Anda di halaman 1dari 5

Nama Mahasiswa : Riska Indriyani

NIM : 1032171020
Semester : IV (Enam)
Mata Kuliah : Keperawatan Bencana
Topik Tugas : Merangkum Materi Air Way
Management Tanpa Alat Dan
Dengan Alat

UNIVERSITAS MH. THAMRIN


Jl. Raya Bogor KM.20, RT2/RW.5 Kp. Tengah, Kramatjati Kota Jakarta Timur,
Kode Pos 13450 Telp (021)8096792
Airway Management Tanpa Alat :
1. Pemeriksaan Look-Listen-Feel (LLF) dilakukan secara simultan. Cara ini dilakukan
untuk memeriksa jalan nafas dan pernafasan
 Chin Lift maneuver  (tindakan mengangkat dagu)
 Jaw thrust maneuver  (tindakan mengangkat sudut rahang bawah)
 Head Tilt maneuver  (tindakan menekan dahi)
 Memeriksa jalan nafas terutama di daerah mulut, dapat dilakukan teknik Cross
Finger yaitu dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk yang disilangkan dan
menekangigi atas dan bawah.
 Bila jalan nafas tersumbat karena adanya benda asing dalam rongga mulut
dilakukan pembersihan manual dengan sapuan jari.
 Kegagalan membuka nafas dengan cara ini perlu dipikirkan hal lain yaitu
adanyasumbatan jalan nafas di daerah faring atau adanya henti nafas (apnea)
 Bila hal ini terjadi pada penderita tidak sadar, lakukan peniupan udara melalui
mulut, bila dada tidak mengembang, maka kemungkinan ada sumbatan pada jalan
nafas dan dilakukan maneuver Heimlich.

Tanda-tanda adanya sumbatan (ditandai adanya suara nafas tambahan) :

 Mendengkur (snoring)
 Berkumur (gargling )
 Stridor (crowing )

Membersihkan jalan nafas


a.Sapuan jari (finger sweep)

1. Miringkan kepala pasien (kecuali pada dugaan fraktur tulang leher) kemudian buka mulut dengan
jaw thrust dan tekan dagu ke bawah bila otot rahang lemas (maneuver emaresi)

2. Gunakan 2 jari (jari telunjuk dan jari tengah) yang bersih atau dibungkusdengan sarung
tangan/kassa/kain untuk membersihkan rongga mulut dengangerakan menyapu

Mengatasi sumbatan nafas parsial,dapat digunakan teknik manual thrust

 Abdominal thrust 
 Chest thrust 
 Back blow
 Jika sumbatan tidak teratasi, maka penderita akan :

 Gelisah oleh karena hipoksia


 Gerak otot nafas tambahan (retraksi sela iga, tracheal tug)
 Gerak dada dan perut paradoksal
 Sianosis
 Kelelahan dan meninggal
 Pasien sadar, ajak bicara. Bicara jelas dan lancar berarti jalan nafas bebas
 Beri oksigen bila ada 6 liter/menit
 Jaga tulang leher : baringkan penderita di tempat datar, wajah ke depan, posisileher
netral
 Nilai apakah ada suara nafas tambahan.
Lakukan teknik chin lift atau jaw thrust untuk membuka jalan nafas. Tempatkan korban pada
tempat yang datar, kepala dan leher korban jangan terganjal.

 Chin Lift 
Dilakukan dengan maksud mengangkat otot pangkal lidah ke depanCaranya :
gunakan jari tengah dan telunjuk untuk memegang tulang dagu pasienkemudian angkat.

 Head Tilt 
 Dilakukan bila jalan nafas tertutup oleh lidah pasien. Tidak boleh
dilakukan pada pasien dugaan fraktur servikal.Caranya : letakkan satu telapak tangan di dahi
pasien dan tekan ke bawah sehinggakepala menjadi tengadah dan penyangga leher tegang
dan lidahpun terangkat ke depan.

 Jaw thrust 
Caranya : dorong sudut rahang kiri dan kanan ke arah depan sehingga barisan gigi
bawah berada di depan barisan gigi atas

 Abdominal Thrust (Manuver Heimlich)
Dapat dilakukan dalam posisi berdiri dan terlentang.Caranya berikan hentakan
mendadak pada ulu hati (daerah subdiafragma –  abdomen).

