Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PRESENTASI,BERTANYA DAN MERANGKUM

Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi Dan Mulut


Pada Kelompok
Berkebutuhan Khusus (Teori)
Dosen pengampu drg. Ani Subekti, MDSc,Sp.KGA
KELOMPOK 1 KELOMPOK 2 KELOMPOK 3
1. AGUSRIANTI 1. HANIK.M 1. RIKA.O
2. ANIEK.S 2. INAYATUL.A 2. RINA.H
3. ANNISA.KN 3. ISNA.MID 3. RISA.R
4. ASNY 4. ISRO’ANI.A 4. RUDIA.L
5. BARITA.Y 5. ISRO’IATI.A 5. RUWAIDA
6. DARYANTO 6. JAROT.W 6. SITI.A
7. DJUARTINI 7. JASARIS.KS 7. SITI.D
8. ELFIANA 8. KUSBANDI 8. SITI.M
9. ELYA. SY 9. MAF’ULIN 9. SUMIYEM
10. EMA.NT 10. MERY.S 10. SWARI.FA
11. ERNA.S 11. NGATMIATI 11. SYURMI.A
12. FATIKHATUL.F 12. PAULA.ML 12. TOAT SUJAI
13. TUTIK .S

B. Pokok Bahasan Teori

 Klp 1.  Dasar - dasar Kebutuhan pelayanan kesgilut pada kelompok


masyarakat
 Klp 2.  Pelayanan Asuhan kesgilut di Masyarakat pada kelompok
Anak Prasekolah
 Klp 3.  Pelayanan Asuhan kesgilut di Masyarakat pada kelompok
Ibu Hamil

Jadwal Tugas
TANGGAL KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK
PRESENTASI PENANYA PERANGKUM

I II III

24 Januari
II III I
2019

III I II

Mata Kuliah : Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi Dan Mulut Pada Kelompok
Berkebutuhan Khusus (Teori)
Judul Materi : Dasar – Dasar Kebutuhan Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut
Pada Kelompok Masyarakat.
Penyaji : Kelompok I
Moderator : Djuwartini
Presentator : Fatikhatul Fadliyah
Operator : Annisa Kusumaningrum
Perangkum : Kelompok III
Penanya ; Kelompok II
Hari/Tgl : Kamis / 24 Januari 2019

 Pertanyaaan 1 oleh Hanik Maria


Kurangnya pengetahuan dapat menyebabkan derajat kesehatan gigi yang kurang.
Seorang perawat UGD RS yang sudah teruji pengetahuan tinggi terhadap
kesehatan, tinggal bukan di daerah terpencil, akses informasi luas, memiliki anak
usia pra sekolah dengan kondisi kesehatan gigi dan mulutnya anaknya buruk.
OHI-S buruk, def-t buruk. Sudah dicoba pendekatan kepada orang tua, akan tetapi
mereka beranggapan bahwa gigi tersebut nantinya akan diganti juga. Faktor apa
yang mempengaruhi ibu bersikap seperti itu?
Jawab
1. Asny
Kesibukan orang tua menyebabkan anak terabaikan termasuk dalam
memperhatikan kebersihan gigi dan mulut serta kebiasaan anak dalam
menjaga kebersihan gigi dan mulut. Jika tiba waktunya orang tua
mengajak anak untuk menggosok gigi, anak sudah tidur terlebih
dahulu. Anak-anak juga biasanya tidak mau mendengarkan nasihat
orang tua, akan tetapi nasihat dari orang lain terlebih guru sekolah
lebih didengar dan dipatuhi. Untuk itu, penanaman kebiasaan baik
dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut pada anak bisa berkolaborasi
dengan guru sekolah.
2. Fatikhatul Fadliyah
Kurangnya motivasi orang tua untuk menjaga kesehatan gigi anak
dikarenakan orang tua beranggapan gigi yang rusak adalah gigi susu.
Gigi tersebut akan diganti juga nantinya dengan gigi tetap. Jadi tidak
masalah jika gigi susunya rusak. Selain kurangnya motivasi, kesadaran
orang tua akan pentingnya menjaga kesehatan gigi sedini mungkin
juga kurangjo.
3. Erna Suryani
Perilaku orang tua yang merupakan suatu kebiasaan membutuhkan
waktu lama untuk berubah. Akan tetapi, pemahaman tetap harus
diberikan kepada orang tua secara perlahan, dengan kita sebagai
perawat gigi memberikan contoh hal-hal yang baik.
Tingkat pendidikan orang tua tidak menjamin perilaku menjadi baik.
4. Toat Sujay
Orang tua sebagai role model harus mencontohkan perilaku kesehatan
agar anak dengan mudah mengikuti. Orang tua harus mempraktikkan,
tidak hanya menyuruh.

