Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN SENTRALISASI OBAT

PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG BEDAH AL-AQSHA V RSU HAJI SURABAYA

Oleh :
1. Aan Dwi Putri A S.Kep
2. Argita Eka A S.Kep
3. Ayu Lu’lu’ul S.Kep
4. M.Wahyulil Ikhsan S.Kep
5. Munfarikha Tri W S.Kep
6. Putri Ayu N S S.Kep
7. Rian Ahmad F S.Kep
8. Tri Dianita S.Kep
9. Usha Meilasari S.Kep
10. Vina Ismawati S.Kep

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES PEMKAB JOMBANG
2019

1
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Pelaksanaan Sentralisasi Obat Di Ruang Al-Aqsha V RSU Haji Surabaya


Oleh Kelompok 3 Praktik Profesi Manajemen Keperawatan
STIKES Pemkab Jombang

Telah Disetujui dan di sahkan pada


Hari :
Tgl/Bln/Thn :

Penanggung Jawab

Tri Dianita, S.Kep

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan

Dr.Sestu Retno D A, S.Kp.,M.Kes Nurma Linda Wati S.Kep.Ns

Kepala Ruangan

Nurma Linda Wati S.Kep.Ns

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai kerugian
pada pasien. Resistensi tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman
penyakit dapat terjadi manakala konsumsi obat oleh penderita tidak terkontrol
dengan baik. Kerugian lain yang bisa terjadi adalah terjadinya kerusakan organ
tubuh atau timbulnya efek samping obat yang tidak diharapkan. Selain itu
penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan kerugian pasien secara
ekonomi. Pelaksanaan sentralisasi obat di ruang Al-Aqsha lantai V RSU Haji
Surabaya, untuk obat oral dan injeksi sudah berjalan sedemikian rupa sehingga
pasien dan keluarga percanya dengan sentralisasi obat di ruangan.
Pengecekan terhadap penggunaan dan konsumsi obat, sebagai salah satu
peran Perawat, perlu dilakukan dalam suatu pola atau alur yang sistematis
sehingga risiko kerugian baik secara material maupun secara nonmaterial dapat
dieliminasi atau di atasi.
Teknik pengelolaan secara sentralisasi merupakan pengelolaan obat
dimana seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya
kepada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat juga sepenuhnya dilakukan
oleh perawat.
Kegiatan sentralisasi obat meliputi pembuatan strategi persiapan
sentralisasi obat, persiapan sarana dan membuat petunjuk teknis
penyelenggaraan sentralisasi obat serta pendokumentasian hasil pelaksanaan
sentralisasi obat. Kontroling penggunaan obat dan konsumsi obat merupakan
salah satu peran perawat, oleh karena itu pengontrolan obat bagi pasien perlu
ditingkatkan lagi sehingga resiko-resiko penyimpangan dapat diminimalisir.
Dalam praktek manajemen ini kami melaksanakan sentralisasi obat injeksi dan
obat oral (Nursalam, 2013).

3
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu melaksanakan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat
dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat dengan benar.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mampu mengelola obat pasien: pemberian obat secara tepat dan benar
sesuai dengan prinsip 7B.
b. Menyeragamkan waktu pemberian obat oral dan injeksi serta
mengamankan obat-obat yang dikelola.
c. Meningkatkan kepatuhan klien terhadap program terapi.
d. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat
dalam pengelolaan sentralisasi obat.
e. Meningkatkan kepuasan klien dan keluarga terhadap asuhan
keperawatan yang telah diberikan.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Klien
1. Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan
keperawatan.
2. Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap obat
1.3.2 Bagi Perawat
a. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal.
b. Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang di konsumsi
klien
c. Meningkatkan kepercayaan klien/keluarga kepada perawat
1.3.3 Bagi Institusi
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi obat
b. Terciptanya model asuhan keperawatan professional

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat di mana seluruh obat yang
akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh
perawat (Nursalam, 2013).

2.2 Tujuan Pengelolaan Obat


Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana
dan menghindarkan pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan
pasien dapat terpenuhi.
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering
mengapa obat perlu disentralisasi :
a Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
b Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat.
c Menggunakan dosis yang lebih besar daripada yang diperlukan.
d Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan.
e Meletakan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.

