Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Dosen Pengampu: Agus Trioni Nawa, M.Pd

Disusun Oleh:

Diah Santika 1704100202


Eti Erniawati 1704100261
Lisnawati 1702100054
Retno Angeline Yulianawati 1704100169

Kelas: PBS A

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


PRODI PERBANKAN SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan merupakan suatu hal yang tidak asing bagi suatu negara. Tujuan
pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan
dilaksanakan secara terus-menerus sebagai suatu proses agar mampu tercapai keadaan
masyarakat yang semakin baik. Pembangunan pedesaan merupakan bagian yang penting
dari pembagunan nasional. Desa merupakan kesatuan masyarakat kecil seperti sebuah
rumah tangga yang besar, yang dipimpin oleh anggota keluarga yang paling dituakan atau
dihormati berdasarkan garis keturunan. Desa mempunyai kedudukan yang sangat
penting di negara Indonesia baik sebagai alat untuk mencapai tujuan negara maupun
sebagai sebuah lembaga yang memperkuat struktur pemerintahan Negara. Sebagai alat
dalam mencapai tujuan Nasional, Desa dapat menjangkau sasaran yang akan
disejahterakan karena merupakan agen terdepan pemerintah.
Pembangunan Nasional pada hakikatnya adalah pembangunan nasional Indonesia
seutuhnya dan pembangunan masyarakat seluruhnya berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945. Dengan demikian usaha pembangunan berarti humanisasi atau
peningkatan taraf hidup manusia sebagai subjek dan sekaligus objek pembangunan dan
senantiasa menciptakan keselarasan dan keseimbangan dalam hidupnya, baik secara
rohani maupun jasmani. Wilayah negara Indonesia terbagi atas daerah provinsi, dan
provinsi terbagi atas daerah yang lebih yaitu kabupaten atau kota, kcamatan dan desa.
Daerah-daerah tersebut menjadi sau kesatuan dalam wilayah Republik Indonesia. Oleh
karena itu pembangunan harus tersebar secara merata dari seluruh wilayah Republik
Indonesia agar terwujud masyarakat yang adil dan makmur.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana makna dan unsur, tujuan pembangunan?
2. Bagaimana pembangunan masyarakat sebagai model pembangunna alternative?
3. Bagaimana pemberdaaan sebagai inti dari model pemberdayaan alternative?
BAB II
PEMBAHASAN

LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN PEMBANGUNAN, PEMBANGUNAN


MASYARAKAT DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

A. Makna, unsur, dan tujuan pembangunan


1. Makna pembangunan

Pembanguan merupakan proses transformasi yang dalam perjalanan waktu


ditandai oleh perubahan struktural, yaitu landasan kegiatan ekonomi maupun pada
kerangka susunan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Pembangunan merupakan
proses pembaharuan yang kontinu dari keadaan yang tertentu pada keadaan yang
dianggap lebih baik. Pembangunan adalah rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan
dan perubahan secara terencana dan kadar yang ditempuh oleh suatu Negara bangsa
menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa. Untuk itu implikasi yang perlu
diperhatikan dalam pembangunan adalah:

a. Pembangunan berarti membangkitkan kempuan manusia secara optimal baik


individu maupun kelompok.
b. Pembangunan berarti mendorong tumbuhnya kebersamaan, pemerataan nilai
dan kesejahteraan.
c. Pembangunan berarti menaruh kepercayaan pada masyarakat untuk
membangun dirinya sendiri sesuai dengan kemampuannya.
d. Pembangunan berarti ketergantungan dan saking menghargai.

Pembangunan merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatakan


kemajuan suatu daerah, dan memiliki pengertian sebagai upaya peningkatan kualitas
hidup dan kehidupan sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa. Pembangunan
juga bisa melakukan perubahan kearah yang lebih baik, sehingga tercipta kesejahteraan
masyarakat. Pembanguna merupakan bentuk perubahan sosial yang terarah dan terencana
melalui berbagai macam kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat.

