Tata
Tata
PENDAHULUAN
1.2 Permasalahan
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Malaria adalah penyakit yang menyebar melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi
parasit. Infeksi malaria bisa terjadi hanya dengan satu gigitan nyamuk. Jika tidak ditangani
dengan benar, penyakit ini bisa menyebabkan kematian.
Malaria jarang sekali menular secara langusng dari satu orang ke orang lainnya. Penyakit ini
bisa menular jika terjadi kontak langsung dengan darah penderita. Janin di dalam kandungan
juga bisa terinfeksi malaria karena tertular dari darah sang ibu.
Agen
1. Plasmodium falciparum
2. Plasmodium vivax
3. Plasmodium ovale
4. Plasmodium malariae
5. Plasmodium knowlesi: parasit malaria pada monyet yang telah dilaporkan mampu
menginfeksi manusia dan menyebabkan kematian di Asia Tenggara
Vektor
Terdapat sekitar 430 Anopheles sp tetapi hanya 30-40 spesies merupakan vektor
penularan malaria. Nyamuk-nyamuk malaria tersebut menggigit sejak waktu matahari
terbenam hingga waktu matahari terbit. Hanya nyamuk malaria betina yang mampu
menularkan penyakit ini pada manusia. Nyamuk yang paling sering menggigit manusia,
secara berurutan adalah spesies Anopheles sundaicus, Anopheles gambiae, Anopheles
freeborni, Anopheles dirus.[7-9]
Inang (Host)
Host malaria adalah terutama manusia tetapi hewan peliharaan dan ternak seperti
babi, sapi, dan anjing juga dapat menjadi host malaria. Plasmodium knowlesi memiliki host
spesifik monyet dan di Indonesia terdapat di Kalimantan. Walau demikian, terdapat
penyebaran dari monyet ke manusia sehingga menyebabkan kematian.[10-12]
2.3 Klasifikasi dan Siklus Hidup Nyamuk Anopheles
Stadium Telur
Stadium Larva
Pada bagian mulut terdapat bagian yang menyerupai sikat dan digunakan
untuk makan, Bagian thorax berukuran besar dan perut tersegmentasi. Larva
Anopheles sp tidak memiliki kaki. Larva Anopheles sp tidak memiliki siphon
pernapasan,karena hal inilah maka saat istirahat posisi tubuh larva Anopheles
sp sejajar dengan permukaan air. Larva Anopheles sp bernapas melalui spirakel yang
terletak dibagian segmen perut ke- 8. Pertumbuhan larva dipengaruhi faktor suhu,
nutrien, ada tidaknya binatang predator.
Larva Anopheles sp mencari makanan di permukaan air. Makanan larva
Anopheles sp berupa ganggang, bakteri, dan mikroorganisme lain yang berada
dipermukaan air. Larva Anopheles sp akan menyelam ke bawah permukaan air jika
ada gangguan. Larva berkembang melalui 4 tahapan (instar) setelah itu larva akan
mengalami metamorfosis menjadi kepompong (pupa).
Gambar Larva Anopheles sp
Stadium Pupa
Pupa adalah stadium terakhir di lingkungan air. Stadium pupa tidak
memerlukan makanan. Pada stadium pupa ini terjadi proses pembentukan alat-alat
tubuh nyamuk yaitu alat kelamin, sayap serta kaki .Stadium pupa pada nyamuk jantan
antara 1 sampai 2 jam lebih singkat dari pupa nyamuk Anopheles betina, Stadium
pupa memerlukan 2 sampai 4 hari
Dalam sel darah merah, parasit berkembang biak lebih lanjut, secara aseksual lagi,
secara berkala keluar dari sel inang mereka untuk menyerang sel-sel darah merah segar.
Beberapa siklus amplifikasi tersebut terjadi. Dengan demikian, deskripsi klasik
gelombang demam timbul dari gelombang simultan merozoit melarikan diri dan
menginfeksi sel-sel darah merah.