2.3 Teknik Pengelolaan Sentralisasi Obat


Teknik pengelolaan sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana
seluruh obat yang diberikan kepada pasien baik obat oral maupun obat
injeksi diserahkan sepenuhnya kepada perawat. Penanggung jawab
pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara operasional dapat
didelegasikan kepada staf yang ditunjuk. Pengeluaran dan pembagian obat
tersebut dilakukan oleh perawat dimana pasien atau keluarga wajib
mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat tersebut
a. Penerimaan obat
1. Obat yang telah diresepkan dan dibeli oleh keluarga
pasien diserahkan oleh farmasi kepada perawat disertai dengan

5
lembar serah terima obat yang mana sebelumnya mengisi dan
menandatangani surat persetujuan sentralisasi obat (Informed
Consent).
2. Perawat menuliskan nama klien, nomor registrasi, jenis
obat, jumlah dan sediaan obat (bila perlu) dalam format serah terima
obat dan diketahui atau ditandatangani oleh klien / keluarga, format
serah terima obat selanjutnya dibawa oleh klien/ keluarga. Keluarga
akan diberikan penjelasan kapan obat tersebut akan habis.
3. Obat yang telah diserahkan oleh klien / keluarga
selanjutnya disimpan perawat di dalam kotak obat.
b. Pembagian obat
1. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya dicatat dalam
format pemberian obat oral/ injeksi.
2. Obat-obat yang telah disimpan untuk selanjutnya
diberikan oleh perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum
dalam format pemberian obat oral/ injeksi dengan terlebih dahulu
dicocokkan dengan terapi yang diinstruksi dokter (status rekam
medik).
3. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam
obat, kegunanaan obat, jumlah obat, dan efek samping obat.
Usahakan tempat obat kembali ke perawat setelah obat dikonsumsi
oleh klien dan observasi adanya efek samping setelah minum obat
4. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap shift
oleh petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku
masuk obat. Obat yang hampir habis akan diinformasikan kepada
pasien / keluarga dan kemudian dimintakan kepada dokter
penanggung jawab klien.
c. Penambahan Obat Baru
1. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis,
dosis atau jadwal pemberian obat, maka informasi ini akan
dimasukkan dalam format pemberian obat oral/ injeksi.

6
2. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu
saja), maka dokumentasi dilakukan pada format pemberian obat
oral / injeksi.

d. Obat Khusus
1. Obat disebut khusus apabila sediaan yang memiliki harga
yang cukup mahal, memiliki jadwal pemberian yang cukup sulit,
memiliki efek samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam
waktu tertentu atau sewaktu saja.
2. Pemberian obat khusus dilakukan dengan menggunakan
format pemberian obat oral/ injeksi khusus untuk obat tersebut dan
dilakukan oleh perawat primer
3. Informasi yang diberikan kepada klien/keluarga meliputi
nama obat, kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping,
penanggung jawab pemberian dan tempat obat, sebaiknya diserahkan
atau ditunjukkan kepada keluarga setelah pemberian obat. Usahakan
terdapat saksi dari keluarga pada saat pemberian obat
e. Pengembalian Obat
Bila klien pulang atau pindah ruangan dan obat masih sisa maka
obat dikembalikan kepada klien/keluarga dengan ditanda tangani oleh
klien/keluarga serta tanggal dan waktu penyerahan lalu diserahkan
kepada petugas farmasi.

7
2.4 Digram Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat

Dokter Resep Perawat

Farmasi

Kroscek

Sesuai Tidak Sesuai

Pengaturan dan Resep dikembalikan Ke ruangan


pengelolaan oleh
petugas farmasi

Obat Habis
Penerimaan dan pendistribusian
oleh perawat
Obat Sisa

Persetujuan
keluaraga
Dikembalikan ke
Pasien farmasi

8
BAB III

RENCANA KEGIATAN

3.1 Kegiatan Sentralisasi Obat


a. Pra Pelaksanaan
1. Membuat Informed Consent
2. Membuat format daftar sentralisasi obat.
3. Membuat petunjuk teknis penulisan sentralisasi obat.
4. Melakukan sosialisasi dikelompok untuk menyamakan persepsi
antara petugas.
5. Mensosialisasikan jadwal pemberian obat dan tehnik penulisan.
Waktu yang ditentukan sifatnya fleksibel dan bisa dirubah sesuai
ketentuan.
b. Proses Pelaksanaan
Pelaksanaan sentralisasi obat dimulai tanggal, oleh perawat shift
pagi. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Memberikan Informed Consent pada klien atau keluarganya
2. Melakukan pencatatan pada format sentralisasi obat meliputi :
a) Identitas pasien
b) Hari dan tanggal penerimaan obat sesuai yang diresepkan
c) Nama dan jumlah obat yang diresepkan.
d) Tanda tangan yang menerima obat dan yang menyerahkan
obat.
e) Menuliskan dosis dan cara pemberian obat.
f) Menuliskan jam pemberian
3. Melaksanakan pemberian obat sesuai jadwal yang telah ditentukan
dan perawat pelaksana tanda tangan.

