Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN DAN PRODUK PERTANIAN


FITOREMEDIASI DENGAN TUMBUHAN

Disusun oleh Kelompok 4:

Diah Aditya (150510180023)


Farah Farikhatur Rohmah (150510180053)
Annisa Nanda Nur Azizah (150510180101)
Priscilla Olga Salim (150510180144)
Aziz Prasetyo Nugroho (150510180148)
Indira Reviany Hardiansyah (150510180167)
Myriam Amanda (150510180197)
Haekal (150510180216)

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
Jawab dengan singkat dan tepat pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Apa yang dimaksud dengan Fitoremediasi ?

Jawab:
Fitoremediasi (phytoremediation) merupakan suatu sistem dimana tanaman tertentu
yang berkerjasama dengan micro-organisme untuk mengubah zat komtaminan
(pencemar/pollutan) menjadi bahan yang kurang ataubahkan tidak berbahaya.
Fitoremediasi terdiri dari konsentrasi polutan dalam tanah terkontaminasi mitigasi,
air, atau udara, dengan tanaman mampu menurunkan atau menghilangkan logam,
pestisida, pelarut, bahan peledak, minyak mentah dan turunannya, dan kontaminan lainnya
dari berbagai media yang mengandung mereka.
Fitoremediasi teknologi saat ini tersedia untuk hanya sebagian kecil masalah polusi,
seperti arsenik. Pengurangan arsen mempekerjakan alami dipilih pakis hiperakumulator,
yang menghimpun konsentrasi yang sangat tinggi arsenik khusus pada jaringan atas tanah.
Elegan dua gen pendekatan transgenik telah dirancang untuk pengembangan teknologi
fitoremediasi merkuri atau arsen. Pada tanaman yang secara alami hyperaccumulates seng
dalam daun, sekitar sepuluh gen logam kunci homeostasis disajikan pada tingkat yang
sangat tinggi.

2. Sebutkan dan jelaskan beberapa contoh fitoremediasi yang telah saudara


ketahui?
Jawab :
Beberapa contoh penerapan fitoremediasi lainnya adalah dilakukan dengan
metode wet land atau waste water garden. Limbah dialirkan ke kolam
penampungan yang ditanami tumbuhan air yang bersifat hiperakumulator
(contoh: eceng gondok, kayu apu).