Manifestasi klinis penyakit malaria sangat khas dengan adanya serangan demam yang
yang intermiten, anemia sekunder dan spenomegali. Penyakit ini cenderung untuk beralih
dari keadaan akut ke keadaan menahun. Selama stadium akut terdapat masa demam yang
intermiten. Selama stadium menahun berikutnya, terdapat masa laten yang diselingi oleh
relaps beberapa kali. Relaps ini sangat mirip dengan serangan pertama.
Masa tunas dapat berbeda–beda, antara 9 sampai 40 hari, dan ini menggambarkan
waktu antara gigitan nyamuk yang mengandung sporozoit dan permulaan gejala klinis.
Selain itu, masa tunas infeksi P. vivax dapat lebih panjang dari 6 sampai 12 bulan atau
lebih. Infeksi P. malariae dan P. ovale sampai bertahun – tahun. Karena itu di daerah
beriklim dingin infeksi P. vivax yang didapati pada musim panas atau musim gugur,
mungkin tidak menimbulkan penyakit akut sampai musim semi berikutnya. Malaria klinis
dapat terjadi berbulan – bulan setelah obat – obatan supresif dihentikan. Serangan
pertama pada malaria akut terdiri atas beberapa serangan dalam waktu 2 minggu atau
lebih yang diikuti oleh masa laten yang panjang, dan diselingi oleh relaps pada malaria
menahun. Serangan demam ini berhubungan dengan penghancuran sel darah merah yang
progresif, badan menjadi lemah , dan limpa membesar. Tipe jinak biasanya disebabkan
oleh P. vivax, P. malariae atau P. ovale. Tipe ganas terutama disebabkan oleh P.
falcifarum.
Dalam periode prodromal yang berlangsung satu minggu atau lebih, yaitu bila jumlah
parasit di dalam darah sedang bertambah selama permulaan siklus aseksual, tidak tampak
manifestasi klinis yang dapat menentukan diagnosis. Gejala dapat berupa perasaan lemas,
tidak nafsu makan, sakit pada tulang dan sendi. Demam tiap hari atau tidak teratur,
mungkin sudah ada. Di daerah non-endemi diagnosis pertama seringkali ialah influenza.
Serangan permulaan atau pertama sangat khas oleh karena adanya serangan demam
intermiten yang berulang – ulang pada waktu berlainan : 48 jam untuk P. vivax, P. ovale,
P falcifarum dan 72 jam untuk P. malariae. Waktu yang sebenarnya pada berbagai strain
P. vivax berbeda – beda dari 43,6 jam sampai 45,1 jam. Serangan mulai dengan stadium
dingin atau rigor yang berlangsung selama kurang lebih satu jam. Pada waktu itu
penderita menggigil, walaupun suhu badannya lebih tinggi dari normal. Kemudian
menyusul stadium panas yang berlangsung lebih lama dan kulit penderita manjadi kering
serta panas, muka menjadi merah, suhu mencapai 39oC – 41oC, nadi cepat dan penuh,
kepala pusing, mual, kadang – kadang muntah, dan pada anak kecil timbul kejang –
kejang. Kemudian penderita berkeringat banyak, suhu badan turun, sakit kepala hilang,
dan dalam waktu beberapa jam penderita menjadi lelah. Serangan demam biasanya
berlangsung 8 sampai 12 jam, dan pada infeksi P. falcifarum berlangsung lebih lama.
Serangan ini sering dianggap disebabkan oleh hemolisis sel darah merah atau
disebabkan oleh syok karena adanya hemoglobin bebas atau adanya hasil metabolisme.
Virulensi sering berhubungan dengan intensitas parasitemia.
Hanya pada beberapa penderita malaria tampak ada ikterus; hemoglobinuria hanya
tampak bila kadar hemoglobin dalam plasma melampaui ambang ginjal. Pembesaran
limpa akut terdapat pada kurang lebih seperempat jumlah penderita dengan malaria akut.
