Anda di halaman 1dari 7

Hanya untuk siswa ScholarshipBootcamp 1

Handbook

By Budi Waluyo, Ph.D.

Organisasi & Publikasi


Hanya untuk siswa ScholarshipBootcamp 2

Jalan Kemenangan Sendiri..

Pada suatu waktu, saya terlibat dalam komite perekrutan satu posisi dosen baru di kampus di Amerika Serikat
bersama anggota Fakultas.

Setelah melalui proses seleksi administrasi, akhirnya didapatkan dua kandidat kuat untuk menempati posisi dosen
yang sedang kosong itu.

Profil kandidat pertama:

Orang asli Amerika. Memiliki pengalaman mengajar bertahun-tahun di kampus Amerika. Jumlah publikasi banyak di
jurnal internasional.

Profil kandidat kedua:

Asal dari Jerman. Belum memiliki pengalaman mengajar. Memiliki publikasi, tetapi tidak sebanyak yang dimiliki oleh
kandidat pertama.

Dengan membaca sekilas saja, tebak anda siapa yang bakal terpilih?

…. Saya rasa kita semua akan setuju bahwa kandidat yang pertama memiliki kualitas profil yang lebih kuat dari
kandidat yang kedua.

Tetapi, tahu tidak apa yang terjadi?

Kandidat kedua yang terpilih.

Alasannya sederhana, saat wawancara, kandidat pertama tidak bisa memastikan kalau dia akan defend
disertasi S3-nya sebelum Februari. Sedangkan kandidat kedua baru saja selesai defend disertasinya.

Komite seleksi tidak mau mengambil resiko memperkerjakan pengajar yang belum memiliki Ph.D untuk
program S2 dan S3-nya. Akhirnya, mereka memilih kandidat kedua, walaupun dari sisi profil professional,
kandidat pertama lebih kuat.

Kondisi diatas tidak mungkin ditebak atau terpikirkan oleh si kandidat kedua, tapi itu yang terjadi; situasi yang
menguntungkan dia.

Kawan, situasi sederhana dalam cerita ini seringkali kita lupakan tak kala berusaha meraih satu target prestasi.
Melihat ada kandidat lain yang lebih baik dari kita, sudah berpikiran kalau kita tidak akan memiliki
kesempatan untuk menang. Akhirnya, mundur, seolah sudah bisa membaca takdir Tuhan di masa depan,
padahal logika kita sudah sering gagal memprediksi masa depan.

Tugas kita adalah berusaha semaksimal dan sebaik mungkin. Kita akan punya jalan “kemenangan” sendiri bila ikhlas
menjalani setiap usaha dengan sepenuh hati.

“Nobody can make you feel inferior without your permission.” ~ Eleanor Roosevelt

Let’s break the limits..!!

- - - - Budi Waluyo, Ph.D.


