OLEH KELOMPOK 9
NURFADILAH
LIA ASRIAWATI
PUTRI REKMIANA
TAHUN AJARAN
2108/2019
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat
menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya.
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “ Asuhan Kegawat
Daruratan Pada Kasus Pre-eklamsi Dan Eklamsi “.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa
bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan
hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan
saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penyusun
KATA PENGANTAR..........................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................
1.Latar belakang...................................................................................
2. Rumusan Masalah.............................................................................
3. Tujuan...............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................
A. Pengertian Persalinan.......................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Kata Pengantar
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Pengertian persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviksdan
janin turun ke dalam jalan lahir. Proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Winkjosastro, 2010; h.
334). Menurut Medforth,dkk (2013; h. 161) menyatakan bahwa
persalinan merupakan proses fisiologis pengeluaran janin,
plasentadan ketuban melalui jalan lahir berlangsung sejak awitan
kontraksi uteri secara teratur sampai dilatasi serviks secara lengkap.
Sedangkan menururt Mitayani (2009; h. 31) persalinan adalah suatu
proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir
cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin
dari tubuh ibu
B.Pengertian Pre-eklamsi
Pre-Eklampsia adalah suatu sindrom khas-kehamilan yang
ditandai dengan hipertensi, edema, proteinuria yang timbul pada masa
kehamilan. Penyakit ini biasa timbul pada triwulan ke-3 kehamilan,
tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada mola hidatidosa.
Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu daripada tanda-tanda
lain. Untuk
menegakkan diagnosis pre-eklampsia, maka kenaikan tekanan
sistolik setidaknya mencapai 30 mmHg atau lebih diatas tekanan yang
biasa ditemukan atau mencapai 140 mmHg. Tekanan diastole juga bisa
digunakan untuk menegakkan diagnosis bila tekanan naik 15 mmHg
atau lebih dari biasanya atau mencapai 90 mmHg.
Edema atau penimbunan cairan yang berlebihan dalam tubuh
dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki,
jari tangan, dan muka. Edema pretibial yang ringan sering ditemukan
pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan
diagnosis pre-eklampsia. Kenaiakan berat badan ½ kg setiap minggu
dalam kehamilan tetap dianggap normal, namun jika kenaikan 1 kg
dalam seminggu dan terjadi dalam beberapa kali, hal ini perlu
menimbulkan kewaspadaan terhadap timbulnya pr-eklampsia.
Proteinuria berarti konsentrasi protein dalam air kencing yang
melebihi 0,3 gr/liter dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan
kualitatif menunjukkan 1 atau 2 + atau 1g/liter atau lebih dalam air
kencing yang dikeluarkan dengan kateter yang diambil minimal 2 kali
dengan jarak waktu 6 jam. Proteinuria biasa terjadi paling lambat atau
setelah timbulnya hipertensi dan edema, sehingga dianggap menajdi
gejala cukup serius pada pre-eklampsia.
Pre-Eklampsia diolongkan menjadi ringan dan berat. Penyakit
ini digolongkan berat bila satu atau lebih tanda/gejala di bawah ini
ditemukan:
1. Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan
diastolic 110 mmHg atau lebih
2. Proteinuria 5g atau lebih dalam 24 jam, 3 atau 4 + pada
pemeriksaan kualitatif
3. Oliguria, air kencing 400 ml atau kurang dalam 24 jam
4. Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri pada
epigastrium
5. Edema paru atau sianosis
1. Etiologi
Penyebab preeklampsia sampai saat ini masih belum diketahui
secara pasti, sehingga penyakit ini disebut dengan “The Diseases of
Theories”. Beberapa faktor yang berkaitan dengan terjadinya pre-
eklampsia adalah :
1. Faktor Trofoblast
Semakin banyak jumlah trofoblast semakin besar kemungkina
terjadinya Preeklampsia. Ini terlihat pada kehamilan Gemeli dan
Molahidatidosa. Teori ini didukung pula dengan adanya kenyataan
bahwa keadaan preeklampsia membaik setelah plasenta lahir.
2. Faktor Imunologik
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan jarang
timbul lagi pada kehamilan berikutnya. Secara Imunologik dan
diterangkan bahwa pada kehamilan pertama pembentukan
“Blocking Antibodies” terhadap antigen plasenta tidak sempurna,
sehingga timbul respons imun yang tidak menguntungkan terhadap
Histikompatibilitas Plasenta. Pada kehamilan berikutnya,
pembentukan “Blocking Antibodies” akan lebih banyak akibat
respos imunitas pada kehamilan sebelumnya, seperti respons
imunisasi.
