DOSEN
Holidi Ilyas.SKM.,MM
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
TINGKAT 2 / REGULER 1
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan karunia-
Nya makalah mata kuliah antropologi kesehatan yang berjudul “Proses Sosial dan Interaksi
Sosial” ini dapat diselesaikan. Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah antropologi kesehatan.
Adapun isi dari makalah ini yaitu menjelaskan tentang Proses Sosial dan Interaksi Sosial.
Penulis berterima kasih kepada bapak Holidi Ilyas.SKM.,MM selaku dosen mata kuliah
antropologi kesehatan yang telah memberikan arahan serta bimbingan, dan juga kepada
semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam penulisan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-mata karena
keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang positif dan membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik
dan berdaya guna di masa yang akan datang.
Demikian yang bisa penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah ilmu
pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB 1
BAB II
BAB III
Kesimpulan..................................................................................................................... 13
Saran............................................................................................................................... 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Memahami definisi proses sosial dan interaksi sosial
2. Memahami ciri dan tujuan interaksi sosial
3. Memahami faktor-faktor yangg mendasari terbentuknya interaksi sosial
4. Memahami syarat-syarat interaksi sosial
5. Memahami bentuk-bentuk interaksi sosial
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
mempengaruhi tingkah laku orang lain.
e. Gillin dan Gillin
proses-proses sosial adalah cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang perorangan dan
kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan
tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya
cara-cara hidup yang telah ada.
f. Robert M.Z.
mengemukakan Definisi perubahan sosial yaitu proses dimana dalam suatu sistem sosial
terdapat perbedaan yang dapat diukur yang terjadi dalam suatu kurun waktu tertentu.
Sedangkan tujuan yang hendak dicapai dari interaksi sosial itu adalah sebagai berikut :
a. Terciptanya hubungan yang harmonis
b. Tercapainya tujuan hubungan dan kepentingan
c. Sebagai sarana dalam mewujudkan keteraturan hidup (kehidupan sosial masyarakat)
6
b. Faktor Eksternal
1) Faktor Imitasi
Yaitu proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain, baik sikap
penampilan, gaya hidupnya, bahkan apa-apa yang dimilikinya. Imitasi pertama kali muncul di
lingkungan tetangga dan lingkungan masyarakat.
2) Faktor Sugesti
Adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada
individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa berpikir
kritis dan rasional.
3) Faktor Identifikasi
Adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang individu untuk menjadi sama (identik)
dengan individu lain yang ditirunya. Proses identifikasi tidak hanya terjadi melalui
serangkaian proses peniruan pola perilaku saja, tetapi juga melalui proses kejiawaan yang
sangat mendalam.
4) Faktor Simpati
Yaitu proses kejiwaan dimana seorang individu merasa tertarik kepada seseorang atau
kelompok orang dikarenakan sikapnya, penampilannya, wibawanya atau perbuatannya yang
sedemikian rupa.
5) Faktor Motivasi
Yaitu rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada
individu lain, sehingga orang yang diberi motivasi menuruti atau melaksanakan apa yang
dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh rasa tanggung jawab. Motivasi biasanya
diberikan oleh orang yang memiliki status yang lebih tinggi dan berwibawa. Contohnya :
motivasi dari seorang ayah kepada anaknya dan dari seorang guru kepada siswa.
6) Faktor Empati
Faktor empati mirip dengan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan
saja. Empati dibarengi dengan perasaan organisme tubuh yang sangat dalam (intens).
7
Kontak sosial tidak langsung adalah kontak sosial yang menggunakan alat sebagai perantaranya.
Misalnya : melalui telepon, radio, surat, dan lain-lain.
b.Komunikasi(Communication)
Menurut Soerjono Soekanto, komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada
perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap) perasaan-
perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut. Dengan adanya komunikasi, maka
sikap dan perasaan di satu pihak orang atau sekelompok orang dapat diketahui dan dipahami.
8
kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta penting dalam
kerjasama yang berguna”
Dalam teori-teori sosiologi dapat dijumpai beberapa bentuk kerjasama yang biasa
diberi nama kerja sama (cooperation). Kerjasama tersebut lebih lanjut dibedakan lagi
dengan:
Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation) : Kerjasama yang sertamerta
2. Akomodasi (Accomodation)
Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti : menujukk pada suatu keadaan dan
yntuk menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan, adanya suatu
keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia
dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam
9
masyarakat. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk
meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan.
Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu perngertian yang digunakan oleh
para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang
sama artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang
atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri
untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk
menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak
kehilangan kepribadiannya.
Tujuan Akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya,
yaitu:
1) Untuk mengurangi pertentangan antara orang atau kelompok manusia sebagai akibat
perbedaan paham
2) Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer
3) Memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelompok sosial yang hidupnya terpisah
akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada
masyarakat yang mengenal sistem berkasta.
mengusahakan peleburan antara kelompok sosial yang terpisah.
Bentuk-bentuk Akomodasi
a. Corecion, suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya
paksaan
b. Compromise, bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi
tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
c. Arbitration, Suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang
berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri
d. Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-
pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
e. Toleration, merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
f. Stalemate, suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena
mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam
melakukan pertentangannya.
g. Adjudication, Penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan
10
Hasil-hasil Akomodasi
a. Akomodasi dan Intergrasi Masyarakat
Akomodasi dan intergrasi masyarakat telah berbuat banyak untuk menghindarkan m
asyarakat dari benih-benih pertentangan laten yang akan melahirkan pertentangan
baru.Menekankan Oposisi Sering kali suatu persaingan dilaksanakan demi
keuntungan suatu kelompok tertentu dan kerugian bagi pihak lain
b. Koordinasi berbagai kepribadian yang berbeda
Perubahan lembaga kemasyarakatan agar sesuai dengan keadaan baru atau keadaan
yang berubah
c. Perubahan-perubahan dalam kedudukan
Akomodasi membuka jalan ke arah asimilasi.Dengan adanya proses asimilasi, para
pihak lebih saling mengenal dan dengan timbulnya benih-benih toleransi mereka lebih
mudah untuk saling mendekati.
3. Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya
usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau
kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan
tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan
bersama.
Beberapa bentuk interaksi sosial yang memberi arah ke suatu proses asimilasi (interaksi
yang asimilatif bila memiliki syarat-syarat berikut ini
Interaksi sosial tersebut bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain, dimana pihak
yang lain tadi juga berlaku samainteraksi sosial tersebut tidak mengalami halangan-
halangan atau pembatasan-pembatasanInteraksi sosial tersebut bersifat langsung dan
primer Frekuaensi interaksi sosial tinggi dan tetap, serta ada keseimbangan antara pola-
pola tersebut. Artinya, stimulan dan tanggapan-tanggapan dari pihak-pihak yang
11
mengadakan asimilasi harus sering dilakukan dan suatu keseimbangan tertentu harus
dicapai dan dikembangankan.
a. Toleransi
b. kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
c. sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
d. sikap tebuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
e. persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
f. perkawinan campuran (amaigamation)
g. adanya musuh bersama dari luar
12
4. Proses Disosiatif
Proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang persis halnya
dengan kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya
ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan. Oposisi dapat
diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk
mencapai tujuan tertentu. Pola-pola oposisi tersebut dinamakan juga sebagai perjuangan
untuk tetap hidup (struggle for existence). Untuk kepentingan analisis ilmu pengetahan,
oposisi proses-proses yang disosiatif dibedkan dalam tiga bentuk, yaitu :
a. Persaingan (Competition)
Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana
individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-
bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik
perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau
dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau
kekerasan.
Persaingan mempunya dua tipe umum :
Bersifat Pribadi : Individu, perorangan, bersaing dalam memperoleh kedudukan.
Tipe ini dinamakan rivalry.
Bersifat Tidak Pribadi : Misalnya terjadi antara dua perusahaan besar yang
bersaing untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu.