Singkatnya pembangunan merupakan suatu kenyataan fisik dan suatu keadaan


jiwa yang diupayakan cara-cara oleh masyarakat melalui kombinasi sebagai proses sosial,
ekonomi, dan kelembagaan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Jadi dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pembangunan adalah garis haluan yang
menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan dibidang pembangunan dengan target-target
tertentu demi terwujudnya perubahan terarah yang lebih baik. 1

1
Bachrawi Sanusi, Pengantar Ekonomi Pembangunan (Jakarta;PT. Rineka Cipta;2004)
2. Unsur dan Tujuan Pembangunan

Setiap bangsa membutuhkan pembangunan; ini merupakan suatu tujuan yang bagi
kebanyakan orang merupkan hal yang wajar yang terjadi dengan sendirinya. Sementara
kemajuan dibidang ekonomi merupakan unsure paling penting dari setiap pembangunan,
namun unsur itu bukanlan satu-satunya. Usaha-usaha yang sedang giat dilaksanakan oleh
Negara-negara sedang berkembang (developing countries) di dunia pada umumnya
berorientasi kepada bagaimana memperbaiki atau mengangkat tingkat hidup (level of
living) masyarakat di negara-negara maju (developed countries). Perkembangan ekonomi
merupakan salah satu jawaban yang seakan-akan menjadi semacam kunci keberhasilan
bagi suatu Negara untuk meningkatkan taraf hidup (levels of living) warga negaranya.
Kehidupan yang serba lebih baik, mengandung btiga tujuaninti yakni:

a. Peningkatan ketersediaan serta perluasan ditribusi berbagai macam barang


kebutuhan hidup yang pokok, seperti pangan, sandang, papan, pendidikan,
kesehatan dan perlindungan keamanan.
b. Peningkatan standar hidup, tidak hanya berupa peningkatan pendapatan, tetapi
juga meliputi penambahan penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas
pendidikan, serta peningkatan perhatian atas nilai-nilai cultural dan
kemanusiaan yang kesemuanya itu tidak hanya untuk memperbaiki
kesejahteraan material, melainkan juga menumbuhkan jati diri pribadi dan
bangsa yang bersangkutan.
c. Perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial bagi setiap individu dan bangsa
secara keseluruhan, yakni dengan membebaskan mereka dari belitan sikap
menghamba dan ketergantungan, bukan hanya terhadap orang atau Negara-
negara lain, namun juga terhadap setiap kekuatan yang bberpotensi
merendahkan nilai-nilai kemanusiaan mereka. 2

Tujuan pembangunan sosial ekonomi dalam konvensional

Pembangunan merupakan aplikasi kerja nyata dan paham pemikiran serta teori,
mengharuskan seuatu kelompok masyarakat miskin dan terbelakang untuk menata ulang
struktur ekonomi, sosial, dan hudaya, bertujuan menjadikan penduduk lebih mampu
memperbaiki konsisi ekonomi, agar terjadi perbaikan dalam hal-hal berikut:

a. meningkatkan taraf hidup, dengan meningkatkan pendapatan, kesempatan


kerja dan tingkat pendidikan, yang berimplikasi pada peningkatan nilai
kemanusiaan dan kebudayaan dalam masyarakat.
b. Peningkatan pendapatan riil nasional dalam bentuk barang dan jasa yang
dihasilkan dari berbagai sumber daya ekonomi, dengan mengurangi
kesenjangan, dalam pendapatan dan kekayaaan antarindividu masyarakat.
2
Nurman, Strategi Pembangunan Daerah, (Jakarta;Rajawali Pers;2003)
c. Mendorong sektor-sektor ekonomi pertumbuhan lebih cepat dari pertumbuhan
biasa, agar mampu menanggulangi kesenjangan ekonomi, memperbaiki
kemampuan ekonomi dan meningkatkan hasil produksi.

Tujuan dari pembangunan ekonomi tersebut merupakan implementasi dari teori


dan strategi pembangunan yang lebih menekankan pada aspek pertumbuhan, setidaknya
tidak menekankan distibusi. Persis seperti teori yang dikemukakan oleh Keynes bhawa
yang menciptakan pertumbuhan diperlukan penibgkatan investasi, dimana pemerintah
mempunyai wewenang memaksa pengusaha untuk melakukan penanaman modal,
sebagaimana dijelaskan oleh pareto: “suatu penurunan tingkat kesenjangan pendapatan
tidak dapat terjadi, kecuali pendapatan keseluruhan bertambah lebih cepat dari populasi”.
Artinya bahwa penghasilan yang terkait dengan peningkatan kesejahteraan, hanya dapat
ditingkatkan melalui peningkatan produk atau pertumbuhan ekonomi.

