B. Fisiologi Tidur
Menurut Uliyah (2015:127) menjelaskan Fisiologi tidur merupakan
pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme serebral yang
secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat
tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivasi
retikularis yang merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan
susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. Pusat
pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidur tidur terletak dalam mesensefalon
dan bagian atas pons. Selain itu, reticular activating system (RAS) dapat
memberikan rangsangan visual, pengengaran, nyeri, dan perabaan juga dapat
menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan
1
2
proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan
katekolamin seperti norepinefrin. Demikian juga pada saat tidur, kemungkinan
disebabkan adanya pelepasan serum srotonin dari sel khusus yang berada di
pons dan batang otak tengah yaitu bulbar synchronizing regional (BSR),
sedangkan bangun bergantung pada keseimbangan impuls yang diterima di
pusat otak dan sistem limbik. Dengan demikian, sistem pada batang otak yang
mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR.
Berikut penjelasan mengenai tahapan tidur sebagai berikut:
Kantuk pra tidur
Tidur REM
NREM NREM
ini individu menjadi sulit untuk dibangunkan atau justru dapat bangun
dengan tiba-tiba, tonus otot terdepresi, sekresi lambung meningkat, dan
frekuensi jantung dan pernapasan sering tidak teratur. (Ambarwati,
2014:361)
Pola tipe tidur ini, ditandai dengan hal sebagi berikut:
a. Mimpi yang bermacam-macam. Tahap tidur REM mimpi dapat
diingat kembali, sedangkan tahap tidur NREM mimpi tidak dapat
diingat.
b. Mengigau atau bahkan mendengkur.
c. Otot-otot kendur (rileks).
d. Kecepatan jantung dan pernapasan tidak teratur, sering lebih cepat.
e. Perubahan tekanan darah meningkat.
f. Gerakan otot menjadi tidak teratur.
g. Gerakan mata cepat tertutup dan cepat terbuka.
h. Pembebasan steroid.
i. Sekresi lambung meningkat.
j. Ereksi penis pada pria
k. Metabolisme meningkat.
C. Kebutuhan tidur
Menurut Uliyah (2015:130) kebutuhan tidur pada manusia bergantung pada
tingkat perkembangan.
Selain itu, riwayat ini juga harus mencakup berbagai masalah yang
ditemui pada pola tidur, penyebabnya, kapan pertama kali masalah
9
e. Pemeriksaan diagnotik
Tidur dapat diukur secara objektif dengan menggunakan alat yang
disebut polisomnigrafi. Alat ini dapat merekam elektroensfalogram
(EEG), elektromiorgam (EMG), dan elektrokulogram (EOG)
sekaligus. Dengan alat ini dapat dikaji aktivitas tidur klien. Aktivitas
yang klien lakukan tanpa sadar tersebut bisa jadi merupakan
penyebab sering klien terjaga dimalam hari.
a. Insomnia
1) Definisi
Gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang menghambat
fungsi.
2) Batasan karakteristik
11
- Perubahan afek
- Perubahan konsentrasi
- Perubahan mood
- Perubahan pola tidur
- Gangguan status kesehatan
- Penurunan kualitas hidup
- Kesulitan memulai tidur
- Kesulitan mempertahankan tidur nyenyak
- Tidur tidak memuaskan
- Bangun terlalu dini
- Sering membolos
- Peningkatan terjadi kecelakaan
- Kekurangan energi
- Pola tidur tidak menyehatkan
- Gangguan tidur yang berdampak pada keesokan hari
3) Faktor yang berhubungan
- Konsumsi alkohol
- Ansietas
- Rata-rata aktivitas fisik harian kurang dari yang dianjurkan
menurut gender dan usia
- Depresi
- Kendala lingkungan
- Ketakutan
- Sering mengantuk
- Berduka
- Higiene tidur tidak adekuat
- Ketidaknyaman fisik
- Stesor
b. Gangguan pola tidur
1) Definisi
12
a. NOC
1) Insomnia
Menurut NOC (2016) diagnosa keperawatan insomnia
a) NOC : Tidur
b) Tujuan : pasien mampu mencapai tidur yang optimal
c) Indikator :
No Indikator S k o r
1 Jam tidur
2 Kualitas tidur
3 Tidur dari awal sampai habis di malam hari secara konsisten
4 N y e r i
5 Kesulitan memulai tidur
Skala :
1 = Sangat terganggu
2 = Banyak terganggu
3 = Cukup terganggu
13
4 = Sedikit terganggu
5 = Tidak terganggu
No I n d i k a t o r S k o r
1 J a m t i d u r
2 Kualitas tidur
3 Tidur dari awal sampai habis dimalam hari secara konsisten
4 P o l a t i d u r
5 Perasaan segar setelah tidur
Skala :
1=Sangatterganggu
2=Banyakterganggu
3=Cukupterganggu
4=Sedikitterganggu
5=Tidakterganggu
b. NIC
1) insomnia
d) Monitor pola tidur pasien dan catat kondisi fisik (misalnya, apnea tidur,
sumbatan jalan napas, nyeri/ketidaknyamanan dan frekuensi buang air
kecil) dan/atau psikologis (misalnua, ketakutan atau kecemasan) keadaan
yang mengganggu tidur
e) gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat menurunkan atau memperberat nyeri
b) Anjurkan pasien untuk menghindari makanan sebelum tidur dan minuman yang
mengganggu tidur
d) Monitor pola tidur pasien dan catat kondisi fisik (misalnya, apnea tidur, sumbatan
jalan napas, nyeri/ketidaknyamanan dan frekuensi buang air kecil) dan/ atau
psikologis (misalnya, ketakutan atau kecemasan) keadaan yang mengganggu tidur
15
f) Diskusikan dengan pasien dan keluarga mengenai teknik untuk meningkatkan tidur
c) Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa distraksi dengan lampu yang redup
dan suhu lingkungan yang nyaman jika memungkinkan.