Bentuk-bentuk persaingan :
Persaingan ekonomi : timbul karena terbatasnya persediaan dibandingkan dengan
jumlah konsumen
Persaingan kebudayaan : dapat menyangkut persaingan bidang keagamaan,
pendidikan, dst.
Persaingan kedudukan dan peranan : di dalam diri seseorang maupun di dalam
kelompok terdapat keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang
mempunyai kedudukan serta peranan terpandang.
Persaingan ras : merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini disebabkan
krn ciri-ciri badaniyah terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnya.
5. Kontraversi (Contravetion)
Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada
antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Bentuk kontraversi menurut Leo von
13
Wiese dan Howard Becker ada 5 :
yang umum meliputi perbuatan seperti penolakan, keenganan, perlawanan, perbuatan
menghalang-halangi, protes, gangguang-gangguan, kekerasan, pengacauan rencana
yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki
melalui surat selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian pada pihak
lain, dst.
yang intensif, penghasutan, menyebarkan desas desus yang mengecewakan pihak lain
yang rahasia, mengumumkan rahasian orang, berkhianat.
yang taktis, mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan pihak lain.
Contoh lain adalah memaksa pihak lain menyesuaikan diri dengan kekerasan,
provokasi, intimidasi, dst.
Menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 3 tipe umum kontravensi :
Kontraversi generasi masyarakat : lazim terjadi terutama pada zaman yang sudah mengalami
perubahan yang sangat cepat
Kontraversi seks : menyangkut hubungan suami dengan istri dalam keluarga.
Kontraversi Parlementer : hubungan antara golongan mayoritas dengan golongan minoritas
dalam masyarakat.baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam lembaga legislatif,
keagamaan, pendidikan, dst.
Tipe Kontravensi :
a. Kontravensi antar masyarakat setempat, mempunyai dua bentuk :
Kontavensi antarmasyarakat setempat yang berlainan (intracommunity
struggle) dan Kontravensi antar golongan-golongan dalam satu masyarakat
setempat (intercommunity struggle)
b. Antagonisme keagamaan
Kontravensi Intelektual : sikap meninggikan diri dari mereka yang
mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi atau sebaliknya
Oposisi moral : erat hubungannya dengan kebudayaan.
c. Pertentangan (Pertikaian atau conflict)
Pribadi maupun kelompok menydari adanya perbedaan-perbedaan misalnya
dalam ciri-ciri badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku,
dan seterusnya dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan
yang ada hingga menjadi suatu pertentangan atau pertikaian.
Sebab musabab pertentangan adalah :
Perbedaan antara individu
Perbedaan kebudayaan
perbedaan kepentingan
14
perubahan sosial.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan-penjelasan dan pemaparan yang telah disebutkan sebelumnya
dapat diamati apabila sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku
dalam masyarakat, interaksi sosial akan berlangsung secara baik. Sebaliknya, apabila
interaksi sosial tidak dilakukan sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang ada
dalam masyarakat maka interaksi sosial akan berlangsung kurang baik bahkan bisa saja
sangat buruk.
B. Saran
Hendaknya masyarakat (manusia) dapat menyadari, sebagai makhluk sosial tidak
dapat untuk berdiri sendiri dalam artian perlu berhubungan dengan individu atau pun
kelompok lain yang dalam ilmu sosiologi disebut proses sosial dan bentuk umum dari
proses sosial itu adalah interaksi sosial. Maka dari itu, terapkanlah interaksi sosial yang
sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat agar
hubungan-hubungan sesama makhluk sosial dapat berlangsung dengan baik.
16
DAFTAR PUSTAKA
Subakti, A. Ramlan 2011 Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
http://jurusankomunikasi.blogspot.com/2009/04/proses-sosial-dan-interaksi-sosial.html
http://www.ips.web.id/2011/08/pengertian-proses-sosial.html
http://herry-gunawan.blogspot.com/2010/12/makalah-proses-sosial-dan-interaksi.html
http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45460-Makalah-Proses%20Sosial.html
17