 Abdominal Thrust  (Manuver Heimlich)


Pada posisi berdiri atau duduk 
Caranya : penolong harus berdiri di belakang korban, lingkari pinggang korban dengankedua
lengan penolong, kemudian kepalkan satu tangan dan letakkan sisi jempol tangankepalan
pada perut korban, sedikit di atas pusar dan di bawah ujung tulang sternum.Pegang erat
kepalan tangan dengan tangan lainnya. Tekan kepalan tangan ke perutdengan hentakan
yang cepat ke atas. Setiap hentakan harus terpisah dan gerakan yang jelas.

 Abdominal Thrust (Manuver Heimlich)
Pada posisi tergeletak (tidak sadar)
Caranya : korban harus diletakkan pada posisi terlentang dengan muka ke atas.
Penolong berlutut di sisi paha korban. Letakkan salah satu tangan pada perut korban di garis
tengahsedikit di atas pusar dan jauh di bawah ujung tulang sternum, tangan kedua
diletakkan di atas tangan pertama. Penolong menekan ke arah perut dengan hentakan yang
cepat kearah atas.

 Abdominal Thrust (Manuver Heimlich)
Pada yang dilakukan sendiri
Pertolongan terhadap diri sendiri jika mengalami obstruksi jalan napas.
Caranya : kepalkan sebuah tangan, letakkan sisi ibu jari pada perut di atas pusar dan
di bawah ujung tulang sternum, genggam kepala itu dengan kuat, beri tekanan ke atas keara
h diafragma dengan gerakan yang cepat, jika tidk berhasil dapat dilakukan tindakandengan
menekan perut pada tepi meja atau belakang kursi

 Back Blow (untuk bayi)


Bila penderita sadar dapat batuk keras, observasi ketat. Bila nafas tidak efektif
atau berhenti, lakukan back blow 5 kali (hentakan keras pada punggung korban di titik
silanggaris antar belikat dengan tulang punggung/vertebrae)

 Chest Thrust (untuk bayi, anak yang gemuk dan wanita hamil)


Bila penderita sadar, lakukan chest thrust  5 kali (tekan tulang dada dengan jari telunjukatau
jari tengah kira-kira satu jari di bawah garis imajinasi antara kedua putting susu pasien). Bila
penderita sadar, tidurkan terlentang, lakukan chest thrust , tarik lidah apakahada benda
asing, beri nafas buatan.

Airway Management Dengan Alat :


1. Oropharyngeal Tube
tindakan pemenuhan kebutuhanoksigen dengan membebaskan jalan nafas melalui
pemasangan oropharingealtube melalui rongga mulut ke dalam pharing.

 Oropharingeal tube tidak boleh dipasang pada pasien sadar.


 Oropharingeal tube dipasang pada pasien yang tidak sadar atau pada pasiendengan
penurunan kesadaran.
 Pada pasien yang dilakukan pemasangan oropharing tube harus dilakukanoral
hygiene.
 Ukuran oropharingeal: disesuaikan dengan mengukur panjang oropharingealdari
mulut ke mandibula atau sesuai ukuran:
a) Kode 00 untuk bayi kecil/premature. 
b) Kode 0 untuk bayi
c) No. 1 untuk anak usia 1-3 tahun.
d) No. 2 untuk anak usia 3-8 tahun.
e) No. 3 untuk usia 8 tahun.
f) No. 4 dan 5 untuk dewasa.

2. Suctioning
tindakan untuk mempertahankan jalan nafas sehingga memungkinkan terjadinya
proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan secret pada klien yang tidak
mampu mengeluarkannya sendiri
Indikasi dilakukannya penghisapan adalah adanya atau banyaknya secret yan gmenyumbat
jalan nafas, ditandai dengan:

1) Terdengar adanya suara pada jalan nafas.

2) Hasil auskultasi : ditemukan suara crackels atau ronkhi.

3) Kelelahan

4) Nadi dan laju pernafasan meningkat.

5) Ditemukannya mukus pada alat bantu nafas.

6) Permintaan dari klien sendiri untuk disuction.

7) Meningkat nya peak airway pressure pada mesin ventilator

3. Intubasi Endotracheal (ETT)

Tindakan untuk memasukan pipa endotracheal ke dalam trachea, yang biasa


digunakan sebagai pembebasan jalan nafas, pemberian nafas buatan dengan bag and mask
dan lain sebagainya.
Indikasi:
 1) Ada obstruksi jalan nafas bagian atas

2) Pasien yang memerlukan bantuan nafas dengan respirator

3) Pemberian anestesi

4) Terdapat banyak sputum (pasien tidak dapat mengeluarkan sendiri

Anda mungkin juga menyukai