DisusunOleh :
KELOMPOK 2
Semester/Kelas : II/A
Penyusunan laporan Makalah Ciri Ciri Profesional Guru, Peranan Dan Tantangan
Guru Abad 21 ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi
Kependidikan pada semester II. Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
penyusun dan siapa saja yang membacanya, terkhusus bagi teman-teman yang juga berada di
Program Studi Pendidikan Tata Boga.
Demikianlah makalah ini telah selesai disusun. Penyusun sadar bahwa di dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penyusun berharap
adanya saran serta kritik yang membangun bagi makalah ini. Atas perhatian Dosen pengampu
dan teman-teman sekalian, penyusun ucapkan terimakasih.
Penyusun
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Kesimpulan....................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Universitas Negeri Medan merupakan salah satu perguruan tinggi yang menerapkan
sistem pembelajaran KKNI kepada para mahasiswa/i-nya. KKNI adalah Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia. KKNI sebagai kurikulum terbaru bertujuan untuk melatih kemampuan
berpikir mahasiswa secara ilmiah dalam penulisan laporan atau makalah. Serta menjadi ajang
untuk menangani penulisan skripsi pada semester akhir nantinya. Dalam sistem pembelajaran
KKNI ini, setiap mahasiswa/i diharapkan mampu untuk menyelesaikan enam daftar tugas pada
masing-masing mata kuliah yang diampu.
Salah satu tugas tersebut adalah tugas rutin yang akan diberikan secara berkala oleh
dosen pengampu yang bersangkutan. Dalam mata kuliah yang diampu oleh Bapak Nur Basuki,
S.Pd., M.Pd., M.Pd. T, mahasiswa diberi tugas untuk mampu menyelesaikan sebuah makalah
yang di dalamnya mengulas mengenai materi ciri professional guru, peranan dan tantangan
bagi guru di abad ke 21.
Secara umum guru dikatakan sebagai orang dewasa yang secara sadar bertanggung
jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik. Orang yang disebut guru
adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu
menata dan mengeleloa kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat
mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan yang telah dilalui
(Hamzah, 2014).
Seorang guru sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang ditunjukkan oleh peserta
didiknya. Untuk itu, apabila seorang ingin menjadi guru yang professional maka sudah
seharusnya ia dapat selalu meningkatkan wawasan pengetahuan akademis dan praktis melalui
jalur pendidikan berjenjang atau up grading dan/atau pelatihan yang bersifat in service
training dengan rekan-rekan sejawatnya.
Seorang guru dapat dikatakan professional apabila ia sudah mencapai atau memiliki
prasyarat-prasyarat tertentu. Yang menjadi salah satu ukuran seorang guru dapat dikatakan
professional adalah kompetensi yang dimiliki. Kompetensi adalah keseluruhan pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang diperlukan oleh guru dalam kaitan dengan suatu tugas tertentu.
Kompetensi ini bertujuan agar seorang guru dapat menunjukkan perilaku sebagai guru yang
seutuhnya. (Dwi Prasetia, 2014).
Seorang guru yang telah dikatakan professional pasti akan memiliki peran yang lebih
besar dalam kemajuan proses pembelajaran di dalam dunia pendidikan, terutama bagi para
peserta didiknya. Satu hal yang pasti melekat pada setiap pikiran individu yaitu peran guru
adalah mengajar. Namun, bila ditelaah dan dikaji lebih dalam lagi sejatinya peran guru
bukanlah hanya sekadar mengajar saja.
Dalam pendidikan abad 21, seorang guru dapat belajar dimana saja untuk
meningkatkan kompetensi profesionalitasnya melalui pembelajaran yang makin bervariasi,
seperti pembelajaran daring (dalam jaringan) atau biasa dikenal dengan online. Begitu pula
dengan peserta didik, di abad 21 ini dapat memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber.
B. Batasan Masalah
Dari berbagai materi yang ada pada bab I buku Diktat Profesi Kependidikan Unimed
Press ini, yang akan dibahas pada makalah kali ini adalah mengenai ciri professional guru dan
peranan serta tantangan bagi guru di abad 21. Dalam materi cirri professional guru ini juga
akan diulas lebih dalam lagi, meliputi konsep dasar ciri professional, ciri-ciri profesi guru,
kriteria dan kompetensi guru professional serta kepala sekolah dan konselor sebagai profesi di
dalam dunia pendidikan.
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Makalah
BAB II
PEMBAHASAN
Kata ciri mengacu pada tanda atau gambarandari sesuatu yang menjelaskan bagaimana
keutuhan dari sesuatu.Dalam kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan bahwa ciri adalah
tanda-tanda khas yang membedakan sesuatu dari yang lain Dengan ciri ini sesuatu yang ada
akan berbeda dengan sesuatu yang lain .Ciri inilah yang membedakan sesuatu dari sesuatu
yang lain. Seperti buah manga memiliki ciri tersendiri yang dapat membedakannya dengan
buah manggis. Buah mangga memiliki tanda-tanda khas yang berbeda dengan tanda-tanda
khas dari manggis. Mangga memiliki ciri khas dari segi harumnya yang berbeda dengan
harum manggis Dari ciri inilalh sesuatu itu dapat dipahami dan diperlakukan sebagaimana
semestinya
Demikian pula profesi kependidikan Sebagai suatu jabatan juga memiliki tanda-tanda
khas yang dapat membedakannnya dengan profesi-profesi lain. Banyak pekerjaan yang dapat
dikategorikan sebagai profesi. namun setiap jabatan tersebut memiliki ciri khas tersendiri
Jabatan dokter memiliki tanda-tanda khas tersendiri jika dibandingkan dengan jabatan guru
atau jabatan pekerja sosial lainnyn Dengan tanda-tanda khas tersebut, profesi dokter dapat
dibedakan dan diperlakukan berbeda dengan profesi guru atau profesi sosial lainnya
Maka pada abad ke-21 berbagai pihak memberikan argumentasi tentang ciri-ciri
tersebut. Dengan berpedoman kepada gejala-gejala perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan sosial ada pihak berpendapat bahwa ciri-ciri keprofesionalan guru terletak pada
kemampuan antara lain :
Pada tahun 1980 dedikbud telah mengadopsi sepuluh kompetensi guru yang dihasilkan
oleh pakar-pakar dalam proyek pembangunan pendidikan, maka resmilah perangkat
kompetensi yang tercakup didalamnya menjadi salah satu kompetensi bagi profesi guru
diindonesia yang meliputi :
Dari waktu kewaktu dapat disimak besarnya tuntutan masyarakat terhadap profesionalisme
guru. Menurut supriadi (1999) untuk menjadi professional seorang guru dituntut untuk
memiliki lima hal berikut :
Pertama :seorang guru mempunya komitmen kepada siswanya dan proses belajar
Kedua :guru menguasai secara mendalam bahan atau mata pelajaran yang diampuhnya
dan diajarkan kepada siswanya.
Ketiga :guru bertanggung jawab untuk memantau hasil belajar siswa melalui berbagai
teknik evaluasi.
Keempat :guru mampu berfikir sitematis tentang apa yang akan dilakukannya.
Kelima :guru merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.
1. Mendapat pengakuan dan keperluan hukum terhadap batas wewenang keguruan yang
menjadi tanggung jawabnya.
2. Memliki kebebasan untuk mengambil langkah-langkah interaksi edukatif dalam batas
tanggung jawabnya dan ikut serta dalam proes pengambilan pendidikan setempat.
3. Memiliki kepemimpinan teknis dan dukungan pengelolaan yang efektif dan efisien
dalam rangka menjalankan tugas sehari-hari.
4. Menerima penghargaan dan perlindungan yang wajar dalam usah-usaha dan prestasi
yang inovatif dalam bidaang pengabdiannya.
Menghayati kebebasan mengembangkan kompetensi professional secara institusional
C. Kriteria dan Kompetensi Guru Profesional
Guna menjadi individu yang diakui dan diyakini biasa, umumnya ada beberapa kriteria
atau syarat yang harus dipenuhi. Seperti halnya dengan seorang penjahit, ia dapat dikatakan
sebagai penjahit apabila ia sudah memenuhi criteria sebagai seorang penjahit. Misalnya
kriterianya adalah dapat merancang baju dan menjahit kain menjadi sebuah baju dengan baik.
Hal ini serupa dengan upaya menjadi guru yang professional harus memenuhi sejumlah
kriteria.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kriteria memiliki arti ukuran yang
menjadi dasar penilaian atau penetapan sesuatu. Apabila kata kriteria diartikan dalam bahasa
sehari-hari yang umum dapat dikatakan sebagai tolak ukur atau patokan. Kriteria pada setiap
kondisi baik profesi maupun hal lainnya pastilah berbeda. Kriteria itu disesuaikan dengan apa
yang ingin dicapai.
Kriteria untuk menjadi guru yang professional sangatlah beragam, namun criteria utama
meliputi tiga hal, yakni harus ahli (expert), bertanggung jawab (responsibility) dan memiliki
rasa kesejawatan (Unimed Press, 2020). Hal serupa disampaikan oleh Menqteri Pendidikan
dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, saat menjadi pembicara dalam Seminar Naisonal di
Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 14 Desember 2016. Penjelasan akan ketiga
kriteria ini adalah sebagai berikut :
1. Ahli (expert), ialah seseorang yang dianggap memiliki pengetahuan atau kemampuan
yang luas dalam bidang tertentu (Wikipedia, 2019). Ciri expert adalah spesialis, dan spesialis
inilah yang membedakan orang yang terdidik dan tidak terdidik. (Muhadjir dalam Seminar
Nasional). Apabila dikaitkan dengan bidang pendidikan, maka seseorang dikatakan ahli
(expert) jika ia memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam bidang pendidikan. Expert bagi
seorang guru mengandung makna bahwa seorang guru harus memiliki keahlian di bidang
pengetahuan yang akan diajarkannya guna mendidik peserta didik.
Takaran expert bagi seorang guru bukan hanya sekadar menguasai materi ajar saja. Tetapi
lebih dari itu, seorang guru harus mampu menampilkan penguasaan terhadap materi ajar
tersebut, mampu menyajikannya dan menunjukkan pengaplikasiannya yang sesuai. Expert
berkaitan dengan penguasaan bahan dan kemampuan untuk menyampaikan secara benar
sehingga peserta didik akan memperoleh pengalaman belajar yang dapat membantunya
mencapai tujuan pendidikan.
Contohnya, seorang guru matematika sebelum memasuki jam mengajarnya sudah terlebih
dahulu mempelajari materinya, apabila ada soal latihan ia sudah lebih dahulu mengerjakannya
untuk mencari jawaban. Sehingga ketika memasuki kelas, guru ini tidak perlu lagi membaca
buku saat mengajar, namun ia akan menjelaskannya dengan bahasa yang mungkin lebih
mudah untuk dicerna peserta didik. Apabila dijelaskan dengan bahasa umum, akhirnya peserta
didik dapat mengerti bagaimana cara mengerjakan soal matematika tersebut dengan rumus
yang benar.
2. Responsibility, adalah rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan atau tugas yang
diemban. Kata tanggung jawab sendiri memiliki arti keadaan yang wajib menanggung segala
sesuatunya, sedangkan bertanggung jawab artinya berkewajiban, berkeharusan untuk
menanggung segala sesuatunya (KBBI). Bila rasa tanggung jawab dikaitkan dengan profesi
sebagai guru, maka seorang guru akan mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan
tugasnya dalam bidang pembelajaran. Rasa tanggung jawab guru bukan semata-mata ia telah
melakukan tugasnya dalam belajar mengajar. Namun, ada wujud-wujud tanggung jawab guru
lainnya. Wujud tanggung jawab guru terwujud dalam bentuk tertulis seperti RPP, RPS dan
silabus. Sedangkan rasa tanggung jawab yang tidak tertulis, tercermin dari
pengimplementasian dan penggunaan perangkat pembelajaran dengan komitmen yang tinggi,
serta tidak lupa melakukan evaluasi.
Guru sebagai pendidik juga bertanggung jawab untuk mewariskan nilai-nilai dan norma
yang baik pada generasi berikutnya. Tanggung jawab guru dapat dijabarkan sebagai berikut
(Perdy dan Daud, 2017) :
- Tanggung jawab moral; bahwa seorang guru harus mampu menghayati perilaku
dan etika yang sesuai dengan moral Pancasila dan kode etik seorang guru.
- Tanggung jawab dalam bidang pendidikan di sekolah; bahwa seorang guru harus
menguasai cara belajar mengajar yang efektif, mampu mengembangkan RPP dan
silabus, serta melaksanakan evaluasi hasil belajar.
- Tanggung jawab dalam bidang kemasyarakatan; bahwa setiap guru harus
mengabdikan hidupnya untuk bidang profesi/keahliannya, baru kemudian manfaat
yang ada dipersembahkan seutuhnya kepada masyarakat. (Muhadjir, dalam
Seminar Nasional).
- Tanggung jawab dalam keilmuan; bahwa seorang guru harus turut serta
memajukan ilmu dengan melaksanakan penelitian terkait bahan ajar serta
melakukan pengembangan.
3. Rasa kesejawatan, adalah rasa kebersamaan atau rasa memiliki antar selutuh
pelaksana profesi itu sendiri. Menurut Muhadjir, Menteri Pendidikan dan Kebudaya (2016),
rasa kesejawatan ini dapat dibangun. Contoh bahwa rasa kesejawatan dapat dibangun, yaitu
misalnya ada organisasi guru yang saat ini mengambil keahlian di dalam mata pelajaran
tertentu. Mereka dapat bahkan akan sering berkumpul bersama guna membahas bidang mata
pelajaran tersebut. Secara tidak langsung berkumpulnya guru-guru yang mengambil keahlian
di mata pelajaran yang sama ini telah membangun rasa kesejawatan atau kebersamaan diantara
teman se-profesinya.
Guru yang memiliki rasa kesejawatan tidak akan merasa sendiri dalam melaksanakan
tugas pengabdiannya dalam pendidikan.Profesi guru yang dimiliki bersama akan membuat
organisasai profesi guru terbentuk secara benar dan memberikan banyak manfaat. Dengan
adanya organisasi profesi guru ini, guru akan merasa aman, nyaman, dan terlindungi
keberadaannya sebagai tenaga pendidik atau kependidikan sesuai dengan tuntutan
keprofesionalannya.
Kriteria untuk menjadi seorang guru juga diatur dalam Undang-Undang, yaitu UU
Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Guru dan Dosen diatur dalam bab IV bagian kesatu, meliputi :
(1) Memiliki kualifikasi pendidikan minimal sarjana pendidikan (S1 atau Diploma IV),
(2) Memilliki kompetensi (pedagogik, kepribadian, professional dan social),
(3) Memiliki sertifikasi pendidik,
(4) Sehat jasmani dan rohani,
(5) Memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan nasional.
Kompetensi guru professional juga telah diatur dalam UU Nomor 14 Tahun 2015.
Kompetensi ini merupakan seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru
agar ia dapat melaksakan tugas mengajarnya dengan baik. Berikut ini akan diuraikan tentang
kompetensi professional yang harus menjadi andalan guru dalam melaksanakan tugasnya.
Uraiannya adalah sebagai berikut :
1) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik dan
proses pembelajaran. Sub kompetensi dalam kompetensi pedagogik, meliputi :
- Memahami peserta didik secara mendalam dengan memanfaatkan prinsip-prinsip
perkembangan kognitif, kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta
didik.
- Merancang pembelajaran, meliputi merancang materi ajar, memahami landasan
pendidikan, menerapkan teori belajar dan pembelajaran, serta menentukan strategi
pembelajaran.
- Merancang dan melakukan evaluasi pembelajaran, yang meliputi evaluasi proses
dan hasil belajar secara berkesinambungan.
- Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya, baik
akademik maupun non-akademik.
2) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian
seorang guru yang baik sehingga dapat menjadi teladan bagi peserta didiknya. Sub kompetensi
dalam kompetensi kepribadian, meliputi :
- Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan bagi peserta didik.
- Kepribadian yang mantap dan stabil, seperti bertindak sesuai dengan normal sosial
dan bangga menjadi guru.
- Kepribadian yang dewasa, yaitu menampilkan kemandirian sebagai pendidik dan
memiliki etos kerja sebagai seorang guru.
- Kepribadian berwibawa, yaitu memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap
peserta didik.
- Kemampuan pribadi yang berkenaan dengan pemahaman diri, penerimaan diri,
pengarahan diri dan perwujudan diri.
Kepala sekolah adalah tugas tambahan guru yang diberikan untuk mengatur bidang-
bidang manajemen pendidikan. Peraturan pemerintah (PP) RI No. 19 tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan, Pasal 38 ditemukan sejumlah kriteria menjadi kepala sekolah:
(a) berstatus sebagai guru SMP/MTs/SMA/MA/SMK/MAK (b) Memiliki kualifikasi
akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai ketentuan perundang-undangan
yang berlaku (c) memiliki pengalaman belajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di
SMP/MTs/SMA/MA/SMK/ MAK, dan (d)Memiliki kemampuan kepemimpinan dan
kewirausahaan di bidang pendidikan.
Educator
Manager
Sebagai manajer, kepala sekolah harus mampu dalam mengoptimasi dan mengakses
sumber daya sekolah untuk mewujudkan visi, misi dan pencapaian tujuannya serta
mendayagunakan sumber daya sekolah secara unggul.
Administrator
Supervisor
Dalam hal ini kepala sekolah harus mampu melakukan pengawasan dan pengendalian
segala system agar segala kegiatan disekolah dapat terlaksana dengan baik. Tujuannya
agar guru dan tenaga pendidik tidak dapat melakukan penyimpangan dan lebih cermat
dalam melakukan kegiatannya.
Leader
Seorang kepala sekolah harus menjadi pemimpin yang dapat memberi petunjuk dan
pengawasan kepada seluruh guru dan staf pendidikan agar dapat menciptankan
komunikasi yang baik dan penyelesaian tugas yang tepat. Sebagai pemimpin, kepala
sekolah harus memiliki sifat yang jujur, percaya diri, bertanggung jawab, berani
mengambil resiko, dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil, dan teladan
(Danim dan Chairil, 2010:82).
Inovator
Kepala sekolah harus dapat membuat strategi dalam menjalin hubungan yang
harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan/ide baru, memberi contoh dan teladan
kepada guru-guru dan menciptakan serta mengembangkan cara pembelajaran yang
inovatif. Disamping itu, dia harus mampu mencari, menemukan dan melaksanakan
berbagai pembaruan di sekolah (Danim dan Chairil, 2010:83).
Motivator
Sebagai Kepala Sekolah harus dapat memberikan motivasi kepada para guru dan
staf pendidikan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Salah satu motivasi yang
dapat dilakukan Kepala Sekolah adalah memberikan Reward atau penghargaan atas
kerja keras dari para guru dan staf pendidikan. Dengan cara ini, para guru dan staf
pendidikan dapat meningkatkan kinerja yang positif bagi sekolah mereka.
Berikut unsur-unsur 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh Kepala Sekolah dalam
mengelola Sekolah atau Mandrasah:
Kompetensi Manajerial
Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia
secara optimal.
Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan
penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik.
Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah
Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala
yang dihadapi sekolah/madrasah
Kompetensi supervise
Kompetensi kepribadian
Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi
teladan akhlak mulia bagi komunitas disekolah/madrasah
Kompetensi social
Kepala sekolah tidak hanya mengajar tetapi juga tetapi juga harus tau bagaimana cara
guru mengajar. Demikian juga konselor, sebagai tenaga pendidik, yang perolehan ilmunya
melalui proses pendidikan dan latihan dalam waktu yang relatif lama hingga tingkat perguruan
tinggi.
Pekerjaan sebagai konselor bisa disebut sebagai sebuah profesi dimana tidak semua dari
pekerjaan bisa disebut sebagai profesi. Prayitno (2004) menyatakan bahwa profesi merupakan
suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para petugasnya. Bimbingan
konseling hanya dapat dilakukan oleh seorang konselor.
menurut Bergins dalam Gladding (2012) mengatakan bahwa konseling adalah sebuah profesi
aktif berdasarkan nilai-nilai yang mengorientasikan kepercayaan apa yang baik dan bagaimana
mencapai sesuatu yang baik itu.
bimbingan konseling adalah bagian integral dalam satuan pendidikan formal, dituntut
agar mampu berkomunikasi dengan baik bersama para guru dan kepala sekolah untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
"Konselor adalah pendidik profesional yang berkualifikasi akademik minimal sarjana
pendidikan (S1) dalam bidang bimbingan dan konseling dan telah lulus pendidikan profesi
guru bimbingan dan konseling /konselor... Guru bimbingan dan konseling adalah pendidik
yang berkualifikasi akademik minimal sarjana pendidikan (S1) dalam bidang bimbingan dan
konseling dan memiliki kompetensi di bidang bimbingan dan konseling."(M.P dan K.R
Indonesia, 2014)
a) bimbingan dan konseling dilaksanakan oleh petugas yang disebut guru b) kegiatan
bimbingan dan konseling merupakan pelayanan kemasyaarakatan dan bersifat social c) dalam
melaksanakan layanan, guru pembimbing menggunakan metode atau tekhnik ilmiah d)
memiliki organisasi profesi, yaitu asosiasi bimbingan dan konseling indonesia (ABKIN), e)
ada pengakuan masyarakat/ pemerintah, seperti tercamtum dalam SK Mendikbud Nomor 25
Tahun 1995 yang menyatakan bahwa AKBIN sejajar dengan PGRI dan ISPI.
- Program
- Pelayanan-pelayanan responsif
- Dukungan sistem\
- Badan penasehat
- Pemakaian data
- Pemantauan siswa
- penggunaan waktu dan penangalan
- Evaluasi hasil
- Audit program
- Pemasukan tema
Selain ciri-ciri diatas, berikut adalah etika profesi bimbingan dan konseling :
a. Setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan penghargaan sebagai manusia dan mendapat
layanan konseling tanpa melihat suku bangsa, agama dan budaya
c. Setiap orang memiliki hak untuk memilih dan bertanggung jawab terhadap keputusan yang
diambl
e. Hubungan konseler dan konseli sebagai hubungan yang membantu yang didasari kode etik.
Revolusi industri 4.0 menurut Klaus Martin Schwab (2017) adalah revolusi yang
dasarmengubah cara hidup, bekerja, dan berhubungan satu sama lain. Perubahan sangat pesat
telah terjadi pada Revolusi 3.0 yang ditandai dengan tumbuhnya industri yang berbasis
elektronika, teknologi informasi, serta otomatisasi. Pada revolusi 4.0 perubahan yang terjadi
sangat mencolok, yaitu ditandai dengan berkembangnya internet of atau for things yang diikuti
teknologi baru dalam data sains, kecerdasan buatan, robotik, cloud, cetak tiga dimensi, dan
teknologi nano.
Abad 21 berlangsung sejak 2000 menuju 2001, yang merupakan milenium ketiga
menurut kalender Greogorian. Abad 21 ini sering juga disebut dengan abad globalisasi.
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, dan teknologi, informasi dan
sosial yang luar biasa sehingga membuat segala hal terasa bias, serba dekat, serba murah, dan
serba gampang.
Namun dibalik semua keadaan seperti itu, abad 21 menghadapi manusia pada
permasalahan hidup yang semakin rumah, seperti munculnya krisis ekonomi global, terorisme,
rasisme, rendahnya kesadaran berbudaya, termasuk kesenjangan mutu pendidikan. Dalam hal
ini manusia dituntuk untuk dapat menghadapi tantangan permasalahan dan mempersipkan
sumber daya manusia yang kompeten. Melalui proses pendidikan dan pembelajaran yang
dirancang dan dilaksanakan secara profesional, guru dapat membantu peserta didik dalam
menghadapi globalisasi tersebut. Pada abad 21, guru harus mampu membuktikan bahwa
perbedaan zaman bukan menjadikan tantangan dalam mengembangkan bakat dan potensi anak
didik dalam era globalisasi. Selain itu, guru juga diharapkan dapat mampu menggunakan
informasi dan teknologi dalam mengembangkan potensi anak. Guru yang memiliki tugas
memfasilitator harus dapat memilih keadaan yang diinginkan.
Guru abad 21 adalah guru yang harus siap melakukan transformasi pembelajaran yang
mampu menjadikan peserta didik sebagai titik pusat proses pendidikan dan
pembelajaran.peserta didik harus dilayani dan menjadikans sebagai periset, problem solver,
perancangan trategi, bukan pengingat pesan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peran guru dalam pendidikan : Guru sebagai pendidik,Guru sebagai pengajar,Guru sebagai
pembimbing,Guru sebagai pelatih,Guru sebagai penasehat,Guru sebagai pembaharu
(Inovator),Guru sebagai Model dan Teladan,Guru sebagai Pribadi,Guru sebagai Peneliti
DAFTAR PUSTAKA