Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN II

Kelompok 5

Disusun Oleh :

Eka Ria Rahmawati

Intan Permatasari

Lantiar Winda Oktari

Dian Andriani Aulia

Merlinda Nur Fitri

Kelas : F1

UNIVERSITAS NASIONAL FAKULTAS ILMU KESEHATAN


D-IV KEBIDANAN
2020
Format Resume Jurnal I

Judul Jurnal : FAKTORFAKTOR YANG BERHUBUNGAN


DENGAN KEJADIAN PERLENGKETAN PLASENTA
(RETENSIO PLACENTA) DI RUMAH SAKIT ISLAM
JAKARTA CEMPAKA PUTIH
Latar Belakang : Pemasalahan kesehatan ibu dan anak masih menjadi masalah
yang belum terselesaikan. Data World Health Organization
menyebutkan bahwa setiap hari diperkirakan 800 wanita
meninggal diakibatkan oleh preventable causes terkait
kehamilan dan melahirkan (World Health Organization,
2014). Indonesia merupakan salah satu negara di Asia
Tenggara yang memiliki angka kematian ibu dan anak cukup
tinggi dibandingkan dengan negara lainnya di kawasan
tersebut (UNICEF INDONESIA, 2012). Menurut laporan
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) yang
terakhir, diperkirakan AKI yang terjadi pada tahun 2012
adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup (Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional; Badan
Pusat Statistik; Kementerian Kesehatan; ICF International,
2013).
Faktor predisposisi lain yang turut memengaruhi terjadinya
perlengketan plasenta menurut Manuaba (2010) adalah
umur, paritas, uterus terlalu besar, jarak kehamilan yang
pendek, dan sosial ekonomi. Literatur lainnya menambahkan
pendidikan, riwayat komplikasi persalinan, dan status
anemia sebagai faktorfaktor yang turut berhubungan dengan
terjadinya kejadian retensio plasenta. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan
kejadian perlengketan plasenta (retensio plasenta) di Rumah
Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Tahun 2010–2016.
Tujuan : Mengetahui faktor predisposisi terdapat pengaruh
terhadap retensio plasenta
Metodologi : Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif
dengan pendekatan case control.
Hasil : Usia ,hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan
bermakna antara usia ibu dengan kejadian retensio placenta
(p value 0,558).
Pendidikan, Pada variabel ini, peneliti menemukan adanya
hubungan yang bermakna antara variabel pendidikan dengan
kejadian retensio placenta (p value = 0,003).
paritas, hasil uji bivariat antara variabel paritas dengan
kejadian retensio plasenta diperoleh (Pvalue 0,356) yang
memiliki arti bahwa secara statistik tidak ditemukannya
hubungan antara kedua variabel tersebut
jarak kehamilan, Tidak adanya hubungan yang bermakna
juga ditemukan antara kejadian retensio placenta dengan
variabel jarak kehamilan (p value 0,258)
anemia , Hasil uji bivariat lainnya antara status anemia ibu
dengan kejadian retensio placenta mendapatkan p value
sebesar 0,049. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik
ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara kedua
variabel tersebut.
riwayat komplikasi persalinan, Berdasarkan hasil uji
bivariat yang dilakukan antara riwayat komplikasi persalinan
dengan kejadian retensio placenta didapatkan hasil p value
sebesar 0,657.
Kesimpulan : Kejadian perlengketan plasenta (retensio placenta) di Rumah
Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Tahun 20102016
dialami oleh 65 orang dari total kelahiran pada periode
tersebut. Menurut uji bivariat yang dilakukan, hubungan
yang bermakna ditemukan antara kejadian perlengketan
plasenta (retensio placenta) dengan variabel pendidikan (p
value 0,003) dan juga status anemia (p value 0,049)
Sedangkan variabel usia, paritas jarak kehamilan serta
riwayat komplikasi persalinan tidak memiliki hubungan
yang bermakna secara statistik dengan kejadian perlengketan
plasenta.
Kelebihan : Pada penelitian ini menggunakan pendekatan case control
sehingga bisa diketahui kejadian retensio plasenta pada
populasi kasus dan populasi kontrol.
Kekurangan : Tidak semua faktor predisposisi diteliti.
Jurnal web file:///C:/Users/Acer's/Downloads/512-Article%20Text-
1041-1-10-20170829.pdf
Format Resume Jurnal II

