DENGAN KEJADIAN PERLENGKETAN PLASENTA (RETENSIO PLACENTA) DI RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH Latar Belakang : Pemasalahan kesehatan ibu dan anak masih menjadi masalah yang belum terselesaikan. Data World Health Organization menyebutkan bahwa setiap hari diperkirakan 800 wanita meninggal diakibatkan oleh preventable causes terkait kehamilan dan melahirkan (World Health Organization, 2014). Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki angka kematian ibu dan anak cukup tinggi dibandingkan dengan negara lainnya di kawasan tersebut (UNICEF INDONESIA, 2012). Menurut laporan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) yang terakhir, diperkirakan AKI yang terjadi pada tahun 2012 adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional; Badan Pusat Statistik; Kementerian Kesehatan; ICF International, 2013). Faktor predisposisi lain yang turut memengaruhi terjadinya perlengketan plasenta menurut Manuaba (2010) adalah umur, paritas, uterus terlalu besar, jarak kehamilan yang pendek, dan sosial ekonomi. Literatur lainnya menambahkan pendidikan, riwayat komplikasi persalinan, dan status anemia sebagai faktorfaktor yang turut berhubungan dengan terjadinya kejadian retensio plasenta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan kejadian perlengketan plasenta (retensio plasenta) di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Tahun 2010–2016. Tujuan : Mengetahui faktor predisposisi terdapat pengaruh terhadap retensio plasenta Metodologi : Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan pendekatan case control. Hasil : Usia ,hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan bermakna antara usia ibu dengan kejadian retensio placenta (p value 0,558). Pendidikan, Pada variabel ini, peneliti menemukan adanya hubungan yang bermakna antara variabel pendidikan dengan kejadian retensio placenta (p value = 0,003). paritas, hasil uji bivariat antara variabel paritas dengan kejadian retensio plasenta diperoleh (Pvalue 0,356) yang memiliki arti bahwa secara statistik tidak ditemukannya hubungan antara kedua variabel tersebut jarak kehamilan, Tidak adanya hubungan yang bermakna juga ditemukan antara kejadian retensio placenta dengan variabel jarak kehamilan (p value 0,258) anemia , Hasil uji bivariat lainnya antara status anemia ibu dengan kejadian retensio placenta mendapatkan p value sebesar 0,049. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara kedua variabel tersebut. riwayat komplikasi persalinan, Berdasarkan hasil uji bivariat yang dilakukan antara riwayat komplikasi persalinan dengan kejadian retensio placenta didapatkan hasil p value sebesar 0,657. Kesimpulan : Kejadian perlengketan plasenta (retensio placenta) di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Tahun 20102016 dialami oleh 65 orang dari total kelahiran pada periode tersebut. Menurut uji bivariat yang dilakukan, hubungan yang bermakna ditemukan antara kejadian perlengketan plasenta (retensio placenta) dengan variabel pendidikan (p value 0,003) dan juga status anemia (p value 0,049) Sedangkan variabel usia, paritas jarak kehamilan serta riwayat komplikasi persalinan tidak memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dengan kejadian perlengketan plasenta. Kelebihan : Pada penelitian ini menggunakan pendekatan case control sehingga bisa diketahui kejadian retensio plasenta pada populasi kasus dan populasi kontrol. Kekurangan : Tidak semua faktor predisposisi diteliti. Jurnal web file:///C:/Users/Acer's/Downloads/512-Article%20Text- 1041-1-10-20170829.pdf Format Resume Jurnal II
Judul Jurnal : HUBUNGAN UMUR IBU DENGAN KEJADIAN
RETENSIO PLASENTA DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2019 Latar Belakang : Angka Kematian Ibu (AKI) merupa kan indicator keberhasilan layanan kesehatan di suatunegara. Menurut laporan World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 303.000 jiwa. AKI di negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 190 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH), Filipina 120 per 100.000 KH, Vietnam 49 per 100.000 KH, Malaysia 29 per 100.000 KH dan Brunei 27 per 100.000 KH (www.iniscommunication.com) Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), pada tahun 2012 AKI di Indonesia yaitu 359 per 100.000 KH. Lima penyebab kematian ibu terbesar di Indonesia yaitu perdarahan (30,3%), hipertensi dalam kehamilan (27,1%), infeksi (7,3%), partus lama (1,8%) dana bortus (1,6%) (www.kemkes.go.id). Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, AKI pada tahun 2014 tercatat sebesar 75 per 100.000 KH. Penyebab terbesar yaitu perdarahan dan eklamsia (www.depkes.go.id). Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir. Dalam pengertian ini dimasukkan juga perdarahan karena retensio plasenta (Mochtar, 2011, 206). Retensio Plasenta merupakan salah satu penyebab perdarahan pada ibu bersalin. Retensio Plasenta pada ibu bersalin dapat dipengaruhi oleh usia dan paritas. Usia yang dapat beresiko mengalami retensio plasenta adalah kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. (Khotijah, Akademi Kebidanan YLPP purowokerto prodi D3 Kebidanan). Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun (Nursalam, 2001 dalam Endang, 2011, Akbid Griya Husada Surabaya). Retensio plasenta adalah plasenta belum lepas setengah jam setelah bayi lahir. (Rukiyah, 2009, 152). Plasenta yang sukar dilepaskan dengan pertolongan aktif kala tiga biasa disebabkan oleh adhesi yang kuat antara plasenta dan uterus. Tujuan : Mengetahui adanya hubungan antara umur ibu dengan kejadian retensio plasenta di RSUD Mattaher Jambi tahun 2019 Metodologi : Metode penelitian yang digunakan adalah survey analitik melalui pendekatan Cross Sectional. Hasil : Dari hasil uji chi square yang diperoleh hasil bahwa Pvalue = 0,001 (P value < 0,05) artinya ada hubugan antara umur ibu dengan kejadian retensio plasenta. Kesimpulan : 1. Mayoritas responden dengan umur tidak beresiko. 2. Mayoritas responden tidak mengalami retensio plasenta. 3. Ada hubungan umur dengan kejadian retensio plasenta. Kelebihan : Dalam penelitian ini peneliti telah melakukan penelitian dengan baik. Kekurangan : Dalam penelitian ini yang yang diteliti hanya usia saja Jurnal web : https://media.neliti.com/media/publications/286578- hubungan-umur-ibu-dengan-kejadian-retens-3ee29816.pdf Format Resume Jurnal III
Judul Jurnal : FAKTOR RESIKO KEJADIAN RETENSIO
PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD DR. H BOB BAZAR, SKM KALIANDA Latar Belakang : Penyebab perdarahan postpartum diantaranya retensio plasenta.Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir (Saifuddin, 2009)3 . Menurut WHO, kematian maternal berjumlah 25% disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan dan 16-17% disebabkan oleh retensio plasenta (Harmia, 2010)4 . Data WHO 2008 juga menjelaskan dua pertiga kematian ibu akibat perdarahan tersebut adalah dari jenis retensio plasenta, dilaporkan bahwa 15-20% kematian ibu karena retensio plasenta. Menurut laporan-laporan baik di negara maju maupun di negara berkembang antara 5% sampai 15%.Dari angka tersebut di peroleh gambaran retensio plasenta menduduki peringkat ketiga (16-17%) setelah urutan pertama atonia uteri (50-60%) dan yang kedua sisa plasenta 23-24% (Nugroho, 2012)5 . Hasil studi pendahuluan diperoleh angka kematian ibu di RSUD dr. H Bob Bazar SKM Kalianda pada tahun 2012 65/100.000 KH dan 30,42% disebabkan oleh perdarahan.Sedangkan, kasus retensio plasenta terjadi tren peningkatan dalam tiga tahun terakhir. Tahun 2011 tercatat sebanyak 42 (15,9%) kasus retensio plasenta dari 264 persalinan, pada tahun 2012 meningkat menjadi 52 (19,3%) kasus dari 269 persalinan dan tahun 2013 menjadi 66 (21,3%) kasus dari 310 persalinan (Register Persalinan RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM., Kalianda, 2011-2013)6 . Jumlah kasus tersebut lebih besar dibandingkan dengan di RSUD Jendral Ahmad Yani Kota Metro, pada tahun 2012 sebanyak 102 kasus (9,62%) dari 1060 persalinan dan tahun 2013 terdapat 48 kasus (4,9%) dari 972 persalinan (Medical Record RSUD Jendral Ahmad Yani Kota Metro, 2012-2013) Tujuan : Penelitian bertujuan untuk menganalisis beberapa faktor yang berhubungan dengan resiko terjadinya retensio plasenta di RSUD Dr.H Bob Bazar ,SKM Kalianda tahun 2013 Metodologi : Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional digunakan untuk mengetahui beberapa faktor yang kemungkinan menjadi risiko terjadinya retensio plasenta. Pengumpulan data bersumber dari dokumen register persalinan. Penelitian dilakukan di RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM Kalianda Tahun 2013 Hasil : Usia ibu, hasil penelitian memperlihatkan terdapat hubungan antara usia dengan kejadian retensio plasenta pada ibu bersalin (p= 0,040 < 0,05) Paritas , hasil penelitian memperlihatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian retensio plasenta (p= 0,060 > 0,05) Anemia , hasil penelitian mengatakan bahwa terdapat hubungan antara anemia dengan kejadian retensio plasenta (p= 0,016 < 0,05) Kesimpulan : Hasil penelitian menyimpulkan kejadian retensio plasenta terdapat 19,3% dari 176 ibu bersalin. Faktor yang meningkatkan kejadian retensio plasenta adalah usia ibu dengan POR = 2,414, paritas POR = 3,023 dan anemia dengan POR = 2,506. Kelebihan : Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian dengan data sekunder, ini mempercepat dalam pencarian data. Kekurangan : Tidak semua faktor predisposisi diteliti. Jurnal web : file:///C:/Users/Acer's/Downloads/168-510-1-SM.pdf