Fierlie FM (1992) mendapatkan beberapa data yang mendukung
adanya sistem imun pada penderita Preeklampsia-Eklampsia :
a. Beberapa wanita dengan Preeklampsia-Eklampsia
mempunyai komplek imun dalam serum.
b. Beberapa studi juga mendapatkan adanya aktivasi
system komplemen pada Preeklampsia-Eklampsia
diikuti dengan proteinuri.
Stirat (1986) menyimpulkan meskipun ada beberapa pendapat
menyebutkan bahwa sistem imun humoral dan aktivasi komplemen
terjadi pada Preeklampsia, tetapi tidak ada bukti bahwa sistem
imunologi bisa menyebabkan Preeklampsia.
3. Faktor Hormonal
Penurunan hormon Progesteron menyebabkan penurunan
Aldosteron antagonis, sehingga menimbulkan kenaikan relative
Aldoteron yang menyebabkan retensi air dan natrium, sehingga
terjadi Hipertensi dan Edema.
4. Faktor Genetik
Menurut Chesley dan Cooper (1986) bahwa
Preeklampsia/eklampsia bersifat diturunkan melalui gen resesif
tunggal. Beberapa bukti yang menunjukkan peran faktor genetic
pada kejadian Preeklampsia-Eklampsia antara lain:
a. Preeklampsia hanya terjadi pada manusia.
b. Terdapatnya kecendrungan meningkatnya frekwensi
Preeklampsia-Eklampsia pada anak-anak dari ibu yang
menderita Preeklampsia-Eklampsia.
c. Kecendrungan meningkatnya frekwensi
PreeklampsiaEklampsia pada anak dan cucu ibu hamil
dengan riwayat Preeklampsia-Eklampsia dan bukan pada
ipar mereka.
5. Faktor Gizi
Menurut Chesley (1978) bahwa faktor nutrisi yang kurang
mengandung asam lemak essensial terutama asam Arachidonat
sebagai precursor sintesis Prostaglandin akan menyebabkan “Loss
Angiotensin Refraktoriness” yang memicu terjadinya preeklampsia.
Jumlah primigravi, terutama primigravida muda
6. Distensi rahim berlebihan : hidramnion, hamil ganda, mola
hidatidosa
7. Penyakit yang menyertai hamil : diaetes melitus, kegemukan
8. Jumlah umur ibu diatas 35 tahun ( Ida Bagus. 1998).
9. Pre-eklampsia ringan jarang menyebabkan kematian ibu, namun
dapat berisiko menjadi pre-eklampsia berat bahkan timbul
eklampsia. Pada primigravida frekuensi pre-eklampsia lebih tinggi
bila dibandingkan dengan multigravida, terutama primigravida
muda. Diabetes militus, mola hidatidosa, kehamilan ganda, hidrops
fetalis, umur lebih dari 35 tahun, dan obesitas merupakan faktor
predisposisi untuk terjadinya pre-eklampsia.
2. Pencegahan Pre-Eklampsia
B. pengertian Eklamsia
1. Etiologi
1. Eklamsi gravidarum
2. Eklamsi parturientum
3. Eklamsi puerperium
2. pencegahan eklamsia
Syarat
c. Pembukaan lengkap
DI RSUD X
NO.REGISTER ;508333
Tempat/Ruangan ;VK/
A .IDENTITAS
Suku : jawa
Agama : islam
Pendidikan : smp
Pekerjaan : Irt/swasta
Alamat : Desa X
1. alasan kunjungan ini: ibu mengatakan datang ke IGD rujukan dari bidan
karena mengalami tekanan darah tinggi dan protein urin 3+++
2. keluhan utama : ibu mengtakan sudah merasakan kenceng-kenceng sejak jam
05.00 serta nyeri pada pinggang dan belum mengeluarkan cairan ketuban
3. riwayat menstruasi:
a. haid pertama : ibu mengatakan haid pertama pada umur 12 tahun
b. siklus : ibu mengatakan siklus haidnya 30 hari
c. banyaknya: ibu mengatakan ganti pembaut 2-3 kali sehari
d. desminorea: ibu mengatakan tidak merasakan nyeri yang mengganggu pada
saat haid
e. teratur tidak teratur : ibu megatakan haidnya teratur setiap bulan
f. lamanya : ibu mengatakan lamanya haid 6-7 hari
g. sifat darah: ibu mengatakan sifat haidnya encer dan berwarna merah
4. riwayat kesehatan :
a. riwayat kesehatan ibu sekarang dan dulu: ibu mengatakan tidak pernah
memiliki penyakit jantung,ginjal,asma/TBC,hipertensi,malaria,INS,dan
HIV/AIDS
5. riwayat perkawinan:
Keluhan-keluhan pada:
8. riwayat imunisasi:
TT1 : capeng
TT3 : belum
TT4 : belum
TT5 : belum
1. Alat: IUD
b. eliminasi:
c. pola istirahat :
1. pemeriksaan umum:
TTV
N : 84 X permenit
P: 22 X permenit
S: 36,5 C
LILA : 26 cm
TB : 155 cm
BB : 62 kg
kepala:
mata:
sclera: putih
hidung:
telinga:
mulut:
gigi: tidak ada karies dan gigi berlubang dan lain tidak ada
leher:
dada: simetris
simetris : iya,simetris
areola: hiperpigmentasi
abdomen:
pembesaran: ada
palpasi uterus :
leopold I: TFU 3 jari di bawah pusat teraba bagian agak bulat, keras dan tidak
dapat di goyangkan(bokong janin).
Leopold II : kanan terba bagian keras,panjang dan ada tahanan seperti papan
(punggung janin).
Leopold III : teraba bagian bulat, keras dan sudah tidak dapat
digoyangkan(kepla janin).
TFU: 32 cm
Auskultasi:
DJJ: teratur
Kebersihan : bersih
2. pemeriksaan khusus
Pemeriksaan dalam:
Konsistensi: lunak
3. pemeriksaan penunjang.
2. golongan darah : B
3. protein urine : +3
Dx:
Data dasar :
Ds:
Do: KU : baik
N : 80 kali permenit
S: 36,9 C
P : 20 kali permenit
Infeksi :
Perineum : menonjol
Palpasi :
Leopold I : TFU 3 jari dibawah pusat,teraba bagian agak bulat,keras dan tidak
dapat di goyangkan (bokong janin)
Leopold : kanan teraba bagian keras, panjang dan ada tahanan seperti papan
(punggung janin)
Leopold III: teraba bagian bulat keras dan sudah tidak dapat di goyangkan
(kepala janin)
TFU : 32 cm
Auskultasi:
DJJ: teratur
Pemeriksaan dalam :
Ibu: eklamsia
Bayi: aksfisia
VI. PELAKSANAAN
Pemantauan kala I :
1. memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janinya dalam keadaan
baik
Yaitu:
TTV:
N: 80
S: 36.7
Rr:22X /menit
2. menganjurkan tehnik relaksasi dengan cara menarik nafas panjang dari hidung
dan di keluarkan lewat mulut dan ibu boleh untuk miring kanan miring kiri agar
posisi ibu nyaman
8. mengamati tanda gejala kala II yaitu tekanan anus,prenium menonjol dan vulva
membuka
VII EVALUASI
1. ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan bawah ibu dan bayinya sehat
4. pendamping telah di hadirkan untuk menemani ibu dan ibu bersedia makan dan
minum di sela-sela kontraksi
S:
Agama : islam
Pendidikan : smp
Pekerjaan : Irt/swasta
Alamat : Desa X
O:
kesadaran : composmentis
TTV
N : 84 X permenit
P: 22 X permenit
S: 36,5 C
LILA : 26 cm
TB : 155 cm
BB : 62 kg
kepala:
mata:
sclera: putih
hidung:
telinga:
mulut:
gigi: tidak ada karies dan gigi berlubang dan lain tidak ada
leher:
dada: simetris
simetris : iya,simetris
areola: hiperpigmentasi
abdomen:
pembesaran: ada
A:
Pemantauan kala I :
1. memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janinya dalam keadaan baik
Yaitu:
TTV:
N: 80
S: 36.7
Rr:22X /menit
2. menganjurkan tehnik relaksasi dengan cara menarik nafas panjang dari hidung dan
di keluarkan lewat mulut dan ibu boleh untuk miring kanan miring kiri agar posisi ibu
nyaman
8. mengamati tanda gejala kala II yaitu tekanan anus,prenium menonjol dan vulva
membuka
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Sri Lestari Dwi, Sunaryo , Tri. Haryati, Susi Dwi. 2013.
Jurusan Keperawatan.
Jakarta: EGC