_03.htm
1. Mengidentifikasi masalah
1. Man
Petugas kesehatan yang lalai mengkalibrasi alat penimbangan di posyandu
Kondisi Penyakit yang di alami balita selama sebulan terakhir
2. Money
Kurangnya pendapatan keluarga untuk memenuhi asupan balita
3. Material
Alat posyandu yang tidak terkalibrasi
4. Methods
kemampuan penimbangan yang salah
5. Market
kemampuan membeli bahan makanan keluarga kurang
6. Environmental
Ketersediaan bahan makan
Pemanfaatan bahan lokal terbatas
Kurangnya pendapatan
Petugas kesehatan yang lalai keluarga untuk
mengkalibrasi alat penimbangan di memenuhi asupan balita
posyandu