9
4. Melakukan timbang terima obat setiap pergantian shift sesuai
dengan sisa obat yang telah diberikan kepada pasien.
5. Memintakan resep bila obat klien habis yang dilakukan oleh
perawat primer.

6. Setelah klien diperbolehkan pulang, obat sisa dikembalikan kepada


klien atau keluarga dengan menandatangani pada bagian bawah
lembar sentralisasi obat
c. Post Pelaksanaan
Pendokumentasian semua tindakan dalam pemberian obat, yang
meliputi dosis, waktu, rute serta cara pemberian.
3.2 Peran
a. Kepala Ruangan
1. Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan malpraktik
2. Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi
3. Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi
b. Perawat Primer
1. Menjelaskan tujuan dilakukannya sentralisasi obat
2. Menjelaskan manfaat dilakukannya sentralisasi obat
3. Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi
c. Perawat Associate
Melakukan pencatatan dan kolaborasi terhadap pemakaian obat
selama klien dirawat.
3.3 Metode
a. Pengawasan nama obat, jumlah, rencana pemakaian,
penerimaan dan pemberian obat sesuai denga identitas pasien dan di
catat dalam buku serah terima obat.
b. Pengawasan dan pencatatan nama obat, dosis, frekuensi,
jadwal, dan jam pemberian obat, dan jenis pemberiaan obat atau injeksi
sesuai identitas pasien pada format kontrol dan pemakaian obat.
3.4 Media
a. Lembar/ format pasien masuk RS

10
b. Status pasien
c. Nursing kit
d. Kotak penyimpanan obat
e. Lembar persetujuan sentralisasi obat
f. Lembar serah terima obat
g. Format pemberian obat
3.5 Instrument
a. Informed Consent pengelolaan sentralisasi obat.
b. Format kontrol dan pemakaian obat.
c. Lemari dan kotak sentralisasi obat.
3.9 Pelaksanaan
a. Hari/ Tanggal : Rabu, 18 Maret 2020
b. Tempat : Ruang Al-Aqsha Lanatai V
a.4 Peserta
Kegiatan ini dihadiri oleh :
a. Kepala ruang Al-Aqsha lantai V RSU Haji Surabaya
b. Pembimbing ruang Al-Aqsha lantai V RSU Haji Surabaya
c. Dosen pembimbing STIKES PEMKAB Jombang
d. Mahasiswa S1 Keperawatan praktek manajemen STIKES PEMKAB
Jombang
e. Pasien ruang Al-Aqsha lantai V RSU Haji Surabaya

a.5 Pengorganisasian
a. Penanggung Jawab : Tri Dianita, S.Kep
b. Perawat Primer : Rian Ahmad F,
S.Kep
c. Perawat Asosiate : 1. Aaan Dwi A
S.Kep
2. Usha Meilasari,S.Kep
d. Petugas farmasi : Mufarikhah Tri W S,
S.Kep

11
3.5 Mekanisme kegiatan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan a. PP 5 menit Nurse KARU
mengucapkan salam dan Station PP
melaporkan kegiatan
sentralisasi obat pada karu.
b. Ka
ru menanyakan persiapan
sentralisasi obat
c. PP
menyebutkan hal-hal yang
perlu disampaikan\
d. Ka
ru memeriksa kelengkapan
administrasi
pelaksanaan a. Ka 20 menit Nurse KARU
ru membuka acara untuk Station PP, PA
sentralisasi obat
b. Far
masi memberikan obat ke
perawat dan menerima tanda
bukti serah terima obat dari
farmasi. PA menerima obat
dari farmasi, PA mengisi
format penerimaan obat pada
kolom terima dan menulis
nama pasien/ keluarga dan
perawat. Kemudian perawat
menyimpan obat yang telah
diterima dikotak obat.
c. PP
menyampaikan tentang
sentralisasi obat kepada
pasien dan keluarga
1.
dilaksanakan
sentralisasi obat.
2.
cara penyimpanan dan

