Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan Masalah........................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini manusia sedang menghadapi perubahan yang begitu cepat yang timbul
sebagai dampak dan kewajiban ilmu pengetahuan. Apalagi jika didasarkan pada asumsi bahwa
segala problem itu berpangkal dan suatu penerapan konsep pendidikan yang merangsang serta
mendorong progresivitas ilmu pengetahuan dan teknologi yang tak terkendali.
Di kalangan Islam juga muncul berbagai isu tentang krisis pendidikan serta problem
lainnya yang dengan sangat mendesak menuntut suatu pemecahan berupa terwujudnya suatu
sistem pendidikan yang didasarkan atas konsep Islam.
Salah satu solusi pemecahannya adalah pembenahan manajemen dan kepemimpinan
dalam pendidikan. Selain dari dunia bisnis, negara maupun organisasi manajemen mempunyai
peran penting untuk mengantarkan kemajuan pendidikan. Kalau manajemen negara mengejar
kesuksesan pembangunan sedangkan manajemen pendidikan (sekolah) mengejar kesuksesan
perkembangan anak manusia melalui pelayanan-pelayanan pendidikan yang memadai.
Pada makalah ini akan dipaparkan pengertian kepemimipinan pendidikan Islam beserta
hal-hal yang terkait dengan kepemimpinan pendidikan Islam guna mencapai tujuan pendidikan
Islam itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah adalah sebahai berikut:
1. Apa pengertian Kepemimpinan?
2. Apa pengertian Pendidikan?
3. Apa pengertian Pendidikan Islam?
4. Apa Kepemimpinan Pendidikan Islam?
5. Apa Ciri-Ciri Kepemimpinan yang efektif?
6. Bagaimana Kepemimpinan dalam Pendidikan?
7. Bagaimana Tipe-Tipe Kepemimpinan dalam Pendidikan?
8. Apa Fungsi Kepemimpinan Pendidikan?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Kepemimpinan
2. Untuk mengetahui pengertian Pendidikan
3. Untuk mengetahui pengertian Pendidikan Islam
4. Untuk mengetahui Kepemimpinan Pendidikan Islam
5. Untuk Mengetahui Ciri-Ciri Kepemimpinan yang efektif
6. Untuk Mengetahui Kepemimpinan dalam pendidikan
7. Untuk Mengetahui Tipe-Tipe Kepemimpinan dalam Pendidikan
8. Untuk Mengetahui Fungsi Kepemimpinan Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
1[1] Tri Supriyatno, Marno, Manajemen dan Kepemimpinan Kependidikan Islam, (Bandung: Refika
Aditma, 2008), h. 30.
memerintah bawahan apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana
bawahan melaksanakan perintahnya. Sehingga terjalin suatu hubungan social yang saling
berinteraksi antara pemimpin dengan bawahan, yang akhirnya terjadi suatu hubungan timbal
balik.
3[3] Zahara Idris, Dasar-dasar Kependidikan, (Padang: Angkasa Raya, 1981), h. 9.
5[5] Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Malang: Erlangga, 2007), h. 268-269.
a. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk mengendalikan perusahaan/
organisasinya.
b. Memfungsikan keistimewaan yang lebih dibanding orang lain (QS. Al-Baqorah: 247).
c. Memahami kebiasaan dan bahasa orang yang menjadi tanggung jawabnya (QS. Ibrahim: 4).
d. Mempunyai karisma dan wibawa di hadapan manusia atau orang lain (QS. Hud: 91).
e. Konsekuen dengan kebenaran dan tidak mengikuti hawa nafsu (QS. Shad: 26).
f. Bermuamalah denga lembut dan kasih sayang terhadap bawahannya, agar orang lain simpatik
kepadanya (QS. Ali-Imaran: 159).
g. Menyukai suasana saling memaafkan antara pemimpin dan pengikutnya, serta membantu
mereka agar segera terlepas dari kesalahan (QS. Ali-Imran: 159).
h. Bermusyawarah dengan para pengikut serta mintalah pendapat dan pengalaman mereka (QS.
Ali-Imran : 159).
i. Menerbitkan semua urusan dan membulatkan tekad untuk bertawakal kepada Allah (QS. Ali
Imran: 159).
j. Membangun kesadaran akan adanya pengawasan dari Allah (muraqabah) sehingga terbina sikap
ikhlas dimana pun, kendati tidak ada yang mengawasi kecuali Allah.
k. Memberikan santunan sosial (takaful ijtima’) kepada para anggota, sehingga tidak terjadi
kesenjangan sosial yang menimbulkan rasa dengki dan perbedaan strata sosial yang merusak
(QS. Al-Hajj: 41).
l. Mempunyai power dan pengaruh yang dapat memerintah serta mencegah karena seorang
pemimpin harus melakukan kontrol pengawasan atas pekerjaan anggota, meluruskan kekeliruan,
serta mengajak mereka untuk berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran (QS. Al-Hajj: 41).
m. Tidak membuat kerusakan di muka bumi, serta tidak merusak ladang, keturunan, dan
lingkungan (QS. Al-Baqarah: 205).
n. Bersedia mendengar nasihat dan tidak sombong karena nasihat dari orang yang ikhlas jarang
sekali kita peroleh (QS. Al-Baqarah: 206).
