Anda di halaman 1dari 32

ASKEB GAWAT DARURAT PADA KASUS

PRE-EKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA KALA I DAN II

OLEH KELOMPOK 9

NURFADILAH

LIA ASRIAWATI

PUTRI REKMIANA

POLITEHNIK KEMENTRIAN KESEHATAN KENDARI

D-IV KEBIDANAN TINGKAT II

TAHUN AJARAN

2108/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat
menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya.
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “ Asuhan Kegawat
Daruratan Pada Kasus Pre-eklamsi Dan Eklamsi “.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa
bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan
hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan
saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Penyusun

Kendari,1 April 2018


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................

BAB I PENDAHULUAN....................................................................

1.Latar belakang...................................................................................

2. Rumusan Masalah.............................................................................

3. Tujuan...............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN......................................................................

A. Pengertian Persalinan.......................................................................

B. Pengertian Pre-eklamsi dan Eklamsi................................................

C. Penataleksanaan Pre-eklamsi dan Eklamsi......................................

BAB III MANAJEMEN ASUHAN PRE-EKLAMSI DAN EKLAMSI

BAB III PENUTUP.............................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Kata Pengantar

Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi servik,


lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu. Pada proses bersalin akan
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah kekuatan otot-otot
rahim saat ibu mengejan, anatomi atau kondisi jalan lahir, dan kondisi
janin yang dilahirkan. Selain itu kondisi dari ibu selama proses
kehamilan juga berpengaruh besar dalam mendukung proses persalinan.
Pada beberapa ibu sering dijumpai mengalami gangguan seperti
penurunan berat badan, hipertensi, nyeri, anemia, proteinuria, edema
dan lain-lain yang berisiko menyebabkan komplikasi persalinan pada
ibu. Salah satu komplikasi pada proses persalinan adalah Pre-Eklampsia
yang dapat menjadi Eklampsia.
Pre-Eklampsia dan Eklampsia di Indonesia masih menjadi sebab
utama kematian pada ibu, dan sebab kematian perinatal yang tinggi
selain faktor infeksi dan perdarahan. Oleh sebab itu diagnosis dini Pre-
Eklampsia yang merupakan tingkat pendahuluan Eklampsia, serta
penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka
kematian ibu dan anak.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari persalinan


2. Apa pengertian dari pre-eklamsi dan eklamsi
3. Apa penataleksanaan dari pre-eklamsi dan eklamsi
4. Manajemen asuhan pre-eklamsi dan eklamsi
C. Tujuan

1. mengetahui pengertian persalinan


2. mengetahui pengertian pre-eklamsi dan eklamsi
3. mengetahui manajemen asuhan pre-eklamsi dan
eklamsia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviksdan
janin turun ke dalam jalan lahir. Proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Winkjosastro, 2010; h.
334). Menurut Medforth,dkk (2013; h. 161) menyatakan bahwa
persalinan merupakan proses fisiologis pengeluaran janin,
plasentadan ketuban melalui jalan lahir berlangsung sejak awitan
kontraksi uteri secara teratur sampai dilatasi serviks secara lengkap.
Sedangkan menururt Mitayani (2009; h. 31) persalinan adalah suatu
proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir
cukup bulan, disusul dengan pengeluaran  plasenta dan selaput janin
dari tubuh ibu