Judul Jurnal : HUBUNGAN UMUR IBU DENGAN KEJADIAN


RETENSIO PLASENTA DI RSUD RADEN
MATTAHER JAMBI TAHUN 2019
Latar Belakang : Angka Kematian Ibu (AKI) merupa kan indicator
keberhasilan layanan kesehatan di suatunegara. Menurut
laporan World Health Organization (WHO) pada tahun 2015
Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 303.000 jiwa. AKI
di negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 190 per
100.000 Kelahiran Hidup (KH), Filipina 120 per 100.000
KH, Vietnam 49 per 100.000 KH, Malaysia 29 per 100.000
KH dan Brunei 27 per 100.000 KH
(www.iniscommunication.com)
Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI), pada tahun 2012 AKI di Indonesia yaitu 359 per
100.000 KH. Lima penyebab kematian ibu terbesar di
Indonesia yaitu perdarahan (30,3%), hipertensi dalam
kehamilan (27,1%), infeksi (7,3%), partus lama (1,8%) dana
bortus (1,6%) (www.kemkes.go.id).
Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, AKI pada
tahun 2014 tercatat sebesar 75 per 100.000 KH. Penyebab
terbesar yaitu perdarahan dan eklamsia (www.depkes.go.id).
Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih dari 500-600
ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir. Dalam pengertian
ini dimasukkan juga perdarahan karena retensio plasenta
(Mochtar, 2011, 206).
Retensio Plasenta merupakan salah satu penyebab
perdarahan pada ibu bersalin. Retensio Plasenta pada ibu
bersalin dapat dipengaruhi oleh usia dan paritas. Usia yang
dapat beresiko mengalami retensio plasenta adalah kurang
dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. (Khotijah, Akademi
Kebidanan YLPP purowokerto prodi D3 Kebidanan). Umur
adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan
sampai saat berulang tahun (Nursalam, 2001 dalam Endang,
2011, Akbid Griya Husada Surabaya). Retensio plasenta
adalah plasenta belum lepas setengah jam setelah bayi lahir.
(Rukiyah, 2009, 152). Plasenta yang sukar dilepaskan dengan
pertolongan aktif kala tiga biasa disebabkan oleh adhesi yang
kuat antara plasenta dan uterus.
Tujuan : Mengetahui adanya hubungan antara umur ibu dengan
kejadian retensio plasenta di RSUD Mattaher Jambi
tahun 2019
Metodologi : Metode penelitian yang digunakan adalah survey analitik
melalui pendekatan Cross Sectional.
Hasil : Dari hasil uji chi square yang diperoleh hasil bahwa Pvalue =
0,001 (P value < 0,05) artinya ada hubugan antara umur ibu
dengan kejadian retensio plasenta.
Kesimpulan : 1. Mayoritas responden dengan umur tidak beresiko.
2. Mayoritas responden tidak mengalami retensio plasenta.
3. Ada hubungan umur dengan kejadian retensio plasenta.
Kelebihan : Dalam penelitian ini peneliti telah melakukan penelitian
dengan baik.
Kekurangan : Dalam penelitian ini yang yang diteliti hanya usia saja
Jurnal web : https://media.neliti.com/media/publications/286578-
hubungan-umur-ibu-dengan-kejadian-retens-3ee29816.pdf
Format Resume Jurnal III

Judul Jurnal : FAKTOR RESIKO KEJADIAN RETENSIO


PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD DR.
H BOB BAZAR, SKM KALIANDA
Latar Belakang : Penyebab perdarahan postpartum diantaranya retensio
plasenta.Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum
lahirnya plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit
setelah bayi lahir (Saifuddin, 2009)3 . Menurut WHO,
kematian maternal berjumlah 25% disebabkan oleh
perdarahan pascapersalinan dan 16-17% disebabkan oleh
retensio plasenta (Harmia, 2010)4 . Data WHO 2008 juga
menjelaskan dua pertiga kematian ibu akibat perdarahan
tersebut adalah dari jenis retensio plasenta, dilaporkan
bahwa 15-20% kematian ibu karena retensio plasenta.
Menurut laporan-laporan baik di negara maju maupun di
negara berkembang antara 5% sampai 15%.Dari angka
tersebut di peroleh gambaran retensio plasenta menduduki
peringkat ketiga (16-17%) setelah urutan pertama atonia
uteri (50-60%) dan yang kedua sisa plasenta 23-24%
(Nugroho, 2012)5 .
Hasil studi pendahuluan diperoleh angka kematian ibu di
RSUD dr. H Bob Bazar SKM Kalianda pada tahun 2012
65/100.000 KH dan 30,42% disebabkan oleh
perdarahan.Sedangkan, kasus retensio plasenta terjadi tren
peningkatan dalam tiga tahun terakhir. Tahun 2011 tercatat
sebanyak 42 (15,9%) kasus retensio plasenta dari 264
persalinan, pada tahun 2012 meningkat menjadi 52 (19,3%)
kasus dari 269 persalinan dan tahun 2013 menjadi 66
(21,3%) kasus dari 310 persalinan (Register Persalinan
RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM., Kalianda, 2011-2013)6 .
Jumlah kasus tersebut lebih besar dibandingkan dengan di
RSUD Jendral Ahmad Yani Kota Metro, pada tahun 2012
sebanyak 102 kasus (9,62%) dari 1060 persalinan dan tahun
2013 terdapat 48 kasus (4,9%) dari 972 persalinan (Medical
Record RSUD Jendral Ahmad Yani Kota Metro, 2012-2013)
Tujuan : Penelitian bertujuan untuk menganalisis beberapa
faktor yang berhubungan dengan resiko terjadinya
retensio plasenta di RSUD Dr.H Bob Bazar ,SKM
Kalianda tahun 2013
Metodologi : Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional
digunakan untuk mengetahui beberapa faktor yang
kemungkinan menjadi risiko terjadinya retensio plasenta.
Pengumpulan data bersumber dari dokumen register
persalinan. Penelitian dilakukan di RSUD Dr. H. Bob Bazar,
SKM Kalianda Tahun 2013
Hasil : Usia ibu, hasil penelitian memperlihatkan terdapat
hubungan antara usia dengan kejadian retensio plasenta pada
ibu bersalin (p= 0,040 < 0,05)
Paritas , hasil penelitian memperlihatkan bahwa tidak
terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian retensio
plasenta (p= 0,060 > 0,05)
Anemia , hasil penelitian mengatakan bahwa terdapat
hubungan antara anemia dengan kejadian retensio plasenta
(p= 0,016 < 0,05)
Kesimpulan : Hasil penelitian menyimpulkan kejadian retensio plasenta
terdapat 19,3% dari 176 ibu bersalin. Faktor yang
meningkatkan kejadian retensio plasenta adalah usia ibu
dengan POR = 2,414, paritas POR = 3,023 dan anemia
dengan POR = 2,506.
Kelebihan : Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian dengan
data sekunder, ini mempercepat dalam pencarian data.
Kekurangan : Tidak semua faktor predisposisi diteliti.
Jurnal web : file:///C:/Users/Acer's/Downloads/168-510-1-SM.pdf

Anda mungkin juga menyukai