Anda di halaman 1dari 17

Isnaini thariqul qolbi

5111418033

PERALATAN KESELAMATAN KERJA

Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan Kerja dewasa ini merupakan istilah yangsangat
populer. Bahkan di dalam dunia industri istilah tersebut lebih dikenal dengansingkatan K3 yang
artinya keselamatan, dan kesehatan kerja. Menurut Milyandra (2009)
Istilah ‘keselamatan dan kesehatan kerja’, dapat dipandang mempunyai dua sisi
pengertian.Pengertian yang pertama mengandung arti sebagai suatu pendekatan ilmiah
(scientificapproach) dan disisi lain mempunyai pengertian sebagai suatu terapan atau suatu
programyang mempunyai tujuan tertentu. Karena itu keselamatan dan kesehatan kerja
dapatdigolongkan sebagai suatu ilmu terapan (applied science)
Pabrik konstruksi baja memiliki faktor dan potensi bahaya yang berbeda tergantung
sumber dan jenis pekerjaannya, oleh karena itu diperlukan usaha pengendalian yang
dilaksanakan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku, yaitu sebagai berikut:

1. Pengendalian kondisi dan tindakan tidak aman.


Sesuai Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, pasal 3 tentang
syarat-syarat keselamatan kerja, yaitu :
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan
getaran;
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun
psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
Isnaini thariqul qolbi
5111418033

l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;


m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya;
n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau
barang;
o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang;
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

2. Pengawasan, pengujian dan perijinan peralatan berbahaya


 Crane, lift dan conveyor
 Boiler
 Bejana Tekan

3. Pembinaan dan penyuluhan keselamatan kerja


Pembinaan dan penyuluhan keselamatan kerjadilaksanakan sebagai perwujudan
Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, pasal 9 ayat 3. Yang
berbunyi : Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja
yang berada di bawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan
kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian
pertolongan pertama pada kecelakaan.
Isnaini thariqul qolbi
5111418033

4. Pengadaan APD

APD untuk k3 konstruksi


Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat material diantaranya:
 Safety shoes
 Baju kerja
 Helmet
 Masker
 Ear plug
 Kaca mata
 Sarung tangan

Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat nonmaterial diantaranya:


 Buku petunjuk penggunaan alat
 Rambu-rambu dan isyarat bahaya
 Himbauan-himbauan
 Petugas keamanan
Isnaini thariqul qolbi
5111418033

BATANG LAS, ALAT SAMBUNG LAS, BAUT, DAN PAKU KELING


a. Batang las/ kawat las
 kawat las adalah suatu benda yang dipergunakan untuk melakukan pengelasan listrik
yang berfungsi sebagai pembakar yang akan menimbulkan busur nyala. Ukuran standar
diameter kawat inti dari 1,5 mm sampai 7 mm dengan panjang antara 350 sampai 450 mm.
Jenis-jenis selaput fluksi pada elektroda misalnya selulosa, kalsium karbonat (Ca C03),
titanium dioksida (rutil), kaolin, kalium oksida mangan, oksida besi, serbuk besi, besi
silikon, besi mangan dan sebagainya dengan persentase yang berbeda-beda, untuk tiap
jenis elektroda.