B.Pengertian Pre-eklamsi
Pre-Eklampsia adalah suatu sindrom khas-kehamilan yang
ditandai dengan hipertensi, edema, proteinuria yang timbul pada masa
kehamilan. Penyakit ini biasa timbul pada triwulan ke-3 kehamilan,
tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada mola hidatidosa.
Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu daripada tanda-tanda
lain. Untuk
menegakkan diagnosis pre-eklampsia, maka kenaikan tekanan
sistolik setidaknya mencapai 30 mmHg atau lebih diatas tekanan yang
biasa ditemukan atau mencapai 140 mmHg. Tekanan diastole juga bisa
digunakan untuk menegakkan diagnosis bila tekanan naik 15 mmHg
atau lebih dari biasanya atau mencapai 90 mmHg.
Edema atau penimbunan cairan yang berlebihan dalam tubuh
dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki,
jari tangan, dan muka. Edema pretibial yang ringan sering ditemukan
pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan
diagnosis pre-eklampsia. Kenaiakan berat badan ½ kg setiap minggu
dalam kehamilan tetap dianggap normal, namun jika kenaikan 1 kg
dalam seminggu dan terjadi dalam beberapa kali, hal ini perlu
menimbulkan kewaspadaan terhadap timbulnya pr-eklampsia.
Proteinuria berarti konsentrasi protein dalam air kencing yang
melebihi 0,3 gr/liter dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan
kualitatif menunjukkan 1 atau 2 + atau 1g/liter atau lebih dalam air
kencing yang dikeluarkan dengan kateter yang diambil minimal 2 kali
dengan jarak waktu 6 jam. Proteinuria biasa terjadi paling lambat atau
setelah timbulnya hipertensi dan edema, sehingga dianggap menajdi
gejala cukup serius pada pre-eklampsia.
Pre-Eklampsia diolongkan menjadi ringan dan berat. Penyakit
ini digolongkan berat bila satu atau lebih tanda/gejala di bawah ini
ditemukan:
1. Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan
diastolic 110 mmHg atau lebih
2. Proteinuria 5g atau lebih dalam 24 jam, 3 atau 4 + pada
pemeriksaan kualitatif
3. Oliguria, air kencing 400 ml atau kurang dalam 24 jam
4. Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri pada
epigastrium
5. Edema paru atau sianosis
1. Etiologi
Penyebab preeklampsia sampai saat ini masih belum diketahui
secara pasti, sehingga penyakit ini disebut dengan “The Diseases of
Theories”. Beberapa faktor yang berkaitan dengan terjadinya pre-
eklampsia adalah :
1. Faktor Trofoblast
Semakin banyak jumlah trofoblast semakin besar kemungkina
terjadinya Preeklampsia. Ini terlihat pada kehamilan Gemeli dan
Molahidatidosa. Teori ini didukung pula dengan adanya kenyataan
bahwa keadaan preeklampsia membaik setelah plasenta lahir.
2. Faktor Imunologik
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan jarang
timbul lagi pada kehamilan berikutnya. Secara Imunologik dan
diterangkan bahwa pada kehamilan pertama pembentukan
“Blocking Antibodies” terhadap antigen plasenta tidak sempurna,
sehingga timbul respons imun yang tidak menguntungkan terhadap
Histikompatibilitas Plasenta. Pada kehamilan berikutnya,
pembentukan “Blocking Antibodies” akan lebih banyak akibat
respos imunitas pada kehamilan sebelumnya, seperti respons
imunisasi.
Fierlie FM (1992) mendapatkan beberapa data yang mendukung
adanya sistem imun pada penderita Preeklampsia-Eklampsia :
a. Beberapa wanita dengan Preeklampsia-Eklampsia
mempunyai komplek imun dalam serum.
b. Beberapa studi juga mendapatkan adanya aktivasi
system komplemen pada Preeklampsia-Eklampsia
diikuti dengan proteinuri.
Stirat (1986) menyimpulkan meskipun ada beberapa pendapat
menyebutkan bahwa sistem imun humoral dan aktivasi komplemen
terjadi pada Preeklampsia, tetapi tidak ada bukti bahwa sistem
imunologi bisa menyebabkan Preeklampsia.
3. Faktor Hormonal
Penurunan hormon Progesteron menyebabkan penurunan
Aldosteron antagonis, sehingga menimbulkan kenaikan relative
Aldoteron yang menyebabkan retensi air dan natrium, sehingga
terjadi Hipertensi dan Edema.
4. Faktor Genetik
Menurut Chesley dan Cooper (1986) bahwa
Preeklampsia/eklampsia bersifat diturunkan melalui gen resesif
tunggal. Beberapa bukti yang menunjukkan peran faktor genetic
pada kejadian Preeklampsia-Eklampsia antara lain:
a. Preeklampsia hanya terjadi pada manusia.
b. Terdapatnya kecendrungan meningkatnya frekwensi
Preeklampsia-Eklampsia pada anak-anak dari ibu yang
menderita Preeklampsia-Eklampsia.
c. Kecendrungan meningkatnya frekwensi
PreeklampsiaEklampsia pada anak dan cucu ibu hamil
dengan riwayat Preeklampsia-Eklampsia dan bukan pada
ipar mereka.
5. Faktor Gizi
Menurut Chesley (1978) bahwa faktor nutrisi yang kurang
mengandung asam lemak essensial terutama asam Arachidonat
sebagai precursor sintesis Prostaglandin akan menyebabkan “Loss
Angiotensin Refraktoriness” yang memicu terjadinya preeklampsia.
Jumlah primigravi, terutama primigravida muda
6. Distensi rahim berlebihan : hidramnion, hamil ganda, mola
hidatidosa
7. Penyakit yang menyertai hamil : diaetes melitus, kegemukan
8. Jumlah umur ibu diatas 35 tahun ( Ida Bagus. 1998).
9. Pre-eklampsia ringan jarang menyebabkan kematian ibu, namun
dapat berisiko menjadi pre-eklampsia berat bahkan timbul
eklampsia. Pada primigravida frekuensi pre-eklampsia lebih tinggi
bila dibandingkan dengan multigravida, terutama primigravida
muda. Diabetes militus, mola hidatidosa, kehamilan ganda, hidrops
fetalis, umur lebih dari 35 tahun, dan obesitas merupakan faktor
predisposisi untuk terjadinya pre-eklampsia.

