DISUSUN OLEH :
NIM : P07120419018N
Laporan Pendahuluan dan laporan kasus ini telah disahkan dan disetujui oleh pembimbing
lahan dan pembimbing akademik pada :
Hari/Tanggal :
Bangsal/Ruangan :
Mengetahui,
( RUSMINI,SKep.Ns.,MM. ) ( )
NIP : 197010161989032001
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP
DIRI PADA KASUS HARGA DIRI RENDAH (HDR)
1. Masalah Utama
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
2. Proses Terjadinya Masalah
2.1 Definisi
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan
tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena
tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (Yosep, 2009).
Harga diri rendah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri
2.3 Penyebab
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat terjadi secara :
2.3.1 Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan,
dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena
sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena :
a. Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis,
pemasangan kateter, pemeriksaan perneal)
b. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai
karena dirawat / sakit / penyakit
c. Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai
pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa
persetujuan
2.3.2 Kronik
Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum
sakit atau dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian
sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi
ini mengakibatkan respons yang maladaptive. Kondisi ini dapat ditemukan
pada klien gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan jiwa. Dalam
tinjauan life span history klien, penyebab HDR adalah kegagalan tumbuh
kembang, misalnya sering disalahkan, kurang dihargai, tidak diberi
kesempatan dan tidak diterima dalam kelompok (Yosep, 2007)
2.4 Akibat
Harga diri rendah dapat membuat klien menjadi tidak mau maupun tidak mampu
bergaul dengan orang lain dan terjadinya isolasi sosial : menarik diri. Isolasi sosial
menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku
yang maladaptive, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (DEPKES
RI, 1998 : 336).
Berduka disfungsional
4. Diagnosa Keperawatan
4.1 Resiko isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
4.2 Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan berduka disfungsional
6. Tindakan Keperawatan
6.1 Tindakan keperawatan pada pasien
Langkah kita selanjutnya untuk mengatasi masalah pasien dengan harga diri rendah
adalah menetapkan beberapa tindakan keperawatan.
6.1.1 Tujuan :
a. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
b. Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
c. Pasien dapat menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
d. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai kemampuan
e. Pasien dapat dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang
sudah dilatih
6.1.2 Tindakan Keperawatan
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih
dimiliki pasien
Untuk membantu pasien dapat mengguanakan kemampuan dan aspek
positif yang masih dimilikinya, perawat dapat :
ORIENTASI :
“Selamat pagi, perkenalkan nama saya Handini Eka Dewi, dari Stikes
Yarsi Mataram. Bagaimana keadaan S hari ini ? S terlihat segar“.
KERJA :
”S, apa saja kemampuan yang S miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat
daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa S lakukan?
Bagaimana dengan merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci
piring..............dst.”.
”Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang S miliki “.
“Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan
dulu bantal dan selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan
kasurnya kita balik. ”Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari
arah atas, ya bagus !. Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah
pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah
atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !”
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. S mau berapa kali
sehari merapihkan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ?
Lalu sehabis istirahat, jam 16.00”
”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. S masih ingat
kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah selain merapihkan tempat
tidur? Ya bagus, cuci piring. kalau begitu kita akan latihan mencuci piring
besok jam 8 pagi di dapur ruangan ini sehabis makan pagi sampai jumpa ya”
ORIENTASI :
”Bagaimana S, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin/ tadi pagi?
Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi, sekarang kita akan
latihan kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu t?”
KERJA :
“S sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu
sabut/tapes untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring,
dan air untuk membilas.
“Setelah semuanya perlengkapan tersedia, Bapak ambil satu piring kotor, lalu
buang dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah.
Kemudian S bersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabut/tapes yang
sudah diberikan sabun pencuci piring. Setelah selesai disabuni, bilas dengan
air bersih sampai tidak ada busa sabun. S bisa menggunakan air yang mengalir
dari kran ini. Oh ya jangan lupa sediakan tempat sampah untuk membuang
sisa makanan.
sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu S bisa mengeringkan piring yang
sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah selesai…
TERMINASI :
“Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-
hari
S Mau berapa kali S mencuci piring? Bagus sekali S mencuci piring tiga kali
setelah makan.”
6.2.3 Strategi pelaksanaan pada keluarga pasien dengan harga diri rendah
a. SP 1 Keluarga : Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam
merawat pasien di rumah, menjelaskan tentang pengertian, tanda dan
gejala harga diri rendah, menjelaskan cara merawat pasien dengan harga
diri rendah, mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan harga diri
rendah, dan memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan
cara merawat
ORIENTASI :
“Selamat pagi !”
KERJA :
“Ya memang benar sekali Pak/Bu, Bapak itu memang terlihat tidak
percaya diri dan sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada
Bapak, sering menyalahkan dirinya dan mengatakan dirinya adalah orang
paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak Bapak/Ibu memiliki masalah
harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran-pikiran yang
selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila keadaan Bapak ini terus menerus
seperti itu, Bapak bisa mengalami masalah yang lebih berat lagi, misalnya
S jadi malu bertemu dengan orang lain dan memilih mengurung diri”
”Bpk/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki Bapak? Ya benar, dia juga
mengatakan hal yang sama(kalau sama dengan kemampuan yang
dikatakan Bapak)
”Selain itu, bila Bapak sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit,
bapak/Ibu tetap perlu memantau perkembangan Bapak. Jika masalah
harga dirinya kembali muncul dan tidak tertangani lagi, bapak/Ibu dapat
membawa Bapak ke rumah sakit”
”Temui Bapak dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu
berikan pujian yang yang mengatakan: Bagus sekali Bapak, kamu sudah
semakin terampil mencuci piring”
TERMINASI :
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara
memberi pujian langsung kepada Bapak”
ORIENTASI:
”Waktunya 20 menit”.
KERJA:
”Hari ini saya datang bersama keluarga Bapak. Seperti yang sudah saya
katakan sebelumnya, keluarga Bapak juga ingin merawat Bapak agar
Bapak cepat pulih.”
ORIENTASI :
KERJA :
TERMINASI :
Maramis, W.f. (2005). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Ed. 9 Surabaya: Airlangga University
Press.
Stuart, G.W & Sundeen, S.J. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa (Terjemahan). Jakarta:
EGC.
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN M
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH
DI PUSKESMAS DASAN AGUNG
TANGGAL 12 – 14 MARET 2020
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Tn M
Umur : 36 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku : Sasak
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat : Gapuk, Dasan Agung
Diagnosa Medis :-
Tanggal Dirawat : -
Tanggal Pengkajian : 12 Maret 2020
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Garis tinggal serumah
: Garis Keturunan
: Meninggal
: Cerai
2. Konsep Diri
a. Citra Tubuh
Pasien mengatakan bagian tubuh yang ia sukai adalah tangannya karena bisa di
gunakan untuk bekerja
b. Identitas Diri
Pasien mengatakan identitas dirinya adalah seorang laki-laki, pasien dapat
menyebutkan nama, alamat dan agamanya
c. Peran Diri
Pasien mengatakan ia seorang laki-laki yang harus mandiri dan memiliki
penghasilan sendiri
d. Harga Diri
Pasien mengatakan ia merasa malu saat bertemu orang yang baru di kenalnya,
dan ia merasa malu karena orangtuanya bercerai dan merasa diri tidak berharga
e. Ideal Diri
Pasien mengatakan ia merasa malu dan merasa diri tidak mampu untuk
membiayai hidupnya sendiri karena seorang kuli bangunan
MK : Harga diri rendah
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Pasien mengatakan baginya orang yang sangat berarti adalah ibunya
b. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan ia merasa malu untuk berbicara dengan orang baru yang ia
kenal
c. Peran serta dalam kelompok atau masyarakat
Pasien hanya mengikuti kegiatan di masjid seperti gotong royong di lingkungan
masjid dan beribadah sholat
MK : Harga diri rendah
4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan
Pasien mengatakan ia beragama islam dan percaya dengan adanya Tuhan
b. Kegiatan Ibadah
Pasien mengatakan ia selalu sholat 5 waktu
F. Status Mental
1. Penampilan
Pasien tampak cukup rapi dan selalu mengganti pakaian setelah bekerja
2. Pembicaraan
Pasien berbicara lambat dan suara terdengar pelan ﴾kecil) dan sering menunduk serta
sulit mempertahankan kontak mata
3. Aktifitas Motorik
Pasien tampak duduk di dalam rumah dan tidak melakukan aktivitas apapun
4. Alam Perasaan
Pasien mengatakan terkadang ia merasa sedih dan tidak berguna jika tidak sedang
bekerja
5. Afek
Pasien memiliki emosi yang stabil
6. Interaksi Selama Wawancara
Pasien cukup koopratif saat di ajak berbicara
7. Persepsi
Pasien mengatakan sudah tidak pernah mendengar suara atau bisikan lagi
8. Proses Pikir
Pasien mampu menjawab pertanyaan yang di berikan perawat
9. Isi Pikir
Pasien mengatakan merasa malu jika bertmu dengan orang yang baru ia kenal
10. Tingkat Kesadaran
Kesadaran pasien compos mentis
11. Memori
Pasien tidak mengalami gangguan memori jangka panjang maupun jangka pendek
karena mampu mengingat kejadian 10 tahun yang lalu
12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Pasien mampu berkonsentrasi dan berhitung penjumlahan serta pengurangan
sederhana
13. Kemampuan Penilaian
Pasien mampu mengambil keputusan sederhana seperti mandi dan mencuci tangan
setelah bekerja dan mengkonsumsi makanan
14. Daya Tilik Diri
Pasien mengatakan ia tahu bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa
G. Kebutuhan Di rumah
1. Makan
Pasien mengatakan makan 3-4x dalam porsi 1 piring nasi dan lauk pauknya serta
minum 6-8 gelas ukuran 200 cc
2. Defekasi/Berkemih
Pasien mengatakan BAB 1x dalam sehari dan BAK 3-4x dalam sehari
3. Mandi
Pasien mengatakan ia mandi 2x dalam sehari
4. Berpakaian
Pasien mengatakan ia mengganti pakaian setelah bekerja
5. Istirahat dan Tidur
Pasien mengatakan ia tidur 6-8 jam dalam sehari
6. Penggunaan Obat
Pasien mengatakan ia mengkonsumsi obat yang diberikan oleh puskesmas seperti
Haloperidol dan trihexyphenidyl namun ia tidak rutin meminumnya,.
7. Pemeliharaan Kesehatan
Pasien mengatakan mau mengikuti terapi pemberian obat yang diberikan oleh
puskesmas agar kondisinya cepat membaik
8. Aktifitas di Dalam Rumah
Pasien mengatakan jika tidak bekerja ia menyapu rumah, mencuci dan
membersihkan kamarnya
9. Aktifitas di Luar Rumah
Pasien megatakan waktunya lebih banyak di masjid untuk bekerja sebagai kuli
bangunan
H. Mekanisme Koping
Pasien mengatakan ia jarang mengungkapkan apa yang iya alami dan rasakan serta
merasa malu saat bertemu orang yang baru di kenalnya, dan ia merasa malu karena
orangtuanya bercerai dan merasa diri tidak berharga
MK : Harga diri rendah
I. Masalah Psikososial dan Lingkungan
1. Masalah dengan Dukungan Kelompok
Pasien mengatakan ia selalu mendapat dukungan dari semua anggota keluarganya
2. Masalah dengan Lingkungan
Pasien mengatakan ia merasa malu dengan orang-orang yang baru dikenalnya
3. Masalah dengan Pendidikan
Pasien mengatakan pendidikan terakhirnya SMP
4. Masalah dengan Pekerjaan
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan pekerjaanya
5. Masalah dengan Perumahaan
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan rumah yang dihuni bersama
saudaranya
6. Masalah dengan Ekonomi
Pasien mengatakan saat ini ia masih memiliki gaji sedikit dan belum mampu
membiayai hidupnya sendiri
7. Masalah dengan Pelayanan Kesehatan
Pasien mengatakan ia merasa malu jika ke puskesmas karena di puskesmas banyak
orang orang baru yang ia tidak kenal selain perawat yang bertugas, pasien rutin
control obat tetapi obat tersebut di ambilkan oleh kakaknya
MK : Harga diri rendah
J. Pengetahuan
Pasien mengatakan ia tidak tahu cara menangani penyakitnya dan hanya meminum obat
tanpa mengetahui efek sampingnya
K. Aspek Medik
1. Terapi Medik
a. Haloperidol 1x1 Tablet/oral
b. Trihexipenidyl 1x1Tablet/oral
DO :
a. Pasien berbicara lambat dan
suara terdengar pelan ﴾kecil) dan
sering menunduk serta sulit
mempertahankan kontak mata
Klien dapat
menyebutkan : SP 1 :
Aspek positif 1. Diskusikan
dan kemampuan dan
kemampuan aspek positif yang
yang dimiliki dimiliki klien
TUK II : klien 2. Hindarkan memiliki
2. Klien dapat Aspek positif penilaian negatif
mengidentifikasik keluarga setiap bertemu klien,
an kemampuan Aspek positif utamakan memberi
dan aspek positif lingkungan pujian –pujian yang
yang dimilikinya klien realistis
3. Klien dapat menilai
kemampuan dan
aspek positif yang
dimilikinya
1. Diskusikan bersama
Klien dapat klien tentang
menyebutkan kemampuan yang
TUK III : kemampuan masih dapat
3. Klien dapat yang masih digunakan
menilai dapat digunakan 2. Diskusikan
kemampuan yang kemampuan yang
masih dapat dapat dilanjutkan
digunakan dirumah
1. Rencanakan bersama
klien aktivitas yang
Klien mampu dapat dilakukan
TUK IV : membuat setiap hari sesuai
4. Klien dapat rencana kegiatan kemampuan klien
menetapkan sehari-hari 2. Tingkatkan kegiatan
kegiatan sesuai sesuai dengan
kemampuan yang toleransi kondisi
dimiliki klien
3. Beri contoh cara
pelaksa-naan
kegiatan yang boleh
klien lakukan
SP 2 :
Klien dapat 1. Beri kesempatan
melakukan mencoba kegiatan
kegiatan yang telah
TUK V : kegiatan sesuai direncanakan
5. Klien dapat jadwal yang 2. Beri pujian atas
melakukan sesuai dibuat keberhasilan
kondisi dan 3. Diskusikan
kemampuan yang kemungkinan
dimiliki pelaksanaan dirumah
1. Beri pendikan
kesehatan pada
Klien dapat keluarga tentang cara
TUK VI : memanfaatkan merawat klien
6. Klien dapat sistem 2. Bantu keluarga
memanfaatkan pendukung yang memberi dukungan
sistem penduku- ada di keluarga selama klien dirawat
ng yang ada 3. Bantu keluarga
menyiapkan
lingkungan
4. Beri reinforcement
positif atas
keterlibatan keluarga
3. Pasien mengatakan
terkadang ia merasa
sedih dan tidak
berguna jika tidak
sedang bekerja
DO :
1. Pasien berbicara
lambat dan suara
terdengar pelan ﴾
kecil) dan sering
menunduk serta sulit
mempertahankan
kontak mata
ttd.
Kemampuan : I Made Satya Wiguna
1. Pasien mampu menyapu
lantai
Diagnosa :
1. Harga Diri Rendah
Tindakan :
1. Melatih kemampuan yang
dimiliki (Menyapu lantai)
2. Jum’at, DS : S:
13 Maret 2020 1. Pasien mengatakan ia 1. Pasien mengatakan
masih merasa malu saat senang setelah
bertemu orang yang baru menyiram tanaman
di kenalnya, O:
DO : 1. Pasien mampu
1. Pasien berbicara lambat menyiram tanaman
dan suara terdengar lebih A:
keras dan masih sering Masalah Keperawatan
menunduk serta kontak Harga Diri Rendah
mata dapat di pertahankan 1. Melatih kemampuan
Kemampuan : ketiga klien
1. Pasien mampu menyapu P:
lantai 1. Latihan menyiram
2. Pasien mampu menyiram tanaman 1x sehari
tanaman
Diagnosa :
1. Harga Diri Rendah
Tindakan :
1. Melatih kemampuan yang
dimiliki (Menyiram ttd.
tanaman) I Made Satya Wiguna
Rencana Tindak Lanjut :
1. Latih kemampuan yang
masih dimiliki klien
(Mencuci pakaian)
3. Sabtu, DS : S:
14 Maret 2020 1. Pasien mengatakan sudah 1. Pasien mengatakan
merasa tidak malu saat merasa senang setelah
mengobrol mencuci pakaian
DO : O:
1. Pasien tampak tidak malu 1. Pasien mampu melatih
saat mengobrol, suara kemampuan ketiga
terdengar lebih keras dan (mencuci pakaian)
kontak mata dapat di A:
pertahankan Masalah Keperawatan
Harga Diri Rendah
Kemampuan : 1. Melatih kemampuan
1. Pasien mampu menyapu keempat yang dimiliki
lantai Pasien
2. Pasien mampu menyiram P:
tanaman 1. Latih kemampuan
3. Pasien mampu mencuci keempat yang dimiliki
pakaian klien
Diagnosa :
1. Harga Diri Rendah
Tindakan :
1. Memantau klien untuk
melakukan kemampuan
ketiga (mencuci Pakaian)
Rencana Tindak Lanjut :
1. Pantau pasien dalam
melatih kemampuan ttd.
keempat yang dimiliki I Made Satya Wiguna
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
1. Pasien mengatakan ia merasa malu saat bertemu orang yang baru di kenalnya,
dan ia merasa malu karena orang tuanya bercerai dan merasa diri tidak
berharga
2. Pasien mengatakan ia merasa malu dan merasa diri tidak mampu untuk
membiayai hidupnya sendiri karena seorang kuli bangunan
3. Pasien mengatakan terkadang ia merasa sedih dan tidak berguna jika tidak
sedang bekerja
DO :
Pasien berbicara lambat dan suara terdengar pelan ﴾kecil) dan sering
menunduk serta sulit mempertahankan kontak mata
2. Diagnosa
Harga Diri Rendah
3. Tujuan
Klien mampu menunjukkan kemampuan dan aspek positif yang dimilikinya.
4. Tindakan
Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
Membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat dilakukan
b. Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak pagi ini? Apa saja yang sudah Bapak lakukan?”.
C. Kontrak
Topik : “Bagaimana kalau kita berbicara tentang kegiatan yang sering
Bapak lakukan dan kemampuan yang Bapak miliki?”.
Waktu : “Berapa lama waktunya kita akan berbicara pak? 20 menit?”
Tempat : “Bapak mau berbicara dimana? Di teras depan?”
2. Fase Kerja
“Apa saja kemampuan yang Bapak miliki? Ya, bagus! Apa lagi pak? Saya buat
daftarnya ya pak. Bagaimana dengan menyapu lantai? Wah bagus sekali ada 4
kemampuan yang Bapak miliki. Coba sekarang kegiatan apa yang Bapak bisa lakukan?
Bagaimana kalau sekarang kita menyapu lantai? Mari kita ke ruang tamu bapak. Nah,
kalau kita ingin menyapu lantai, kita bisa mengambil sapu dan meletakkan kedua
tangan di gagang sapunya, tangan kanan bisa memagang bagian atas gagang sapu, dan
tangan kiri bisa memgang bagian tengah gagang sapu, dan mulai mengayunkan sapu
dilantai kearah luar ya pak. Kita mulai menyapu dari dalam ruangan, kemudian
menyapu debu atau kotoran yang ada dibawah kursi atau meja, dan mendorong kotoran
yang telah disapu kearah luar ruangan ya pak! Sekarang silahkan Bapak mencoba
menyapu seperti yang saya contohkan tadi! Ya bagus... seperti itu ya pak!”.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita latihan menyapu lantai tadi?”.
b. Evaluasi Objektif
“Apakah Bapak sudah bisa melakukan seperti yang kita pelajari tadi?”.
c. Rencana Tindak Lanjut
“Sekarang mari kita masukkan pada jadwal harian Bapak! Bapak mau berapa kali
menyapu lantai? Baiklah 2x saat pagi dan sore hari ya pak!”
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
Pasien mengatakan ia masih merasa malu saat bertemu orang yang baru di
kenalnya,
DO :
Pasien berbicara lambat dan suara terdengar lebih keras dan masih sering
menunduk serta kontak mata dapat di pertahankan
2. Diagnosa
Harga Diri Rendah
3. Tujuan
Klien mampu menunjukkan kemampuan lain yang dimilikinya.
4. Tindakan
Melatih kemampuan kedua klien
2. Fase Kerja
“Sebelum menyiram tanaman, kita persiapkan alatnya terlebih dahulu ya pak. Untuk
menyiram tanaman kita bisa menggunakan selang atau ember. Karena disini tidak ada
selang, kita bisa gunakan ember saja ya pak. Saya akan mencontohkan terlebih dahulu.
Pertama kita sediakan ember dan gelas kecil, kemudian kita isi ember dengan air, dan
kita mulai mencari tanaman yang akan kita siram, kita bisa ambil air didalam ember
menggunakan gelas dan menyiram tanah didalam potnya ya pak, airnya juga
secukupnya membasahi tanah, jangan terlalu banyak, sama juga seperti tanaman yang
tidak didalam pot, kita bisa menyiram tanahnya dengan air secukupnya. Sekarang
silahkan Bapak mencoba menyiram tanaman yang disebelahnya! Ya seperti itu Pak!
Bagus sekali!”.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita latihan menyiram tanaman tadi?”.
b. Evaluasi Objektif
“Saya lihat Bapak sudah cukup bagus saat menyiram tanaman tadi. Bapak bisa coba
lagi nanti ya!?”.
c. Rencana Tindak Lanjut
“Bagaimana kalau kita masukkan pada jadwal harian Bapak!”
d. Kontrak Pertemuan Selanjutnya
Topik :
“Bagaimana kalau kita bertemu besok untuk latihan kemampuan lain yang Bapak
miliki? Apa kemampuan ketiga yang bapak miliki? Baiklah mencuci pakaian ya
pak! ”.
Waktu :
“Jam berapa Bapak ingin belajar dan latihan? Besok jam 09.00 WITA?”.
Tempat :
“Bapak ingin belajar dan latihan dimana? Di kamar mandi? Sampai bertemu
besok ya pak! Selamat Pagi!
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
Pasien mengatakan sudah merasa tidak malu saat mengobrol
DO :
Pasien tampak tidak malu saat mengobrol, suara terdengar lebih keras dan
kontak mata dapat di pertahankan
2. Diagnosa
Harga Diri Rendah
3. Tujuan
Klien mampu menunjukkan kemampuan lain yang dimilikinya.
4. Tindakan
Melatih kemampuan ketiga klien
C. Kontrak
Topik : “Baiklah Pak, seperti janji yang kita sepakati kemarin, sekarang
kita akan latihan untuk melakukan kemampuan ketiga yang Bapak
miliki yaitu mencuci pakaian ya pak!”.
Waktu : “Berapa lama waktunya kita akan latihan pak? 20 menit?”
Tempat : “Kita latihan di kamar mandi ya pak?”
2. Fase Kerja
“Sebelum mencuci pakaian, kita persiapkan sabun dan sikanya dulu ya pak, pertama
kita larutkan sabunya terlebih dahulu, kemudian kita rendam pakaian bapak yang kotor
selama 5 menit, kemudian bapak mulai menyikat pakaian bapak dengan tangan
memegang sikat pakaian dan disikat kea arah luar agar kotoran yang menempel di
pakaian bisa bersih, setelah semuanya sudah bapak sikat, kemudian kita bilas dengan
air bersih dan menjemurnya di tempat yang terkena sinar matahari. Sekarang silahkan
bapak mencoba mencuci pakaian seperti yang sudah saya contohkan tadi! Ya bagus
seperti itu ya Pak!”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita latihan latihan mencuci pakaian tadi?”.
b. Evaluasi Objektif
“Bapak sudah cukup bagus saat mencuci pakaian tadi. Bapak bisa coba lagi nanti
ya!?”.
c. Rencana Tindak Lanjut
“Bagaimana kalau kita masukkan pada jadwal harian Bapak!”
d. Kontrak Pertemuan Selanjutnya
Topik :
“Bagaimana kalau kita bertemu besok untuk latihan kemampuan lain yang Bapak
miliki? Apa kemampuan keempat yang bapak miliki? Baiklah mencuci gelas ya
pak! ”.
Waktu :
“Jam berapa Bapak ingin belajar dan latihan? Besok jam 09.00 WITA?”.
Tempat :
“Bapak ingin belajar dan latihan dimana? Di halaman belakang? Sampai bertemu
besok ya pak! Selamat Pagi!