 Elektroda Baja Lunak


Dari bermacam-macam jenis elektroda baja lunak perbedaannya hanyalah pada
jenis selaputnya. Sedangkan kawat intinya sama.
- E 6010 dan E 6011
Elektroda ini adalah jenis elektroda selaput selulosa yang dapat dipakai
untuk pengelesan dengan penembusan yang dalam. Pengelasan dapat pada
segala posisi dan terak yang tipis dapat dengan mudah dibersihkan. Deposit las
biasanya mempunyai sifat sifat mekanik yang baik dan dapat dipakai untuk
pekerjaan dengan pengujian Radiografi. Selaput selulosa dengan kebasahan 5%
pada waktu pengelasan akan menghasilkan gas pelindung. E 6011 mengandung
Kalium untuk mambantu menstabilkan busur listrik bila dipakai arus AC.
- E 6012 dan E 6013
Kedua elektroda ini termasuk jenis selaput rutil yang dapat manghasilkan
penembusan sedang. Keduanya dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi,
tetapi kebanyakan jenis E 6013 sangat baik untuk posisi pengelesan tegak arah
ke bawah. Jenis E 6012 umumnya dapat dipakai pada ampere yang relatif lebih
tinggi dari E 6013. E 6013 yang mengandung lebih benyak Kalium memudah-
kan pemakaian pada voltage mesin yang rendah. Elektroda dengan diameter
kecil kebanyakan dipakai untuk pangelasan pelat tipis.
- E 6020
Elektroda jenis ini dapat menghasilkan penembusan las sedang dan
teraknya mudah dilepas dari lapisan las. Selaput elektroda terutama
Isnaini thariqul qolbi
5111418033

mengandung oksida besi dan mangan. Cairan terak yang terlalu cair dan mudah
mengalir menyulitkan pada pengelasan dengan posisi lain daripada bawah
tangan atau datar pada las sudut.
- Elektroda dengan Selaput Serbuk Besi
Selaput elektroda jenis E 6027, E 7014. E 7018. E 7024 dan E 7028
mengandung serbuk besi untuk meningkatkan efisiensi pengelasan. Umumnya
selaput elektroda akan lebih tebal dengan bertambahnya persentase serbuk besi.
Dengan adanya serbuk besi dan bertambah tebalnya selaput akan memerlukan
ampere yang lebih tinggi.
- Elektroda Hidrogen Rendah
Selaput elektroda jenis ini mengandung hydrogen yang rendah (kurang
dari 0,5 %), sehingga deposit las juga dapat bebas dari porositas. Elektroda ini
dipakai untuk pengelasan yang memerlukan mutu tinggi, bebas porositas,
misalnya untuk pengelasan bejana dan pipa yang akan mengalami tekanan
Jenis-jenis elektroda hydrogen rendah misalnya E 7015, E 7016 dan E 7018.
- Kondisi Pengelasan
Berikut ini diberikan daftar kondisi pengelasan untuk elektroda Philips
baja lunak dan baja paduan rendah.
- Elektroda untuk Besi Tuang
Elektroda yang dipekai untuk mengelas besi tuang adalah sebagei
berikut :
1. elektroda baja
Elektroda jenis ini bila dipakai untuk mengelas besi tuang akan
menghasilkan deposit las yang kuat sehingga tidak dapat dikerjakan
dengan mesin. Dengan demikian elektroda ini dipakai bila hasil las tidak
dikerjakan lagi. Untuk mengelas besi tuang dengan elektroda baja dapat
dipakai pesawat las AC atau DC kutub terbalik.
2. elektroda nikel
Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil las
masih dikerjakan lagi dengan mesin. Elektroda nikel dapat dipakai dalam
sagala posisi pengelasan. Rigi-rigi las yang dihasilkan elektroda ini pada
Isnaini thariqul qolbi
5111418033

besi tuang adalah rata dan halus bila dipakai pada pesawat las DC kutub
terbalik. Karakteristik elektroda nikel dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
3. elektrode perunggu
Hasil las dengan memakai elektroda ini tahan terhadap retak,
sehingga panjang las dapat ditambah. Kawat inti dari elektroda dibuat
dari perunggu fosfor dan diberi selaput yang menghasilkan busur stabil.
4. elektroda besi tuang
Elektroda jenis ini pada dasarnya dipakai untuk baja yang
mengandung karbon kurang dari 1,5%. Tetapi dapat juga dipakai pada
pengelasan besi tuang dengan hasil yang baik. Hasil lasnya tidak dapat
dikerjakan dengan mesin.
- Elektroda untuk Aluminium

Aluminium dapat dilas listrik dengan elektroda yang dibuat dari logam
yang sama. Pemilihan elektroda aluminium yang sesuai dengan pekerjaan
didasarkan pada tabel keterangan dari pabrik yang membuatnya.