Nyeri di kuadran kiri atas dan epigastrium mungkin disebabkan oleh meregangnya simpai
limpa, atau infark kecil yang pecah, atau perdarahan dibawah simpai. Fungsi ginjal
biasanya tidak terganggu pada penderita malaria biasa. Sebaliknya nefritis dengan
oliguria, albuminuria hebat, torak noktah, sembab pada seluruh tubuh, protein darah
berkurang, hipertensi sedang, hematuria yang dapat dilihat dengan mata biasa atau
dengan mikroskop dapat terjadi dan dapat menyulitkan diagnosis malaria. Albumin
terdapat pada dalam urin pada kurang lebih 2 persen penderita malaria akut. Kelainan
pada mata yang hebat jarang ditemukan pada infeksi malaria, tetapi pada serangan akut
komplikasi yang sering terjadi ialah sakit kepala dan sakit di sekitar mata, keratitis
dendritika atau herpetika dengan gangguan berupa fotofobia dan lakrimasi.
Host
1. Tingkat pendidikan
2. Status gizi Infeksi parasite/plasmodium
3. Riwayat tinggal di daerah
pada host
endemis malaria
Agent
sampel : 4 Orang
3.1. Bahan
a. Bahan
1. Aspirator
2. Kain Kasa
3. Gelas cup
4. Kapas
5. Gunting
6. Larutan
7. Stampel
8. Larutan Cholorofom
3.3 Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan data dari daerah Hanura, Kecamatan Teluk Pandan, Dusun
Sukajaya , Lempasing, Provinsi Lampung dengan cara tanya jawab , sesuai dengan
kuesioner yang sudah ada
2. Metode Pengumpulan data untuk Nyamuk dari daerah Hanura, Kecamatan Teluk
Pandan, Dusun Sukajaya , Lempasing, Provinsi Lampung
3.4 Cara penangkapan nyamuk
a. Cara penangkapan nyamuk dewasa dengan umpan orang/badan
penangkapan umpan orang adalah untuk mengetahui jenis nyamuk apa saja yang
kontak dengan orang (mau menggigit orang). Penangkapan nyamuk dewasa dengan
umpan orang/badan untuk mengetahui genus/jenis (species) nyamuk/vector yang
kontak/berhubungan dengan manusia di lokasi tersebut. Mengerti dan mengetahui
cara penghitungan tolak ukur kepadatan nyamuk yang kontak dengan orang. Cara
penangkapan sebagai berikut:
1. Kegiatan menangkap nyamuk dilakukan didalam dan di luar rumah,tinggal.
2. Untuk penangkapan di dalam rumah, dipilih rumah yang berdekatan dengan
tempat perindukan
3. Untuk penangkapan didalam rumah sebaiknya ruangan yang dipakai untuk
penangkapan adalah ruang tidur/ruang keluarga.
4. Untuk penangkapan diluar rumah, dipilih lokasi dimana penduduk biasanya
duduk duduk pada sore dan malam hari.
5. Penangkapan duduk dengan baik, menggulung celana hingga lutut dan tidak
merokok selama melakukan kegiatan penangkapan
6. Nyamuk nyamuk yang menggigit betis kaki ditangkap dengan menggunakan
aspirator atau tabung reaksi (test tube), sesuai dengan syarat syarat cara
penangkapan nyamuk dengan aspirator.
1. Tujuan
Untuk mengetahui perilaku istirahat nyamuk di alam (di luar rumah) selama
mnyelsesaikan daur gontropiknya
Dari hasil survei yang sudah di lakukan di daerah Hanura, Kecamatan Teluk Pandan,
Dusun Sukajaya , Lempasing, Provinsi Lampung di dapat hasil survei sebagai berikut :
4.2 Pembahasan
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
http://eprints.ums.ac.id/27525/2/BAB_I.pdf
https://www.alodokter.com/malaria.html
https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/malaria/etiologi
http://informasikesling.blogspot.com/2016/05/siklus-hidup-dan-morfologi-anopheles-sp.html
LAMPIRAN