Anda di halaman 1dari 5

Nama : I Komang Wiradnyana

NIM : 1707511062
No. Absen : 18
Kelas : EKI 308 B1
Mata Kuliah : Ekonomi Pariwisata Berkelanjutan

Penyebaran pandemi Covid-19 bukan hanya berdampak pada masalah kesehatan tetapi juga pada
bidang pariwisata baik pada aspek sosial, ekonomi dan perekonomian Negara kita.

1. Jelaskan bagaimana kondisi pengembangan pariwisata yang diakibatkan penyebaran


pandemi Covid-19 pada bidang sosial, ekonomi dan perekonomian dikawasan ASEAN
selain di Indonesia
Jawab: Pandemi Covid-19 yang menyebar dari Wuhan, China dan sudah menyebar
keseluruh belahan dunia tidak hanya membawa dampak pada gangguan kesehatan,
namun juga berimbas pada dunia pariwisata. Kondisi pengembangan pariwisata di
ASEAN banyak yang menjadi terhambat. Pada bidang sosial, yaitu banyak calon
wisatawan takut untuk datang berkunjung ke negara-negara di Asia Tenggara karena
takut terinveksi virus Covid-2019. Sejumlah negara di Asean diketahui telah
terkonfirmasi virus corona, di antaranya Singapura, Thailand, Malaysia, Kamboja, dan
Filipina. Selain warga dunia yang ketakutan, kunjungan wisatawan juga menurun karena
China berkontribusi besar wisatawan asing terbesar di kawasan Asean. China banyak
mengurung warganya untuk tidak meninggalkan negara itu di tengah wabah yang masih
terus meluas. Pada bidang ekonomi, yaitu akibat kunjungan wisatawan yang berkurang
ini menyebabkan pendapatan ekonomi yang berasal dari pariwisata di sektor pariwisata
mejadi berkurang. Contohnya penurunan jumlah wisatawan misalnya dialami oleh
Kamboja dan Thailand. Taman-taman gajah sepi pengunjung, perahu wisata tidak jalan,
barang-barang antik di pasar tidak terjual saat tuk-tuk berhenti beroperasi. Dari Luang
Prabang di Laos utara hingga Pattaya di Thailand, Hoi An di Vietnam, dan kota kasino
Kamboja, Sihanoukville terdampak virus corona dari Wuhan, China. Potensi
pemasukkan jutaan dollar Amerika dari kunjungan wisatawan itu pun hilang akibat
kondisi tersebut. Pandemi Covid-19 ini menyebabkan perekonomian di ASEAN menjadi
lesu karena banyak kegiatan ekonomi yang terhenti.

2. Buatlah perkiraan penurunan jumlah kunjungan wisatawan ke ASEAN (selain Indonesia)


dalam satu tahun ke depan yang diakibatkan penyebaran pandemi Covid -19 ini (gunakan
data sebenarnya, penelusuran data harus menggunakan situs resmi instansi yg berhak
mengeluarkan data kunjungan wisatawan).
Jawab: Penurunan kunjungan wisatawan di kawasan asia tenggara sudah dirasakan salah
satunya adalah Negara gajah putih (Thailand) Menurut data Otoritas Pariwisata Thailand
(TAT) yang di akses melalui situs berita (https://internasional.kontan.co.id/) Jumlah
kedatangan wisatawan Thailand pada tahun 2020 bulan februari turun 44,3% pada
Februari dari tahun sebelumnya. Dimana berdasarkan data tersebut diketahui jumlah
kunjungan wisatawan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2019
pada tahun 2020 bulan Februari jumlah wisatawan di Thailand adalah 2.061.990 orang,.
Otoritas Pariwisata Thailand (TAT) mengatakan, penurunan jumlah wisatawan ini karena
epidemi virus corona yang semakin luas. Gubernur TAT Yuthasak Supasorn mengatakan
pada pertemuan para operator pariwisata jika pengunjung dari China, sebagai sumber
turis terbesar Thailand, anjlok hingga 85,3persen. Penurunan kunjungan wisatawan ke
Thailand akibat virus Covid-19 membuat ekonomi Thailand mengalami kerugian besar.
Di saat bersamaan, negara Thailand harus mengantisipasi semakin meluasnya dampak
merusak virus corona ke ekonomi terutama dalam sektor pariwisata.
3. Bagaimana strategi pemulihan pariwisata dalam kondisi yang tidak kondusif ini agar
tidak terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi regional di ASEAN
Jawab: Negara-negara di ASEAN telah mengeluarkan beberapa kebijakan dalam
membantu pemulihan pariwisata dan perekonomian ditengah kondisi yang tidak kondusif
adalah beberapa negara yang menerapkan kebijakan lockdown sementara untuk
menghentikan penyebaran Covid-19 ini. Terdapat juga kebijakan dengan melalukan
karantina selama 14 hari untuk berdiam diri rumah. Penerapan kebijakan stimulus sektor
pariwisata yang ditujukan untuk menarik wisatawan mancanegara baru dihentikan
sementara hingga wabah Covid-19 terhenti dan kegiatan kembali kondusif. Karena hal
yang terpenting dalam kondisi saat ini adalah mengutamakan penanganan dan antisipasi
agar virus tidak semakin meluas. Selain itu, beberapa negara juga melakukan kebijakan
paket stimulus ekonomi untuk menanggapi dampak virus ekonomi, seperti Jepang.
Dengan adanya pengurangan pajak bagi hotel atau tempat sarana/prasarana penunjang
pariwisata. Selain itu, Singapura telah menyisihkan S$48 miliar atau setara dengan
Rp548 triliun untuk mendukung sektor usaha dan rumah tangga, setelah ekonomi Asia
Tenggara diprediksi menyusut lebih dari yang diperkirakan pada kuartal pertama tahun
ini. Dana ini merupakan anggaran tambahan, setelah sebulan sebelumnya negara itu
mengumumkan kucuran dana S$6, 4 miliar, sekitar Rp73 triliun, untuk menopang
ekonomi dan perawatan kesehatan dalam mengatasi pandemi virus corona. Heng Swee
Keat, Wakil Perdana Menteri, sekaligus Menteri Keuangan Singapura pada 26 Maret
2020 yang lalu mengatakan, S$17 miliar atau sekitar Rp195 triliun, dari dana tersebut
diambil dari cadangan negara. Ini adalah kali kedua Singapura memakai cadangan
negaranya sejak tahun 2009 saat krisis keuangan global. Saat itu pemerintah menarik
S$4,9 miliar (U$3,40 miliar). Paket ekonomi ini akan dipakai untuk membiayai sejumlah
langkah baru dalam merespon pandemi COVID-19.
4. Jelaskan bagaimana implementasi sistem pariwisata di ASEAN dengan adanya wabah ini