Bagi pendidikan Islam, tidak bisa sekedar memiliki keinginan yang harus diikuti oleh
bawahan, tanpa bisa menunjukkan keteladanan bagi mereka.dalam Islam antara ucapan dan
perbuatan haruslah relevan. Sebagaimana firman Allah Swt:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak
kamu kerjakan? Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak
kamu kerjakan... (QS. Al- Shaff: 2-3).
Inspirasi yang dapat ditangkap dari ayat tersebut adalah:
a. Anjuran bagi orang-orang yang beriman untuk menjaga konsisten antara keyakinan, lisan, dan
perbuatan.
b. Larangan bersikap inkonsisten antara perkataan dan perbuatan.
c. Peringatan supaya berhati-hati dalam meyerukan sesuatu.
d. Keharusan untuk mengukur/ mengevaluasi diri sendiri.
e. Anjuran untuk menjadi teladan terlebih dahulu sebelum mengatakan sesuatu.6[6]
7[7]Siti Fatimah, Manajemen pendidikan Islam , (Bandung: Al-fabeta, 2015), h. 81 dan 82.
menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan. karena ia merupakan pemimpin
dilembaganya, Mulyasa mengatakan, kegagalan dan keberhasilan sekolah banyak ditentukan
oleh kepala sekolah karena mereka merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak
ditempuh sekolah menuju tujuannya. Sekolah yang efektif, bermutu, dan favorit tidak lepas dari
peran kepala sekolahnya. Maka ia harus mampu membawa lembaganya kearah tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan, ia harus mampu melihat adanya perubahan serta mampu melihat
masa depan dalam kehidupan global yang lebih baik. Kepala sekolah harus bertanggung jawab
atas kelancaran dan keberhasilan semua urusan pengaturan dan pengelolaan sekolah secara
formal kepada atasannya atau secara informal kepada masyarakat yang telah menitipkan anak
didiknya.
Secara garis besar kualitas dan kompetensi kepala sekolah dapat dinila dari kinerjanya
dalam mengaktualisasikan fungsi dan perannya sebagai kepala sekolah salah satunya adalah
sebagai pemimpin di sekolah. Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk
dan pegawasan, meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua
arah, dan mendelegasikan tugas. Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai
leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan
misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan dan kemempuan berkomunikasi. Kepribadian
kepala sekolah sebagai leader tercermin dalam sifat-sifat jujur, percaya diri, tanggung jawab,
berani mengambil resiko, dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil, teladan.
BAB III
Kesimpulan
Kepemimpinan adalah sikap dan perilaku untuk mempengaruhi para bawahan agar mereka
mampu bekerja sama sehingga dapat bekerja secara lebih efisien dan efektif untuk mencapai
8[8] Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), h. 24.
angka produktivitas kerja sesuai dengan yang telah ditetapkan. Pengertian pendidikan menurut
Undang Undang SISDIKNAS no. 20 tahun 2003, adalah sebagai usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta
didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif supaya memiliki pengendalian diri,
kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian serta
akhlak mulia. Pendidikan menurut Pendidikan Islam merupakan suatu hal yang penting bagi
anak calon manusia dewasa yang akan mengemban tugas melaksanakan dan melanjutkan
kekhalifahan di bumi yang mempunyai tanggung jawab di hadapan Allah. Dalam bahasa Arab,
kepemimpinan sering diterjemahkan sebagai al-riayah, al-imarah, al-qiyadah, atau al-zaamah.
Sementara itu, untuk meyebut istialah kepemimpinan pendidikan, para ahli lebih memilih istilah
qiyadah tarbawiyah. Dalam Islam, kepemimpinan begitu penting. Ciri-ciri kepemimpinan yang
efektif adalah memiliki intelegensi tinggi (intelligence), kematangan jiwa sosial (Sosial maturity
and breadth), motivasi terhadap diri dan hasil (inner motivation and achievement drives), dan
menjalin hubungan kerja manusia (Human relation attides), Salah satu bentuk kepemimpinan
dalam lembaga pendidikan islam adalah kepala sekolah. Tupoksi kepala sekolah adalah salah
satunya adalah sebagai pemimpin du sekolah. Tipe-tipe Kepemimpinan adalah sebagai berikut:
Otoriter, Tipe laissez faire, demokrasi, Tipe Pseudo Demokratis. Fungsi Kepemimpinan adalah
Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama dengan penuh rasa kebebasan
dan pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan
rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan memjelaskan tujuan.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Remaja Rosda Karya.
Tri Supriyatno, Marno. 2008. Manajemen dan Kepemimpinan Kependidikan Islam. Bandung: Refika
Aditma.
Zahara Idris. 1981. Dasar-dasar Kependidikan. Padang: Angkasa Raya.
9
[1] Tri Supriyatno, Marno, Manajemen dan Kepemimpinan Kependidikan Islam, (Bandung: Refika
Aditma, 2008), h. 30.
10
[2] http://9wiki.net/pengertian-pendidikan/, diakses 26 September 2017, jam 22.45
WIB.
11
[3] Zahara Idris, Dasar-dasar Kependidikan, (Padang: Angkasa Raya, 1981), h. 9.
12
[4] Ahmad. D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: Al Ma’arif , 1989),
h. 19.
13
[5] Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Malang: Erlangga, 2007), h. 268-
269.
14
[6] Ibid, h.277-284.
15
[7]Siti Fatimah, Manajemen pendidikan Islam , (Bandung: Al-fabeta, 2015), h. 81 dan
82.
16
[8] Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), h. 24.
10
11
12
13
14
15
16