3. Tumbuhan apa saja yang dapat dimanfaatkan sebagai fitoremediasi ?


Jawab :
Jenis tanaman atau contoh tanaman fitoremediasi
1. Poplar
Poplar adalah jenis tumbuhan yang dapat hidup dengan suhu 25o-30oC. Pohon ini
mendapat perhatian khusus karena perakarannya yang dalam dan kemampuannya
mendegradasi berbagai zat organik. Polutan yang diserap pestisida, klorinat, hidrokarbon
yang dipecah senyawanya, nitrat yang kadarnya turun dari 50-100 ppm menjadi <5 ppm,
jika dilakukan penanaman 4 baris pohon poplar hibrida dengan lebar 8 meter dengan
10.000 tanaman per Ha, atrazin sebesar 10-20% direduksi.
2. Kiambang (Pistia Stratiotes)
Kiambang adalah salah satu jenis tanaman air yang menjadi agen tumbuhan
penyerap orthofosfat pada detergen melalui mekanisme fitoremediasi. Efektivitas
penyerapan orthofosfat ditunjukkan pada perlakuan fitoremediasi kiambang dengan nilai
penyerapan sebesar 0,02 mg/L atau sebesar 15,38% dari konsentrasi awal orthofosfat sebear
0,13 mg/L.
3. Bunga Matahari
Bunga matahari merupakan tanaman yang masuk ke dalam suku composite
(asteraceae), sebuah suku yang mempunyai jenis sangat banyak. Tanaman ini berhasil
digunakan dalam proses fitoremediasi badan air yang tercemar radionuklida akibat
kecelakaan Chernobyl. Tanaman bunga matahari mampu menyerap dan mengakumulasi
Radiosesium. Polutan yang diserap diantaranya Arsen (As), Timah (Sn), uranium (U) ,
strontium (Sr) dan Radosesium (134CS). Uranium dan strontium menyebabkan mutasi
genetik pada manusia. 134CS merupakan salah satu bahan radioaktif dan merugikan
manusia. Bunga matahari bisa menjadi rekomendasi yang tepat untuk menjadi tumbuhan
fitoremediasi.
4. Kangkung
Kangkung termasuk salah satu tanaman yang mudah menyerap logam berat dari
media tumbuhnya. Padahal kangkung banyak dikonsumsi dan sering dijumpai
tumbuh/tanam di tanah-tanah kosong disekitar daerah sungai dengan pengairan yang
berasal dari sungai tersebut. Hasil analisis diperoleh konsentrasi logam berat Cu tertinggi
pada daun semua usia panen terletak pada akar, kemudian pada batang setelah itu pada daun
kangkung. Semakin lama panen kangkung, semakin besar nilai konsentrasi logam berat
yang terkandung didalamnya.
5. Anturium
Anthurium yang biasa diikenal dengan merupakan tanaman hias yang banyak
disukai. Fungsinya sangat mengagumkan yaitu sebagai fitoremediasi udara. Polutan yang
diserap adalah Amonia (NH3) dan aseton ((CH3)2CO).
6. Jarak Pagar
Tergolong tumbuhan dari family Euphorbiaceae, sangat baik dalam meremediasi
tanah tercemar. Contohnya antara lain tercemar Nikel (Ni) , Timbel (Pb) dan Cadmium
(Cd) dalam tanah sebesar 50mg/kg. Tanaman jarak pagar ini juga dapat bertahan hidup
pada tanah yang terkontaminasi Arsenik (As), Cromium (Cr) dan seng (Zn).
7. Lidah Mertua (Sansiviera lorentii)
Biasanya digunakan sebagai penghias tanaman. Memiliki keistimewaan seperti
mampu bertahan pada rentang dan suhu yang sangat luas dan sangat resiten terhadap
polutan.Ada 107 jenis polutan atau racun yang mampu diserap tanaman ini termasuk racun
monoksida (CO) sisa pembuangan kendaraaan, nikotin dari asap rokok bahkan radiasi
nuklir. Oleh karena itu sering digunakan sebagai indoor plant karena kemampuan
menangkal radikal bebas yang disebabkan asap rokok dan radiasi barang elektronik dengan
baik. Menurut riset ruangan seluas 100 m3 cukup diletakan 5 helai daun lidah mertua agar
ruangan bebas polutan.
8. Sirih Belanda (Scindapus aureus)
Tanaman yang sangat mudah dimanfaatkan ini bias anya ditanam di dalam ruangan.
Menurut penelitian para ahli daun tanaman ini mampu menyerap racun
formaldehida (CH2 O) sebesar 67% dari total 18 ppm, Benzene (C6H6) sebesar 54% dari
total 0,156 ppm, dan Karbonmonoksida (CO) 75% dari total 113 ppm, selain itu juga dapat
menyerap nikotin dari asap rokok. Penyerapan racun ditandai dengan daun yang menua.
Jika begitu segera diambil agar tumbuh yang baru dan penyerapan racun terus berlanjut.
9. Jenis tanaman hipotoleran
Hipotoleran terhadap logam berat merupakan karakteristik indikasi hiperakumulator
suatu tumbuhan. Karakternya antara lain dapat menyerap unsur hara lebih tinggi, dan
menoleransi unsure, dan laju translokasi logam berat dari akar ke tajuk tinggi sehingga
menumpuk pada tajuknya. Jenis tanaman hipotoleran antara lain, Thlaspi calaminare yang
tolerang seng (Zn), T. caerulescens untuk cadmium (Cd), Aeolanthus biformifolius untuk
tembaga (Cu), Alyxia rubricaulis untuk mangan, dan Brachiaria mutica untuk air raksa
(Hg).

4. Bagaimana persentase keberhasilan dari fitoremediasi ini dalam mengurangi


keberadaan limbah/poluttan, berikan contoh kasusnya?

Jawab :
Contoh kasusnya adalah pada sebuah kasus penelitian yang dilakukan di
pertambangan emas rakyat tanpa izin di desa Talawaan-Tatelu terletak di Kabupaten
Minahasa Utara, arah utara dari pulau Sulawesi. Pada penelitian tersebut menunjukkan
bahwa tanaman Typha sp., Ipomoae aquatic, dan tanaman Hydrilla verticillata memiliki
kemampuan mereduksi merkuri karena berdasarkan kemampuan hiperakumulator.
Tanaman Typha sp., Ipomoae aquatic, dan tanaman Hydrilla verticillata termasuk jenis
tanaman mencuat di permukaan air (emergent) dan akarnya tenggelam (amphibious)
sehingga memiliki kemampuan lebih tinggi dalam mengakumulasi logam berat termasuk
merkuri, dan apabila dibandingkan dengan tanaman Nelubium nelumbo dan Eichhornia
crassipes kemampuan mereduksi merkurinya lebih tinggi karena Nelubium nelumbo dan
Eichhornia crassipes termasuk jenis tanaman mengambang (floating) (Khiatuddin, 2003).
Dari studi kasus tersebut, persentase keberhasilan tanaman typha sp. dalam bioreaktor
mampu mereduksi merkuri sebesar 98,03% sampai dengan 99,08% selanjutnya tanaman
eceng gondok sebesar 95,57% sampai dengan 97,76%.

5. Uraikan ide kelompok saudara yang akan dikerjakan dalam project


simulasi yang saudara pilih!
Jawab :
Untuk tanaman fitoremidiasi yang akan digunakan pada prototype kami adalah
kangkung (untuk menyerap merkuri), lalu ada bambu dan melati air yang menyerap
fosfat dari detergen dan eceng gondok.

Anda mungkin juga menyukai