Anda di halaman 1dari 5

Seni Musik

A. Musik Dangdut

Dangdut merupakan musik rakyat paling diminati di Indonesia. Dalam artikel saya kali ini
akan menjelaskan pengertian dan sejarah Dangdut. Pengertian Dangdut adalah di dapat dari
Nama “ dang dut”, “dangdut” atau “ndangdut” diambil dari unsur bunyi yang dihasilkan dari
cara atau teknik memainkan salah satu alat musik perkusi yang dipakai dalam musik ini,
misalnya gendang, ketipung dan rebana.

Karakteristik dangdut sangat ditentukan oleh gaya penyajian, teknik permainan, dan
susunan instrumen yang digunakannya. Musik dangdut berkesan lebih dinamis dan
bertemperamen. Selain itu, irama dalam (inner rhythm) dari dangdut terasa lebih
kuat. Musik dangdut merupakan salah satu jenis musik hiburan yang paling menunjukan
cirri khasnya sebagai musik sintetik (cengkok campuran) dari berbagai elemen budaya yang
datang dari luar maupun dari dalam negeri. Di dalam musik dangdut, berbagai elemen
budaya akan ditemui dengan mudah, antara lain musik dan pantun Melayu pesisiran
Sumatera; gamelan dan langgam pesisiran Jawa; teknik vocal India; rebana, gitar dan
nyanyian timur tengah; bahkan musik Amerika Latin. Pada perkembangan selanjutnya,musik
dangdut dipengaruhi oleh elemen-elemen budaya musik pop, rock, dan disko. Percmpuran
elemen budaya dari berbagai sumber yang berbeda asal usulnya dapat disebabkan oleh dua
faktor utama, yaitu faktor kesederhanaan struktur atau bentuk dasar lagu dangdut dan
factor sifat kenetralan melodi dasar yang sangat alami. 

Sejarah Dangdut secara garis bersar dapat dibagi menjadi tiga periode perkembangan


musik dangdut, yakni :
o Periode pertama berlangsung pada tahun 1950-an sampai tahun 1960-an. Pada
awalnya, musik dangdut masih sangat sederhana. Musik ini masih berupa fenomena
auditif (pendengaran) dan belum menjadi musik tontonan (audiovisual). Selain itu,
perkembangan musik dangdut berawal dari masuknya pengaruh jenis musik pop dari
lagu-lagu India dan Malaya (Malaysia). Beberapa penyanyi yang terkenal pada periode
pertama ini seperti Ellya Khadam, Husein Bawafie, dan Munif Bahasuan.
o Periode kedua berlangsung pada tahun 1970-an sampai 1980-an. Penggunaan musik
elekronik pada pentas musik dangdut dimulai pada periode ini. Kemunculan Rhoma
Irama dengan supergrup Soneta sebagai “pendakwah” musik menjadi titik awal
masuknya musik dangdut kedalam industri musik populer seperti yang dikenal saat ini.
Album-album Rhoma Irama menjadi pemecah rekor musik “pribumi” yang mampu
mengalahkan peredaran musik asing di Indonesia. Pembaruan musik dangdut Rhoma
Irama dan Soneta Grup tidak hanya terletak pada pendkatan gaya dan lirik musiknya
saja, tetapi juga terletak pada terobosan-terobosan aransemen musik dangdut-popnya
yang memiliki sentuhan rock
o Periode ketiga berlangsung pada tahun 1990-an sampai saat ini. Industrialisasi musik
dangdut dalam bentuk pentas keliling, siaran radio dan televisi, rekaman kaset dan
CD/VCD, pemutaran video dan film, serta internet merupakan kenyataan sehari-hari
yang dapat dijumpai di berbagai tempat. Pertunjukan musik dangdut keliling tidak
hanya diselenggarakan dalam lingkup antarkota, namun juga antarnegara dan
antarbenua. Periode ini telah melahirkan sejumlah penyanyi dangdut terkenal, seperti
Evie Tamala, Cici Paramida, Iis Dahlia, Ikke Nurjanah, dan Inul Daratista.