Elektroda aluminium AWS-ASTM AI-43 untuk las busur listrik adalah


dengan pasawat las DC kutub terbalik dimana pemakaian arus dinyatakan
dalam tabel berikut

- Elektroda untuk palapis Keras

Tujuan pelapis keras dari segi kondisi pemakaian yaitu agar alat atau
bahan tahan terhadap kikisan, pukulan dan tahan aus. Untuk tujuan itu maka
Elektroda untuk pelapis keras dapat diklasifikasikan dalam 3 macam yaitu:

1. elektroda tahan kikisan


Elektroda jenis ini dibuat dari tabung chrom karbida yang diisi
dengan serbuk-serbuk karbida. Elektroda dengan diameter 3,25 mm –
6,5 mm dipakai peda pesawat las AC atau DC kutub terbalik. Elektroda
ini dapat dipakai untuk pelapis keras permukaan pada sisi potong yang
tipis, peluas lubang dan beberapa type pisau.
Isnaini thariqul qolbi
5111418033

2. elektroda tahan pukulan


Elektroda ini dapat dipakai pada pesawat las AC atau DC kutub
terbalik. Dipakai untuk pelapis keras bagian pemecah dan palu.
3. elektroda tahan aus.
Elektroda ini dibuat dari paduan-paduan non ferro yang
mengandung Cobalt, Wolfram dan Chrom. Biasanya dipakai untuk
pelapis keras permukaan katup buang dan dudukan katup dimana
temperatur dan keausan sangat tinggi.
b. Sambungan las
Sambungan las adalah sambungan antara dua logam dengan cara pemanasan, dengan
atau tanpa logam pengisi. Sambungan terjadi pada kondisi logam dalam keadaan plastis
atau leleh. Sambungan las menghubungkan profil dengan pelat penyambung melalui
lekatan logam yang telah dileburkan dengan dipanasi. Pada konstruksi baja las yang
digunakan adalah jenis las listrik karena memiliki kuat tarik minimum yang cukup tinggi.
Kuat tarik minimum dari las ditentukan oleh Elektroda yang digunakan.
Untuk konstruksi baja yang bersifat struktural (memikul beban konstruksi) maka
sambungan las tidak diijinkan menggunakan las Otogen, tetapi harus dikerjakan dengan las
listrik dan harus dikerjakan oleh tenaga kerja ahli yang  profesional.

 Jenis-jenis Sambungan Las


Jenis sambungan tergantung pada faktor-faktor seperti ukuran dan profil batang
yang bertemu di sambungan, jenis pembebanan, besarnya luas sambungan yang
tersedia untuk pengelasan, dan biaya relatif dari berbagai jenis las. Sambungan las
terdiri dari lima jenis dasar dengan berbagai macam variasi dan kombinasi yang
banyak jumlahnya.

Jenis-jenis sambungan las


Isnaini thariqul qolbi
5111418033

- Butt joint merupakan sambungan di mana kedua benda kerja berada pada


bidang yang sama dan disambung pada ujung kedua benda kerja yang saling
berdekatan.
- Lap joint merupakan sambungan yang terdiri dari dua benda kerja yang saling
bertumpukan.
- T-joint merupakan sambungan di mana salah satu benda kerja tegak lurus
dengan benda kerja lainnya sehingga membentuk huruf “T”.
- Edge joint merupakan sambungan di mana kedua benda kerja sejajar satu sama
lain dengan catatan salah satu ujung dari kedua benda kerja tersebut berada
pada tingkat yang sama.
- Corner joint merupakan sambungan di mana kedua benda kerja membentuk
sudut sehingga keduanya dapat disambung pada bagian pojok dari sudut
tersebut.

