Anda di halaman 1dari 4

“BUDI PEKERTI”

PEDOMAN MEMBIMBING ANAK AGAR MEMPUNYAI


BUDI PEKERTI YANG BAIK

DOSEN PENGAMPU :
ALMUJADI, S.pd, S.SiT, M.DSc

DI SUSUN OLEH :
RIZKY ARKAN ALHABSY
NIM P07125319043

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PRODI D-IV KEPERAWATAN GIGI ALIH JENJANG
2018/2019
Budi Pekerti adalah induk dari segala etika ,tatakrama, tata susila, perilaku
baik dalam pergaulan , pekerjaan dan kehidupan sehari-hari.

Pentingnya nilai akhlak, moral serta budi luhur bagi semua warga negara
kiranya tidak perlu diingkari. Negara atau suatu bangsa bisa runtuh karena pejabat
dan sebagian rakyatnya berperilaku tidak bermoral.

Perilaku amoral akan memunculkan kerusuhan, keonaran, penyimpangan


dan lain-lain yang menyebabkan kehancuran suatu bangsa. Mereka tidak memiliki
pegangan dalam kehidupan bernegara dan berbangsa. Oleh karena itu, nilai perlu
diajarkan agar generasi sekarang dan yang akan datang mampu berperilaku sesuai
dengan moral yang diharapkan.

Terwujudnya manusia Indonesia yang bermoral, berkarakter, berakhlak


mulia dan berbudi pekerti luhur merupakan tujuan dari pembangunan manusia
Indonesia yang kemudian diimplementasikan ke dalam tujuan pendidikan
nasional.

Penanaman budi pekerti bertujuan untuk mengembangkan nilai, sikap dan


prilaku siswa yang memancarkan akhlak mulia/budi pekerti luhur (Haidar, 2004).
Hal ini mengandung arti bahwa dalam Penanaman budi pekerti, nilai-nilai yang
ingin dibentuk adalah nilai-nilai akhlak yang mulia, yaitu tertanamnya nilai-nilai
akhlak yang mulia ke dalam diri anak yang kemudian terwujud dalam tingkah
lakunya.

Pelaksanaan penanaman budi pekerti dapat dilakukan melalui dua prinsip


dasar yaitu:
1. Pembiasaan
Budi pekerti bukanlah hafalan, bukan indoktrinasi, bukan petuah atau
nasehat melainkan bentuk pelatihan pembiasaan hidup sehari-hari, yang
dibutuhkan adanya kerjasama, saling peduli antara pembimbing dengan orang tua
untuk mendidik anak secara mendasar masalah perilaku dan pembiasaan dalam
tata krama.

2. Memberikan Teladan
Memberikan teladan atau menjadi saksi nilai hidup yang dapat dilihat dan
dirasakan, yang akhirnya akan menjadi suatu tindakan. Keteladanan pembimbing
dan orang tua akan menjadi penyegar dan terang bagi anak dalam menjalani
kehidupannya (Adkhi, 2001:4).

Berperilaku yang baik dalam keluarga amat penting bagi pertumbuhan sikap
anak selanjutnya. Dari kecil sudah terbiasa menghormat orang tua atau orang yang
lebih tua, misalnya : jalan sedikit membungkuk jika berjalan didepan orang tua
dan dengan sopan mengucap : nuwun sewu ( permisi), nderek langkung
( perkenankan lewat sini). Selain berperilaku halus dan sopan, juga berbahasa
yang baik untuk menghormati sesama, apakah itu bahasa halus ( kromo) atau
ngoko ( bahasa biasa). Bahasa Jawa yang bertingkat bukanlah hal yang rumit,
karena unggah ungguh basa (penggunaan bahasa menurut tingkatnya) adalah
sopan santun untuk menghormat orang lain

Penanaman Budi Pekerti :


1. Penanaman Budi Pekerti dilakukan dengan penuh kasih sayang dan kepedulian.
Keteladanan dari orang tua secara konsisten akan memudahkan dalam
menanamkan nilai-nilai dasar berbudi pekerti pada anak.
2. Dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan.
3. Menggunakan pendekatan pengembangan, mencakup dan tercermin dalam
kegiatan sehari-hari, saat bermain, berkumpul bersama keluarga. Nilai budi
pekerti menjadi “ruh” yang tertanam pada diri anak.
4. Kegiatan bermain bersama dan teladan dari orang tua yang dilakukan dengan
bermakna dan menantang membuat anak untuk dihargai dan membantu anak
untuk meraih keberhasilan.
5. Menyediakan kesempatan kesempatan bagi anak untuk melakukan tindakan-
tindaan moral
6. Menumbuhkan motivasi dalam diri anak untuk mengembangkan budi pekerti
yang baik.
7. Melibatkan anggota keluarga lainnya seperti kakek, nenek, tante, om dan orang
dewasa lainnya, turut berpartisipasi dalam menerapkan nilai-nilai dasar dalam
perilaku mereka.
8. Menjaga konsistensi penerapan nilai-nilai budi pekerti dalam semua aspek.

Budi Pekerti Sejak masa kecil dalam bimbingan orang tua, mulai
ditanamkan pengertian baik dan benar seperti etika, tradisi lewat dongeng,
dolanan/permainan anak-anak yang merupakan cerminan hidup bekerjasama dan
berinteraksi dengan keluarga dan lingkungan.

Berperilaku yang baik dalam keluarga amat penting bagi pertumbuhan sikap
anak selanjutnya. Dari kecil sudah terbiasa menghormat orang tua atau orang yang
lebih tua, misalnya : jalan sedikit membungkuk jika berjalan didepan orang tua
dan dengan sopan mengucap : nuwun sewu ( permisi), nderek langkung
( perkenankan lewat sini). Selain berperilaku halus dan sopan, juga berbahasa
yang baik untuk menghormati sesama, apakah itu bahasa halus ( kromo) atau
ngoko ( bahasa biasa). Bahasa Jawa yang bertingkat bukanlah hal yang rumit,
karena unggah ungguh basa (penggunaan bahasa menurut tingkatnya) adalah
sopan santun untuk menghormat orang lain

Anda mungkin juga menyukai