Anda di halaman 1dari 8

DISKUSI 2

PEMBARUAN DALAM PEMBELAJARAN DI SD


- MASALAH 1
1. Pengertian Karakteristik Inovasi

Secara etimologis, istilah karakteristik merupakan susunan dua kata yang terdiri
dari kata karakteristik dan tafsir. Istilah karakteristik diambil dari Bahasa Inggris yakni
characteristic, yang artinya mengandung sifat khas. Ia mengungkapkan sifat-sifat yang
khas dari sesuatu. Secara garis besar karakteristik itu adalah suatu sifat yang khas, yang
melekat pada seseorang atau suatu objek.

Secara umum, karakteristik Inovasi Pendidikan dapat diartikan berdasarkan kata


Karakteristik dan Inovasi Pendidikan. Karakteristik adalah ciri khas atau bentuk-bentuk
watak atau karakter yang dimiliki oleh setiap individu, corak tingkah laku, tanda khusus.
Inovasi pendidikan ialah suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau di amati sebagai
hal yang baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil
invensi atau discovery yang di gunakan untuk mencapai tujuan pendidikan untuk
memecahkan maslah pendidikan.

Berdasarkan pengertian diatas, karakteristik inovasi pendidikan bisa diartikan


sebagai ciri-ciri atau karakter yang dimiliki oleh suatu ide, barang, metode yang
dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang
(masyarakat) baik berupa hasil invensi atau discovery yang digunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan untuk memecahkan maslah pendidikan.

Rogers (1983) mengemukakan lima karakteristik inovasi, yaitu : Keunggulan


Relatif (relative advantage), Kesesuaian (compatibility), Kerumitan (complexity),
Kemampuan diuji cobakan (trialability), dan Kemampuan diamati (observability).

2. Karakteristik Inovasi dalam aspek Trialabilitas atau Kemampuan Uji Coba

Trialabilitas (trialability), yaitu dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh
penerima. Kemampuan untuk diuji cobakan atau trialabilitas adalah sederajat dimana
suatu inovasi yang dapat diuji coba dalam batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat diuji
cobakan dalam pengaturan (setting) sesungguhnya umumnya akan lebih cepat diadopsi.
Jadi, agar dapat dengan cepat diadopsi, suatu inovasi sebaiknya harus mampu
menunjukkan (mendemostrasikan) keunggulannya. Misalnya, penyebarluasan
penggunaan bibit unggul padi gogo akan cepat diterima oleh masyarakat jika masyarakat
dapat mencoba dulu untuk menanam dan dapat melihat hasilnya.
Kemampuan untuk dapat diuji bertujuan mengurangi ketidakpastian.
Mempunyai kemungkinan untuk diuji coba terlebih dahulu oleh para adopter untuk
mengurangi ketidakpastian mereka terhadap inovasi itu.

- MASALAH 2
Collaborative learning atau pembelajaran kolaboratif adalah situasi dimana
terdapat dua atau lebih orang belajar atau berusaha untuk belajar sesuatu secara
bersama-sama. Tidak seperti belajar sendirian, orang yang terlibat dalam collaborative
learning memanfaatkan sumber daya dan keterampilan satu sama lain (meminta
informasi satu sama lain, mengevaluasi ide-ide satu sama lain, memantau pekerjaan satu
sama lain, dll).

Lebih khusus, collaborative learning didasarkan pada model di mana


pengetahuan dapat dibuat dalam suatu populasi dimana anggotanya secara aktif
berinteraksi dengan berbagi pengalaman dan mengambil peran asimetri (berbeda).
Dengan kata lain, collaborative learning mengacu pada lingkungan dan metodologi
kegiatan peserta didik melakukan tugas umum di mana setiap individu tergantung dan
bertanggung jawab satu sama lain. Hal ini juga termasuk percakapan dengan tatap muka
dan diskusi dengan komputer (forum online, chat rooms, dll). Metode untuk memeriksa
proses collaborative learning meliputi analisis percakapan dan analisis wacana statistik.

