Anda di halaman 1dari 12

   PENGERTIAN TATA CAHAYA

Tata cahaya yaitu  pengaturan sinar atau cahaya lampu untuk menerangi dan
menyinari arena permainan serta menimbulkan efek artistik. Tata cahaya adalah seni
pengaturan cahaya dengan mempergunakan peralatan pencahayaan agar kamera mampu
melihat obyek dengan jelas, dan menciptakan ilusi sehingga penonton mendapatkan kesan
adanya jarak, ruang, waktu dan suasana dari suatu kejadian yang dipertunjukkan
dalam suatu pementasan. Seperti halnya mata manusia, kamera video membutuhkan
cahaya yang cukup agar bisa berfungsi secara efektif. Dengan pencahayaan penonton
akan bisa melihat seperti apa bentuk obyek, di mana dia saling berhubungan dengan
obyek lainnya, dengan lingkungannya, dan kapan peristiwa itu terjadi.

B.     FUNGSI TATA CAHAYA

1.      Menerangi dan menyinari pentas dan Pemeran. Menerangi yaitu cara menggunakan
lampu sekedar untuk memberi terang dan melenyapkan gelap. Jadi semua pentas dan
barang-barang yang ada, baik yang penting maupun yang tidak penting semua diterangi.
Menyinari yaitu cara menggunakan lampu untuk membuat bagian-bagian pentas sesuai
dengan keadaan dramatik lakon. Jadi dengan menyinari daerah-daerah tertentu maka ada
sesuatu atau suasana yang lebih yang hendak ditonjolkan agar tercapai efek dramatik.

2.      Mengingatkan efek cahaya alamiah. Maksudnya, menentukan keadaan jam, musim,


cuaca, keadaan dengan menggunakan tata cahaya.

3.      Membantu melukiskan dekor atau scenery dalam menambah nilai  warna sehingga


tercapai adanya sinar dan bayangan menonjolkan fungsi dekorasi. Membantu permainan
lakon dengan cara membantu menciptakan suasana kejiwaan.

4.      Dimensi. Dengan tata cahaya/lampu kedalaman sebuah objek dapat dicitrakan. Dimensi
dapat diciptakan dengan membagi sisi gelap dan terang atas objek yang disinari sehingga
membantu perspektif tata panggung.

5.      Pemilihan. Tata cahaya/lampu dapat dimanfaatkan untuk menentukan objek dan area
yang hendak disinari. Jika dalam film dan televisi sutradara dapat memilih adegan
menggunakan kamera maka sutradara panggung melakukannya dengan cahaya. Dalam
teater, penonton secara normal dapat melihat seluruh area panggung, untuk memberikan
fokus perhatian pada area atau aksi tertentu. Pengaturan tata cahaya/lampu ini tidak hanya
berpengaruh bagi perhatian penonton tetapi juga bagi para aktor di atas pentas serta
keindahan tata panggung yang dihadirkan.

6.      Atmosfir. Yang paling menarik dari fungsi tata cahaya/lampu adalah kemampuannya
menghadirkan suasana yang mempe-ngaruhi emosi penonton. Kata “atmosfir” digunakan
untuk menjelaskan suasana serta emosi yang terkandung dalam pe-ristiwa lakon. Tata
cahaya/lampu mampu menghadirkan sua-sana yang dikehendaki oleh lakon. Sejak
ditemukannya tek-nologi pencahayaan panggung, efek lampu dapat diciptakan untuk
menirukan cahaya bulan dan matahari pada waktu-waktu tertentu. Misalnya, warna
cahaya matahari pagi berbe-da dengan siang hari.

7.      Menuntun perhatian penonton. Seperti suasana gelap untuk kondisi dramatis misteri,
suasana terang dalam kondisi keceriaan atau gembira.

8.      Menjelaskan waktu. Cahaya yang mengarahkan perhatian penoonton kepada elemen yang
penting dari sebuah scene

9.      Menciptakan mood dari sebuah adegan (essensial mood) Yaitu :

§     Pagi hari warna kemerahan.