2. Pencegahan Pre-Eklampsia

Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat mengetahui


tanda-tanda pre-eklampsia untuk bisa diminimalkan sejak dini. Adanya
factor-faktor predisposisi yang dapat menimbulkan pre-eklampsia juga
perlu diwaspadai. Walaupun timbulnya pre-eklampsia tidak dapat
dicegah sepenuhnya, namun angka kejadiannya dapat dikurangi dengan
pemberian penyuluhan secukupnya dan pelaksanaan pengawasan yang
baik pada wanita hamil agar tidak terjadi pada saat proses
persalinan.Penyuluhan tentang manfaat istirahat dan diet berguna dalam
pencegahan. Istirahat tidak selalu berbaring di tempat tidur, namun
pekerjaan sehari-hari perlu dikurangi, dan dianjurkan lebih banyak
duduk dan berbaring. Diet tinggi protein, dan rendah rendah lemak,
karbohidrat, garam dan penambahan berat badan yang tidak berlebih,
kita harus mulai mencegah dari saat kehamilan agar tidak terjadi pada
saat persalinan.

B. pengertian Eklamsia

Istilah eklamsia berasal dari bahasa yunani dan berarti “halilintar”.


Kata tersebut di pakai karena seolah-olahgejala-gejala eklampsia timbul
dengan tiba-tiba tanpa di dahului oleh tanda-tanda lain.Eklamsia adalah
Penyakit akut dengan kejang dan coma pada wanita hamil dan dalam
nifas dengan hipertensi, oedema dan proteinuria (Obtetri Patologi,R.
Sulaeman Sastrowinata, 1981) Eklamsia adalah suatu komplikasi
kehamilan yg ditandai dengan peningkatan TD (S > 180 mmHg,D >
110 mmHg),proteinuria,oedema,kejang dan/atau penurunan kesadaran.

1. Etiologi

Etiologi penyakit ini belum diketahui pasti, banyak teori


diungkapkan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya.
Teori yang sekarang dipakai oleh para ahli sebagai penyebab eklampsi
adalah teori ischemia plasenta namun teori ini belum dapat
menerangkan semua hal yang berkaitan dengan penyakit ini.

Penyakit ini dianggap sebagai suatu “Maldaptation Syndrom”


dengan akibat suatu vasospasme general dengan akibat yang lebih
serius pada organ hati, ginjal, otak, paru-paru dan jantung yakni tejadi
nekrosis dan perdarahan pada organ-organ tersebut. (Pedoman
Diagnosis dan Terapi, 1994: 49)

Berdasarkan waktu terjadinya eklamsia dapat dibagi menjadi

1. Eklamsi gravidarum

Kejadian 50-60 % serangan terjadi dalam keadaan hamil.

2. Eklamsi parturientum

Kejadian sekitar 30-35% terjadi saat inpartu dimana batas dengan


eklamsi gravidarum sukar dibedakan terutama saat mulai inpartu.

3. Eklamsi puerperium

Kejadian jarang sekitar 10 % terjadi serangan kejang atau koma


setelah persalinan berakhir.

2. pencegahan eklamsia

Eklamsia dapat di cegah dengan harus di lakukan pemeriksaan rutin


dari masa kehamilan agar dapat terdektesinya pre-eklamsi dini agar tidak
terjadi eklamsia baik kehamilan,persalinan,maupun masa nifas itu
merupakan cara efektif untuk mencegah terjadinya eklamsia

C. Penataleksanaan pre-eklamsi dan eklamsia

a) Penataleksanaan pada ibu hamil


1.Melindungi ibu dari efek peningkatan tekanan darah

2. Mencegah progresifitas penyakit menjadi eklampsia

3.Mengatasi atau menurunkan risiko janin (solusio plasenta,


pertumbuhan janin terhambat, hipoksia sampai kematian janin)

b) penataleksanaan pada ibu bersalin


1.Infus oksitosin Syarat

  syarat pemberian infuse oksitosin antara lain kehamilan aterm, ukuran


panggul normal, tidak ada CPD, janin dalam presentasi kepala, servik
telah matang
2. Persalinan dengan Vakum Ekstraksi

Syarat

a.Presentasi belakang kepala

b. Janin cukup bulan

c. Pembukaan lengkap

d. Pembukaan > 7 cm ( hanya pada multigravida)

e. Penurunan kepala di H III-IV atau 1/5


 –
 2/5 f. Harus ada kontraksi rahim dan ada tenaga mengejan
BAB III

MANAJEMEN ASKEB PRE-EKLAMSI DAN EKLAMSI

ASUHAM KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

NY H UMUR 31 TAHUN G1P2A0H1

UMUR KEHAMILAN 39 MINGGU 6 HARI

DI RSUD X

NO.REGISTER ;508333

Tempat/Ruangan ;VK/

Tgl.masuk ;20 Oktober 2014 pukul 12.00 WIB

Tgl.pengkajian :20 Oktober 2014 pukul 12.30 WIB

1. PENGUMPULAN DATA DASAR

Pada tanggal :20 Oktober 2014 pukul 12;30 WIB

A .IDENTITAS

Nama ibu :Ny H/ Tn.B

Umur ibu : 31 tahun/41 tahun

Suku : jawa

Agama : islam

Pendidikan : smp
Pekerjaan : Irt/swasta

Alamat : Desa X

B.ANAMNESA DATA SUBJEKTIF

1. alasan kunjungan ini: ibu mengatakan datang ke IGD rujukan dari bidan
karena mengalami tekanan darah tinggi dan protein urin 3+++
2. keluhan utama : ibu mengtakan sudah merasakan kenceng-kenceng sejak jam
05.00 serta nyeri pada pinggang dan belum mengeluarkan cairan ketuban
3. riwayat menstruasi:
a. haid pertama : ibu mengatakan haid pertama pada umur 12 tahun
b. siklus : ibu mengatakan siklus haidnya 30 hari
c. banyaknya: ibu mengatakan ganti pembaut 2-3 kali sehari
d. desminorea: ibu mengatakan tidak merasakan nyeri yang mengganggu pada
saat haid
e. teratur tidak teratur : ibu megatakan haidnya teratur setiap bulan
f. lamanya : ibu mengatakan lamanya haid 6-7 hari
g. sifat darah: ibu mengatakan sifat haidnya encer dan berwarna merah

4. riwayat kesehatan :

a. riwayat kesehatan ibu sekarang dan dulu: ibu mengatakan tidak pernah
memiliki penyakit jantung,ginjal,asma/TBC,hipertensi,malaria,INS,dan
HIV/AIDS

b. riwayat kesehatan keluarga sekarang dan dulu: ibu mengatakan keluarganya


tidak pernah memiliki riwayat penyakit jantung, ginjal, asma/TBC, hipertensi,
malaria, INS, dan HIV/AIDS,serta kehamilan kembar