Collaborative learning ini sangat berakar dalam pandangan Vygotsky bahwa ada
sebuah sifat sosial yang melekat pada pembelajaran, yang tercermin melalui teorinya
tentang zona pengembangan proksimal. Sering kali, pembelajaran kolaboratif digunakan
sebagai istilah umum untuk berbagai pendekatan dalam pendidikan itu. Melibatkan
upaya intelektual bersama oleh siswa atau siswa dan guru. Dengan demikian,
pembelajaran kolaboratif umumnya berlangsung ketika kelompok siswa bekerja sama
untuk mencari pengertian, makna, atau solusi untuk membuat sebuah artefak atau
produk pembelajaran mereka. Lebih jauh, pembelajaran kolaboratif yang mengubah
hubungan tradisional murid-guru di kelas ini, menghasilkan kontroversi mengenai
apakah paradigma ini lebih bermanfaat daripada merugikan. Kegiatan belajar secara
kolaboratif dapat mencakup penulisan kolaboratif, proyek kelompok, pemecahan
masalah secara bersama, debat, studi tim, dan kegiatan lainnya. Pendekatan ini terkait
erat dengan pembelajaran kooperatif.

Contoh model-model dalam Pembelajaran. Model pembelajaran Quantum


Teaching dapat dianalogikan dengan sebuah simfoni.

Komponen Desain Pembelajaran Quantum Teaching: TANDUR


1. TUMBUHKAN : Tumbuhkan minat siswa dengan memuaskan “Apakah Manfaatnya
Bagi-KU” (AMBAK), dan manfaatkan kekayaan pengalaman kehidupannya!
2. ALAMI : Ciptakan ulang atau datangkan pengalaman belajar yang dapat dimengerti
oleh setiap dan segenap siswa secara ilmiah, artinya yang sesuai dengan gaya belajar
mereka.
3. NAMAI/BERI MAKNA : Kemungkinan terbesar kualitas proses belajar yang “terbaik”
akan terjadi adalah manakala siswa telah mengalami sesuatu secara alamiah (yaitu
yang sesuai dengan gaya belajar mereka), sebelum mereka memberikan arti
mengenai apa yang mereka baru saja pelajari itu. Berikan mereka kesempatan untuk
memberikan makna atau arti mengenai apa yang mereka telah pelajari!
4. DEMONSTRASIKAN : Sediakan kesempatan (dengan beraneka ragam cara) bagi siswa
untuk mendemonstrasikan bahwa mereka paham!
5. ULANGI : Tunjukkan kepada siswa cara-cara lain untuk mendemonstrasikan bahwa
mereka paham!
6. RAYAKAN : Akui Setiap Usaha : Belajar mengandung resiko untuk berbuat salah.
Belajar berarti melangkah ke luar dari kenyamanan untuk tidak berbuat salah. Pada
saat siswa mengambil langkah ini, sepantasnyalah mereka mendapat pengakuan atas
kepercayaan diri mereka. Berikanlah kepada siswa pengakuan untuk penyelesaian,
partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan!
JAWABAN PESERTA TUTON LAIN

Masalah 1

Pengertian inovasi adalah menciptakan sesuatu yang belum pernah ada menjadi ada atau
menciptakan sesuatu yang sama sekali berbeda fungsi kreativitas dalam proses inovasi
merupakan pembangkitan ide yang menghasilkan penyempurnaan efektivitas dan efisien
pada suatu sistem. Inovasi dapat diartikan juga sebagai bentuk kreativitas yang bukan hanya
sekedar membuat sebuah ide yang baru dan berguna, tetapi dapat di implementasikan dan di
komersilkan serta mempunyai dampak yang besar. Inovasi tidak tiba-tiba muncul dengan
sendirinya inovasi muncul seiring dengan munculnya permasalahan, dimana kreativitas
sangat lah dibutuhkan untuk memecah masalah tersebut.

* Karakteristik inovasi pendidikan

Cepat lambat nya penerimaan inovasi oleh masyarakat luas dipengaruhi oleh karakteristik
inovasi itu sendiri.menurut Everett M.Rogers (1993:14-16 )

Mengemukakan karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambat nya
penerimaan inovasi sebagai berikut :

1. Keuntungan relatif yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya.
Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur berdasarkan nilai ekonomi
nya, atau mungkin dari faktor status sosial ( gengsi ) , kesenangan , kepuasan, atau karena
mempunyai komponen yang sangat penting.makin menguntungkan bagi penerima makin
cepat tersebar nya inovasi.