§     Siang hari – terang/cerah.
§     Petang hari/Sore-kemerahan lembayung.
10.  Mengkontribusikan berbagi aspek estetis dalam pengkomposisian. Misalnya seseorang
berjalan dari tempat gelap melewati bawah lampu yang terang kemudian menuju gelap
lagi.
Beberapa fungsi pendukung yang dapat ditemukan dalam tata cahaya adalah sebagai
berikut :
1.                  Gerak. Tata cahaya tidaklah statis. Sepanjang pementasan, cahaya selalu bergerak dan
berpindah dari area satu ke area lain, dari objek satu ke objek lain.
2.                  Gaya. Cahaya dapat menunjukkan gaya pementasan yang sedang dilakonkan. Gaya
realis atau naturalis yang mensya-ratkan detil kenyataan mengharuskan tata cahaya
mengikuti cahaya alami seperti matahari, bulan atau lampu meja.
3.                  Komposisi. Cahaya dapat dimanfaatkan untuk menciptakan lukisan panggung melalui
tatanan warna yang dihasilkannya.
4.                  Penekanan. Tata cahaya dapat memberikan penekanan tertentu pada adegan atau objek
yang dinginkan. Penggunaan warna serta intensitas dapat menarik perhatian penonton
sehingga membantu pesan yang hendak disampaikan.
5.                  Pemberian tanda. Cahaya berfungsi untuk memberi tanda selama pertunjukan
berlangsung. Misalnya,  fade out  untuk mengakhiri sebuah adegan,  fade in  untuk
memulai adegan dan black out sebagai akhir dari cerita.
C.    TUJUAN TATA CAHAYA
a.       Mengadakan pilihan bagi segala hal yang diperlihatkan maksudnya adalah dengan tata
cahaya mencoba membiarkan penonton dapat melihat dengan enak dan jelas.
b.      Mengungkapkan bentuk sehingga objek yang kena cahaya akan menampakkan bentuknya
yang wajar, maka dari itu penyebaran sinar harus memiliki tinggi-rendah derajat
pencahayaan yang memberikan keaneka ragaman hasil perbedaan tinggi-rendahnya
derajat pencahayaan itu.
c.       Membuat gambar wajar, disini termasuk cahaya lampu tiruan yang menciptakan
gambaran cahaya wajar yang memberi petunjuk-petunjuk terhadap waktu sehari-hari,
waktu setempat dan musim. Disamping itu juga termasuk pembuatan cahaya lampu tiruan
di dalam set interior, misalnya cahaya lilin, lampu kerudung, lampu dinding dan lain-lain.
d.      Membuat komposisi, yaitu menggunakan unsur cahaya berdasar atas rancangan, sehingga
melahirkan suatu komposisi yang menunjang kehadiran para pemerannya. Cahaya lampu
harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memusatkan perhatian penonton pada setiap
gerakkan pemeran dan menimbulkan gagasan baru.
e.       Menciptakan suasana,  yaitu dengan menata cahaya maka diharapkan akan menimbulkan
perasaan atau efek kejiwaan penonton. Cara yang ditempuh yaitu dengan pemakaian
warna dan cahaya keteduhan.
f.       Untuk mendapatkan gambar yang menarik dan mendukung suatu produksi visualisasi
dari naskahcerita atau music.
D.    JENIS-JENIS TATA CAHAYA
1.         Menurut Sumber
a.       Natural Light Cahaya natural yang sumber cahaya dalam satu frame atau adengan
maupun scene bersumber dari cahaya yang bersifat natural. Misalnya cahaya pagi hari
dari sebelah timur (key). Maka shot-shot dalm scene tersebut key lightnya dari arah yang
sama.

b.      Pictorial Light/Arificial Light Cahaya yang bersifat artistik atau ciptaan. dibentuk sesuai
kebutuhan artistik, mood sebuah adegan atau scene. Jadi arah sumber cahaya (key) dapat
berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan artistic gambar atau mood dari adegan tersebut.

2.      Menurut Tempat

a.       Indoor Pencahayaan di dalam ruangan / indoor misalnya pencahayaan yang sudah ada


(lampu neon  atau lampu pijar). Pencahayaan ini bisa dimanfaatkan untuk
keperluan shooting, walaupun bisa jadi banyak kelemahan, diantaranya intensitas cahaya
yang dihasilkan terlalu rendah untuk kepentingan shooting. Dengan teknologi video
digital hal ini masih bisa diakali dengan menaikaniris, walau demikian pasti ada batas
toleransinya. Ketika kita menaikan f – stop di kamera, mungkin gambar yang dihasilkan
akan tampak grainy / bintik – bintik.

b.      Outdoor Ketika kita akan shooting di luar ruangan / exterior pada siang hari yang harus
diperhatikan adalah arah matahari. Tidak terlalu disarankan untuk shooting dari jam 11
hingga jam 1 siang, karena cahaya matahari sedang terik – teriknya dan mungkin berada
persis di atas obyek, yang artinya akan menimbulkan bayangan. Untuk menurunkan
intensitas cahaya yang terlalu kuat, anda bisa memanfaatkan filter Neutral Density  / ND
yang ada pada kamera. Dengan menggunakan filter ini, cahaya yang berlebihan akan
direduce / dikurangi sehingga menjadi normal.