5. riwayat perkawinan:

Status perkawinan: sah kawin 1 kali

Kawin ke 1: umur 20 tahun,suami umur 30 tahun, lamanya 11 tahun anak 1


orang

6. riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu


a.Hamil ke 1, umur: 9 tahun , usia kehamilan: 39 minggu, jenis persalinan:
spontan, tempat persalinan : puskesmas , penolong: bidan, jenis kelamin: LK

7. riwayat kehamilan sekarang:

HPHT : 14 januari 2014

TP/HTL : 21 oktober 2014

Umur kehamilan : 19 minggu 6 hari

ANC: teratur/tidak frekuensi: 13 kali di tempat bidan,puskesmas,dokter spog

Keluhan-keluhan pada:

Trimester I: ibu mengatakan mual dan muntah di pagi hari

Trimester II : ibu mengatakan tidak ada keluhan

Timester III : ibu mengatakan perut pegal dan sering BAK

8. riwayat imunisasi:

TT1 : capeng

TT2 : pada usia kehamilan 2 bulan

TT3 : belum

TT4 : belum

TT5 : belum

9. riwayat kontrasepsi berencana (KB):

1. Alat: IUD

2. pasang/mulai:2005 oleh bidan

3. lepas/stop: 2013 oleh bidan

4. masalah ingin punya anak

10. pola kebutuhan sehari-hari:


a. makanan dan minuman terakhir, pukul 11.00 WIB

jenis makanan : nasi, sayur,lauk, porsi : porsi

b. eliminasi:

BAB terakhir pukul 05.00 WIB

BAK terakhir pukul 11.45 WIB

c. pola istirahat :

tidur : siang 1jam dan malam 6 jam

istirahat terakhir : 3 jam

11. riwayat psikososial kultural dan spiritual:

a. pengetahuan ibu tentang tanda-tanda persalinan ibu sudah mengetahui


tanda-tanda persalinan yaitu kencang-kencang yang semakin sering dan
semakin teratur dan keluar lendir dan darah dari jalan lahir

b. persiapan persalinan : ibu mengatakan sudah mempersiapkan persiapan-


persiapan persalinan seperti penolong persalinan,akan bersalin
dimana,transportasi,biaya persalinan,perlengkapan ibu dan bayi serta
pendonor darah.

c. tanggapan ibu dan keluarga terhadap kehamilannya: ibu dan keluarga


sangat senang dengan kehamilannya

d. kekhawatiran khusus: ibu mengatakan tidak memiliki kekhawatiran


khusus dalam kehamilan ini

e. pengambilan keputusan: suami

C. PEMERIKSAAN FISIK DATA OBJEKTIV

1. pemeriksaan umum:

a. kesadaran umum: baik


kesadaran : composmentis

keadaan emosional : stabil

TTV

TD: 160/110 mmHg

N : 84 X permenit

P: 22 X permenit

S: 36,5 C

LILA : 26 cm

TB : 155 cm

BB : 62 kg

b. pemeriksaan fisik Head to toe

kepala:

muka/wajah: tidak ada oedema dan kloasma

lain-lain: tidak ada

mata:

kelopak mata : tidak oedema

konjung tiva : merah muda

sclera: putih

lain-lain : tidak ada

hidung:

secret/serumen: tidak ada

polip: tidak ada


lain-lain : tidak ada

telinga:

secret/serumen : tidak ada

polip: tidak ada

lain-lain: tidak ada

mulut:

bibir : tidak ada stomatitis dan tidak pecah-pecah

gigi: tidak ada karies dan gigi berlubang dan lain tidak ada

leher:

kelenjar tiroid : tidak ada pembengkakan

kelrnjar getah bening : tidak ada pembengkakan

lain-lain : tidak ada

dada: simetris

payudara: pembesaran : ada

puting susu : menonjol

simetris : iya,simetris

benjolan: tidak ada

pengeluaran: ada, kolostrum

areola: hiperpigmentasi

rasa nyeri: tidak ada

lain-lain : tidak ada

abdomen:
pembesaran: ada

benjolan abdomen: tidak ada

bekas luka operasi: tidak ada

striac/linea gravidarum : ada

gerak janin: ada

palpasi uterus :

leopold I: TFU 3 jari di bawah pusat teraba bagian agak bulat, keras dan tidak
dapat di goyangkan(bokong janin).

Leopold II : kanan terba bagian keras,panjang dan ada tahanan seperti papan
(punggung janin).

Leopold III : teraba bagian bulat, keras dan sudah tidak dapat
digoyangkan(kepla janin).

Leopold IV : bagian bawah sudah masuk pintu atas panggul (divergen)

TFU: 32 cm

Tafsiran berat janin : (32-11) X 155 = 3255 gram

Penurun bagian terendah (perlimaan): 4/5 bagian

Auskultasi:

DJJ: teratur

Frekuensi : 144 kali permenit

Punctum maximum: kanan bawah pusat ibu: Ano-genital (infeksi)

Perineum: tidak ada oedema

Vulva vagina : tidak ada oedema

Tanda candwick : ada


Pengeluaran: - warna : -

Anus: Hemoroid: tidak ada

Lain-lain : tidak ada

Posisi tulang belakang : lordosis

Ekstremitas atas : oedema: tidak ada

Kebersihan: warna jari dan kuku merah muda

Turgor: baik,kembali seketika

Kekakuan otot dan sendi : tidak ada

Kemerahan : tidak ada

Lain-lain : tidak ada

Ekstremitas bawah : oedema: tidak ada

Kebersihan : bersih

Warna jari dan kuku : merah muda

Turgor : baik kembali seketika

Kemerahan : tidaka ada

Parises : tidak ada

Refleks : kanan :+ kiri : +

Lain-lain : tidak ada

2. pemeriksaan khusus

Pemeriksaan dalam:

Dilakukan oleh : bidan pada pukul : 19.00 WIB

Atas indikasi: untuk mengetahui kemajuan persalinan


Dinding vagina: tenang

Pembukaan selviks : 1cm

Posisi porsio : anterolateral

Konsistensi: lunak

Selaput ketuban: utuh

Presentasi vetus : kepala

Titik penunjuk : - posisi penunjuk : -

Penurunan bagian terendah : Hodge I

3. pemeriksaan penunjang.

Tanggal : 20 oktober 2014 pukul : 16.00 WIB

1. pemeriksaan laboratorium : 11gr%

2. golongan darah : B

3. protein urine : +3

II. INTERPRETASI DATA:

Dx:

NY.H umur 31 tahun GIIPIA0 Ah1 umur kehamilan 39 minggu lebih 6


hari,janin tunggal,hidup,intra uteri, letak memanjang, presentasi kepala,bagian
terendah janin sudah masuk panggu 4/5 bagian,inpartu kala I fase laten dengan
preeklamsi berat.

Data dasar :

Ds:

1. ibu mengatakan ini kehamilan yang ke 2

2. ibu mengatakan belum pernah keguguran


3. ibu mengatakan perutnya mules

4. ibu mengatakan kenceng-kenceng

5. ibu mengatakan belum mengeluarkan lendir darah

6. ibu mengatakan terasa nyeri pada punggung

7. ibu mengatakan HPHT 21 oktober 2014

Do: KU : baik

TTV: TD: 160/110 mmHg

N : 80 kali permenit

S: 36,9 C

P : 20 kali permenit

Infeksi :

Perineum : menonjol

Vulva vagina: membuka

Tanda candwick : ada

Pengeluaran : belum ada warna : -

Anus : hemoroid : tidak ada

Parises dan oedema : tidak ada

Palpasi :

Leopold I : TFU 3 jari dibawah pusat,teraba bagian agak bulat,keras dan tidak
dapat di goyangkan (bokong janin)

Leopold : kanan teraba bagian keras, panjang dan ada tahanan seperti papan
(punggung janin)
Leopold III: teraba bagian bulat keras dan sudah tidak dapat di goyangkan
(kepala janin)