Tujuan pembangunan sosial ekonomi dalam islam

Dalam ekonomi konvensional, pembangunan ekonomi menpunyai dua tujuan,


yaitu meningkatkan pendapatan riil per capital dan perbaikan taraf keadilan dalam
distribusi pendapatan. Pembangunan dalam islam bertujuan untuk membangun
masyarakat yang bertaqwa, menjunjung tinggi prinsip-prinsip islam, yang tercermin
melalui prilaku masyarakat, sebagai dasar dalam memproduksi kebutuhan serta cukup
dari segi kuantitas yang memadai dari segi kualitas, serta mampu menciptakan
keseimbangan ekonomi.

Menurut Yusuf Harbawi bahwa pembangunan ekonomi islam adalah suatu proses
dalam mewujudkan kehidupan yang baik. Berdasarkan hubungan sebab akibat antara
amal shaleh (pembangunan) dan kehidupan yang baik, di dunia maupun diakhirat kelak.
Menurut Munzir Qafh bahwa pembangunan harus menciptakan kondisi lingkungan
masyarakat yang cocok bagi nilai-nilai islam, menigkatkan ketaatan setiap individu
muslim.

Menurut Rabi’ Mahmud Al-Roubi mengaitkan atara pembangunan dan pendanaan


syariah, bahwa pembangunan harus menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat, minimal
mencukupi hak dasar kebutuhan jasmani, agar tetap konsisten dalam memenuhi
kewajiban agamanya.Menurut Yusuf Ibrahim Yusuf menambahkan tujuan pembangunan
harus menciptakan suatu masyarakat pada kondisi yang diridhai Allah. Suatu kondisi
sebagaimana yang dikehendaki-Nya, yakni sesuai tjuan penciptaan manusia adalah agar
menghadirkan kemakmuran (Asta’mara) atau kesejahteraan di muka bumi.

Berdasarkan pembahasan diatas, tujuan pembangunan ekonomi menurut islam


terdiri dari tujuan yang bersifat ekonomi dan juga kemanusiaan, adalah sebagai berikut:
a. Tujuan ekonomi bersigat periodik, dalam pemanfaatan sumberdaya alam,
untuk mewujudkan kemakmuran ekonomi bagi masyarakat dan individu.
b. Tujuan kemanusiaan sebagai tujuan akhir, yaitu memenuhi tujuan sebagai
khalifah dan ibadah, serta memanfaatkan hasil kemajuan ekonomi untuk
menyebarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilaikemanusiaan yang mulia, berupa
kedamaian, keadilan, dan pengenalan Allah secara sempurna. 3

Kesimpulan mengenai pertumbuhan, yang berkaitan erat dengan tujuan


pembangunan, islam lebih memilih pertumbuhan yang tidak terlalu tinggi, akan tetapi
terciptanya keadilan yang maksimal, berarti terciptanya tujuan minimal dalam
pembangunan adlah terpenuhinya hak dasar kebutuhan ekonomi individu masyarakat,
sebagai jaminan pemeliharaan maqasid al-syariah, yang terdiri dari lima maslahat pokok
(al-dharuriyat al-khams), berupa keselamatan agama, juwa, akal, keturunan, dan harta
manusia sebagai hak individu.

Dalam persepektif islam, pembangunan dilaksanakan berdasarkan lima pondasi


filosofis, yaitu tauheed uluhiyyah, tauheed rububiyyah, khilafah, tazkiyyah an-nas, dan
al-falah. Kelima fondasi filosofis tersebut merupakan prinsip-prinsip yang telah melekat
dalam islam dan berasal dari dua sumber utama islam, yakni al-quran dan sunah. Menurut
paradigma islam, kelima fondasi filosofis ini menjadi syarat minimum yang diperlukan
dalam pembangunan, yaitu sebagai berikut:

a. Tauheed uluhiyyah, yaitu percaya kepada kemahatunggalan Tuhan dan semua


yang ada didalam semesta merupakan kepunyaan-Nya. Dalam konteks
pembangunan, manusia harus sadar bahwa semua sumber daya yang tersedia
adalah kepunyaan-Nya sehingga tidak boleh hanya dimanfaatkan untuk
pemenuhan kepentingan pribadi. Lebih lanjut, manusia hanya penerima
amanat atas segala sumber daya yang disediakan kepadanya dan harus
mengupayakan agar manfaat yang dihasilkannya dapat dibagika kepada
manusia lainnya.
b. Tauheed rububiyyah, yaitu percaya bahwa tuhan sendirilah yang menentukan
keberlanjutan dan hidup dari ciptaannya serta menuntun siapa saja yang
percaya kepada-Nya kepada kesuksesan. Dalam konteks upaya pembangunan,
manusia harus sadar bahwa pencapaian tujuan-tujuan pembangunan tidak
hanya tergantung pada upayanya sendiri, tetapi juga pada pertolongan Tuhan,
baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.
c. Khilafah, yaitu peranan manusia sebagai wakil Tuhan di bumi disamping
sebagai wakil atas segala sumber daya yang diamanatkan kepadanya, manusia
beriman juga harus menjalankan tanggung jawab sebagai pemberi teladan atau
contoh yang baik bagi manusia lainnya.

3
Fuad syandi, al-tammiya al-iqtisadya fi al-islami, (kairo:al-analus li al-I’lam;1987)
d. Tazkiyyah an-nas, merujuk pada pertumbuhan dan penyucian manusia sebagai
prasyarat yang diperlukan sebelum manusia menjalankan tanggung jawab
yang ditugaskan kepadanya. Manusia adalah agen perubahan dan
pembangunan (agent of change and development). Oleh karena itu, perubahan
dan pembangunan apapun yang terjadi sebagai akibat upaya manusia
ditunjukkan bagi kebaikan orang lain dan tidak hanya bagi pemenuhan
kepentingan pribadi.
e. Al-falah, yaitu konsep kebersihan dalam islam bahwa kebersihan apapun yang
dicapai dikehidupan dunia akan mempengaruhi kebersihan diakhirat
sepanjang kebersihan yang dicapai semasa hidup di dunia tidak menyalahi
petunjuk atau pembimbing yang telah Tuhan tetapkan. Oleh karena itu tidak
ada dikotomi diantara upaya-upaya bagi pembanguna di dunia taupun
persiapan bagi kehidupan di akhirat.

Faktor-faktor pembangunan

Ada beberapa yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi,


namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
faktor ekonomi. Faktor ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi diantaranya:

a. Faktor Sumber Daya Manusia, meruapakan faktor terpenting dalam proses


pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada
sejauh mana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki
kompetensi yang memadai untuk melakukan proses pembangunan.
b. Jumlah Penduduk, menurut Adam Smith bahwa perkembangan penduduk
akan mendorong pembangunan ekonomi, karena bertambahnya penduduk
akan memperluas pasar dan perluasan pasar akan meninggikan tingkat
spesialisasi dalam perekonomian spesialisasi tersebut. Akibatnya tingkat
kegiatan ekonomi akan bertamabah tinggi. Perkembangan spesialisasi dan
pembagian pekerjaan akan mempercepat proses pembangunan ekonomi,
karena spesialisasi akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan
mendorong perkembangan teknologi. Sedangkan menurut richardo dan
Malthus, perkembangan penduduk yang berjalan dengan cepat akan
memperbesar jumlah penduduk menjadi dua kali lipat dalam waktu satu
generasi, akan menurunkan kembali tingkat pembangunan ketaraf yang lebih
rendah. Pada tingkat ini pekerja akan menerima upah sangat minimal, dan
dapat menyebabkan tingkat perekonomian mencapai stationary state dan
pembentukan modal sulit dicapai yang mengakibatkan pengusaha sulit
mendapatkan keuntungan.
c. Faktor Sumber Daya Alam, sebagian besar Negara berkembang bertumpu
kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya.
Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses
pembangunan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampuan sumber daya
manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya
alam yang dimaksud diantaranya kesuburan tanah, kekayaan mineral,
tambang, kekayaan hasil hutan, dan kekayaan laut.
d. Faktor Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses
pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan
manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek
efisiensi, kualitas dan kuatitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi
yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju
pertumbuhan perekonomian.
e. Faktor Budaya, faktor budaya memperikan dampak tersendiri terhadap
pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai
pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi
penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan
diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya.
Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya
sikap anarkis, egois, boros dan sebagainya.
f. Sumber Daya Modal, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk
mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal
berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan
kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat
meningkatkan produktivitas.
g. Kebijakan Pemerintah, kebijakan pemerintah terhadap masalah moneter,
berpihak pada pergerakan sektor riil dan kemudahan dalam aktivitas bisnis
akan memudahkan pertumbuhan ekonomi. Sedangkan faktor ekonomi yang
mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik,
kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku. 4