B. MUSIK POP

Musik pop (istilah yang awalnya berasal dari singkatan dari "populer") adalah sebuah
genre musik darimusik populer yang berasal dalam bentuk modern pada 1950-an, yang
berasal dari rock and roll. Istilah musik populer dan musik pop sering digunakan secara
bergantian, meskipun yang pertama adalah deskripsi musik yang populer (dan dapat
termasuk gaya apapun), sedangkan yang terakhir adalah genre tertentu yang mengandung
kualitas daya tarik massa.

Sebagai genre, musik pop sangat eklektik, sering meminjam elemen dari gaya-gaya lain
termasuk urban, dance, rock, latin dan country; Musik pop umumnya dianggap sebagai
sebuah genre yang komersial dicatat dan keinginan untuk memiliki daya tarik audiens
massa.

Definisi Musik pop

David Hatch dan Stephen Millward mendefinisikan musik pop sebagai "a body of
music which is distinguishable from popular, jazz and folk musics" (sejenis musik yang
dapat dibedakan dari musik populer, jazz, dan folk). Meskipun musik pop sering dilihat
sebagai berorientasi pada tangga lagu (tangga singel), namun tidak semua musik dalam
tangga lagu adalah musik pop, melainkan juga dari berbagai macam aliran seperti klasik,
jazz, rock, dan novelty song. Musik pop sebagai genre biasanya dianggap sebagai genre
yang ada dan berkembang secara terpisah. Dengan demikian "musik pop" dapat
digunakan untuk menggambarkan sebuah genre terpisah, yang ditujukan untuk target
muda usia, dan sering dianggap sebagai alternatif yang lebih lembut dari rock and roll.

Sejarah Musik Pop

Musik pop telah menjadi industri menguntungkan di Amerika Serikat sejak abad ke-
19. Pada akhir 1950-an muncul genre pop/rock sesudah memudarnya era rock and roll.
Pop/rock tahap awal dipengaruhi oleh susunan beat dan gaya rock and roll (dan kadang-
kadang doo-wop), tapi tidak terlalu keras seperti rock and roll. Menjelang berakhirnya
tahun 1960-an, genre pop/rock mulai dipengaruhi psikedelik dan blue-eyed soul. Pada
tahun 1970-an, pop/rock makin cenderung lembut, misalnya seperti musik pop yang
dibawakan Burt Bacharach. Artis pop/rock terkenal dari tahun 1960-an misalnya The
Beach Boys, The Four Seasons, The Everly Brothers, The Association, The Rascals, The
Righteous Brothers, The Walker Brothers, dan Petula Clark. Komposer Burt Bacharach,
produser Phil Spector, dan tim pencipta lagu dari Brill Building seperti Barry/Greenwich
dan Goffin/King termasuk di antara tokoh musik pop/rock tahun 1960-an.

C. Musik JAZZ

Berkat komunitas budak Afrika-Amerika, musik jazz dikenal pada akhir abad 19
hingga awal abad 20. Banyak orang percaya, jazz berakar dari tradisi musik Afrika dan
Eropa. Satu hal yang pasti, bahwa sejarah musik jazz tak bisa dilepaskan dari peran
masyarakat kulit hitam Amerika Serikat.

Dalam perkembangannya, musik jazz kerapkali disebut sebagai musik yang


memusingkan, sulit dimengerti, membosankan, dan bahkan dianggap musik jadul.
Namun seiring berjalannya waktu, musik jazz mulai menemukan pasar dengan
berinteraksi dengan berbagai jenis aliran musik.
Seringkali dalam musik-musik beraliran rock n roll, RnB, dan pop misalnya, rasa-rasa
musik jazz muncul menjadi bagian dari komposisi. Dari sana, jazz akhirnya dapat
diterima oleh semua kalangan. Penggemarnya pun tak cuma orang-orang generasi lama,
anak-anak muda juga mulai gemar menikmati jazz. Untuk mencicipi musik-musik jazz, di
Indonesia telah banyak musisi-musisi yang mengusung aliran musik jazz, entah secara
keseluruhan atau dikombinasikan dengan aliran musik lainnya. Di antara musisi jazz
Indonesia: Tompi, Indra Lesmana, Andien, dan lainnya.

D. Keroncong

Akar dari Keroncong ternyata sudah mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-16. Musik
ini dibawa oleh para pelaut dan budak kapal dari Portugis. Musik seperti ini pada awalnya
dikenal dengan nama Fado, di mana namanya itu sendiri merupakan nama bawaan dari
Portugis. Musik ini mulai masuk ke Indonesia tepatnya di Malaka. Walaupun masa jaya
Portugis mulai melemah di Indonesia, musik ini tidak lantas hilang begitu saja. Para budak di
Maluku kala itu mulai menyerap musik tersebut dan memainkannya di daerah mereka.

Dalam perkembangannya, musik ini mulai dimasukan dengan berbagai macam unsur
nusantara, seperti gamelan dan juga suling. Musik Keroncong pun mulai banyak dikenal di
seluruh dataran Indonesia, hingga pada akhirnya mulai kembali redup sekitar tahun 1960-
an. Redupnya musik Keroncong karena mulai mendominasinya kultur musik popular di
dunia, seperti Pop dan juga Rock. Munculnya The Beatles menjadi salah satu faktor
cepatnya persebaran musik populer ke seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia.

Selain adaptasi dari musik Fado yang dibawa bangsa Portugis di abad ke-16, musik
Keroncong sendiri baru secara resmi dikenal di Indonesia pada tahun 1880. Perubahan yang
terjadi dari pertama kali musik Fado masuk ke Indonesia adalah nada-nada yang digunakan.
Musik Fado sendiri pada awalnya lebih banyak memainkan nada minor karena adanya
pengaruh dari Arab yang juga pernah menduduki Portugis. Perpindahan nada dari minor ke
mayor mulai terjadi ketika pergantian masa dari Portugis ke Pemerintah Hindia Belanda.
Pada masa itu, para pegiat musik Fado harus menyanyikan lagu-lagu mereka di dalam
Gereja Protestan dan secara tidak langsung nada yang biasa mereka gunakan pun berubah
menjadi mayor. Pengaruh lainnya datang dari musik Hawai yang kental dengan nada mayor,
dan masuk ke Indonesia hampir bersamaan dengan munculnya musik Keroncong.

Perkembangan musik Keroncong

Mungkin bagi yang pernah membaca tentang sejarah Keroncong akan sedikit bertanya-
tanya, “Bukannya Keroncong lahir di pertengahan 1880? Lalu apa hubungannya dengan
kedatangan Fado di abad ke-16?” Keroncong sendiri secara kultur diketahui lahir tahun
1880. Dari awal masuknya Fado di abad ke-16 tidak serta merta membuat musik tersebut
merupakan musik Keroncong. Kehadiran Fado merupakan “akar” dari munculnya
Keroncong. Hanya sekedar akar yang mempengaruhi munculnya musik Keroncong.

Singkat cerita, pada tahun 1880 lah musik Keroncong baru benar-benar hadir dan
dikenal sebagai identitas musik dari Indonesia. Salah satu alasannya adalah karena alat
musik yang digunakannya adalah alat musik yang kental kaitannya dengan budaya
Indonesia, seperti rebab, suling bambu dan juga set gamelan. Dari tahun 1880, menurut
Sunarto Joyopuspito, musik Keroncong sudah melewati 4 fase, yaitu Keroncong tempo
doeloe (1880 – 1920), Keroncong abadi (1920 – 1960), Keroncong modern (1960 – 2000)
dan Keroncong millennium (2000 – saat ini). Sampai saat ini, musik Keroncong masih terus
diperjuangkan oleh beberapa musisi agar eksistensinya tidak kalah tertimpa oleh jenis-jenis
musik lainnya. Ada beberapa nama besar musisi Indonesia yang memilih Keroncong sebagai
musik utama mereka, atau pun sebagai salah satu jenis musik yang mereka gunakan. Bram
Aceh, Gesang, Waldjinah, Mus Mulyadi, Hetty Koes Endang, Emilia Contessa, Indra Utami
Tamsir, Sundari Soekotjo, dan juga Bondan Prakoso merupakan sedikit dari beberapa musisi
Indonesia yang turut mengenalkan musik asli Indonesia ini, bahkan sampai ke penjuru
dunia.

Anda mungkin juga menyukai