2. Kompatibel ( compatibility ) ialah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai (values) ,


pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima. Inovasi yang tidak sesuai dengan nilai atau
norma yang diyakini oleh penerima tidak akan diterima secepat inovasi yang sesuai dengan
norma yang ada misalnya penyebar luasan penggunaan alat kontrasepsi di masyarakat yang
keyakinan agama nya melarang penggunaan alat tersebut , maka tentu saja penyebaran
inovasi akan terhambat.

3. Kekompleksan ( complexity) 

Kekompleksan adalah tingkat dimana sebuah inovasi dianggap relatif sulit untuk dimengerti
dan digunakan , kerumitan suatu inovasi menurut anggota hubungan sosial seperti diterima
anggota - anggota sebuah sistem sosial secara negatif berhubungan dengan kecepatan
adopsinya.

4. Dapat diuji coba ( triability) 

Kemampuan yang dapat diuji coba adalah tingkat dimana sebuah inovasi mungkin
dieksperimentasikan dengan skala terbatas . kemampuan suatu inovasi , seperti yang diterima
oleh anggota - anggota, sebuah sistem sosial secara positif berhubungan dengan kecepatan
adopsinya.
5. Dapat di observasi ( observability)

Observability adalah tingkat dimana kemampuan suatu inovasi dapat diobservasi atau diamati
oleh orang lain. Seperti dirasakan oleh anggota-anggota sebuah sistem sosial secara positif
berhubungan dengan adopsinya.

Contoh inovasi yaitu penciptaan lampu, karena lampu menyelesaikan masalah ketiadaan
sumber penerangan di kala malam tiba. Contoh lainnya adalah penciptaan smartphone yang
merupakan bentuk pembaharuan dari telepon putar.

Masalah 2

Model pembelajaran inovatif

Model pembelajaran menjadi salah satu unsur yang harus dikuasai oleh para tenaga pengajar
yang tujuannya adalah untuk menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan dan
lebih efisien sehingga siswa dapat memahami materi yang disampaikan oleh maksimal.

* Pengertian model pembelajaran inovatif apabila selama ini guru menjadi fokus pada saat
proses pembelajaran dilakukan dimana guru secara aktif memberikan atau menerangkan
semua materi sedang kan disisi lain siswa bertindak pasif dimana mereka hanya menerima
apa yang disampaikan oleh guru dengan dikembangkan model pembelajaran inovatif yang
memiliki berfokus pada siswa dimana siswa tidak lagi menjadi pihak yang secara terus
menerus menerima segala sesuatu yang disampaikan oleh guru.

* Model pembelajaran inovatif jigsaw

Guru akan membagi siswa kedalam kelompok kecil yang setipe kelompoknya terdiri dari tiga
sampai dengan lima orang . setiap kelompok akan membahas topik yang sama namun setiap
anggota dalam kelompok tersebut memiliki tugas yang berbeda- beda

* Pembelajaran collaborative adalah suatu proses mengkonstruksi pengetahuan melalui


interaksi dengan yang lain.

Model- model inovasi dalam pembelajaran 

1. Inovasi pembelajaran kuantum 

Pembelajaran kuantum sebagai salah satu model , strategi dan pendekatan pembelajaran
khususnya menyangkut keterampilan guru dalam merancang , perkembangan dan pengolaan
sistem pembelajaran sehingga guru mampu menciptakan suasana pembelajaran afektif
mengarahkan dan memiliki keterampilan hidup ( kaifa1999 )

2. Inovasi pembelajaran kompetensi 

Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan dasar yang dapat dilakukan oleh para siswa
pada tahap pengetahuan , keterampilan dan bersikap kemampuan dasar ini akan di jadikan
sebagai landasan melakukan proses pembelajaran dan penilaian siswa.

3. Inovasi pembelajaran kontekstual 


Pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada
proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkan nya . dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk
dapat menerapkan nya dalam kehidupan mereka ( sanjaya2005 )

Contoh model-model dalam pembelajaran guru mengajar kan pelajaran biologi tentang
hewan dan tumbuhan guru memberikan informasi dengan pedoman pada buku dalam
menyajikan materi , guru tidak melibatkan peran aktif siswa.
Masalah 1
Karakteristik inovasi pendidikan dapat diartikan sebagai ciri-ciri atau karakter yang
dimiliki oleh suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru
bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil invensi atau discovery
yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan untuk memecahkan maslah pendidikan.

Menurut Everett M.Rogers (1993:14-16 ), karakteristik inovasi pendidikan itu


sendiri ada 5, yaitu :

1. keuntungan relatif
2. Kompatibel ( compatibility)
3. Kompleksitas.
4. Triabilitas( triabiliti)
5. Dapatdiamati ( observability)

Dalam salah satu karakteristik dari Everett M.Rogers (1993:14-16 ) diatas salah
satunya mengemukakan karakteristik inovasi dalam aspek triabilitas.
Triabilitas (trialability) sendiri artinya dapat dicoba. Kemampuan yang dapat diuji coba
adalah tingkat dimana sebuah inovasi mungkin dieksperimentasikan dengan skala terbatas .
kemampuan suatu inovasi , seperti yang diterima oleh anggota - anggota, sebuah sistem sosial
secara positif berhubungan dengan kecepatan adopsinya. Misalnya, penyebarluasan
penggunaan bibit unggul padi gogo akan cepat diterima oleh masyarakat jika masyarakat
dapat mencoba dulu untuk menanam dan dapat melihat hasilnya.

Masalah 2

Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang lebih bersifat student centered.


Artinya, pembelajaran yang lebih memberikan peluang kepada siswa untuk mengkonstruksi
pengetahuan secara mandiri (self directed) dan dimediasi oleh teman sebaya (peer mediated
instruction). Semua program inovatif pendidikan guru FKIP dikelola dengan menggunakan
model Collaborative teacher education yang membuka sistem pengelolaan yang bersifat
mandiri dan sentralistis menjadi model kerja sama yang mengombinasikan prinsip
sentralisasi,dekonsentrasi dan sentralisai.
Pembelajaran collaborative adalah suatu proses mengkonstruksi pengetahuan melalui
interaksi dengan yang lain.
Collaborative teacher education bersifat mandiri dan sentralistis yaitu strategi pembelajaran
yang memfokuskan partisipasi dan keaktifan mandiri siswa namun tetap berfokus atau
berpusat kepada guru. 

Model- model inovasi dalam pembelajaran 


1. Model  Pembelajaran Kooperatif  Numberd Heads Together
Dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992) Teknik ini memberikan kesempatan
kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban
yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan
semangat kerja sama mereka. Teknik ini juga digunakan dalam semua mata pelajaran
dan untuk semua tingkatan usia anak didik.
2. Model  Pembelajaran Kooperatif  Group To Group Exchange
Model pembelajaran Pertukaran Kelompok Mengajar ini,  tugas yang berbeda
diberikan kepada kelompok peserta didik yang berbeda. Masing-masing kelompok
“mengajar” apa yang telah dipelajari untuk sisa kelas.
3. Model  Pembelajaran Kooperatif  Decision Making
Menurut John Dewey pengambilan keputusan (decision making) tidak jarang
disamakan dengan berpikir kritis, pemecahan masalah dengan berpikir logis serta
berpikir replektif. Berpikir kritis (critical thinking) untuk sampai suatu kesimpulan
diawali dengan pertanyaan dan pertimbangan kebenaran serta nilai apa yang
sebenarnya ada dalam pertanyaan itu. 
4. Model Analisis Kasus
Ada dua pertimbangan yang dijadikan landasan bahwa model pembelajaran analisis
kasus sangat penting dalam pengajaran PKn sebagai pendidikan nilai, moral, norma
yaitu pertama, dunia dan potensi serta proses afektual peserta didik hanya dapat
bergetar dan terlibatkan apabila ada media stimulus (perangsang) yang menggetarkan.
Kedua, proses afektual sukar terjadi melalui bahan ajar yang konsepsional, teoritik
dan normatif. Bahan ajar ini masih harus diolah dan dimanipulasi oleh guru menjadi
media stimulus afektif berkadar tinggi.

Anda mungkin juga menyukai