Makalah Manajemen Lembaga Pendidikan Isl
Makalah Manajemen Lembaga Pendidikan Isl
Dosen Pengampu:
Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I
Oleh :
Madin B – SMT 8
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
April 2018
KATA PENGANTAR
ii
Syukur Alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala karunianya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan
salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang telah
memperjuangkan Agama Islam.
Kemudian dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari bahwa apa yang telah
diperoleh merupakan hasil dari keterlibatan semua pihak. Oleh karena itu, kami
menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo Bapak Drs.Rido
Kurnianto, M.Ag.
2. Ustad Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I, selaku dosen pengampu yang telah memberikan
bimbingan dalam penyusunan makalah ini.
3. Orang tua yang telah sabar mendidik dan mengasuh penulis dari kecil hingga
sekarang serta telah memberi dukungan dalam penyusunan makalah ini.
4. Teman-teman, khususnya pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan, atas bantuan,
doa serta dukunganya yang berhubungan penyusunan makalah ini.
Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapat pahala dan hikmah
dari Tuhan yang Maha Esa.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak
kekurangan, karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki, untuk
itu kami berharap atas pemberian kritik, saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi
kesempurnaaan penyusunan makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
DAFTAR ISI
iii
Halaman Judul........................................................................................................i
Kata Pengantar......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan Pembahasan............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
MANAJEMEN KONFLIK PADA MADRASAH/SEKOLAH
A. Manajemen Pendidikan Islam.............................................................3
B. Pengertian Konflik..............................................................................5
C. Pengertian Manajemen Konflik..........................................................5
D. Menejemen Konflik pada Madrasah ..................................................6
E. Pandangan Islam mengenai Manajemen Konflik pada Madrasah....10
BAB III P E N U T U P
Kesimpulan............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Manajemen merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses
berjalannya suatu organisasi profit maupun non profit secara keseluruhan. Alasannya
adalah tanpa manajemen tidak mungkin tujuan organisasi profit maupun non profit
tersebut dapat diwujudkan secara optimal, efektif maupun efisien. Maka disini penulis
membahas bagaimana menejemen hubungan madrasah/pesantren dengan masyarakat
dalam penyelenggaraan pendidikan Islam.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas maka dapa diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Jelaskan manajemen pendidikan Islam?
2. Jelaskan pengertian konflik?
3. Jelaskan pengertian manajemen konflik?
4. Bagaimana manajemen konflik pada Madrasah?
5. Bagaimana pandangan Islam mengenai manajemen konflik pada madrasah atau
sekolah?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan pembahasan dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui manajemen pendidikan Islam.
2. Untuk memahami pengertian pesantren atau madrasah.
3. Untuk mengetahui pengertian masyarakat.
4. Untuk mengetahui dan memahami manajemen hubungan madrasah/pesantren dan
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.
5. Untuk mengetahui bagaimana pandangan Islam mengenai manajemen pada madrasah
atau sekolah.
BAB II
3
PEMBAHASAN
MANAJEMEN KONFLIK PADA MADRASAH/SEKOLAH
menggunakan dan mengelola sumber daya pendidikan Islam secara efektif dan efisisen
untuk mencapai tujuan pengembangan, kemajuan dan kualitas proses dan hasil proses
pendidikan itu sendiri. Sudah barang tentu manajer dan leader yang islami atau yang
sudah dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam dan yang berciri khas islam, harus melekat
pada manajemen pendidikan Islam.6
Pola lembaga pendidikan dalam bingkai Islam memberi nilai-nilai etik-quranik,
hadis, maqolah para sahabat dan juga nilai-nilai sejarah nabi Muhammad (sirah
Nabawiyyah) dan para sahabat kemudian muncul beberapa definisi tentang manajemen
pendidikan Islam seperti suatu upaya sistematis dalam merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan lembaga pendidikan dengan segala
aspeknya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien agar seluruh komponen sistem
lembaga pendidikan Islam berkembang kearah yang lebih baik, lebih besar dan lebih
sempurna.