 Pertanyaan 2 oleh Isna Mei


Masalah apa yang paling banyak muncul di masyarakat dan solusinya?
Jawab
1. Erna Suryani
Masalah yang masih tinggi di masyarakat adalah angka karies yang masih
tinggi. Terutama untuk Kalimantan Barat, DMF-T masih 6. Hal ini
dikarenakan selain perilaku, konsumsi air minum menggunakan air hujan
yang tidak mengandung mineral fluor.
Solusinya dengan melaksanakan UKGS inovatif dalam bentuk pelayanan
asuhan kesehatan gigi pada ibu hamil sampai sekolah-sekolah diintervensi
dengan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut. Selain itu, dibutuhkan
kerja terus menerus, pemberdayaan masyarakat melalui pemeriksaan
kesehatan gigi sederhana, serta kerja sama lintas program seperti kerja
sama dengan KIA, dan sebagainya.
2. Asny
Memanfaatkan pertemuan komite orang tua di sekolah untuk memberikan
penyuluhan kepada orang tua tentang kesehatan gigi dan mulut.

Kesimpulan Diskusi
Tingkat pengetahuan orang tua bermacam-macam. Ada yang tidak tahu tapi
sok tahu, tahu tapi tidak memahami, dan semua kembali ke perilaku, dimana
pengetahuan dan sikap baik belum tentu tindakannya baik. Untuk itu tetap
diperlukan edukasi kesehatan gigi bagi orang tua yang diberikan secara
berkesinambungan sampai orang tua memahami dan sadar pentingnya menjaga
kesehatan gigi dan mulut sedini mungkin.
Bagi perawat gigi yang bertugas di puskesmas dapat membuat jadwal
pelayanan kesehatan gigi ke sekolah-sekolah atau posyandu sehingga semua
sekolah bisa tercover kegiatan promotif dan preventif kesehatan gigi dan mulut.
Pada umumnya daerah-daerah terpencil yang terbatas akses dan informasinya
angka karies rendah karena makanan kariogenik tidak banyak. Sebaliknya,
penyakit periodontal tinggi. Meski angka karies daerah terpencil terbilang rendah,
upaya promotif tetap harus dijalankan.

RINGKASAN MATERI
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dikatakan pelayanan asuhan kesehatan
gigi dan mulut apabila memenuhi semua kriteria berikut:
1. Terencana
2. Sasaran berupa kelompok tertentu (individu, kelompok, masyarakat)
3. Ada rentang waktu (tidak sekali penanganan melainkan beberapa kali
terjadwal)
4. Berkesinambungan
5. Promotif, preventif, dan kuratif terbatas.
Pelayanan asuhan kesehatan gigi dengan sasaran masyarakat berbentuk dalam
Usaha Kesehatan Gigi Masyarkat (UKGM). Sasaran yang paling mudah
dijangkau dengan program UKGM adalah posyandu baik pengunjung posyandu
maupun kader posyandu. Kader posyandu berfungsi sebagai perpanjangan tangan
tenaga kesehatan gigi dalam memberikan penyuluhan dan pemeriksaan sederhana
kepada pengunjung posyandu. Untuk itu diperlukan pelatihan kader Posyandu
terkait pemeriksaan gigi sederhana dan penyuluhan kesehatan gigi.
Kegiatan promotif pada pelayanan asuhan kesehatan gigi bertujuan untuk :
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat di bidang kesehatan gigi
b. Memotivasi dan membimbing individu, masyarakat untuk membiasakan
pelihara diri dalam bidang kesehatan gigi dan mulut bagi diri sendiri dan
keluarganya
c. Dapat menjalankan upaya pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi diri
sendiri, dan keluarganya
d. Dapat mengenal adanya kelainan dalam mulut sedini mungkin kemudian
mencari sarana pengobatan yang tepat dan benar

Manfaat Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat


a. Masyarakat menjadi lebih mandiri.
b. Masyarakat dapat berpartisipasi.
c. Masyarakat tidak tergantung pada orang lain dalam memelihara kesehatan.
d. Masyarakat dapat terbantu mendapatkan derajat kesehatan gigi dan mulut
yang optimal.

Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Yang Tidak Memadai


1. Kurangnya SDM (sumber daya manusia)
2. Ketidak tersediaan / kurangnya bahan dan alat di pelayanan kesehatan gigi
dan mulut
3. Kurangnya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
Contohnya tidak tersedianya klinik gigi pada Puskesmas pembantu (PUSTU)
4. Letak geografis yang tidak memungkinkan masyarakat untuk menjangkau
fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut
5. Kurangnya perhatian dan dukungan dari pemerintah terhadap program
pelayanan kesehatan gigi dan mulut
Keterbatasan Masyarakat Dalam Pemenuhan Kesehatan Gigi dan Mulut
1. Pengetahuan masyarakat yang masih minim terhadap kesehatan gigi dan
mulut
2. Motivasi masyarakat untuk datang ke fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan
mulut
3. Kesulitan dalam menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut
4. Persepsi dan budaya masyarakat dalam memahami konsep dasar penyakit
5. Minimnya sosialisasi dan edukasi dari tenaga kesehatan gigi dan mulut,
terutama untuk masyarakat yang tinggal di daerah terpencil

Kelompok Masyarakat Berkebutuhan Khusus


1. Karakteristik khusus
2. Anak – anak usia pra sekolah
3. Ibu hamil
4. Lansia
5. Anak Berkebutuhan Khusus

Mata Kuliah : Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi Dan Mulut


Pada Kelompok Berkebutuhan Khusus (Teori)
Hari/Tanggal : Jumat / 25 Januari 2019
Kelompok : II
Penyaji
Kelompok : III
Penanya
Judul Makalah : Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada
Kelompok Anak Pra Sekolah
Presentasi oleh : Jarot Widiyanto
Moderator : Isna Mei ID
Kelompok Perangkum: I

RANGKUMAN DISKUSI
A. Pertanyaan :
1. Rika Oktari
Metode apakah yang sesuai dalam kegiatan promotif pada anak pra
sekolah ?
2. Risa R
Metode apakah yang dipakai bila Sekolah tidak memperkenankan
dengan metode bernyanyi ?
3. Risa R
Apakah yang dimaksud dengan fase pre operasional ?

B. Pembahasan/ Jawaban dari kelompok III


Pertanyaan 1
 Isro’iati A :
Metode yang digunakan untuk anak pra sekolah
dapat dengan menggunakan metode bercerita
 Hanik Maria :
Dapat pula menggunakan metode bermain peran.
Kelebihan dari metode ini adalah :
 Anak-anak senang
 Pesan edukasi yang disampaikan lebih mudah
masuk dalam ingatan
 Kusbandi :
Dengan menggunakan media Audio Visual
 Isna Mei :
Dengan perkembangan teknologi berupa media
gadget, menjadikan tantangan bagi Terapist Gigi
bagaimanan membuat media promosi yang baik dan
menarik. Contoh : Upin dan Ipin
 Maf’ulin
Lebih baik dengan metode bermain peran
Pertanyaan 2
Hanik Maria :
Bila tidak boleh menggunakan unsur menyanyi maka
dapat menggunakan metode bermain peran.
Pertanyaan 3
 Jasaris :
Masa pre operasional adalah masa di mana anak
menerima rangsang yang masih terbatas.
Kelebihan masa ini : rasa ingin tahu tinggi
Kekurangan masa ini : anak masih egois
 Isro’iati A :
Pada masa ini anak berimajinasi dengan coretan-
coretan
 Hanik Maria :
Pada fase ini sebetulnya anak sudah mandiri dan bisa
mengeluarkan pendapat meskipun dengan
bahasanya sendiri.
Mata Kuliah : Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut
Pada Kelompok Berkebutuhan Khusus (Teori)
Hari/Tanggal : Kamis, 24 Januari 2019
Kelompok Penyaji : III
Kelompok Penanya :I
Kelompok Perangkum : II
Judul Makalah : Pelayanan Asuhan Kesgilut di Masyarakat pada
kelompok Ibu Hamil
Presentasi oleh : Rika Oktari
Moderator : Toat Sujai

RANGKUMAN DISKUSI
A. Pertanyaan :
1. Jika ada kasus yang urgent atau mendesak pada ibu hamil bagaimana
tindakannya ? (Atika)
2. Apakah ada hubungannya antara epulis gravidarum dengan
hiperemisis, dan bagaimana tindakannya ? (Erna)
3. Apakah Epulis gravidarum itu dipotong ? (Hanik)
B. Pembahasan :
1. Tidak boleh memberikan obat sembarangan kepada ibu hamil, harus
sesuai dengan resep dokter, karena takut berdampak pada janin.
(Sumiyem, Tutik, Ester)
2. Ada hubungannya hiperemisis gravidarum dengan epulis gravidarum.
- Dimana hiperremisis terjadi pada trimester I dan trimester ke II.
- Epulis Gravidarum yaitu pembesaran gingiva pada ibu hamil.
- Epulis gravidarum akan mengecil dengan sendirinya ketika
hormonnya kembali normal atau stabil. (Ruwaida, Rika Oktari )
3. Apabila terdapat Epulis gravidarum bukan pada ibu hamil bisa
dilakukan dtindakan dengan cara dipotong. (Toat Sujai)
Epulis muncul karena adanya nekrose dari gigi tersebut yang infeksi
yang disebabkan olek bakteri unaerob pada gangrean.
RANGKUMAN MATERI
KARAKTERISTIK KELOMPOK IBU HAMIL
A. Trimester I ( Masa Kehamilan 0-3 bulan)
Lesu, mual atau muntah ini menyebabkan terjadinya peningkatan suasana
asam dalam mulut. Jumlah plak akan meningkat.
B. Trimester II (Masa Kehamilan 4-6 bulan )
Perubahan hormal dan lokal (plak) sehingga terjadi kelainan seperti
pregnacy gingivitis, Epulis Gravidarum dll.
C. Trimester III ( Masa Kehamilan 7-9 bulan
Epulis Gravidarum mencapai puncaknya pada bulan ke 7atau ke 8

PERENCANAAN PELAYANAN ASUHAN BUMIL


Prinsip Rencana Pelayanan Asuhan :
1. Pengobatan defenitif dengan pertimbangan kesgilut

2. Rencana pengobatan komprehensif

3. Hanya perawatan darurat

4. Memberikan oral profilaksis dan pengobatan sementara

PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA


KELOMPOK IBU HAMIL
Adapun manifestasi dalam rongga mulut ibu hamil antara lain :
1. Gingivitis Kehamilan (Pregnancy Gingivitis)
Sebagian besar ibu hamil menunjukan perubahan pada gusi selama
kehamilan akibat kurangnya kesadaran menjaga kebersihan gigi dan
mulut. Gusi terlihat lebih merah dan mudah berdarah ketika menyikat
gigi, penyakit ini disebut gingivitis kehamilan, biasanya mulai terlihat
sejak bulan kedua dan memuncak sekitar bulan kedelapan.
2. Granuloma Kehamilan (Epulis Gravidarum)
Kehamilan dapat pula menimbulkan suatu pembentukan
pertumbuhan berlebih pada gingiva seperti tumor. Tidak berbahaya tetapi
dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Biasanya berkembang pada
trimester kedua. Bentuknya seperti nodul berwarna merah keunguan
sampai merah kebiruan, mudah berdarah, sering terlihat pada gusi rahang
atas, tetapi dapat juga ditemukan di tempat lain di mulut. Penyebab pasti
tidak diketahui, meskipun faktor utamanya adalah kebersihan mulut yang
buruk. Selain itu faktor penyebab lainnya adalah trauma, hormon, virus
dan pembuluh darah yang pecah. Ibu hamil yang memiliki granuloma
kehamilan biasanya juga menderita gingivitis kehamilan yang luas.
Granuloma kehamilan akan menghilang setelah bayi lahir.
3. Karies
Faktor-faktor yang dapat mendukung lebih cepatnya proses gigi
berlubang yang sudah ada pada wanita hamil karena pH saliva. wanita
hamil lebih asam jika dibandingkan dengan yang tidak hamil dan
konsumsi makan-makanan kecil yang banyak mengandung gula.

PELAKSANAAN PROMOTIF KESEHATAN GIGI DAN MULUT


PADA IBU HAMIL
Upaya promotif yang dapat dilakukan pada pelayanan asuhan kesehatan
gigi dan mulut dengan sasaran kelompok ibu hamil adalah pada kelompok
skala besar dapat dilakukan penyuluhan kesehatan dengan materi antara lain
karies gigi, gingivitis, kalkulus dan dengan menggunakan media serta metode
yang sesuai. Sedangkan pada skala yang kecil / perorangan dapat dilakukan
konseling kesehatan dimana hanya terdiri dari konselor dan pasien dengan
topic permasalahan yang lebih rinci dan tingkat antusias pasien juga lebih
tinggi.
Saran penting yang harus diberikan untuk ibu hamil antara lain :
1. Sikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi mengandung fluor dan
menggunakan benang gigi (sesuai kebutuhan) setap hari.
2. Batasi konsumsi makanan yang manis.
3. Pilih air putih atau susu rendah lemak dan hindari minuman
berkarbonasi selama kehamilan.
4. Pilih buah dibanding jus buah untuk memenuhi asupan buah harian
yang dianjurkan.
5. Lakukan perawatan gigi yang diperlukan sebelum melahirkan.

PELAKSANAAN PREVENTIF KESEHATAN GIGI DAN MULUT


PADA KELOMPOK IBU HAMIL

Hal yang harus diperhatikan dalam memberikan pelayanan kesehatan


gigi dan mulut pada ibu hamil antara lain:
1. Perawatan gigi dan mulut aman dan efektif dilakukan selama kehamilan.
Perawatan gigi dan mulut harus dikoordinasikan di antara penyedia
layanan kesehatan gigi dan mulut dengan dokter kandungannya.
2. Pada trimester I, x-ray hanya dilakukan pada keadaan sangat darurat
untuk mendukung diagnosis dan pengobatan. Jika akan dilakukan harus
disertai proteksi yang maksimal (menggunakan apron dan dosis radiasi
yang rendah).
3. Pengobatan yang diperlukan dapat diberikan selama kehamilan, namun
periode waktu sangat ideal antara minggu ke-14 dan 20.
4. Tindakan pembedahan dapat ditunda sampai setelah melahirkan.
5. Keterlambatan dalam pengobatan yang diperlukan dapat mengakibatkan
pengaruh signifikan untuk ibu hamil dan pengaruh tidak langsung ke
janin.
Tindakan perawatan berdasarkan karakteristik ibu hamil :
a. Trisemester 1
1) Keguguran spontan lebih sering terjadi
2) Sebisa mungkin menghindari perawatan gigi yang bias ditunda
3) Jenis perawatan yang bias dilakukan, diantaranya plak control, oral
hygiene instruksi, scalling, polising, kuret serta hindari pengobatan
b. Trisemester II
1) Waktu yang optimal untuk perawatan gigi
2) Organogenesis lengkap dan janin belum terlalu besar
3) Jenis perawatan yang bias dilakukan yaitu plak control, oral hygiene
instruksi, scalling, polising, kuret dan rutin perawatan gigi
4) Menurut penelitian bahwa pada umur kehamilan 13-21 minggu,
perawatan Essential Dental Treatment tidak berhubungan dengan
resiko dampak buruk secara medis pada ibu hamil atau janin.
c. Trisemester III
1) Pasien sering merasa tidak nyaman ketika perawatan karen janin
sudah membesar.
2) Ketika perawatan yang sangat mendesak, saat di dental chair pasien
diposisikan miring untuk menghindari supine hypotension syndrome
3) Jenis perawatan yang bias dilakukan yaitu plak control, oral hygiene
instruksi, scalling, polising, kuret dan rutin perawatan gigi (setelah
tengah trisemester ketiga, perawatan efektif harus dihindari).

Beberapa hal yang perlu diwaspadai ibu hamil dalam perawatan kesehatan,
antara lain :
a) Pencabutan gigi pada ibu hamil apabila sangat diperlukan dapat
dilakukan pada trimester II (4-6 bulan), sedangkan penambalan dan
pembersihan karang gigi dapat dilakukan selama masa kehamilan.
b) Ibu hamil tidak boleh minum obat sembarangan, harus dengan resep /
pengawasan dari dokter / dokter gigi. Beberapa jenis obat dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin, misal pada gigi,
contoh antibiotik golongan tetrasiklin dapat menyebabkan diskolorasi /
pewarnaan pada gigi.
c) Sebaiknya tidak melakukan prosedur dental x-ray jika tidak dalam
keadaan darurat. (Menurut American Collage of Radiology, dosis
radiasi tunggal x-ray tidak cukup signifikan dapat menyebabkan efek ,
buruk pada perkembangan janin/embrio, lebih baik menghindari dari
segala risiko).
Saran untuk ibu hamil yang akan melakukan perawatan di fasilitas
pelayanan kesehatan gigi:
a. Beri tahu petugas kesehatan gigi anda jika anda hamil.
b. Tunda perawatan gigi yang bersifat non-darurat sampai trimester ke-2
atau setelah melahirkan.
c. Jaga sirkulasi darah dengan cara tidak menyilangkan kaki selama
duduk di dental unit.
d. Gunakan bantal untuk membantu posisi anda dan janin tetap nyaman
saat duduk di dental unit.
e. Gunakan headphone dan beberapa musik favorit untuk didengarkan
selama perawatan gigi.

Anda mungkin juga menyukai