3.      Menurut Arah

a.       Top Light Cahaya yang datang dari arah atas subjek, sebahai cahaya dasar yang dapat
menciptaakan suasana tertekan pada subjek.

b.      Eye Light Cahaya yang ditujukan pada posisi mata subjek guna untuk menguatkan
kekuatan yang dimunculkan dari mata .
c.       Accent Light Cahaya yang dibuat sebagai aksen diluar subjek untuk menciptakan
kedalaman dan mood tertentu. Biasanya ditujukan pada background

E.     KUALITAS CAHAYA

1.      Hard Hard light Disebut dengan cahaya keras yang dihasilkan dari sumber cahaya dengan
intensitas yang tinggi, cahaya lebih bersifat spot. Menghasilkan kekontrasan yang tinggi
dan bayangan yang keras (gelap – terangnya).

2.      Soft light Disebut juga cahaya yang lembut karena dihasilkan dari sumber terpendar dan
halus biasanya cahaya yang dipancarkan adalah flood dan dibarengi dengan filter atau
elemen penghalus pemendaran cahaya.Kontras yang dihasilkan lebih tipis sehingga
bayangan yang dihasilkan juga tidak keras.

F.     PRINSIP DASAR TATA CAHAYA

1.      Key Light,  Pencahayaan utama yang diarahkan pada objek. Keylight merupakan sumber
pencahayaan paling dominan. Biasanya keylight lebih terang dibandingkan dengan fill
light. Dalam desain 3 poin pencahyaan, keylight ditempatkan pada sudut 45 derajat di atas
subjek Fill Light.

2.      Fill light, Pencahayaan pengisi, biasanya digunakan untuk menghilangkan bayangan


objek yang disebabkan oleh key light. Fill light ditempatkan berseberangan dengan
subyek yang mempunyai jarak yang sama dengan keylight. Intensitas pencahyaan fill
light biasanya setengah dari key light.

3.      Back Light, Pencahayaan dari arah belakang objek, berfungsi untuk meberikan dimensi
agar subjek tidak “menyatu” dengan latar belakang. Pencahyaan ini diletakkan 45 derajat
di belakang subyek. Intensitas pencahyaan backlight sangat tergantung dari pencahayaan
key light dan fill light, dan tentu saja tergantung pada subyeknya. Misal backlight untuk
orang berambut pirang akan sedikit berbeda dengan pencahayaan untuk orang dengan
warna rambut hitam.

G.    Peralatan Tata Cahaya

Kerja tata cahaya adalah kerja pengaturan sinar di atas pentas. Kecakapan dalam
mendisitribusi cahaya ke atas pentas sangat dibutuhkan. Dengan peralatan tata cahaya,
kontrol atau kendali atas distribusi cahaya itu dikerjakan. Penata cahaya perlu
mengendalikan intensitas, warna, arah, bentuk, ukuran, dan kualitas cahaya serta gerak
arus cahaya.  Semua kendali itu bisa dimungkinkan karena adanya peralatan tata cahaya
yang memang dirancang untuk tujuan tersebut. Penguasaan peralatan wajib dipelajari oleh
penata cahaya.

1.      Bohlam

Bohlam (bulb, lamp) adalah sumber cahaya. Bagian-bagian dari bohlam terdiri atas
envelope, filament, dan base (Gb.204). Envelope adalah cangkang yang terbuat dari gelas
kaca atau kwarsa untuk melindungi komponen dari udara dan mencegahnya dari
kebakaran.

2.      Reflektor dan Refleksi

Untuk memancarkan cahaya dari bohlam ke objek yang disinari dibutuhkan


reflektor. Cahaya yang hanya berasal dari bohlam sinarnya kurang kuat dan tidak terarah
pancarannya. Dengan reflektor maka pancaran cahaya yang berasal dari bohlam dapat
ditingkatkan, diatur, dan diarahkan. Lampu panggung menggunakan tiga jenis reflektor
yaitu; ellipsoidal, spherical, dan parabolic.

Reflektor ellipsoidal berbentuk lengkungan setengah elips (lonjong) yang


mengelilingi lampu sehingga mencipatkan efek pancaran tiga dimensi. Jarak masing-
masing sisinya terhadap sumber cahaya tetap. Karena bentuknya tersebut cahaya yang
dihasilkan oleh reflektor ellipsoidal memiliki dua focal point (tittik temu fokus cahaya).
Focal point 1 berasal dari titik fokus sumber cahaya (bohlam) kemudian memantul
kembali ke reflektor yang hasil refleksinya membentuk titik focal point 2 baru kemudian
menyebar.

 Reflektor spherical memiliki bentuk sisi yang membulat. Jenis reflektor ini
memancarkan seluruh cahaya langsung dari titik focal point ke reflektor yang
merefleksikannya kembali melalui focal point tersebut sebelum memencar. Jika dibuat
garis lingkaran imajiner maka panjang cahaya yang ditempuh masing-masing garis cahaya
adalah sama.
Reflektor parabolic memiliki bentuk sisi parabola. Reflektor jenis ini merefleksikan
cahaya langsung dari atau melalui focal point kemudian menyebar secara paralel
membentuk cahaya yang diameternya hampir sama dengan diameter reflector. Dengan
demikian, diameter cahaya yang dihasilkan sangat tergantung dengan diameter reflektor.
Contoh lampu sehari-hari yang menggu-nakan reflektor parabolic adalah lampu senter.

Selain refleksi yang dihasilkan melalui reflektor, cahaya juga akan mengalami refleksi
setelah menyentuh objek penyinaran. Refleksi cahaya yang memantul setelah mengenai
objek dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu specular, diffuse, spread, dan mixed.
Refleksi specular (seperti cermin) memantulkan arah cahaya tanpa mengubah besaran
cahaya alami dari sumbernya.

Refleksi diffuse terjadi ketika cahaya yang mengenai permukaan objek memantul
dengan pendar yang merata ke segala arah .Contoh dari refleksi diffuse adalah ketika
cahaya diarahkan ke sebuah lukisan dua dimensi.

Refleksi spread sama seperti refleksi diffuse tetapi persentase masingmasing garis
cahaya tidak sama. Cahaya yang mengenai objek dengan intensitas lebih tinggi garis
cahayanya akan memendar dan direfleksikan lebih panjang dari yang lain.Contoh refleksi
spread adalah ketika cahaya mengenai gumpalan aluminium foil.

Refleksi mixed, merupakan refleksi campuran dari diffuse dan specular. Beberapa
garis cahaya dipendarkan secara merata ke segala penjuru arah tetapi sebagian garis
cahaya dipantulkan seperti cermin. Contoh refleksi mixed adalah ketika cahaya menyinari
gagang pintu dari logam, jam tangan emas, atau lantai kayu yang mengkilat. 

H.    Istilah Dalam Tata Cahaya.

1.      lampu                 :    sumber cahaya, ada bermacam, macam tipe, seperti par 38, halogen,
spot, follow light, focus light, dll.

2.      holder                 :    dudukan lampu.

3.      kabel                  :    penghantar listrik.

4.      dimmer               :    piranti untuk mengatur intensitas cahaya.


5.      main light          :    cahaya yang berfungsi untuk menerangi panggung secara
keseluruhan.

6.      foot light            :    lampu untuk menerangi bagian bawah panggung.

7.      wing light           :    lampu untuk menerangi bagian sisi panggung.

8.      front light           :    lampu untuk menerangi panggung dari arah depan.

9.      back light           :    lampu untuk menerangi bagian belakang panggung, biasanya
ditempatkan di panggung bagian belakang.

10.  silouet light      :    lampu untuk membentuk siluet pada backdrop.

11.  upper light        :    lampu untuk menerang bagian tengah panggung, biasanya
ditempatkan tepat di atas panggung.

12.  tools                 :    peralatan pendukung tata cahaya, misalnya circuit breaker (sekring),
tang, gunting, isolator, solder, palu, tespen, cutter, avometer, saklar, stopcontact, jumper,
dll.

13.  seri light, lampu yang diinstalasi secara seri atau sendiri-sendiri. (1 channel 1 lampu)

14.  paralel light, lampu yang diinstalasi secara paralel (1 channel beberapa lampu).

I.       Unsur-unsur dalam tata cahaya

Dalam tata cahaya ada beberapa unsur penting yang harus diperhatikan, antara lain
:

a.          Tersedianya peralatan dan perlengkapan. Yaitu tersedianya cukup lampu sorot, kabel,
dudukan lampu dan beberapa peralatan yang berhubungan dengan lighting dan listrik.
Tidak ada standard yang pasti seberapa banyak perlengkapan tersebut, semuanya
bergantung dari kebutuhan naskah yang akan dipentaskan.
b.         Tata letak dan titik fokus. Tata letak adalah penempatan lampu sedangkan titik fokus
adalah daerah jatuhnya cahaya. Pada umumnya, penempatan lampu dalam pementasan
adalah di atas dan dari arah depan panggung, sehingga titik fokus tepat berada di daerah
panggung. Dalam teorinya, sudut penempatan dan titk fokus yang paling efektif adalah
450 di atas panggung. Namun semuanya itu sekali lagi bergantung dari kebutuhan naskah.
Teori lain mengatakan idealnya, lighting dalam sebuah pementasan (apapun jenis
pementasan itu) tata cahaya harus menerangi setiap bagian dari panggung, yaitu dari arah
depan dan belakang, atas dan bawah, kiri dan kanan, serta bagian tengah. Sehingga
bayangan pemain di tengah panggung hampir tidak terlihat
c.          Keseimbangan warna. Maksudnya adalah keserasian penggunaan warna cahaya yang
digunakan.
d.         Penguasaan alat dan perlengkapan. Artinya penata cahaya harus memiliki pemahaman
mengenai sifat perlengkapan tata cahaya. Tata cahaya sangat berhubungan dengan listrik,
maka anda harus berhati-hati jika sedang bertugas menjadi penata cahaya

4.Fresnel
Fresnel merupakan lampu spot yang memakai reflektor spherical dan lensa fresnel.
Pada bab tengah lingkaran cahaya yang dihasilkan lebih terang dan meredup ke arah
garis tepi cahaya. Pengaturan ukuran sinar cahaya dilakukan dengan menggerakkan
bohlam dan reflektor mendekati lensa.

Kekurangan dari lampu fresnel yakni intensitas cahaya tertinggi ada pada sentra
lingkaran cahaya sehingga kalau seorang bintang film bangkit agak jauk dari sentra
lingkaran cahaya, maka ia kurang menerima cukup cahaya. Karena sifat cahayanya
yang sedikit menyebar, maka kalau jarak lampu terlalu jauh dari objek sebaran
cahayanya akan menerobos ke objek lain.

Lensa Fresnel adalah sebuah lensa yang dikembangkan oleh seorang fisikawan


berkebangsaan Prancis, Augustin Jean Fresnel untuk aplikasi pada mercusuar. Konstruksi lensa
didesain dengan panjang fokus yang pendek, jarak fokus tak terhingga dan tebal lensa yang
sangat tipis jika dibandingkan dengan lensa konvensional, agar dapat melewatkan lebih banyak
cahaya sehingga lampu mercusuar dapat terlihat dari jarak yang lebih jauh.

3.Scoop
Lampu scoop yakni lampu flood yang memakai reflektor ellipsoidal. Sinar cahaya yang
dihasilkan memancar secara merata dengan lembut. Lampu scoop secara umum, scoop
sanggup memakai bohlam pijar dan tungstenhalogen.

Lampu scoop sangat efisien untuk menerangi areal terbatas dan sangat ideal untuk
memadukan warna cahaya. Selain dipakai untuk panggung teater dan teater boneka,
scoop juga dipakai dalam studio televisi, studio fotografi, dan gedung yang
membutuhkan penerangan khusus mirip museum.

7. Follow Spot
Lampu follow spot yakni lampu yang dikendalikan eksklusif oleh operator untuk
mengikuti gerak laris bintang film di atas panggung. Pengaturan besar kecilnya ukuran
lingkaran sinar cahaya, fokus, dan warna diatur oleh operator. Lampu follow spot
memerlukan dudukan (stand) khusus yang sanggup diputar dan diatur tinggi rendahnya.
Lampu follow spot memakai bohlam jenis discharge yang berpengaruh menahan panas
tinggi, bisa menahan goncangan dan sanggup menghasilkan intensitas cahaya tinggi.
Garis lingkaran sinar cahaya sangat terang terlihat. Lampu ini biasanya mengikuti atau
menyorot seorang bintang film secara khusus dalam areal khusus.

8. Lampu PAR
PAR dari parabolic aluminized reflecto yakni lampu yang bohlam, reflektor, dan lensa
terintegrasi. Unit lampu par memakai lensa parabolik. Ukuran diameter dan watt lampu
par bermacam-macam, yang umum dipakai yakni par 36, 38, 46, 56, dan 64. Daya yang
dipakai berkisar antara 50 watt hingga dengan 1000 watt.
Besaran sinar cahaya yang dihasilkan tergantung dari ukuran diameter lampu. Sedang
intensitas dan jarak cahaya tergantung dari besaran daya. Lampu par ditempatkan
dalam wadah (housing) yang disebut par can atau kaleng par yang memungkinkan
lampu untuk digerakkan, diarahkan, dan diberi warna.

1. Floodlight
Flood  light yakni lampu yang mempunyai kekuatan yang besar tanpa lensa. Bohlam
dan reflektor diletakkan dalam sebuah kotak yang sanggup diarahkan ke kanan, ke kiri,
ke atas, dan ke bawah untuk mengatur jatuhnya cahaya. Sinar cahaya yang dihasilkan
menyebar membuat besaran area yang disinari tergantung dari jarak lampu terhadap
objek.
Beberapa kelemahan lampu floodlight diantaranya yakni alasannya yakni sifatnya yang
mengandalkan jarak membuat sinar cahaya mengabur pada objek yang jauh. Luas area
penyinaran lampu flood sangat tergantung pada besar watt dan reflektor yang
digunakan. Lampu flood efektif untuk menyinari backdrop atau objek dengan jarak
dekat. Lampu flood yang memakai watt besar dan dikhususkan untuk menyinari
backdrop disebut cyc-light.

Beberapa lampu flood yang dirangkai dalam satu kotak dan digantung di atas
panggung disebut dengan batten atau striplight (lampu strip). Fungsi lampu strip
yakni untuk menyinari backdrop dari atas. Tetapi kalau rangkaian lampu diletakkan di
panggung depan bawah bertujuan untuk menyinari bintang film dari bawah dinamakan
footlight (lampu kaki). 

 HMI (Hydrargyrum Medium-arc lodide)


Harga lampu jenis ini lebih mahal daripada photoflood, namun secara
karakter cahaya, ia memiliki kekutan yang lebih besar dan juga lebih
kokoh daripada photofloods. Lampu jenis ini sering kita jumpai pada saat
ada adegan syuting untuk film atau pembuatan video karena biasanya
HMI mempunyai anti flickr yang baik.

Untuk masalah white balance pun kita tidak memerlukan alat khusus, karena kita bisa
mengukurnya lewat kelvin. White balance yang ditampilkan oleh lampu ini tidak akan
merusak, karena temperaturnya sama dengan cahaya matahari.

ANALOG REEL TO REEL


adalah bentuk rekaman audio pita magnetik di mana media

rekaman diadakan pada gulungan yang tidak ada dalam kaset.

Dalam penggunaan, reel pasokan (feed reel) yang berisi pita

dipasang pada spindle; ujung kaset secara manual ditarik keluar dari

reel, diulir melalui pemandu mekanis dan rakitan head tape, dan

dilampirkan dengan gesekan ke hub reel takeup kedua, awalnya

kosong.

MAGENETIC DISK

adalah piringan bundar yang terbuat dari logam atau plastik, permukaannya

mempunyai sifat magnetic (menghasilkan medan magnet) yang diperlukan

untuk proses baca tulis dari memori tersebut.  Merupakan DASD pertama. 

CONTOH : Floppy Disk, IDE Disk (Harddisk), SCSI Disk.

COMPACT DISK

 adalah cakram optik digital yang digunakan untuk menyimpan data. Sejak diperkenalkan secara

resmi pada tahun 1982, CD memperoleh puncak penjualan pada tahun 2000 yang mencapai

2.445 juta keping.

MAGNETIC OPTICAL

drive magneto-optik adalah jenis drive disk optik yang mampu


menulis dan menulis ulang data pada disk magneto-optik.
Faktor bentuk 130 mm (5,25 in) dan 90 mm (3,5 in) ada. Pada
tahun 1983, hanya setahun setelah diperkenalkannya Compact
Disc, Kees Schouhamer Immink dan Joseph Braat
mempresentasikan eksperimen pertama dengan Compact Disc
optik magneto-optik yang dapat dihapus selama Konvensi AES
ke-73 di Eindhoven.

Anda mungkin juga menyukai