Leopold IV : bagian terbawah sudah masuk pintu atas panggul (difergen)

TFU : 32 cm

Taksiran berat janin : (32-11) X 155 = 3255 gram

Penueunan bagian terendah (persalinan) : 4/5 bagian

Auskultasi:

DJJ: teratur

Frekuensi : 144 kali permenit

Punctum maximum : sebelah kanan bagian atas pusat

Pemeriksaan dalam :

Dilakukan oleh : bidan

Atas indikasi : untuk mengetahui kemajuan persalinan

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

Ibu: eklamsia

Bayi: aksfisia

IV. INDETINVIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU


KALABORASI

Kalaborasi dengan dokter spOG

V. PERENCANAAN ASUHAN MENYELURUH

Menyususn rencana yang menyelurah dengan rasional,meliputi:

1. beritahu ibu hasil pemeriksaan ibu dan janinya


2. ajarkan tehnik relaksasi
3. berikan misso teb pada ibu
4. hadirkan oendamping dan anjurkan makan dan minum di sela-sela
kontraksi
5. siapakan peralatan serta obat-obatan yang di butuhkan
6. pantau His, DJJ, dan kemajuan persalinan
7. catat hasil pemeriksaan
8. amati tanda gejala kala II

VI. PELAKSANAAN

Tangal 21 0ktober 2014 pukul 21.00 WIB

Pemantauan kala I :

1. memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janinya dalam keadaan
baik

Yaitu:

TTV:

TD: 130/80 mmHg

N: 80

S: 36.7

Rr:22X /menit

DJJ teratur dengan frekuensi 144x/menit dikanan bawah pusat ibu .

2. menganjurkan tehnik relaksasi dengan cara menarik nafas panjang dari hidung
dan di keluarkan lewat mulut dan ibu boleh untuk miring kanan miring kiri agar
posisi ibu nyaman

3. memberikan misso teb kepada ibu agar mempercepat kontraksi

4. menghadirkan pendamping dan anjurkan makan dan minum di sela-sela


kontraksi

5. menyiapakn peralatan serta obat-obatan yang di butuhkan.


6. melakukan pemantauan HIS,DJJ,dan kemajuan persalinan

7. mencatat hasil pemeriksaan

8. mengamati tanda gejala kala II yaitu tekanan anus,prenium menonjol dan vulva
membuka

VII EVALUASI

Tangan 21 oktober 2014 pukul 21.05 WIB

1. ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan bawah ibu dan bayinya sehat

2. ibu bersedia melakukan tehnik relaksasi seperti yang di anjurkan

3. injeksi misso telah di berikan

4. pendamping telah di hadirkan untuk menemani ibu dan ibu bersedia makan dan
minum di sela-sela kontraksi

5. peralatan telah disiapakan

6. pemantauan kala telah di lakukan

7. hasil pemantauan sudah di catat

MANAJEMEN SOAP PRE-EKLAMSI

S:

Nama ibu :Ny H/ Tn.B

Umur ibu : 31 tahun/41 tahun


Suku : jawa

Agama : islam

Pendidikan : smp

Pekerjaan : Irt/swasta

Alamat : Desa X

1. ibu mengatakan ini kehamilan yang ke 2

2. ibu mengatakan belum pernah keguguran

3. ibu mengatakan perutnya mules

4. ibu mengatakan kenceng-kenceng

5. ibu mengatakan belum mengeluarkan lendir darah

6. ibu mengatakan terasa nyeri pada punggung

7. ibu mengatakan HPHT 21 oktober 2014

O:

a. kesadaran umum: baik

kesadaran : composmentis

keadaan emosional : stabil

TTV

TD: 160/110 mmHg

N : 84 X permenit

P: 22 X permenit

S: 36,5 C

LILA : 26 cm
TB : 155 cm

BB : 62 kg

b. pemeriksaan fisik Head to toe

kepala:

muka/wajah: tidak ada oedema dan kloasma

lain-lain: tidak ada

mata:

kelopak mata : tidak oedema

konjung tiva : merah muda

sclera: putih

lain-lain : tidak ada

hidung:

secret/serumen: tidak ada

polip: tidak ada

lain-lain : tidak ada

telinga:

secret/serumen : tidak ada

polip: tidak ada

lain-lain: tidak ada

mulut:

bibir : tidak ada stomatitis dan tidak pecah-pecah

gigi: tidak ada karies dan gigi berlubang dan lain tidak ada
leher:

kelenjar tiroid : tidak ada pembengkakan

kelrnjar getah bening : tidak ada pembengkakan

lain-lain : tidak ada

dada: simetris

payudara: pembesaran : ada

puting susu : menonjol

simetris : iya,simetris

benjolan: tidak ada

pengeluaran: ada, kolostrum

areola: hiperpigmentasi

rasa nyeri: tidak ada

lain-lain : tidak ada

abdomen:

pembesaran: ada

benjolan abdomen: tidak ada

bekas luka operasi: tidak ada

striac/linea gravidarum : ada

gerak janin: ada

A:

Diagnosa :GIIPIA0, Gestasi kehamilan 39 minggu lebih 6 hari , ibu dengan


Pre-eklamsia. Masalah aktual : ibu tidak mengalami ke khawitran khusus
Diagnosa potensial : pre-eklamsi berat
P:

Pemantauan kala I :

1. memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janinya dalam keadaan baik

Yaitu:

TTV:

TD: 130/80 mmHg

N: 80

S: 36.7

Rr:22X /menit

DJJ teratur dengan frekuensi 144x/menit dikanan bawah pusat ibu .

2. menganjurkan tehnik relaksasi dengan cara menarik nafas panjang dari hidung dan
di keluarkan lewat mulut dan ibu boleh untuk miring kanan miring kiri agar posisi ibu
nyaman

3. memberikan misso teb kepada ibu agar mempercepat kontraksi

4. menghadirkan pendamping dan anjurkan makan dan minum di sela-sela kontraksi

5. menyiapakn peralatan serta obat-obatan yang di butuhkan.

6. melakukan pemantauan HIS,DJJ,dan kemajuan persalinan dengan hasil

7. mencatat hasil pemeriksaan

8. mengamati tanda gejala kala II yaitu tekanan anus,prenium menonjol dan vulva
membuka
BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Pre-eklampsia adalah penyakit kehamilan yang belum diketahui


penyebabnya, di tandai dengan adanya hipertensi, edema, dan
proteinuria. Pre-eklampsia ringan yang tidak segera ditangani dapat
menjadi berat bahkan menimbulkan eklampsia atau kejang pada ibu
hamil dan menyebabkan kematian pada ibu maupun janin. Sampai saat
ini pre-eklampsia dan eklampsia masih menjadi salah satu penyebab
utama kematian perinatal. Oleh karena itu penting bagi ibu untuk
mengetahui sejak dini gejala-gejala pre-eklampsia dan segera
mengobati agar tidak menjadi pre-eklampsia berat maupun eklampsia.

2. Saran

Agar tidak terjadi lagi kasus pre-eklamsia dan eklamsia maka


perlunya pemeriksaan dari mulai kehamilan untuk mengetahui pre-
eklamsia dini agar tidak terjadinya eklamsia baik pada saat kehamilan
maupun persalinan.

DAFTAR PUSTAKA

Achadiat, Chrisdiono M. 2004. Prosedur Tetap Obstetri dan

Ginekologi. Jakarta: EGC

Astuti, Sri Lestari Dwi, Sunaryo , Tri. Haryati, Susi Dwi. 2013.

Analisis Faktor Resiko Yang Terjadinya Pre Eklampsi Berat


Pada Ibu Hamil Trimester Ketiga. Jurnal Nasional.

Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta

Jurusan Keperawatan.

Leveno, Kenneth J. 2009. Williams Manual of Obstetrics. Ed, 21.

Jakarta: EGC

Wiknjosastro, Hanifa. Saifuddin, Abdul Bari. Rachimhadhi,

Trijatmo. 2005. Ilmu Kebidanan.. Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai