Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN M

DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH


DI PUSKESMAS DASAN AGUNG
TANGGAL 12 – 14 MARET 2020

DISUSUN OLEH :

NAMA : I MADE SATYA WIGUNA

NIM : P07120419018N

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATANMATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan laporan kasus ini telah disahkan dan disetujui oleh pembimbing
lahan dan pembimbing akademik pada :

Hari/Tanggal :

Bangsal/Ruangan :

Mengetahui,

Pembimbing Akademik, Pembimbing Lahan

( RUSMINI,SKep.Ns.,MM. ) ( )
NIP : 197010161989032001
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP
DIRI PADA KASUS HARGA DIRI RENDAH (HDR)

1. Masalah Utama
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
2. Proses Terjadinya Masalah
2.1 Definisi
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan
tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena
tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (Yosep, 2009).
Harga diri rendah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri

2.2 Manifestasi klinis


2.2.1 Mengkritik diri sendiri
2.2.2 Perasaan tidak mampu
2.2.3 Pandangan hidup yang pesimis
2.2.4 Penurunan produktifitas
2.2.5 Penolakan terhadap kemampuan diri

2.3 Penyebab
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat terjadi secara :
2.3.1 Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan,
dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena
sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena :
a. Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis,
pemasangan kateter, pemeriksaan perneal)
b. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai
karena dirawat / sakit / penyakit
c. Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai
pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa
persetujuan
2.3.2 Kronik
Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum
sakit atau dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian
sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi
ini mengakibatkan respons yang maladaptive. Kondisi ini dapat ditemukan
pada klien gangguan fisik yang kronis atau pada klien gangguan jiwa. Dalam
tinjauan life span history klien, penyebab HDR adalah kegagalan tumbuh
kembang, misalnya sering disalahkan, kurang dihargai, tidak diberi
kesempatan dan tidak diterima dalam kelompok (Yosep, 2007)

2.4 Akibat
Harga diri rendah dapat membuat klien menjadi tidak mau maupun tidak mampu
bergaul dengan orang lain dan terjadinya isolasi sosial : menarik diri. Isolasi sosial
menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku
yang maladaptive, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (DEPKES
RI, 1998 : 336).

Tanda dan gejala :

2.4.1 Data Subyektif :


a. Mengungkapkan untuk memulai hubungan/ pembicaraan
b. Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang lain
c. Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang lain
2.4.2 Data Obyektif :
a. Kurang spontan ketika diajak bicara
b. Apatis
c. Ekspresi wajah kosong
d. Menurun atau tidak adanya komunikasi verbal
e. Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat berbicara
2.5 Pohon masalah

Resiko isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Berduka disfungsional

3. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji


3.1 Masalah keperawatan :
3.1.1 Resiko isolasi sosial : menarik diri
3.1.2 Gangguan konsep diri : harga diri rendah
3.1.3 Berduka disfungsional
3.2 Data yang perlu dikaji :
3.2.1 Data subjektif
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri
3.2.2 Data objektif
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup

4. Diagnosa Keperawatan
4.1 Resiko isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
4.2 Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan berduka disfungsional

5. Rencana Tindakan Keperawatan


5.1 Tujuan umum :
Sesuai masalah (problem)
5.2 Tujuan khusus :
5.2.1 Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Tindakan :

a. Bina hubungan saling percaya


1) Salam terapeutik
2) Perkenalan diri
3) Jelaskan tujuan inteniksi
4) Ciptakan lingkungan yang tenang
5) Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
b. Beri kesempatan pada klien mengungkapkan
perasaannya.
c. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
d. Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang
berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
5.2.2 Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan :

a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien


b. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan
memberi pujian yang realistis
c. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

5.2.3 Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan


Tindakan :
a. Diskusikan bersama klien kemampuan yang masih dapat digunakan
b. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke
rumah
5.2.4 Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang
dimiliki.
Tindakan :
a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan
b. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
c. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

5.2.5 Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan


Tindakan :
a. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
b. Beri pujian atas keberhasilan
c. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
5.2.6 Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan :
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
b. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
d. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

6. Tindakan Keperawatan
6.1 Tindakan keperawatan pada pasien
Langkah kita selanjutnya untuk mengatasi masalah pasien dengan harga diri rendah
adalah menetapkan beberapa tindakan keperawatan.
6.1.1 Tujuan :
a. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
b. Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
c. Pasien dapat menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
d. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai kemampuan
e. Pasien dapat dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang
sudah dilatih
6.1.2 Tindakan Keperawatan
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih
dimiliki pasien
Untuk membantu pasien dapat mengguanakan kemampuan dan aspek
positif yang masih dimilikinya, perawat dapat :

1) Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang


dimiliki pasien di rumah sakit, di rumah, dalam keluarga dan
lingkungan adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien
2) Beri pujian yang realistik atau nyata dan hindarkan setiap kali bertemu
dengan pasien penilaian yang negatif
b. Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Untuk tindakan tersebut, saudara dapat :

1) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat


digunakan saat ini
2) Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien
3) Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
c. Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan
dilatih
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :

1) Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan


dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.
2) Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien dilakukan
secara sendiri, mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal dari
keluarga dan kegiatan apa saja yang perlu bantuan penuh dari keluarga
atau lingkungan terdekat pasien. Berikan contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang dapat dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat
daftar kegiatan sehari-hari pasien
d. Melatih kemampuan yang dipilih pasien
Untuk tindakan keperawatan tersebut saudara dapat melakukan :
1) Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih
2) Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan
3) Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat
dilakukan pasien
e. Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang
dilatih
Untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut, saudara dapat
melakukan hal-hal berikut :

1) Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah


dilatihkan.
2) Beri pujian atas kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap
hari.
3) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan
setiap kegiatan.
4) Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih.
Berikan kesempatan mengungkapkan perasaannya setelah pelaksanaan
kegiatan.
6.1.3 Strategi pelaksanaan pasien dengan harga diri rendah
SP 1 Pasien : Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pasien, membantu pasien menilai kemampuan yang masih
dapat digunakan, membantu pasien memilih/menetapkan
kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang
sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan
yang telah dilatih dalam rencana harian

ORIENTASI :

“Selamat pagi, perkenalkan nama saya Handini Eka Dewi, dari Stikes
Yarsi Mataram. Bagaimana keadaan S hari ini ? S terlihat segar“.

”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan


kegiatan yang pernah S lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana
yang masih dapat S lakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan
untuk kita latih”

”Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ?


Bagaimana kalau 20 menit ?

KERJA :

”S, apa saja kemampuan yang S miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat
daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa S lakukan?
Bagaimana dengan merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci
piring..............dst.”.

”Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang S miliki “.

”Sekarang, coba S pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di


rumah sakit ini”. ”O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur? Kalau begitu,
bagaimana kalau sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur S”. Mari kita
lihat tempat tidur S coba lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?”

“Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan
dulu bantal dan selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan
kasurnya kita balik. ”Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari
arah atas, ya bagus !. Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah
pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah
atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !”

” S sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba


perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus ”

“ Coba S lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri)


kalau S lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa
melakukan, dan S (tidak) melakukan.
TERMINASI :

“Bagaimana perasaan S setelah kita bercakap-cakap dan latihan


merapihkan tempat tidur ? Yah, ternyata banyak memiliki kemampuan yang
dapat dilakukan di rumah sakit ini. Salah satunya, merapihkan tempat tidur,
yang sudah S praktekkan dengan baik sekali. Nah kemampuan ini dapat
dilakukan juga di rumah setelah pulang.”

”Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. S mau berapa kali
sehari merapihkan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ?
Lalu sehabis istirahat, jam 16.00”

”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. S masih ingat
kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah selain merapihkan tempat
tidur? Ya bagus, cuci piring. kalau begitu kita akan latihan mencuci piring
besok jam 8 pagi di dapur ruangan ini sehabis makan pagi sampai jumpa ya”

SP 2 pasien : Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan


kemampuan pasien

ORIENTASI :

“Selamat pagi, bagaimana perasaan S pagi ini ? Wah, tampak cerah ”

”Bagaimana S, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin/ tadi pagi?
Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi, sekarang kita akan
latihan kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu t?”

”Ya benar, kita akan latihan mencuci piring di dapur”

”Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur!”

KERJA :

“S sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu
sabut/tapes untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring,
dan air untuk membilas.

“Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya”

“Setelah semuanya perlengkapan tersedia, Bapak ambil satu piring kotor, lalu
buang dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah.
Kemudian S bersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabut/tapes yang
sudah diberikan sabun pencuci piring. Setelah selesai disabuni, bilas dengan
air bersih sampai tidak ada busa sabun. S bisa menggunakan air yang mengalir
dari kran ini. Oh ya jangan lupa sediakan tempat sampah untuk membuang
sisa makanan.
sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu S bisa mengeringkan piring yang
sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah selesai…

“Sekarang coba S yang melakukan…”

“Bagus sekali, S dapat mempraktekkan cuci pring dengan baik. Sekarang


dilap tangannya”

TERMINASI :

”Bagaimana perasaan S setelah latihan cuci piring ?”

“Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-
hari

S Mau berapa kali S mencuci piring? Bagus sekali S mencuci piring tiga kali
setelah makan.”

”Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan


tempat tidur dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita
akan latihan mengepel”

”Mau jam berapa ? Sama dengan sekarang ? Sampai jumpa ”

6.2 Tindakan keperawatan pada keluarga


Keluarga diharapkan dapat merawat pasien dengan harga diri rendah di rumah dan
menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien
6.2.1 Tujuan :
a. Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
pasien
b. Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki
pasien
c. Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih
dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien
d. Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien

6.2.2 Tindakan keperawatan :


a. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
b. Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada pasien
c. Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien dan memuji
pasien atas kemampuannya
d. Jelaskan cara-cara merawat pasien dengan harga diri rendah
e. Demontrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
f. Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat
pasien dengan harga diri rendah seperti yang telah perawat demonstrasikan
sebelumnya
g. Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di rumah

6.2.3 Strategi pelaksanaan pada keluarga pasien dengan harga diri rendah
a. SP 1 Keluarga : Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam
merawat pasien di rumah, menjelaskan tentang pengertian, tanda dan
gejala harga diri rendah, menjelaskan cara merawat pasien dengan harga
diri rendah, mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan harga diri
rendah, dan memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan
cara merawat

ORIENTASI :

“Selamat pagi !”

“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?”

“Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat


Bapak? Berapa lama waktu Bapak/Ibu ? 30 menit ? Baik, mari duduk di
ruangan wawancara!”

KERJA :

“Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah Bapak”

“Ya memang benar sekali Pak/Bu, Bapak itu memang terlihat tidak
percaya diri dan sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada
Bapak, sering menyalahkan dirinya dan mengatakan dirinya adalah orang
paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak Bapak/Ibu memiliki masalah
harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran-pikiran yang
selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila keadaan Bapak ini terus menerus
seperti itu, Bapak bisa mengalami masalah yang lebih berat lagi, misalnya
S jadi malu bertemu dengan orang lain dan memilih mengurung diri”

“Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri


rendah?”
“Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri
rendah?”

“Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti”

“Setelah kita mengerti bahwa masalah t dapat menjadi masalah


serius, maka kita perlu memberikan perawatan yang baik untuk Bapak”

”Bpk/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki Bapak? Ya benar, dia


juga mengatakan hal yang sama(kalau sama dengan kemampuan yang
dikatakan Bapak)

” Bapak itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat


tidur dan cuci piring. Serta telah dibuat jadual untuk melakukannya. Untuk
itu, Bapak/Ibu dapat mengingatkan Bapak untuk melakukan kegiatan
tersebut sesuai jadual. tolong bantu menyiapkan alat-alatnya, ya Pak/Bu.
Dan jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya meningkat. Ajak
pula memberi tanda cek list pada jadual yang kegiatannya”.

“Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti”

“Setelah kita mengerti bahwa masalah t dapat menjadi masalah serius,


maka kita perlu memberikan perawatan yang baik untuk Bapak”

”Bpk/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki Bapak? Ya benar, dia juga
mengatakan hal yang sama(kalau sama dengan kemampuan yang
dikatakan Bapak)

”Selain itu, bila Bapak sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit,
bapak/Ibu tetap perlu memantau perkembangan Bapak. Jika masalah
harga dirinya kembali muncul dan tidak tertangani lagi, bapak/Ibu dapat
membawa Bapak ke rumah sakit”

”Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan


pujian kepada Bapak”

”Temui Bapak dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu
berikan pujian yang yang mengatakan: Bagus sekali Bapak, kamu sudah
semakin terampil mencuci piring”

”Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus”

TERMINASI :

”Bagaimana perasaan Bapak/bu setelah percakapan kita ini?”

“Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali maasalah yang dihadapi t dan


bagaimana cara merawatnya?”
“Bagus sekali bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali
Bapak/Ibu kemari lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.”

“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara
memberi pujian langsung kepada Bapak”

“Jam berapa Bp/Ibu dating? Baik saya tunggu. Sampai jumpa.”

b. SP 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat


pasien dengan masalah harga diri rendah langsung kepada pasien

ORIENTASI:

“Selamat pagi Pak/Bu”

” Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”

”Bapak/IBu masih ingat latihan merawat keluarga BapakIbu seperti yang


kita pelajari dua hari yang lalu?”

“Baik, hari ini kita akan mampraktekkannya langsung kepada Bapak.”

”Waktunya 20 menit”.

”Sekarang mari kita temui Bapak”

KERJA:

”Selamat pagi Bapak. Bagaimana perasaan Bapak hari ini?”

”Hari ini saya datang bersama keluarga Bapak. Seperti yang sudah saya
katakan sebelumnya, keluarga Bapak juga ingin merawat Bapak agar
Bapak cepat pulih.”

(kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)

”Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah


kita latihkan beberapa hari lalu, yaitu memberikan pujian terhadap
perkembangan keluarga Bapak/Ibu”

(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien


seperti yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).

”Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dengan


keluarga?”
”Baiklah, sekarang saya dan orang tua Bapak ke ruang perawat dulu”
(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi
dengan keluarga)

c. SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama

ORIENTASI :

“Selamat pagi Pak/Bu”

”Karena hari ini S direncanakan pulang, maka kita akan membicarakan


jadwal S selama di rumah”

”Berapa lama Bpk/Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di kantor

KERJA :

”Pak/Bu ini jadwal kegiatan Bapak selama di rumah sakit. Coba


diperhatikan, apakah semua dapat dilaksanakan di rumah?”Pak/Bu, jadwal
yang telah dibuat selama Bapak dirawat dirumah sakit tolong dilanjutkan
dirumah, baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya”

”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang


ditampilkan oleh Bapak selama di rumah. Misalnya kalau Bapak terus
menerus menyalahkan diri sendiri dan berpikiran negatif terhadap diri
sendiri, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku
membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi rumah sakit
atau bawa bapak lansung kerumah sakit”

TERMINASI :

”Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan


harian Bapak. Jangan lupa kontrol ke rumah sakit sebelum obat habis atau
ada gejala yang tampak. Silakan selesaikan administrasinya!”
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B.A. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Maramis, W.f. (2005). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Ed. 9 Surabaya: Airlangga University
Press.

Rasmun. (2001). Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatrik Terintegrasi Dengan Keluarga,


Edisi I. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Stuart, G.W & Sundeen, S.J. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa (Terjemahan). Jakarta:
EGC.
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN M
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH
DI PUSKESMAS DASAN AGUNG
TANGGAL 12 – 14 MARET 2020

I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Tn M
Umur : 36 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku : Sasak
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat : Gapuk, Dasan Agung
Diagnosa Medis :-
Tanggal Dirawat : -
Tanggal Pengkajian : 12 Maret 2020

B. Keluhan Utama/Saat Dikaji


1. Keluhan Utama :
Pasien mengatakan ia merasa malu saat bertemu orang yang baru di kenalnya
2. Keluhan Saat Di Kaji :
Pasien mengatakan ia merasa malu saat bertemu orang yang baru di kenalnya, dan ia
merasa malu karena orangtuanya bercerai dan merasa diri tidak berharga
MK : Harga diri rendah
C. Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa
Keluarga mengatakan Tn M pernah mengalami gangguan jiwa sejak 10 tahun yang
lalu
2. Pengobatan sebelumnya
Keluarga mengatakan ia selalu kontrol obat ke Puskesmas Dasan Agung
3. Aniaya fisik
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami kekerasan fisik

4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa


Keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Pasien mengatakan 10 tahun yang lalu orangtuanya bercerai dan kemudian menikah
kembali serta ia memiliki seorang ibu tiri yang hingga sekarang ia tidak setuju
dengan pernikahan tersebut
MK :Harga diri rendah
D. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 X/Menit
Respirasi : 20 X/Menit
Suhu : 36 0C
2. Antropometri
BB : 60 Kg
TB : 165 Cm
3. Keluhan Fisik
Pasien tidak mengalami keluhan fisik
E. Psikososial
1. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Garis tinggal serumah
: Garis Keturunan
: Meninggal
: Cerai

2. Konsep Diri
a. Citra Tubuh
Pasien mengatakan bagian tubuh yang ia sukai adalah tangannya karena bisa di
gunakan untuk bekerja
b. Identitas Diri
Pasien mengatakan identitas dirinya adalah seorang laki-laki, pasien dapat
menyebutkan nama, alamat dan agamanya
c. Peran Diri
Pasien mengatakan ia seorang laki-laki yang harus mandiri dan memiliki
penghasilan sendiri
d. Harga Diri
Pasien mengatakan ia merasa malu saat bertemu orang yang baru di kenalnya,
dan ia merasa malu karena orangtuanya bercerai dan merasa diri tidak berharga
e. Ideal Diri
Pasien mengatakan ia merasa malu dan merasa diri tidak mampu untuk
membiayai hidupnya sendiri karena seorang kuli bangunan
MK : Harga diri rendah

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Pasien mengatakan baginya orang yang sangat berarti adalah ibunya
b. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan ia merasa malu untuk berbicara dengan orang baru yang ia
kenal
c. Peran serta dalam kelompok atau masyarakat
Pasien hanya mengikuti kegiatan di masjid seperti gotong royong di lingkungan
masjid dan beribadah sholat
MK : Harga diri rendah
4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan
Pasien mengatakan ia beragama islam dan percaya dengan adanya Tuhan
b. Kegiatan Ibadah
Pasien mengatakan ia selalu sholat 5 waktu
F. Status Mental
1. Penampilan
Pasien tampak cukup rapi dan selalu mengganti pakaian setelah bekerja
2. Pembicaraan
Pasien berbicara lambat dan suara terdengar pelan ﴾kecil) dan sering menunduk serta
sulit mempertahankan kontak mata
3. Aktifitas Motorik
Pasien tampak duduk di dalam rumah dan tidak melakukan aktivitas apapun
4. Alam Perasaan
Pasien mengatakan terkadang ia merasa sedih dan tidak berguna jika tidak sedang
bekerja
5. Afek
Pasien memiliki emosi yang stabil
6. Interaksi Selama Wawancara
Pasien cukup koopratif saat di ajak berbicara
7. Persepsi
Pasien mengatakan sudah tidak pernah mendengar suara atau bisikan lagi
8. Proses Pikir
Pasien mampu menjawab pertanyaan yang di berikan perawat
9. Isi Pikir
Pasien mengatakan merasa malu jika bertmu dengan orang yang baru ia kenal
10. Tingkat Kesadaran
Kesadaran pasien compos mentis
11. Memori
Pasien tidak mengalami gangguan memori jangka panjang maupun jangka pendek
karena mampu mengingat kejadian 10 tahun yang lalu
12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Pasien mampu berkonsentrasi dan berhitung penjumlahan serta pengurangan
sederhana
13. Kemampuan Penilaian
Pasien mampu mengambil keputusan sederhana seperti mandi dan mencuci tangan
setelah bekerja dan mengkonsumsi makanan
14. Daya Tilik Diri
Pasien mengatakan ia tahu bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa
G. Kebutuhan Di rumah
1. Makan
Pasien mengatakan makan 3-4x dalam porsi 1 piring nasi dan lauk pauknya serta
minum 6-8 gelas ukuran 200 cc
2. Defekasi/Berkemih
Pasien mengatakan BAB 1x dalam sehari dan BAK 3-4x dalam sehari
3. Mandi
Pasien mengatakan ia mandi 2x dalam sehari
4. Berpakaian
Pasien mengatakan ia mengganti pakaian setelah bekerja
5. Istirahat dan Tidur
Pasien mengatakan ia tidur 6-8 jam dalam sehari
6. Penggunaan Obat
Pasien mengatakan ia mengkonsumsi obat yang diberikan oleh puskesmas seperti
Haloperidol dan trihexyphenidyl namun ia tidak rutin meminumnya,.
7. Pemeliharaan Kesehatan
Pasien mengatakan mau mengikuti terapi pemberian obat yang diberikan oleh
puskesmas agar kondisinya cepat membaik
8. Aktifitas di Dalam Rumah
Pasien mengatakan jika tidak bekerja ia menyapu rumah, mencuci dan
membersihkan kamarnya
9. Aktifitas di Luar Rumah
Pasien megatakan waktunya lebih banyak di masjid untuk bekerja sebagai kuli
bangunan

H. Mekanisme Koping
Pasien mengatakan ia jarang mengungkapkan apa yang iya alami dan rasakan serta
merasa malu saat bertemu orang yang baru di kenalnya, dan ia merasa malu karena
orangtuanya bercerai dan merasa diri tidak berharga
MK : Harga diri rendah
I. Masalah Psikososial dan Lingkungan
1. Masalah dengan Dukungan Kelompok
Pasien mengatakan ia selalu mendapat dukungan dari semua anggota keluarganya
2. Masalah dengan Lingkungan
Pasien mengatakan ia merasa malu dengan orang-orang yang baru dikenalnya
3. Masalah dengan Pendidikan
Pasien mengatakan pendidikan terakhirnya SMP
4. Masalah dengan Pekerjaan
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan pekerjaanya
5. Masalah dengan Perumahaan
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan rumah yang dihuni bersama
saudaranya
6. Masalah dengan Ekonomi
Pasien mengatakan saat ini ia masih memiliki gaji sedikit dan belum mampu
membiayai hidupnya sendiri
7. Masalah dengan Pelayanan Kesehatan
Pasien mengatakan ia merasa malu jika ke puskesmas karena di puskesmas banyak
orang orang baru yang ia tidak kenal selain perawat yang bertugas, pasien rutin
control obat tetapi obat tersebut di ambilkan oleh kakaknya
MK : Harga diri rendah

J. Pengetahuan
Pasien mengatakan ia tidak tahu cara menangani penyakitnya dan hanya meminum obat
tanpa mengetahui efek sampingnya

K. Aspek Medik
1. Terapi Medik
a. Haloperidol 1x1 Tablet/oral
b. Trihexipenidyl 1x1Tablet/oral

L. Daftar Masalah Keperawatan


1. Harga Diri Rendah
M. Pohon Masalah

Isolasi social menarik diri

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Koping individu tidak efektif


II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Analisa Data
N
DATA FOKUS MASALAH KEPERAWATAN
O
1. DS : Harga Diri Rendah
a. Pasien mengatakan ia merasa
malu saat bertemu orang yang
baru di kenalnya, dan ia merasa
malu karena orang tuanya
bercerai dan merasa diri tidak
berharga

b. Pasien mengatakan ia merasa


malu dan merasa diri tidak
mampu untuk membiayai
hidupnya sendiri karena seorang
kuli bangunan

c. Pasien mengatakan terkadang ia


merasa sedih dan tidak berguna
jika tidak sedang bekerja

DO :
a. Pasien berbicara lambat dan
suara terdengar pelan ﴾kecil) dan
sering menunduk serta sulit
mempertahankan kontak mata

B. Daftar Diagnosa Keperawatan


1. Harga Diri Rendah
III. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn M Puskesmas : Dasan Agung
Alamat: Dasan Agung
N DIAGNOSA KRITERIA
TUJUAN INTERVENSI
O KEPERAWATA HASIL
1 Harga Diri Rendah TUM : Setelah
. Pasien mempunyai dilakukan
harga diri kunjungan
rumahODGJ
selama 3 x 30
TUK I : menit, Pasien
1. Klien dapat mampu
membina menunjukkan 1. Bina hubungan saling
hubungan saling ekspresi wajah percaya
percaya dengan bersahabat,  Salam terapeutik
perawat memperlihatkan  Perkenalkan diri
rasa senang, ada  Jelaskan tujuan
kontak mata, interaksi
mau berjabat  Ciptakan
tangan, mau lingkungan yang
menyebutkan tenang
nama, menjawab  Buat kontrak yang
salam, duduk jelas
dengan perawat, (waktu,tempat,topi
mampu k)
mengutarakan 2. Berikan kesempatan
masalah yang kepada klien
dihadapi mengungkapk an
perasaan nya
3. Sediakan waktu
mendengarkan
keluhan klien
4. Katakan kepada klien
bahwa ia adalah
seseorang yang
berharga dan
bertanggung jawab
serta mampu
menolong dirinya
sendiri.

Klien dapat
menyebutkan : SP 1 :
 Aspek positif 1. Diskusikan
dan kemampuan dan
kemampuan aspek positif yang
yang dimiliki dimiliki klien
TUK II : klien 2. Hindarkan memiliki
2. Klien dapat  Aspek positif penilaian negatif
mengidentifikasik keluarga setiap bertemu klien,
an kemampuan  Aspek positif utamakan memberi
dan aspek positif lingkungan pujian –pujian yang
yang dimilikinya klien realistis
3. Klien dapat menilai
kemampuan dan
aspek positif yang
dimilikinya

1. Diskusikan bersama
Klien dapat klien tentang
menyebutkan kemampuan yang
TUK III : kemampuan masih dapat
3. Klien dapat yang masih digunakan
menilai dapat digunakan 2. Diskusikan
kemampuan yang kemampuan yang
masih dapat dapat dilanjutkan
digunakan dirumah
1. Rencanakan bersama
klien aktivitas yang
Klien mampu dapat dilakukan
TUK IV : membuat setiap hari sesuai
4. Klien dapat rencana kegiatan kemampuan klien
menetapkan sehari-hari 2. Tingkatkan kegiatan
kegiatan sesuai sesuai dengan
kemampuan yang toleransi kondisi
dimiliki klien
3. Beri contoh cara
pelaksa-naan
kegiatan yang boleh
klien lakukan
SP 2 :
Klien dapat 1. Beri kesempatan
melakukan mencoba kegiatan
kegiatan yang telah
TUK V : kegiatan sesuai direncanakan
5. Klien dapat jadwal yang 2. Beri pujian atas
melakukan sesuai dibuat keberhasilan
kondisi dan 3. Diskusikan
kemampuan yang kemungkinan
dimiliki pelaksanaan dirumah

1. Beri pendikan
kesehatan pada
Klien dapat keluarga tentang cara
TUK VI : memanfaatkan merawat klien
6. Klien dapat sistem 2. Bantu keluarga
memanfaatkan pendukung yang memberi dukungan
sistem penduku- ada di keluarga selama klien dirawat
ng yang ada 3. Bantu keluarga
menyiapkan
lingkungan
4. Beri reinforcement
positif atas
keterlibatan keluarga

IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Nama : Tn M
Umur : 36 Tahun
Alamat : Gapuk, Dasan Agung
No. Hari/Tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi
Keperawatan
1. Kamis, DS : S:
12 Maret 2020 1. Pasien mengatakan ia 1. Pasien mengatakan
merasa malu saat senang menyapu lantai
bertemu orang yang O:
baru di kenalnya, dan 1. Pasien mampu
ia merasa malu karena menyapu lantai
orang tuanya bercerai A:
dan merasa diri tidak Masalah Keperawatan
berharga Harga Diri Rendah
1. Melatih kemampuan
2. Pasien mengatakan ia yang masih dimiliki
merasa malu dan klien
merasa diri tidak P:
mampu untuk 1. Latihan menyapu lantai
membiayai hidupnya 2x sehari
sendiri karena
seorang kuli
bangunan

3. Pasien mengatakan
terkadang ia merasa
sedih dan tidak
berguna jika tidak
sedang bekerja

DO :
1. Pasien berbicara
lambat dan suara
terdengar pelan ﴾
kecil) dan sering
menunduk serta sulit
mempertahankan
kontak mata
ttd.
Kemampuan : I Made Satya Wiguna
1. Pasien mampu menyapu
lantai
Diagnosa :
1. Harga Diri Rendah
Tindakan :
1. Melatih kemampuan yang
dimiliki (Menyapu lantai)

Rencana Tindak Lanjut :


1. Melatih kemampuan yang
masih dimiliki (Menyiram
tanaman)

2. Jum’at, DS : S:
13 Maret 2020 1. Pasien mengatakan ia 1. Pasien mengatakan
masih merasa malu saat senang setelah
bertemu orang yang baru menyiram tanaman
di kenalnya, O:
DO : 1. Pasien mampu
1. Pasien berbicara lambat menyiram tanaman
dan suara terdengar lebih A:
keras dan masih sering Masalah Keperawatan
menunduk serta kontak Harga Diri Rendah
mata dapat di pertahankan 1. Melatih kemampuan
Kemampuan : ketiga klien
1. Pasien mampu menyapu P:
lantai 1. Latihan menyiram
2. Pasien mampu menyiram tanaman 1x sehari
tanaman
Diagnosa :
1. Harga Diri Rendah
Tindakan :
1. Melatih kemampuan yang
dimiliki (Menyiram ttd.
tanaman) I Made Satya Wiguna
Rencana Tindak Lanjut :
1. Latih kemampuan yang
masih dimiliki klien
(Mencuci pakaian)

3. Sabtu, DS : S:
14 Maret 2020 1. Pasien mengatakan sudah 1. Pasien mengatakan
merasa tidak malu saat merasa senang setelah
mengobrol mencuci pakaian
DO : O:
1. Pasien tampak tidak malu 1. Pasien mampu melatih
saat mengobrol, suara kemampuan ketiga
terdengar lebih keras dan (mencuci pakaian)
kontak mata dapat di A:
pertahankan Masalah Keperawatan
Harga Diri Rendah
Kemampuan : 1. Melatih kemampuan
1. Pasien mampu menyapu keempat yang dimiliki
lantai Pasien
2. Pasien mampu menyiram P:
tanaman 1. Latih kemampuan
3. Pasien mampu mencuci keempat yang dimiliki
pakaian klien
Diagnosa :
1. Harga Diri Rendah
Tindakan :
1. Memantau klien untuk
melakukan kemampuan
ketiga (mencuci Pakaian)
Rencana Tindak Lanjut :
1. Pantau pasien dalam
melatih kemampuan ttd.
keempat yang dimiliki I Made Satya Wiguna

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah


Pertemuan : I
Hari / Tanggal : Kamis, 12 Maret 2020
Waktu : 09.00 WITA

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
1. Pasien mengatakan ia merasa malu saat bertemu orang yang baru di kenalnya,
dan ia merasa malu karena orang tuanya bercerai dan merasa diri tidak
berharga
2. Pasien mengatakan ia merasa malu dan merasa diri tidak mampu untuk
membiayai hidupnya sendiri karena seorang kuli bangunan
3. Pasien mengatakan terkadang ia merasa sedih dan tidak berguna jika tidak
sedang bekerja
DO :
Pasien berbicara lambat dan suara terdengar pelan ﴾kecil) dan sering
menunduk serta sulit mempertahankan kontak mata
2. Diagnosa
Harga Diri Rendah
3. Tujuan
Klien mampu menunjukkan kemampuan dan aspek positif yang dimilikinya.
4. Tindakan
 Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
 Membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat dilakukan

B. Standar Komunikasi Tindakan Keperawatan


1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat Pagi Pak, saya mahasiswa keperawatan dari Poltekkes Mataram yang
akan merawat Bapak. Nama saya satya. Nama bapak siapa? Senang dipanggil
siapa?”.

b. Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak pagi ini? Apa saja yang sudah Bapak lakukan?”.

C. Kontrak
Topik : “Bagaimana kalau kita berbicara tentang kegiatan yang sering
Bapak lakukan dan kemampuan yang Bapak miliki?”.
Waktu : “Berapa lama waktunya kita akan berbicara pak? 20 menit?”
Tempat : “Bapak mau berbicara dimana? Di teras depan?”

2. Fase Kerja
“Apa saja kemampuan yang Bapak miliki? Ya, bagus! Apa lagi pak? Saya buat
daftarnya ya pak. Bagaimana dengan menyapu lantai? Wah bagus sekali ada 4
kemampuan yang Bapak miliki. Coba sekarang kegiatan apa yang Bapak bisa lakukan?
Bagaimana kalau sekarang kita menyapu lantai? Mari kita ke ruang tamu bapak. Nah,
kalau kita ingin menyapu lantai, kita bisa mengambil sapu dan meletakkan kedua
tangan di gagang sapunya, tangan kanan bisa memagang bagian atas gagang sapu, dan
tangan kiri bisa memgang bagian tengah gagang sapu, dan mulai mengayunkan sapu
dilantai kearah luar ya pak. Kita mulai menyapu dari dalam ruangan, kemudian
menyapu debu atau kotoran yang ada dibawah kursi atau meja, dan mendorong kotoran
yang telah disapu kearah luar ruangan ya pak! Sekarang silahkan Bapak mencoba
menyapu seperti yang saya contohkan tadi! Ya bagus... seperti itu ya pak!”.

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita latihan menyapu lantai tadi?”.
b. Evaluasi Objektif
“Apakah Bapak sudah bisa melakukan seperti yang kita pelajari tadi?”.
c. Rencana Tindak Lanjut
“Sekarang mari kita masukkan pada jadwal harian Bapak! Bapak mau berapa kali
menyapu lantai? Baiklah 2x saat pagi dan sore hari ya pak!”

d. Kontrak Pertemuan Selanjutnya


 Topik :
“Bagaimana kalau kita bertemu besok untuk latihan kemampuan kedua Bapak?
Apa kemampuan kedua yang Bapak miliki? Bagus, menyiram tanaman!”.
 Waktu :
“Jam berapa Bapak ingin belajar dan latihan? Besok jam 09.00 WITA?”.
 Tempat :
“Bapak ingin belajar dan latihan dimana? Di halaman depan? Sampai bertemu
besok ya pak! Selamat Pagi!

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah


Pertemuan : II
Hari / Tanggal : Jum’at, 13 Maret 2020
Waktu : 09.00 WITA

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
Pasien mengatakan ia masih merasa malu saat bertemu orang yang baru di
kenalnya,
DO :
Pasien berbicara lambat dan suara terdengar lebih keras dan masih sering
menunduk serta kontak mata dapat di pertahankan
2. Diagnosa
Harga Diri Rendah
3. Tujuan
Klien mampu menunjukkan kemampuan lain yang dimilikinya.
4. Tindakan
 Melatih kemampuan kedua klien

B. Standar Komunikasi Tindakan Keperawatan


1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat Pagi Pak, masih ingat dengan saya?”.
b. Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak pagi ini? Apa saja kegiatan yang sudah Bapak
lakukan? Apakah Bapak sudah mempraktekkan ulang kemampuan Bapak yang
kita latih kemarin?”.
C. Kontrak
Topik : “Baiklah Pak, seperti janji yang kita sepakati kemarin, sekarang
kita akan latihan untuk melakukan kemampuan kedua yang Bapak
miliki yaitu menyiram tanaman ya pak!”.
Waktu : “Berapa lama waktunya kita akan latihan pak? 20 menit?”
Tempat : “Kita latihan di halaman depan ya pak?”

2. Fase Kerja
“Sebelum menyiram tanaman, kita persiapkan alatnya terlebih dahulu ya pak. Untuk
menyiram tanaman kita bisa menggunakan selang atau ember. Karena disini tidak ada
selang, kita bisa gunakan ember saja ya pak. Saya akan mencontohkan terlebih dahulu.
Pertama kita sediakan ember dan gelas kecil, kemudian kita isi ember dengan air, dan
kita mulai mencari tanaman yang akan kita siram, kita bisa ambil air didalam ember
menggunakan gelas dan menyiram tanah didalam potnya ya pak, airnya juga
secukupnya membasahi tanah, jangan terlalu banyak, sama juga seperti tanaman yang
tidak didalam pot, kita bisa menyiram tanahnya dengan air secukupnya. Sekarang
silahkan Bapak mencoba menyiram tanaman yang disebelahnya! Ya seperti itu Pak!
Bagus sekali!”.

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita latihan menyiram tanaman tadi?”.
b. Evaluasi Objektif
“Saya lihat Bapak sudah cukup bagus saat menyiram tanaman tadi. Bapak bisa coba
lagi nanti ya!?”.
c. Rencana Tindak Lanjut
“Bagaimana kalau kita masukkan pada jadwal harian Bapak!”
d. Kontrak Pertemuan Selanjutnya
 Topik :
“Bagaimana kalau kita bertemu besok untuk latihan kemampuan lain yang Bapak
miliki? Apa kemampuan ketiga yang bapak miliki? Baiklah mencuci pakaian ya
pak! ”.
 Waktu :
“Jam berapa Bapak ingin belajar dan latihan? Besok jam 09.00 WITA?”.
 Tempat :
“Bapak ingin belajar dan latihan dimana? Di kamar mandi? Sampai bertemu
besok ya pak! Selamat Pagi!
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah


Pertemuan : III
Hari / Tanggal : Sabtu, 14 Maret 2020
Waktu : 09.00 WITA

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
Pasien mengatakan sudah merasa tidak malu saat mengobrol
DO :
Pasien tampak tidak malu saat mengobrol, suara terdengar lebih keras dan
kontak mata dapat di pertahankan
2. Diagnosa
Harga Diri Rendah
3. Tujuan
Klien mampu menunjukkan kemampuan lain yang dimilikinya.
4. Tindakan
 Melatih kemampuan ketiga klien

B. Standar Komunikasi Tindakan Keperawatan


1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat Pagi Pak, masih ingat dengan saya?”.
b. Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak pagi ini? Apakah Bapak sudah siap melakukan
kegiatan pada pagi hari ini?”.

C. Kontrak
Topik : “Baiklah Pak, seperti janji yang kita sepakati kemarin, sekarang
kita akan latihan untuk melakukan kemampuan ketiga yang Bapak
miliki yaitu mencuci pakaian ya pak!”.
Waktu : “Berapa lama waktunya kita akan latihan pak? 20 menit?”
Tempat : “Kita latihan di kamar mandi ya pak?”

2. Fase Kerja
“Sebelum mencuci pakaian, kita persiapkan sabun dan sikanya dulu ya pak, pertama
kita larutkan sabunya terlebih dahulu, kemudian kita rendam pakaian bapak yang kotor
selama 5 menit, kemudian bapak mulai menyikat pakaian bapak dengan tangan
memegang sikat pakaian dan disikat kea arah luar agar kotoran yang menempel di
pakaian bisa bersih, setelah semuanya sudah bapak sikat, kemudian kita bilas dengan
air bersih dan menjemurnya di tempat yang terkena sinar matahari. Sekarang silahkan
bapak mencoba mencuci pakaian seperti yang sudah saya contohkan tadi! Ya bagus
seperti itu ya Pak!”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita latihan latihan mencuci pakaian tadi?”.
b. Evaluasi Objektif
“Bapak sudah cukup bagus saat mencuci pakaian tadi. Bapak bisa coba lagi nanti
ya!?”.
c. Rencana Tindak Lanjut
“Bagaimana kalau kita masukkan pada jadwal harian Bapak!”
d. Kontrak Pertemuan Selanjutnya
 Topik :
“Bagaimana kalau kita bertemu besok untuk latihan kemampuan lain yang Bapak
miliki? Apa kemampuan keempat yang bapak miliki? Baiklah mencuci gelas ya
pak! ”.
 Waktu :
“Jam berapa Bapak ingin belajar dan latihan? Besok jam 09.00 WITA?”.
 Tempat :
“Bapak ingin belajar dan latihan dimana? Di halaman belakang? Sampai bertemu
besok ya pak! Selamat Pagi!

Anda mungkin juga menyukai