Hanya untuk siswa ScholarshipBootcamp 3

Organisasi dan Publikasi

B
eryukurlah, anda dipertemukan dengan ScholarshipBootcamp ini. Kenapa? Karena anda jadi punya kesempatan
memahami bahwa memenangkan sebuah beasiswa studi ke luar negeri bukan tentang IPK dan TOEFL/ IELTS saja. Ada
aspek-aspek lain yang sangat krusial dalam menentukan perjalanan aplikasi beasiswa anda hingga sampai pada titik
terpilih menjadi grantee atau awardee beasiswa. Ingat, target kita bukanlah agar anda bisa melamar beasiswa, melainkan
bisa memenangkan beasiswa studi ke luar negeri.
Pengalaman organisasi dan publikasi adalah aspek selanjutnya yang harus anda pastikan terdapat dalam curriculum vitae/
resume anda
Ada yang bertanya,” Kak, apakah kalau punya pengalaman organisasi yang banyak dan publikasi se-abrek dijamin bisa dapat
beasiswa?”.
Jawabannya: Tidak. Tetapi, coba anda telusuri cv/ resume orang-orang yang berhasil mendapatkan beasiswa studi ke luar
negeri; anda akan menemukan bahwa mereka punya pengalaman organisasi dan publikasi.
Ada juga yang bertanya, “ Kak gimana kalau pengalamannya hanya pernah aktif di satu organisasi saja, cukup nggak?
Karena saya sibuk… bla.. bla.. bla... jadinya susah mau aktif di organisasi”.
Jawabannya: Iya, cukup…. Untuk anda. Tapi belum tentu cukup menurut komite seleksi. Ingat, yang melamar beasiswa itu
bisa ratusan sampai ribuan, tetapi kuotanya sangat sedikit. Saat saya melamar beasiswa S2 dulu, ada 9900-an pelamar dan
se-Indonesia hanya diambil 50 orang saja. Dalam beasiswa S3, hanya 5 orang yang diambil se-Indonesia.
Jadi, bayangkanlah nanti ketika profil anda di cv/ resume dibandingkan dengan pelamar yang lain; akan terlihat lebih
kompetitif tidak?
Kita tidak pernah tahu sebaik apa profil pelamar yang lain, bukan? Maka, lakukan dan perbaiki sebaik mungkin profil diri kita.
Lihat cv/ resume diberbagai aspek sudah terlihat kompetitif belum? Pengalaman organisasinya sudah bisa ‘mengesankan’
orang yang punya potensi kepemimpinan yang menjanjikan tidak? Dan seterusnya.
Secara pribadi, saya menganggap proses seleksi administrasi yang ada diawal tahapan aplikasi beasiswa adalah yang paling
berat. Kenapa? Karena komite seleksi hanya melihat kita lewat apa yang kita tulis di formulir aplikasi dan cv/ resume; kita
tidak bisa menjelaskan ke mereka dan mereka tidak ada kesempatan bertanya dengan kita, sedangkan jumlah aplikasi ada
ratusan sampai ribuan. Coba posisikan diri anda menjadi salah satu komite seleksi. Dengan kondisi aplikasi yang banyak, apa
yang akan membuat mata tertarik membaca aplikasi? Saya yakin, salah satunya adalah ketika anda membaca satu cv/
resume yang lengkap dari berbagai aspek. Yang isi cv/ resume-nya kurang menarik, tanpa pikir panjang langsung
disingkirkan, bukan?
Ini juga alasannya kenapa di camp 1 kita belajar tentang CV, lalu di Camp 3 ini dan seterusnya anda akan diajak melihat
berbagai aspek lain yang krusial dalam memenangkan beasiswa studi ke luar negeri. Harapan saya, setelah anda memahami
semuanya, anda jadi bisa mengetahui dimana letak kekurangan dan kelebihan diri, kemudian menyusun rencana untuk
memaksimalkan waktu yang sekarang sampai waktu target melamar beasiswa untuk memperbaiki profil diri. At the end of
the day, profil diri kitalah yang sebenarnya yang kita “jual” kepada pihak sponsor beasiswa; apakah bisa berpotensi
menjanjikan sebuah “perubahan” atau tidak?
Hanya untuk siswa ScholarshipBootcamp 4