Sedangkan Sulistyorini, mendefinisikan manajemen pendidikan Islam sebagai
suatu proses penataan/pengelolaan lembaga pendidikan Islam yang melibatkan sumber
daya muslim dan non muslim dalam menggerakkannya untuk mencapai tujuan
pendidikan Islam secara efektif dan efisien.7 Sedangkan Mujammil Qomar,
mendefinisikan manajemen pendidikan Islam sebagai suatu proses pengelolaan lembaga
pendidikan Islam secara Islami dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar dan hal-
hal lain yang terkait untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien.8
B. Pengertian Konflik
Kata “Konflik” berasal dari bahasa Latin “Configo”, yang terdiri atas dua kata,
yakni Con, yang berarti bersama-sama dan fligo, yang berarti pemogokan, pengahncuran,
atau peremukan. Kata ini diserap oleh bahasa Inggris (dalam, Webster), menjadi conflict
yang berarti a flight, struggle, a controversy, a quarrel, active opposition, hostility
(petarungan, perebutan kekuasaaan, persengketaan, perselisihan, perlawanan yang aktif,
permusuhan). Cassel Concise English Dictionary, mendefinisikan konflik sebagai a fight,
a collision; a struggle, a contest; opposition of interest, opinions a purposes; mental
strife, agony. Dalam kamus bahasa Indonesia oleh poerwadarminta, kata konflik berarti
6
Muhaimin dkk, Manajemen Pendidikan: Aplikasi Dalam Penyusunan Rencana Pengembangan
Sekolah/Madrasah (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 5
7
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan… hlm. 14
8
Baharuddin dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Islam (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2012), hlm.
117.
5
pertentangan atau percekcokan. Konflik atau pertenntangan bisa terjadi pada diri seorang
(konflik internal) ataupun dalam kalangan yang lebih luas. Dalam organisasi, istilah ini
menjadi “konflik organisasi” (organizational conflict).
Gareth R. Jones, mendefinisikan konflik organisasi sebagai “perbenturan yang
muncul kala perilaku mencapai tujuan tertentu yang di tunjukkan suatu kelompok di
rintangi atau digagalkan oleh tujuan kelompok lain. “menurut jones bahawa konflik
punya kontribusi positif karena ia mengungkap kelemahan suatu organisasi sehingga
membuka jalan dalam upaya mengatasinya. Dengan demikian konflik membimbing pada
proses pembelajaran dan perubahan organisasi.
M. Aflazur Rahim mendefinisikan konflik organisasi sebagai proses interaktif
yang termanifestasi dalam hal seperti ketidak cocokan ketidak setujuan, aatu kejanggalan
baik di intra individu maupun interentitas sosial seperti individu, kelompok, ataupun
organisasi. Rahim menyebut konflik sebagai proses interaktif bukan dengan maksud
hendak membatasi kemungkinan konflik di dalam diri individu, karena seringkali
seseorang mengalami konflik dengan dirinya sendiri.9
9
Kompri, Manajemen Pendidikan Jilid 3, (Bandung: Albabeta, cv, 2015), hlm.105
6
pada proses manajemen konflik menunjuk pada pola komunikasi ( termasuk prilaku)
para pelaku dan bagaimana mereka mempengarui kepentingan dan penafsiran terhadap
konflik.10
10
Ibid. hlm.127-128
11
Dr. H. A. Rudiana, M.M, Manajemen Konflik, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015), hlm.171
12
Ibid, hlm.170.
7
b. Diagnosis: merupakn langkah terpenting. Metode yang benar dan telah diuji
mengenai siapa, apa, mengapa, di mana, dan bagaiman berhasil dengan
sempurna. Memusakan perhatian pada masalh utama.
c. Menyepakati suatu solusi: menyepakati suatu solusi diawali dengan
mengumpulkan masukan mengenai jalan keluar yang memungkinkan dari orang-
orang yang terlibat didalamnya. Menyaring penyelesaian yang tidak dapat
diterapkan atau tidak praktis. Dalam hal ini jangan menyelesaikan dengan cara
yang tidak terlalu baik.
d. Pelaksanaan: dalam pelaksanaan mengatasi konflik akan terjadi keuntngan dan
kerugian. Untk hal itu perlu kehati-hatuan, jangan ampai emmberikan
pertimbangan terlalu mempengarui pilihan dan arah kelompok.
e. Evaluasi: penyelesaian dapat melahirkan serankaian masalah baru apabila
penyelesaiannya tampak tidak berhasil, kembalilah ke langkah-langkah
sebelumnya dan coba kembali.13
4. Faktor-Faktor Yang Mendasari Munculnya Konflik
Ada beberapa faktor yang mendasari munculnya konflik antar pribadi dalam
organisasi, yaitu sebagai berikut:
a. Permecahan masalah secara sederhana. Fokusnya tertuju pada penyelesaian
masalah-maslah dan orang-orangnya tidak mendapatkan pehatian utama.
b. Penyesuaian/kompromi. Kedua pihak bersedia saling memberi dan meneima,
namun tidak selalu langsung tertuju pada masalah yang sebenarnya. Waspada
terhadap masalah emosi yang tidak pernah disampaikan kepada manajer.
Kadang-kadang kedua pihak tetap tidak puas.
c. Tidak sepakat. Tingkat konflik ditandai dengan pendapat yang diperdebatkan.
Mengambil sikap menjaga jarak. Manajer perlu memanfaatkan dan
menunjukkan aspek-aspek yang sehat dan ketidaksepakatan tanpa membiarkan
adanya perpecahan dalam kelompok.
d. Kalah/menang. Hal ini adalah ketidaksepaktan yang disertai sikap bersaing
yang sangat kuat. Pada tingkat ini pendapat dan gagasan orang lain kurang
dihargai. Sebgian diantaranya akan melakukan berbagai macam cara untuk
memenangkan pertarungan.
13
Dr. H. A. Rudiana, M.M, Manajemen Konflik, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015), hlm.178-179
8
14
Dr. H. A. Rudiana, M.M, Manajemen Konflik, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015), hlm.164-165
9
15
Ibid, hlm.166-167
10
Islam merupakan agama rahmat, maka dalam setiap aspek kehidupan ummat
Islam harus senantiasa memancarkan nilai-nilai kasih sayang dan penghargaan
terhadap sesama. Selain itu, dalam Islam konflik bukanlah sebagai tujuan namun
sebagai sarana untuk menyatukan berbagai hal yang saling bertentangan.16
Penjelasan Tafsir:
[679]. Maksudnya: manusia pada mulanya hidup rukun, bersatu dalam satu
agama, sebagai satu keluarga. Tetapi setelah mereka berkembang biak dan
setelah kepentingan mereka berlain-lain, timbullah berbagai kepercayaan
yang menimbulkan perpecahan. Oleh karena itu Allah mengutus rasul
yang membawa wahyu dan untuk memberi petunjuk kepada mereka.
[680]. Ketetapan Allah itu ialah bahwa, perselisihan manusia di dunia itu akan
diputuskan di akhirat.
[681]. Maksudnya: diberi keputusan di dunia.
.......Bahkan mendamaikan saudara yang sedah berkonflikpun telah diatur
didalam al Quran, surah Al Hujurat ayat 9
صلِ ُحوا بَ ْينَ ُه َما فَإِن بَ َغتْ إِ ْحدَا ُه َما َعلَىْ َ َان ِمنَ ا ْل ُم ْؤ ِمنِينَ ا ْقتَتَلُوا فَأ َ َوإِن
ِ طائِفَت
ْ َ اأْل ُ ْخ َرى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَ ْب ِغي َحتَّى تَفِي َء إِلَى أَ ْم ِر هَّللا ِ فَإِن فَاءتْ فَأ
صلِ ُحوا بَ ْينَ ُه َما
ِ بِا ْل َع ْد ِل َوأَ ْق
ِ سطُوا إِنَّ هَّللا َ يُ ِح ُّب ا ْل ُم ْق
َس ِطين
16
Suciati Muhaiminah, “Bagaimana konsepsi manajemen konflik,”
http://sucimuhaiminah.blogspot.com/2013/08/bagaimana-konsepsi-manajemen-konflik.html?m=1 (26 Juni
2018).
17
Al Quran digital
11
Artinya: “Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu'min berperang maka
damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu
berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan
yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali, kepada perintah
Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka
damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al
Hujurat: 9)
Terjadinya pro dan kontra dalam kehidupan manusia adalah sebuah tatanan
yang merupakan sunnatullah, ketentuan yang manusia tidak mempunyai
kekuasaan dan kemampuan untuk menghindari mengelaknya.18 Hal inilah yang
menjadi sangat perlu adanya saling berdamai ditengah konflik yang terbangun.
Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan rancangan
rangkaian kegiatan untuk menciptakan hubungan harmonis antara lembaga formal
dan masyarakat melalui organisasi yang berlangsung secara kesinambungan dan
saling mendukung kebutuhan bersama. Hal ini disebabkan sekolah sebagai
lembaga sosial yang diselenggarakan dan dimiliki masyarakat.19
18
Suciati Muhaiminah, “Bagaimana konsepsi manajemen konflik,”
http://sucimuhaiminah.blogspot.com/2013/08/bagaimana-konsepsi-manajemen-konflik.html?m=1 (26 Juni
2018).
19
Afiful Ikhwan, “Penerapan manajemen hubungan sekolah dan masyarakat dalam perspektif Islam,” Al
Hayat, Jilid 2, Juni, (Google Scholar, 2018), hal 1-16.
12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manajemen pendidikan adalah manajemen yang di tetapkan dalam pengembangan
pendidikan. Manajemen pendidikan lebih bersifat umum untuk semua aktivitas pendidikan
pada umumnya. Sedangkan manajemen pendidikan islam lebih khusus lagi mengarah pada
manajemen yang ditetapkan dalam pengembangan pendidikan Islam. Dalam arti, bagaimana
menggunakan dan mengelola sumber daya pendidikan Islam secara efektif dan efisisen untuk
mencapai tujuan pengembangan, kemajuan dan kualitas proses dan hasil proses pendidikan
itu sendiri. Sudah barang tentu manajer dan leader yang islami atau yang sudah dijiwai oleh
ajaran dan nilai-nilai Islam dan yang berciri khas Islam, harus melekat pada manajemen
pendidikan Islam.
M. Aflazur Rahim mendefinisikan konflik organisasi sebagai proses interaktif yang
termanifestasi dalam hal seperti ketidak cocokan ketidak setujuan, aatu kejanggalan baik di
intra individu maupun interentitas sosial seperti individu, kelompok, ataupun organisasi.
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun tersangka
pihak luar, dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang
berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tigkah laku)
dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana meeka mempengarui kepentngan (interest) dan
interpretasi.
Tujuan utama manajemen konflik adalah untuk membangun dan mempertahankan
kerjasama yang kooperatif dengan para bawahan, teman sejawat, atasan, dan pihak luar.
Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan dari diri sendiri, kerja sama dalam
13
memecahkan masalah (dengan atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan keputusan
oleh pihak ketiga. Sehingga strategi dalam manajemen konflik harus bersikap tenang,
mengambil keputusan dengan cara yang bijaksana dan jangan terhanyut dalam perkara yang
belum jelas asal-usulnya. Lihat dari berbagai sudut pandang, mencari kebenaran dengan
berbagai cara yang diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA