Anda di halaman 1dari 1

Tinjau pustaka

1. Penyakit Jembrana
Penyakit ini bermula diketahui pada tahun 1960-an pada kasus ini dilaporkan telah
membunuh sebanyak 60.000 sapi bali atau yang disebut dengan Bos javanicus. Sejak saat itulah
penyakit ini semakin banyak dilaporkan. Semakin pesat nya penyebaran nya penyakit ini mulai
menyebar ke beberapa daerah di indonesia, tidak hanya pada sapi bali tetapi menyebar ke
berbagai jenis sapi termasuk kerbau. Hal ini diperkirakan karena perpindahan sapi bali secara
ilegal.
2. Gejala Klinis Penyakit Jembrana
Masa inkubasi penyakit ini sangat lah singkat oleh karena itu penyakit ini sangat mudah
tersebar dan berbahaya. Hanya perlu 5-12 hari masa inkubasi. Pada sebuah percobaan sapi
mengalami kematian sebesar 17% dan pada sapi sembuh virus tersebut akan tetap terdeteksi
dalam darah selama 2 tahun setelah terinfeksi maka walaupun sapi telah sembuh masih bisa
memungkin untuk penularan pada sapi lainnya. Gejala utama penyakit ini adalah demam,
lethargy, anorexia, dan pembengkakan nodus limpha superficial.
Adapun beberapa perubahan, perubahan haemotologis pada sapi yang terinfeksi:
leukopenia, thrombocytopenia, anemia, peningkatan konsentrasi urea dalam darah, dan
penurunan konsentrasi protein plasma. Perubahan patologis juga terjadi, termasuk kerusakan
vaskular, seperti haemorragic, tetapi perubahan yang paling khas ialah lymphadenopathy dan
splenomegaly. Perembesan proliferasi lymphoid juga ditemukan pada sebagian besar organ
parenchyma, terutama hati dan ginjal. Perembesan yang mengandung sel-sel macrophage
terproliferasi juga ditemukan di paru-paru. Semua perubahan ini secara prinsip terjadi selama
periode febril.
3. Deteksi Penyakit
Mendeteksi penyakit ini ada 2 teknik yakni :
A. Teknik hibridisasi in situ
Selama masa febril viraemia terjadi sangat lah tinggi pada bagian pembuluh darah oleh
karena itu banyak sekali virus ditemukan pada berbagai jaringan, seperti limpa, nodus
limpatikus, paru-paru, sumsum tulang, hati, dan ginjal. Virus ini juga dapat dideteksi melalui
air liur dan susu sapi, pada sapi yang yang terinfeksi secara akut dapat di deteksi karena
titer virus sangatlah tinggi dan menurun setelah 60 hari.
B. Teknik western immunoblotting
Sera binatang yang terinfeksi bereaksi terhadap berbagai protein virus, pada penyakit ini
khusus nya menggunakan protein capsid(26 kDa) sebagai antigen virus penyakit jembrana.
Protein ini juga dapat mendeteksi virus bovine immunodeficiency virus (BIV) maka protein
dapat juga digunakan sebegai pendeteksi kedua virus tersebut.

Metode

Anda mungkin juga menyukai