Pada Konstruksi baja biasanya digunakan 2 macam las, yaitu las tumpul dan las
sudut. Las Tumpul adalah las untuk menyambung arah
memanjang/melebar plat atau profil baja. Las sudut adalah las untuk menyambung
arah sudut dari platatau profil baja

c. Sambungan Baut
Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir, salah satu ujungnya
dibentukkepala baut (umumnya bentuk kepala segi enam) dan ujung lainnya
dipasangmur/pengunci. Dalam pemakaian di lapangan, baut dapat digunakan untuk
membuatkonstruksi sambungan tetap, sambungan bergerak, maupun sambungan sementara
yangdapat dibongkar/dilepas kembali. Bentuk uliran batang baut untuk baja bangunan
padaumumnya ulir segi tiga (ulir tajam) sesuai fungsinya yaitu sebagai baut
pengikat.Sedangkan bentuk ulir segi empat (ulir tumpul) umumnya untuk baut-baut
penggerak atau pemindah tenaga misalnya dongkrak atau alat-alat permesinan yang lain
(Modul Baja 15)
Isnaini thariqul qolbi
5111418033

 Jenis Baut
- Baut Hitam, Yaitu baut dari baja lunak ( St-34 ) banyak dipakai untuk
konstruksi ringan /sedang misalnya bangunan gedung, diameter lubang dan
diameter batang bautmemiliki kelonggaran 1 mm (Modul Baja 15).
- Baut pass, yaitu baut dari baja mutu tinggi (>St-42 ) dipakai untuk konstruksi
berat atau beban bertukar seperti jembatan jalan rraya, diameter lubang dan
diameter batang baut relative pass yaitu kelonggaran < 0,1 mm

Ukuran Diameter Baut (Sumber :Modul Baja 15)


 Jenis-jenis Sambungan Baut
- Baut dengan 1 irisan (Tegangan geser tegak lurus dengan sumbu baut)
- Baut dengan 2 irisan (Tegangan geser tegak lurus dengan sumbu baut)
- Baut Yang Dibebani Sejajar Dengan Sumbunya
- Baut yang dibebani sejajar sumbu dan tegak lurus sumbu

 Jarak Baut
Pada Sambungan Banyaknya baut yang dipasang pada satu baris yang sejajar
arah gaya, tidak boleh lebih dari 5 buah. Jarak antara sumbu buat paling luar ke tepi
atau ke ujung bagian yang disambung,tidak boleh kurang dari 1,2 d dan tidak boleh
lebih besar dari 3d atau 6 t (t adalah tebal terkecil bagian yang disambungkan). Pada
sambungan yang terdiri dari satu baris baut, jarak darisumbu ke sumbu dari 2 baut
yang berurutan tidak boleh kurang dari 2,5 d dan tidak bolehlebih besar dari 7 d Jika
sambungan terdiri dari lebih satu baris baut yang tidak berseling,maka jarak antara
kedua baris baut itu dan jarak sumbu ke sumbu dari 2 baut yang berurutan pada satu
Isnaini thariqul qolbi
5111418033

baris tidak boleh kurang dari 2,5 d dan tidak boleh lebih besar dari 7 d atau 14 t
(Modul Baja 15).

Gambar 8.  Sambungan sendi balok-kolom


dan Sambungan sendi balok-kolom (Sumber :Modul Baja 15).

 Prinsip Baut
Jarak antar pusat lubang pengencang tidak boleh kurang dari 3 kali diameter
nominal pengencang.Jarak minimum dari pusat pengencang ke tepi pelat atau pelat
profil harusmemenuhi spesifikasi dalam tabel:

Tabel 2.  Jarak Pusat Lubang Baut Dengan Tepi (Sumber :Modul Baja 15)
Jarak tepimaksimum dari pusat tiap pengencang ke tepi terdekat suatu bagian
yang berhubungan dengan tepi yang lain tidak boleh lebih dari 12 kali tebal pelat
lapis luar tertipisdalam sambungan dan jugatidak boleh melebihi 150 mm.

d. Sambungan paku keling


Isnaini thariqul qolbi
5111418033

Paku keling /rivet  adalah salah satu metode penyambungan yang sederhana.


Sambungan keling umumnya diterapkan pada jembatan, bangunan, ketel, tangki, kapal dan
pesawat terbang. Penggunaan metode penyambungan dengan paku keling ini juga sangat
baik digunakan untuk penyambungan pelat-pelat alumnium. 

Pengembangan Penggunaan rivet dewasa ini umumnya digunakan untuk pelat-pelat


yang sukar di las dan dipatri dengan ukuran yang relatif kecil.
Setiap bentuk kepala rivet ini mempunyai kegunaan tersendiri. Masing-masing jenis
mempunyai kekhususan dalam penggunaannya. Sambungan dengan paku keling ini
umumnya bersifat permanent dan sulit untuk melepaskannya karena pada bagian ujung
pangkalnya lebih besar daripada batang paku kelingnya.

 Tipe sambungan paku keling


1. Berdasarkan Penyambungan Plat 
- Lap joint (Sambungan Berimpit) : sambungan yang menempatkan pelat
yang akan disambung saling berimpitan dan kedua pelat tersebut
disambung dengan paku keling .
Pemasangan tipe lap joint biasanya digunakan pada plat yang overlaps
satu dengan yang lainnya.
- Butt joint (Sambungan Bilah): sambungan yang menempatkan kedua
ujung pelat yang akan disambung saling berdekatan, lalu kedua pelat
tersebut ditutup dengan bilah (strap), kemudian masing-masing pelat
disambungkan dengan bilah menggunakan paku keling
Digunakan untuk menyambung dua plat utama, dengan menjepit
menggunakan 2 plat lain, sebagai penahan (cover), dimana plat penahan
ikut dikeling dengan plat utama. Tipe ini meliputi single strap butt joint
dan double strap butt joint
2. Berdasarkan Jumlah Baris
- Sambungan baris tunggal (single riveted joint)
Pada sambungan berimpit, sambungan baris tunggal adalah sambungan
yang menggunakan satu baris paku keeling pada sistem sambungan.
Sedangkan pada sambungan bilah, sambungan baris tunggal adalah
Isnaini thariqul qolbi
5111418033

sambungan yang menggunakan satu baris paku pada masing-masing sisi


sambungan. 
- Sambungan baris ganda (double riveted lap joint)
Sambungan baris ganda adalah sambungan yang menggunakan dua baris
paku keling pada sistem sambungan. Sedangkan pada sambungan bilah,
sambungan baris ganda adalah sambungan yang menggunakan dua baris
paku pada masing-masing sisi sambungan
3. Berdasarkan Susunan Paku
- Sambungan Rantai
- Sambungan Zig - Zag
 Pemasangan paku keeling
Pemasangan paku keling dapat dilakukan secara manual maupun dengan
menggunakan mesin pemasang rivet. Pemasangan paku keling secara manual
dilakukan dengan menggunakan peralatan, seperti palu, pembentuk kepala rivet dan
landasan. Pemasangan paku keling secara manual ini dapat dikerjakan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
- Buat lubang pada pelat/bagian yang akan disambung dengan cara dibor.
Ukuran lubang ini umumnya dilebihkan sekitar 1,5 mm dari ukuran diameter
tangkai paku keling yang akan digunakan.
- Masukkan tangkai paku keling ke dalam lubang tersebut, di mana panjang
tangkai yang ke luar dari pelat dibuat sama dengan 1,5 kali diameter paku
keling.
- Ujung tangkai paku keling dipukul beberapa kali dengan menggunakan palu
hingga kepala paku keling baru mulai terbentuk.
- Pasang die atau pembentuk kepala paku keling pada kepala yang mulai
terbentuk pada ujung tangkai paku keling tadi. Kemudian pembentuk kepala
paku keling tersebut dipukul-pukul dengan palu hingga diperoleh kepala paku
keling dengan bentuk yang baik dan rapi.

Untuk pemasangan paku keling yang berukuran besar, maka paku kelingnya
harus dipanaskan terkebih dahulu agar pembentukan kepala paku keling baru
menjadi lebih mudah. Setelah paku kelingnya menjadi panas membara, selanjutnya
Isnaini thariqul qolbi
5111418033

tangkai paku kelingnya dimasukkan ke dalam lubang sambungan dan dipukul-pukul


dengan palu seperti pada pemasangan paku keling berukuran kecil.

Pada paku keling eksplosif, pemasangannya tidak dipukul-pukul dengan


menggunakan palu seperti pada pemasangan paku keling biasa, tetapi dipasang
dengan cara pemanasan.
Isnaini thariqul qolbi
5111418033

PROSES PERAKITAN KONSTRUKSI DI LAPANGAN

1. Pelaksanaan fabrikasi komponen struktur baja


Fabrikasi dillakukan setelah gambar kerja telah di check dan recheck serta disetujui
oleh Pimpinan Teknik untukdi laksanakan. Tahapan-tahapan fabrikasi tersebut juga apabila
fabrikasi dilakukan di lapangan. Fabrikasi di workshop mempunyai banyak kelebihan
dikarenakan fasilitas di workshop umumnya lebih lengkap bila dibandingkan dilaksanakan
dilapangan, berikut merupakan tahapan fabrikasi :
 Penandaan atau marking material baja merupakan tahap awal fabrikasi struktur
baja, pengukuran dan penandaan dilaksanakan sesuai dengan shopdrawing yang
sudah disetujui oleh pihak yang berwenang. Penandaan bukan hanya untuk menandai
ukuran potongan baja, tetapi meliputi juga pemberian kode dari potongan untuk
menghindari kesalahan dalam indentifikasi untuk perakitan ataupun untuk ereksi
nantinya
 Proses pemotongan merupakan tahap berikutnya, Banyak cara dalam proses
pemotongan diantaranya dengan menggunakan api (flame cutting) yaitu pemotongan
dengan menggunakan oxygen yang dicampur dengan gas metan (LPG). Pemotongan
dengan metode ini paling banyak digunakan mengingat cepatnya proses pemotongan
dan dapat dilakukan untuk berbagai ukuran, ketebalan dan bentuk potongan,
sehingga lebih fleksibel dalam pelaksanaannya
 Pembuatan lubang untuk baut merupakan tahap berkelanjutan. Lubang untuk baut
pada struktur baja umumnya dilakukan dengan menggunakan mesin punching,
membuat lubang dengan metode ini sangat terbatas ketebalannya, AISC sendiri
mensyaratkan tebal material yang dilubangi adalah diameter lubang ditambah 1/8
inc. Metode lain ialah menggunakan mesin bor, proses pembuatan lubang dengan
metode ini akan lebih lama dibandingkan dengan mesin punching, Untuk menjaga
keakuratan arak antar lubang banyak workshop yang sudah menggunakan mesin
CNC (Computer numerically controlled)
Isnaini thariqul qolbi
5111418033

 Material yang sudah dipotong dan dilubangi tersebut kemudian dilakukan perakitan
dengan cara dilas cantum (tack weld) atau dikenal dengan proses fit-up atau
assembly. Proses perakitan harus dilaksanakan lebih hati-hati harus sesuai
dengan shopdrawing baik itu dimensi, orientasiataupun jenis potongan itu
sendiri, dikarenakan apabila terjadi kesalahan pada tahapini dan material telah selesai
dilas maka proses perbaikannya akan lebih sulit lagi
 Proses pengelasan merupakan tahapan berikutnya, setelah perakitan. Proses
pengelasan terdiri dari berbagai proses, umumnya proses pengelasan untuk struktur
baja dengan proses SMAW (Shielded Metal Arch Welding), tetapi banyak juga yang
menggunakan proses GMAW (Gas Weld Arch Welding), FCAW (Flux Cored
Arch Welding) ataupun SAW (Sub merged Arch Welding). Proses pengelasan
SMAW yang paling banyak digunakan merupakan proses pengelasan
manual dengan menggunakan elektroda, busur elektroda terbentuk di antara ujung-
ujung elektroda logam berlapis dan komponen baja yang akan dilas. Metode
pelaksanaanya adalah sebagai berikut :
1. Pada pekerjaan pengelasan bagian yang akan di las adalah penyambungan
antara pelat kopel dengan penampang batang rangka baja
2. Plat kopel di potong dengan menggunakan mesin pemotong besi
3. Pada bidang atau bagian yang akan dilas didekatkan sedekat mungkin dan
dibersihkandari kotoran dan debu serta air terlebih dahulu.
4. Type, tebal, panjang dan lokasi pengelasan mengikuti gambar rencana.
5. Dalam assembling dan penyambungan bagian yang dilas berurutan sehingga
dapat dihindari semaksimal mungkin distorsi dari bagian-bagian yang dilas
- Proses terakhir dari fabrikasi adalah pengecatan, hal yang perlu diperhatikan dalam
proses pengecatan ialah material cat yang dipakai dalam proses pengecatan itu
sendiri. Tujuan dari pengecatan adalah untuk melindungi baja dari bahaya
kropos disamping juga estetika. tahap pengecetan yaitu sebagai berikut :
1. Sebelum dilakukan pengecetan dilakukan pembersihan terlebih dahulu pada
permukaan baja dengan mekanikal Wire Brush
2. Setelah permukaan bersih dilakukan pengecetan dengan menggunakan cat
dasarZincromate.
Isnaini thariqul qolbi
5111418033

3. Pengecetan Primer menggunakan kuas sedangkan pengecetan Finishing


dilakukandengan menggunakan Spray Gun

2. Perakitan
Rangka batang yang telah di Pabrikasi sebelumnya, kemudian dilakukan perakitan
terhadap elemen rangkaian struktur portal rangka baja. Rangka batang terlebih dahulu
ditandai dengan penamaan pada batangnya. Urutan perakitan adalah sebagai berikut :
- Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dengan kode
yang jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang dengan mudah. 
- Kode tersebut ditulis dengan cat atau sejenisnya agar tidak mudah terhapus.
- Pelat-pelat sambungan dan bagian elemen lain yang diperlukan untuk sambungan-
sambungan di lapangan, harus dibaut/diikat sementara dulu pada masing-masing
elemen dengan tetap diberi tanda-tanda. 
3. Penyetingan
Pada kolom pedestal plat tumpu di letakkan diatas kemudian dilakukan
kontrol horizontal pada plat tumpu kolom, selain itu juga dilakukan Penyetingan Kelurusan
(Lot) Pada Kolom Dengan Waterpass
4.  Erection (Penyetelan dan Pemasangan)
Erection dilakukan dengan menggunakan alat bantu Mobile Crane untuk lebih
memudahkan dan mempercepat proses kerja. Sebelum dilakukan Erection terlebih dahulu
dibuat Erection Schedule agar lebih mudah dipahami daerah mana yang akan dilakukan
erection. Erection dilakukan sesuai dengan gambar kerja.

 
Isnaini thariqul qolbi
5111418033

DAFTAR PUSAKA

https://docplayer.info/73032616-Struktur-baja-fabrikasi-komponen-struktur-baja-a-komponen-
sambungan-struktur-baja-1-baja-profil-2-baja-pelat-atau-baja-pilah.html

https://www.academia.edu/7437647/KESELAMATAN_DAN_KESEHATAN_KERJA_DI_PT

https://www.academia.edu/35441646/METODE_PELAKSANAAN_PORTAL_RANGKA_BAJ
A_BENTANG_12_M_INDUK_PADA_PROYEK_PEMBANGUNAN_PASAR_MODERN_SA
MPARA

http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2015/01/jenis-jenis-sambungan-pada-las.html

http://pusat-lingkaran.blogspot.com/2016/11/sambungan-paku-keling-rivet.html

https://www.academia.edu/35441646/METODE_PELAKSANAAN_PORTAL_RANGKA_BAJA_BENTANG_12
_M_INDUK_PADA_PROYEK_PEMBANGUNAN_PASAR_MODERN_SAMPARA

http://indarluhsepdyanuri.blogspot.com/2014/12/sambungan-paku-keling.html

Anda mungkin juga menyukai