Jawab: Implementasi sistem pariwisata di kawasan ASEAN dengan adanya wabah


Covid-19 ini adalah meningkatkan sistem pariwisata melalui media sosial dengan tetap
mempromosikan pariwisata ASEAN melalui digital seperti, website dan youtube. Selain
itu mempersiapkan dan memperbaharui skenario bisnis untuk setiap tahapan penawaran
pariwisata, seperti untuk pariwisata musim panas dan pariwisata malam hari. Kedua,
adalah mempersiapkan implementasi dari rencana-rencana tersebut termasuk diskusi
mendetil dengan para partner termasuk maskapai penerbangan dan online travel agent
dan influencer. Ketiga adalah melakukan kampanye besar untuk memperbaiki pandangan
para wisatawan mengenai daerah wisata yang dikunjungin akan aman, di antaranya
adalah melalui public relation atau periklanan. Namun, hal ini perlu proses yang cukup
panjang karena wisatawan pasti akan merasa trauma dan enggan untuk bepergian atau
berlibur ke destinasi pariwisata khususnya dikawasan ASEAN. Hal yang perlu dilakukan,
selain tetap mempromosikan pariwisata adalah memberikan jaminan keamanan di setiap
Negara-negara ASEAN dan mempublikasinya setelah wabah ini reda sehingga wisatawan
yakin akan keselamatan diri mereka dan tertarik untuk mengunjungi destinasi pariwisata
yang tersedia di kawasan ASEAN. Dengan adanya pandemi covid-19 ini, perlu adanya
regulasi yang dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pembangunan
pariwisata. Supaya tercipta manajemen dan regulasi yang baik, maka perlu adanya
pengelolaan secara terstruktur. Tidak bisa kita pungkiri bahwa wabah ini sudah
berpengaruh besar terhadap system kepariwisataan, Negara-negara di ASEAN perlu
melakukan sinergi pertama dibidang kesehatan terlebih dahulu supaya pandemi ini bisa
dimusnahkan. Jika masih ada pandemi ini maka sistem kepariwisataan tidak akan bisa
berjalan dengan optimal hal tersebut disebabkan karena, jika wabah ini tidak bisa
ditangani secara otomatis pariwisata tidak akan bisa beroperasi serta tidak memiliki
pendapatan

5. Jelaskan pendapat saudara bagaimana siklus pengembangan pariwisata di kawasan


ASEAN dengan adanya wabah ini.
Jawab: Menurut pendapat saya, siklus pengembangan pariwisata ASEAN dengan adanya
pandemi Covid-19 ini berada pada tahap penurunan atau decline. Karena dengan adanya
pandemi ini terjadi penurunan jumlah kunjungan wisatawan ke ASEAN yang
mengakibatkan penurunan di sektor pariwisata. Tahap penurunan atau decline dicirikan
dengan destinasi ditinggalkan oleh wisatawan, hal ini dapat kita lihat di Negara-negara
ASEAN sendiri seperti yang dialami oleh Kamboja dan Thailand. Taman-taman gajah
sepi pengunjung, perahu wisata tidak jalan, barang-barang antik di pasar tidak terjual saat
tuk-tuk berhenti beroperasi. Dari Luang Prabang di Laos utara hingga Pattaya di
Thailand, Hoi An di Vietnam, dan kota kasino Kamboja, Sihanoukville terdampak virus
corona dari Wuhan, China. Hal ini disebabkan karena wisatawan memilih menjaga diri
dengan mengikuti kebijakan di masing-masing negara dan WHO yaitu berdiam diri di
rumah untuk mencegah penularan Covid-19. Hal ini berdampak pada sebagian besar
destinasi wisata di ASEAN yang sepi, selain itu Negara-negara anggota ASEAN juga
mengambil kebijakan dengan menutup beberapa tempat destinasi wisata yang beresiko
dalam penyebaran wabah ini, sehingga hal ini akan berdampak pada penurunan
pengembangan pariwisata. Pada saat ini yang di fokuskan Negara-negara di ASEAN
adalah mencegah penyebaran Covid-19 agar tidak meluas sehingga pandemi ini akan
mereda dan berakhir, sehingga pengembangan pariwisata dapat dilakukan kembali.

Anda mungkin juga menyukai