1. Pengalaman Organisasi

Pengalaman organisasi adalah persyaratan pertama yang harus dimiliki oleh setiap orang yang ingin melamar
beasiswa S2 ke luar negeri. Semakin lama dan banyak pengalaman organisasi, maka akan semakin baik profil si pelamar di
hadapan sponsor beasiswa. Setiap beasiswa biasanya akan memulai tahap seleksi beasiswa dengan tahap administrasi. Di
tahap ini, pelamar beasiswa harus mengisi formulir beasiswa yang telah disediakan. Didalam formulir inilah terdapat kolom
yang meminta para pelamar beasiswa untuk menjelaskan tentang pengalaman organisasi mereka. Oleh sebab itu, sekarang,
mulailah membuat daftar organisasi-organisasi yang pernah dan sedang diikuti sejak masa SMA dan kuliah, lengkap dengan
tahun dan posisi yang ditempati. Nanti, bila ternyata anda memiliki pengalaman organisasi yang banyak, maka anda tinggal
memilih saja; organisasi mana yang bagus untuk dimasukkan kedalam formulir beasiswa dan yang kurang bagus untuk
memperkuat profil anda.
Tetapi, bila ternyata anda memiliki pengalaman organisasi yang kurang atau sedikit, mulailah mencari dan
bergabung kedalam organisasi-organisasi. Organisasi yang bisa memperkuat profil anda biasanya organisasi yang bergerak
di bidang yang sedang anda tekuni atau yang berkaitan dengan tujuan masa depan anda.
Bila kita berbicara tentang melamar beasiswa S2 ke luar negeri, akan ada dua jenis organisasi yang akan kita dapati.
Jenis organisasi yang pertama adalah organisasi kemahasiswaan di Universitas ketika anda masih kuliah S1. Organisasi
kemahasiswaan ini bisa meliputi Himpunan Mahasiswan (Hima), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan lain-lain. Setiap
mahasiswa S1, biasanya mengikuti salah satu organisasi kemahasiswaan. Hal ini bisa jadi karena keinginan pribadi atau
diprovokasi oleh para senior mereka.
Bila anda masih dalam periode waktu penyelesaian S1, anda bisa mulai melihat-lihat dan terjun ke dalam organisasi
yang ada sebanyak-banyaknya. Anda pun bisa mulai mencari-cari posisi yang bisa anda tempati di dalam organisasi
kemahasiswaan tersebut. berusahalah untuk tidak hanya menjadi anggota biasa saja.
Untuk anda yang telah menyelesaikan S1, mulailah membuat daftar-daftar organisasi kemahasiswaan yang pernah
anda masuki dan jalani semasa S1. Bila memang sedikit sekali pengalaman organisasi yang anda miliki semasa kuliah, anda
bisa masukkan pengalaman organisasi ketika S1. Hanya saja, pengalaman organisasi ketika S1 cenderung lebih tinggi nilainya
daripada pengalaman organisasi pada masa SMA karena waktunya yang masih tidak begitu lama.
Prestasi-prestasi yang pernah anda dapati saat mengikuti organisasi tersebut bisa berguna juga untuk beberapa
beasiswa yang menyediakan kolom prestasi di formulir mereka. Prestasi-prestasi tersebut bisa berupa pertukaran pemuda,
mengikuti pertemuan, seminar ataupun wokshops di luar universitas anda, menjadi staf terbaik, dan lain sebagainya.
Kebanyakan kita sering kali melupakan prestasi-prestasi yang pernah kita dapatkan semasa kulliah S1. Padahal informasi ini
adalah salah satu aspek yang bisa menguatkan profil anda dihadapan sponsor beasiswa.
Hanya untuk siswa ScholarshipBootcamp 5