B. Pembangunan masyarakat sebagai model pembangunan alternatif

Pembangunan masyarakat diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan oleh


masyarakat, dimana mereka mampu mengdentifikasikan kebutuhan dan masalah secara
bersama. Menurut zamhariri pembangunan masyarakat adalah kegiatan yang terencana
untuk meciptakan kondisi-kondisi bagi kemajuan sosial ekonomi masyarakat dengan
meningkatkan partisipasi masyarakat. Pembangunan sektor sosial ekonomi masyarakat
perlu diwujudkn untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang disukung oleh
organisasi dan partisipasi masyarakat yang memiliki kapasitas, kapabilitas, dan kinerja
4
Sukirno, Ekonomi Pembangunan. Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan. (Jakarta;Predana Media
Group;2010)
yang secara terus menerus tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat.
Pembangunan masyarakat (pedesaan) pada masa yang lalu mendasarkan pada asas
pemerataan yang penerapannya diarahkan secara sektoral dan pada setiap desa. Meskipun
dana / anggaran / bantuan pembangunan pedesaan jumlahnya cukup besar, tetapi dibagi
secara merata maka masing-masing desa memperoleh julah dana yang relatif kecil
sehingga pemanfaatannya kurang berhasil.

Meskipun paradigma pembangunan berasaskan pemerataan dan penanggulangan


kemiskinan masih tetap penting namun terdapat pergeseran menuju paradigm
pembangunan partisipasi pelaku pembangunan spasial (tata ruang). Kebijakan
pembanguan berwawasan spasial itu harus dapat menjawab beberapa pertanyaan
mendasar yang berkaitan dengan peningkatan partisipasi dan produktivitas penduduk /
masyarakatsebagai berikut:

1. Bagaimana dapat mendorong partisipasi masyarakat, terutama keluarga-


kluarga berpendapatan rendah dalam proses pembangunan.
2. Bagaimana dapat menciptakan dan meningkatkan kegiatan perekonomian atar
sektor ditingkat pedesaan dan antar pedesaan.
3. Bagaimana dapat menyusun perencanaan dan program pembangunan yang
benar-benar dibutuhkan masyarakat pedesaan.
4. Bagaimana dengan mengaktualisasikan peran serta masyarakat yang telah
lama melmbaga ditengah tradisi masyarakat seperti gotong royong, rembug
desa, dan lain sebaginya.

Dalam era reformasi terjadi pergeseran paradigma pembangunan dimana peran


pemerintah bukan lagi sebagai “profider” (penyedia) tetapi sebagai “enabler” (fasilitator).
Peran sebagai enabler berarti tiap usaha pembangunan harus didasarkan pada kekuatan
atau kempuan msyarakat itu sendiri, yang berarti tidak terlalu mengharapkan pemberian
bantuan dari pemerintah. Menurut dirjen bangdes pada hakekatnya pembangunan
masyarakat merupakan proses dinamis yang berkelanjutan dari masyarakat untuk
masyarakat untuk mewujudkan keinginan dan harapan hidup yang lebih sejahtera dengan
strategi menghindari kemungkinan tersudutnya masyarakat sebagai pengguna akses dari
pembangunan regional / daerah atau nasional. Pengertian tersebut mengandung makna
betapa pentingnya inisiatif lokal, partisipatif masyarakat sebagai bagian dari model-
model pembangunan yang dapat mensejahterakan masyarakat desa. Program
pembangunan ini tidak terpusat pada birokrasi melainkan berpusat pada masyarakat atau
komunitasnya sendiri. Pembangunan masyarakat harusnya menerapkan prinsip-prinsip
sebagai berikut:

1. Transparansi (keterbukaan)
2. Partisipasi
3. Dapat dinikmati masyarakat
4. Dapat diperanggungjawabkan (akuntabilitas)
5. Berkelanjutan (sustainable)
C. Pemberdayaan sebagai inti dari model pemberdayaan alternatif
Konsep pemberdayaan sebagai suatu konsep alternatif pembangunan, yang pada
intinya memeberikan tekanan otonomi pengambilan keputusan dari suatu kelompok
masyarakat, yang berlandas pada sumber daya pribadi, langsung (melalui partisipasi),
demokratis dan pmbelajaran sosial melalui pengalaman langsung. Sebagai titik fokusnya
adalah lokalitas, sebab “civil society” akan merasa siap diberdayakan lewat issue-issue
lokal. Konsep pemberdayaan merupakan hasil kerja dari proses interaktif baik ditinggat
biologis maupun raksis. Ditingkat ideologis, konsep pemberdayaan merupakan konsep
interaksi antara konsep top bown dan bottom up antara growth strategy people center
strategy sedangkat ditingkat raksis interaktif akan terjadi lewat pertarungan antar
otonomi. Konsep pemberdayaan sekaligus mengunduh konteks pemihakan kepada
lapisan masyarakat yang berada dibawah garis kemimpinan.

Permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat sebagian besar diakibatkan oleh


kesenjangan terhadap akses modal, prasarana, informasi pengetahuan, teknologi
keterampilan,ditamabh oleh sumber daya manusia, serta kegiatan ekonomi lokal yang
tidak kompetitif menunjang pendapatan masyarakat serta masalah akumulasi modal.
Selain itu, kelembagaan pembanguna yang ada pada masyarakat modal secara umum
belum dioptimalkan untuk menyalurkan dan mengakomodasikan kepentingan, kebutuhan
dan pelayanan masyarakat dalam rangka meningkatkan produktifitas yang mampu
member nilai tambah usaha.

Dari definisi diatas, pemberdayaan masyarakat dimengerti sebagai konsep yang


lebih luas daripada hanya sekedar pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Pemberdayaan
masyarakat lebih diartikan sebagai upaya menjadikan upaya menjadi sumber, pelaku dan
menikmati hasil pembengunan. Dengan kata lain pembangunan dari, oleh dan untuk
Indonesia. Secara konkrit, pemberdayaan masyarakat diupayakan melalui pembangunan
ekonomi rakyat. Sementara itu, pembangunan ekonomi rakyat harus diawali dengan
usaha pengentasan usaha penduduk dari kemiskinan. Hal tersebut secara nyata
diwujudkan dalam pendekatan pembangunan masyarakat sebagai berikut:

a. Pengoptimalan pengembangan masyarakat desa/kelurahan melalui pendekatan


pembedayaan masyarakat untuk meraih kesempatan peluang usaha melalui
penyediaan prasarana dan sarana modal sosial masyarakat.
b. Pemantapan kordinasi pembangunan melalui penciptaan keterkaitan antara
institusi lokal yang ada dimasyarakat.
c. Mendasarkan pada partisipasi masyarakat yang diiringi peningkatan duinia
usaha pengelolaan pembangunan yang berkelanjutan dan transparansi.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Pembanguan merupakan proses transformasi yang dalam perjalanan waktu
ditandai oleh perubahan struktural, yaitu landasan kegiatan ekonomi maupun pada
kerangka susunan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Setiap bangsa membutuhkan
pembangunan; ini merupakan suatu tujuan yang bagi kebanyakan orang merupkan hal
yang wajar yang terjadi dengan sendirinya. Sementara kemajuan dibidang ekonomi
merupakan unsur paling penting dari setiap pembangunan, namun unsur itu bukanlan
satu-satunya. Tujuan dari pembangunan ekonomi tersebut merupakan implementasi dari
teori dan strategi pembangunan yang lebih menekankan pada aspek pertumbuhan,
setidaknya tidak menekankan distibusi.
Menurut zamhariri pembangunan masyarakat adalah kegiatan yang terencana
untuk meciptakan kondisi-kondisi bagi kemajuan sosial ekonomi masyarakat dengan
meningkatkan partisipasi masyarakat. Pembangunan sektor sosial ekonomi masyarakat
perlu diwujudkn untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang disukung oleh
organisasi dan partisipasi masyarakat yang memiliki kapasitas, kapabilitas, dan kinerja
yang secara terus menerus tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat.
Pembangunan masyarakat (pedesaan) pada masa yang lalu mendasarkan pada asas
pemerataan yang penerapannya diarahkan secara sektoral dan pada setiap desa. Meskipun
dana / anggaran / bantuan pembangunan pedesaan jumlahnya cukup besar, tetapi dibagi
secara merata maka masing-masing desa memperoleh julah dana yang relatif kecil
sehingga pemanfaatannya kurang berhasil.

Anda mungkin juga menyukai