Anda di halaman 1dari 4

Prinsip Pergerakan Penyimpangan Islam

Bentuk-bentuk penyimpangan dakwah:


1. Penyimpangan Tujuan (ghoyah): Dakwah yang bertujuan selain Allah.Hal ini dipengaruhi
oleh:
a) Penyakit Hati: Riya’, ghurur (lupa diri), sombong, ego-centris dan gila popularitas
b) Tidak memahami urgensi keikhlasan: masalah keikhlasan ini banyak tercantum di   dalam
al-qur’an. Az-zumar:11-12, Az-zumar:14, Al-Bayyinah ayat:5, Al-An’am:162-163

2. Penyimpangan dari Sasaran Utama (ahdaf): kepada sasaran yang sifatnya juz’iyah (sektoral).
Imam Hasan al- Banna menjelaskan bahwa sasaran dakwah yang dituju adalah menegakkan
agama Allah dibumi dengan mendirikan Daulah Islamiyah dan mengembalikan khilafah:
termasuk menyampaikan Islam kepada seluruh manusia.
Bentuk-bentuk penyimpangan:
a) Pemisahan sasaran:
 Pembatasan Negara
 Hanya untuk kekuasaan
 Pembatasan Islam yang Parsial

3. Persoalan jama’ah dan Komitmen (Iltizam):


a) Meremehkan amal jama’i
b) Banyaknya jama’ah dan pemimpin
c) Friksi-friksi dalam jama’ah
d) Bergantung pada individu yang lebih kuat
e) Menimbulkan perselisihan
f) Keluar dari jama’ah
g) Tidak memenuhi arkan bai’ah
h) Perasaan lebih tinggi

4. Persoalan Pemahaman (fahm):


a) Mengadopsi pemikiran yang jelas-jelas bertentangan dengan pemahaman yang benar
tentang Islam, Al-Qur’an, Sunnah Nabinya.
b) Berupaya untuk mengebiri nilai as Sunnah-Nabawiyah, yaitu menggunakan al-qur’an
saja, memenangkan pandangan rasional atas hadits shahih, upaya menyeret Islam untuk
kepentingan penguasa dengan dalih pengembangan dan pembaharuan.
c) Berupaya memaksakan semua anggota jama’ah untuk mengikuti suatu pendapat dalam
masalah furu’ yang mempunyai beberapa pendapat.
d) Membesarkan masalah juz’iyah dan far’iyah dengan mengorbankan masalah kulliyat
(prinsip)
e) Pengebirian Islam dalam pelaksanaannya padahal kita diwajibkan menyuguhkan Islam
secara kamil (utuh)

5. Persoalan langkah (khiththah) operasional dan sasarannya sesuai dengan tuntunan Rasulullah
dalam berdakwah. Namun, ada beberapa penyimpangan yang mungkin terjadi dalam langkah
operasional, yaitu:
a) Mengikuti Pola partai Politik : mengutamakan kuantitas bukan kualitas
b) Tidak memperhatikan factor tarbiyah (pembinaan)
c) Mengabaikan unsur persatuan dan potensi jalinan antar individu: “Dan janganlah kamu
bertikai, karena dengan sebab itu kamu akan gagal dan kehilangan kekuatan” (Al-
Anfal:46)
d) Mengabaikan pemeliharaan potensi struktur jama’ah dan komitmen keanggotaan
e) Penyimpangan-penyimpangan yang berkaitan dengan masalah jihad dan persiapannya
f) Faham kedaerahan
g) Menerima prinsip dan ideology sekuler
h) Mendorong jama’ah untuk didominasi orang lain
i) Berpartisipasi dalam pemerintahan yang tidak menjalankan hukum Allah
j) Berkoalisi bersama musuh dengan mengorbankan prinsip dan tujuan
k) Mengabaikan prinsip syura (musyawarah) dan nasihat
l) Mementingkan formalitas, bukan esensinya serta mengutamakan perdebatan dan diskusi
daripada kerja
m) Reaksioner tanpa perencanaan
n) Mengarah kepada pertarungan sampingan dan persoalan Far’iyah
o) Memisahkan diri dari masyarakat
6. Sekitar ujian dan cobaan. Ujian merupakan sunnah dakwah: Al-Baqarah: 214,155, Al-
Ankabut:1-3, Ali Imran: 179, Al-An’am:34, Muhammad 31. Kesalahan dalam memandang
ujian:
a) Anggapan bahwa ujian bukan hal yang wajar terjadi di atas jalan Dakwah.
b) Pemahaman yang salah ketika ujian telah mengguncangnya
c) Beranggapan bahwa ujian dapat dihindari dengan sedikit bertindak bijaksana dan taksis
(diplomasi dengan musuh)
d) Berlindung dan mendukung orang-orang zhalim serta menyatakan keluar dari jama’ah
dan menyerangnya karena ingin menghindari ancaman pemenjaraan dan penyiksaan
e) Tidak ada keteguhan dan kekuatan dalam menanggung derita
f) Pada sebagian orang yang menduduki jabatan penting, menuduh jeleknya seleksi dari
pihak pimpinan
g) Tidak mengambil hikmah Allah dan penempaan serta seleksi yang terkandung dalam
ujian
h) Tidak memaklumi orang yang tidak tahan menanggung kerasnya siksaan dan orang yang
lemah
i) Terlalu berlebihan untuk menghentikan gangguan dan penyiksaan terhadap sesama
anggota dengan bentuk apa saja. 
j) Menganggap ujian sebagai pukulan keras yang mematikan atau melumpuhkan
k) Menghentikan dakwah agar tidak mendapa siksaan baru
l) Mempersempit aktivitas dakwah yang menyinggung musuh atau penguasa
m) Menjangkitnya penyakit keputusasaan dengan sebab ujian. “Sehingga berkatalah Rasul
dan orang-orang beriman bersamanya: ‘bilakah datangnya pertolongan Allah? ’Ingatlah,
sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat” (Al-baqarah: 214). 
n) Faktor-faktor keberhasilan yang dapat menundukkan rintangan
Kekuatan dakwah kita: Al-baqarah:138
 Keperluan dunia terhadap dakwah kita
 Kemuliaan tujuan kita
 Dukungan Allah kepada kita “Dan Allah berkuasa atas urusan-  Nya, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui” (Yusuf: 21)

7. Sikap menghadapi Musuh dan Kekuatannya. Kesalahan dalam memandang musuh:


a) Membesar-besarkan kekuatan Musuh: Al-Fath:4, Muhammad: 4, 35 Al-Anfal 12,17
b) Terlalu meremehkan kekuatan musuh
c) Buruknya system pemilihan pimpinan militer
d) Berkelompok dan saling berkhianat di kalangan pimpinan: al- Anfal: 45-46, As-Shah: 4
e) Spontanitas
f) Mengikutsertakan orang-orang yang lemah iman dan munafiq: At-Taubah: 47-48
g) Bangga dengan mayoritas: At-Taubah: 25-26, Ali Imran: 126
h) Merasa berat ke dunia dan tidak menyambut panggilan jihad: At-Taubah 38-39
i) Mundur dari medan pertempuran: Al-Anfal: 15-16
j) Merasa sombong dan congkak pada saat kemenangan
k) Jatuh mental dan semangat pada saat terjadi serangan: ali Imran 139-141, 171-175

Anda mungkin juga menyukai