Jenis organisasi yang kedua adalah organisasi kemasyarakatan. Contoh organisasi ini misalnya Karang Taruna,
Asosiasi Nasyid Nusantara, Perhimpunan Akuntan Indonesia, dan lain sebagainya. Intinya, organisasi ini tidak berada didalam
naungan universitas. Organisasi-organisasi ini berdiri sendiri yang dirintis oleh orang-orang yang memiliki tujuan yang sama.
Tujuan organisasi ini bisa berkaitan dengan kemajuan suatu bidang ilmu ataupun untuk mengabdi kepada masyarakat.
Perlu diketahui bahwa nilai pengalaman-pengalaman terjun di organisasi kemasyarakatan bisa lebih tinggi
dibandingkan pengalaman mengikuti organisasi kemahasiswaan kampus. Hal ini dikarenakan, organisasi-organisasi
kemasyarakatan memiliki program kerja yang lebih bersentuhan langsung dengan masyarakat, contohnya program
pemberantasan buta huruf, pendidikan bahasa inggris gratis untuk pengemis jalanan, dan lain sebagainya. Disisi lain, beberapa
organisasi kemasyarakatan bisa menyentuh hal-hal yang akademik. Organisasi-organisasi ini biasanya berupa perkumpulan
atau asosiasi dari sekumpulan orang dengan latar belakang pendidikan di bidang yang sama.
Kenapa pengalaman organisasi ini penting? Sponsor beasiswa mencari orang-orang yang matang secara emosional
dan intelligensi. Dengan melihat pengalaman organisasi seseorang, sponsor beasiswa bisa melihat seberapa matang orang
tersebut secara emosional. Di dalam organisasi, akan ada banyak masalah yang terjadi. Selain itu, terdapat program-program
kerja yang harus dijalankan. Berkaitan dengan kedua hal ini, orang-orang yang terjun di dalam organisasi akan terlatih secara
emosional ketika menghadapi masalah didalam organisasi. Perbedaan pendapat diantara mereka harus bisa diatasi. Mereka
juga harus bisa memperhitungkan langkah-langkah yang harus diambil saat menjalankan program kerja. Posisi-posisi yang
ditempati akan menunjukkan proses pengembangan Leadership skills orang tersebut.
Sponsor beasiswa sangat menyadari bahwa kuliah di luar negeri sangat berbeda dengan kuliah di dalam negeri
(Indonesia). Sistem belajar sudah pasti akan berbeda. Terlebih lagi, kuliah di luar negeri bisa menghasilkan kegagalan. Seperti
kuliah di Inggris misalnya, mahasiswa yang kuliah S2 atau Master’s degree, belum tentu akan lulus dengan title Master bila
mereka gagal dalam beberapa mata kuliah atau tidak memenuhi persyaratan untuk tamat sebagai mahasiswa S2. Tidak sedikit
mahasiswa Indonesia yang gagal dan akhirnya lulus dengan title Postgraduate Diploma atau predikat yang setara Sarjana.
Kematangan emosional sangat dibutuhkan saat kuliah di luar negeri dan pemberi beasiswa sangat menyadari hal
ini. Scholars akan tinggal jauh dari keluarga mereka. Sistem belajar yang berbeda sudah menanti. Mereka akan belajar dan
bersaing dengan mahasiswa dari berbagai negara di dunia. Orang yang tidak pernah mengikuti organisasi akan cenderung
sulit bersosialisasi dengan orang lain yang akhirnya membuatnya mengisolasi atau menutupi diri. Dalam kondisi ini, mereka
akan menunjukkan atau membuat kegagalan-kegagalam dalam bidang akademik di kampus. Selain itu, saat mereka menemui
masalah dan tidak tahu cara mengatasinya, mereka akan menyimpannya sendiri yang akhirnya masalah tersebut tak
terselesaikan
Hanya untuk siswa ScholarshipBootcamp 6

Kecerdasan berpikir dibidang sosial atau organisasi sama pentingnya dengan kecerdasan di bidang akademik.
Masalah-masalah yang terjadi berkaitan dengan bidang akademik bisa terbantu dengan kecerdasan dibidang sosialisasi.
Kemampuan organisasi seseorang dibutuhkan dalam penerapan ide-ide atau pemikiran yang berhubungan dengan bidang
orang tersebut dimana akahirnya akan bermanfaat untuk masyarakat banyak. Di poin ini, salah satu tujuan sponsor beasiswa
tercapai, yaitu mempersiapkan future leaders untuk negara yang diberi beasiswa.
2. Publikasi
Bila kita membaca informasi-informasi beasiswa S2 ke luar negeri, kita tidak akan menemukan publikasi sebagai
salah satu persyaratannya. Namun, saat kita mendownload formulir beasiswa-beasiswa tersebut, kita akan menemukan kolom
yang meminta kita untuk mengisi informasi tentang tulisan-tulisan kita yang telah diterbitkan.

Publikasi yang dimaksud disini bisa dalam bentuk artikel koran atau artikel penelitian yang telah diterbitkan di jurnal,
maupun dalam bentuk buku baik perorangan maupun kelompok. Tulisan-tulisan yang terbit tersebut boleh berhubungan
dengan bidang ilmu yang akan kita pelajari di S2 nanti atau tidak berhubungan sama sekali. Hanya saja, tulisan-tulisan kita
yang sejalan dengan topik ilmu yang akan kita pelajari di jenjang S2 nanti akan membangun image bahwa kita sudah concern
dengan isu tersebut sejak lama.