12
pemberian obat
3.
obat habis dan obat
baru.
d. Me
mberi kesempatan keluarga
untuk bertanya
e. PP
meminta pasien/keluarga
untuk mengisi surat
persetujuan sentralisasi obat
f. Per
awat mendokumentasikan
Penutup Evaluasi pada PP dan melaporkan 5 menit Nurse PP, KARU
pada KARU Station

3.6 Kriteria Evaluasi


a. Struktur
Sarana dan prasarana pada sentralisasi obat telah tersedia,
meliputi : catatan sentralisasi obat, status klien, buku laporan dan format
inform consent. Perawat primer menerima obat dari petugas farmasi.
Sentralisasi obat yang dilaksanakan pada pasien yang telah mendapatkan
obat dari apotik baik yang diambil oleh keluarga pasien maupun dari
pelayanan obat terpadu.
b. Proses
Proses sentralisasi obat dilaksanakan oleh perawat primer yang
bertugas. Isi sentralisasi obat mencakup jumlah obat, jenis obat dan dosis
obat yang akan diberikan pada pasien.
c. Hasil
Setiap perawat dapat mengetahui seluruh obat klien. Komunikasi
antar perawat berjalan dengan baik. Perawat primer menandatangani
laporan sentralisasi obat. Klien dapat mempercayakan pengaturan dan
pemberian obat kepada petugas, mampu mengelola obat klien dengan

13
tepat dan benar, meningkatkan kepatuhan klien terhadap program terapi,
klien dan keluarga merasa puas dengan pengelolaan sentralisasi obat.

BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1 Pelaksanaan kegiatan
Topik : Aplikasi sentrqalisasi obat
Hari/tanggal : SENIN / 23 MARET 2020
Waktu : 11.00 WIB
Tempat : Ruang kuliah STIKES PEMKAB Jombang
Penanggung Jawab : Mufarikha Tri Wahyuni S.Kep
Kepala Ruangan : Putri Ayu Natalia
Perawat Primer : Usha Meilasari
Perawat Associate : 1.Vina Ismawati S.Kep
2. M.Wahyulil Ikhsan
Perawat IGD : Tri Dianita S.Kep
Pembimbing akademik : Sestu Retno DA, S.Kp.M,Kes
pembimbing lahan : Nurma Linda Wati S.Kep, Ns
Ceklist Sentralisasi obat
Tahap Kegiatan Dilakukan
YA TIDAK
Persiapan 1. PP mengucapkan salam dan melaporkan
kegiatan sentralisasi obat pada karu.
2. Karu menanyakan persiapan sentralisasi obat

14
3. PP menyebutkan hal-hal yang perlu
disampaikan
4. Karu memeriksa kelengkapan administrasi
pelaksanaan 5. Karu membuka acara untuk sentralisasi obat
6. Farmasi memberikan obat ke perawat dan
menerima tanda bukti serah terima obat dari
farmasi. PA menerima obat dari farmasi, PA
mengisi format penerimaan obat pada kolom
terima dan menulis nama pasien/ keluarga dan
perawat. Kemudian perawat menyimpan obat
yang telah diterima dikotak obat.
7. PP menyampaikan tentang sentralisasi obat
kepada pasien dan keluarga
8. Tujuan dan manfaat dilaksanakan sentralisasi
obat.
9. Cara pengelolaan obat: cara penyimpanan dan
pemberian obat
10. Cara mengelola jika ada obat habis dan obat
baru
11. Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya
12. PP meminta pasien/keluarga untuk mengisi
surat persetujuan sentralisasi obat
13. Perawat mendokumentasikan
Penutup Evaluasi pada PP dan melaporkan pada KARU

15
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, 2013. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek


Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika

Gillies, 1989. Manajemen KeperawatanSuatu Pendekatan Sistem. Edisi


Terjemahan. Alih Bahasa Dika Sukmana Dkk. Jakarta

Perry, Potter. 2000. Keterampilan Dan Prosedur Dasar. Jakarta: EGC

16
LAMPIRAN

PP menjelaskan sentralisasi obat pada pasien dan keluarga pasien

17

Anda mungkin juga menyukai