Bila ditanya, apakah syarat publikasi ini harus kita miliki? Jawabnya, absolutely. Sponsor beasiswa sangat paham
bahwa para penerima beasiswa ini akan menempuh jenjang studi S2 dimana mereka akan bergelut dengan dunia academic
writing, seperti menulis artikel, esai, ataupun buku. Melatih orang untuk menulis sebelum studi akan memakan waktu dan
biaya. Disisi lain, menulis tidak bisa dipelajari dalam waktu singkat. Ditambah lagi, bahasa yang digunakan adalah bahasa
Inggris. Oleh karena itu, bagi sponsor beasiswa, mendapatkan orang yang telah memiliki kemampuan yang cukup di dunia tulis
menulis akan membuat mereka menghindari memiliki scholar yang gagal di studinya nanti.

Untuk level beasiswa S2 biasanya memiliki publikasi sekitar satu atau dua saja cukup. Namun, semakin banyak
publikasi yang kita miliki akan semakin kuat profil kita dihadapan panelis beasiswa yang dilamar. Pelamar yang tidak memiliki
publikasi sama sekali mulailah mencari cara untuk memilikinya. Selain hal ini untuk keperluan memenangkan beasiswa, ini
juga untuk kelancaran studi kita nanti bila mendapatkan beasiswa tersebut.

Prestasi-prestasi di bidang menulis juga bisa memberikan nilai tambah pada profil kita. Misalnya, bila kita pernah
beberapa kali memenangkan lomba karya tulis ilmiah atau tulisan kita terpilih untuk dipresentasikan di sebuah seminar atau
konferensi. Di dalam formulir beasiswa nanti akan ada kolom yang meminta kita memberikan informasi tentang prestasi-
prestasi yang pernah kita raih.
Hanya untuk siswa ScholarshipBootcamp 7

Tugas
Apakah anda benar-benar sudah menyelesaikan tugas di Camp 1 dan 2?
Bila iya, dititik ini, anda sudah memiliki satu cv/ resume lengkap tentang diri anda dan berbagai informasi
beasiswa lengkap dengan persyaratan skor TOEFL atau IELTS-nya.
Namun, bila belum, kerjakanlah dengan serius. Anda sendirilah nanti yang akan menikmati manfaatnya di
masa depan.
Di Camp 3 ini tugas yang harus anda kerjakan dalam 3 hari ke depan berhubungan dengan organisasi dan
publikasi.
Berikut tugas di Camp 3:
1. Lihat lagi cv/ resume anda, lalu analisa sudah sebaik apa profil pengalaman organisasi dan
publikasi yang sudah anda miliki.
- Untuk menganalisa pengalaman organisasi, anda bisa gunakan level: berapa yang level
kampus, level provinsi, nasional, internasional, dan lain sebagainya.
- Untuk menganalisa publikasi, anda bisa gunakan jenis: berapa dalam bentuk buku, buku
kompilasi, koran, artikel, dan lain sebagainya.
- Anda bisa gunakan contoh CV yang saya gunakan saat melamar S3 lalu sebagai perbandingan
di sisi pengalaman organisasi dan publikasi. Filenya sudah anda download bersama materi di
Camp 1 lalu.
2. Setelah selesai menganalisa seberapa baik pengalaman organisasi dan publikasi anda di cv/
resume, susun perencanaan tentang:
- Organisasi-organisasi yang berpotensi bisa anda masuki/ geluti dalam 1 tahun ke depan.
- Projek- projek menulis yang bisa anda kejar dalam 1 tahun ke depan.
- Koran yang bisa anda kirimi artikel untuk diterbitkan.
Ingat, di ScholarshipBootcamp ini anda diajak memahami apa saja yang butuh anda miliki agar bisa
memiliki profil yang bagus dan bisa memenangkan sebuah beasiswa studi ke luar negeri.
Jadi, jangan pesimis apalagi putus asa kalau mengetahui bahwa profil yang anda miliki masih
kurang kompetitif; justru, inilah berkah petunjuk dari Tuhan agar anda bisa segera menyusun
rencana memperbaiki profil diri sampai tiba waktunya melamar beasiswa yang diinginkan nanti.

Percayalah, semua yang sudah berhasil meraih impiannya, selalu memulainya dengan
ketidakpercayaan dan keraguan akan keberhasilannya dalam meraih mimpi.
Keep going. Break the limits..!!

Anda mungkin juga menyukai