Anda di halaman 1dari 13

JOURNAL READING

HUBUNGAN PEMASANGAN KATETER DENGAN


KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA PASIEN
STASE KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

DI SUSUN OLEH

Kelvin Rio
I 4052191015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020
Journal Reading dengan Metode PICO

”Hubungan Peasangan Kateter Dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih Pada


Pasien Stase Keperawatan Gawat Darurat ”

1. Jurnal 1
a. Judul Penelitian
Hubungan Peasangan Kateter Dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih Pada
Pasien Di Ruang Rawat Inap Penyakit Dala RSUDZA Banda Aceh

b. Peneliti
Marlina (Staff pengar PSIK FK Universitas Syiah Kuala Banda Aceh), Roni
A Samad (Alumni PSIK FK Universitas Syiah Kuala Banda Aceh)

c. Ringkasan Jurnal
Infeksi saluran kemih merupakan 40% dari seluruh infeksi nosokomial dan
dilaporkan 80% ISK terjadi setelah instrumenisasi, terutama oleh kateterisasi.
Infeksi ini terjadi akibat ketidakmampuan dalam mengendalikan maupun
menghindari faktor resiko. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
antara pemasangan kateter dengan kejadian infeksi saluran kemih pada pasien
di ruang rawat inap penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh 2012. Jenis penelitian adalah correlation study.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara non probability sampling
menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 35
perawat yang bekerja di ruang rawat inap penyakit dalam RSUDZA Banda
Aceh. Pengumpulan data dengan lembar observasi yang terdiri dari 27 item
pernyataan dan 2 item hasil laboratorium. Metode analisis data dengan
menggunakan uji statistik Fisher Exact, hasil penelitian adalah ada hubungan
antara pemasangan kateter (P-value 0,019) dengan kejadian infeksi saluran
kemih di ruang rawat inap penyakit dalam RSUDZA Banda Aceh. Saran bagi
perawat adalah agar dapat meningkatkan teknik aseptik serta perawatan yang
dilakukan pada kateterisasi sehingga dapat mencegah terjadinya kejadian
infeksi saluran kemih akibat pemasangan kateter.

d. Tujuan Penelitian
Tujuan Untuk mengetahui hubungan antara pemasangan kateter dengan
kejadian infeksi saluran kemih pada pasien di ruang rawat inap penyakit
dalam RSUDZA Banda Aceh

e. Kelebihan dan Kekurangan


1) Kelebihan
- Waktu dalam melakukan penelitian lebih lama (48 hari) dengan
responden 35 orang.
- Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner sebanyak 27 ite
pertanyaan dan tabel observasi hasil laboratorium sebanyak 2 item.

2) Kekurangan
- Pada jurnal ini tidak dijelaskan secara rinci bagaimana melakukan
teknik higiene perineum untuk pencegahan infeksi saluran kemih,
sehingga pembaca perlu mencari referensi lain untuk mengetahuinya

2. Jurnal 2
a. Judul Penelitian
Hubungan Antara Kualitas Perawatan Kateter Dengan Kejadian Infeksi
Nosokomial Saluran Kemih

b. Peneliti
Kusmad, Untung Sujianto, Wahyu Hidayati

c. Ringkasan Jurnal
Infeksi nosokomial merupakan kejadian yang sering terjadi di rumah sakit dan
dapat menimbulkan kerugian bagi pasien, keluarga dan rumah sakit itu sendiri.
Salah satu infeksi nosokomial yang sering terjadi adalah infeksi saluran kemih
pada pasien-pasien yang terpasang dower kateter. Faktor-faktor yang
menyebabkan infeksi nosokomial saluran kemih antara lain hospes, agent,
prosedur pemasangan, lama kateter terpasang dan kualitas perawatan kateter.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas perawatan
kateter dengan kejadian infeksi nosokomial saluran kemih. Metode penelitian
ini adalah observasi dan menggunakan instrunen penelitian berupa lembar
observasi. Variable bebas dalam penelitian ini adalah kualitas perawatan
kateter dan variable terikatnya adalah kejadian infeksi nosokomial saluran
kemih. Subjek penelitian adalah perawat yang memiliki pendidikan DIII dan
S1 keperawatan, pasien laki-laki yang dirawat di RS Roemani, terpasang
dower kateter, berumur antara 18 – 55 tahun, diagnosa masuk bukan ISK,
tidak menggunakan antibiotik dan setuju menjadi responden. Jumlah sample
30 responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas perawatan kateter
terbanyak adalah cukup (50%), baik (30%) dan kurang (20%). Angka kejadian
infeksi nosokomial saluran kemih yang mendapatkan perawatan kateter
dengan kualitas baik sebesar 22,22%, cukup 26,67% dan kurang sebesar
83,33%. Untuk menekan kejadian infeksi nosokomial saluran kemih akibat
pemasangan kateter perlu adanya peningkatan kualitas perawatan kateter
sesuai dengan standar prosedur perawatan dan prosedur pencegahan infeksi.
Uji statistik menggunakan uji Chi Square untuk menilai hubungan antara
kualitas perawatan kateter dengan kejadian infeksi nosokomial saluran kemih.
Hasil analisis dengan Chi Square menghasilkan nilai t hitung (7,081) > dari
nilai t table (5,99) dan nilai p value (0,029) < 0,05 yang menunjukan adanya
hubungan antara kualitas perawatan kateter dengan kejadian infeksi
nosokomial saluran kemih.

d. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kualitas
perawatan kateter dengan kejadian infeksi nodokomial saluran kemih.
e. Kelebihan dan Kekurangan
1) Kelebihan
- Dalam penelitian ini penulis melibatkan langsung perawat (D-III-S1)
sebagai subyek
- Dalam melakukan penelitian penulis memilih semua jenis usia dari
yang muda sampai tua (18-55) sehingga bisa membandingkan
kelompok usia mana yang rentan terhadap kejadian infeksi saluran
kemih
2) Kekurangan
- Pada jurnal ini tidak dijelaskan secara rinci bagaimana melakukan
teknik higiene untuk pencegahan infeksi saluran kemih, sehingga
pembaca perlu mencari referensi lain untuk mengetahuinya
- Pada penelitian ini penulis hanya memaparkan pembahasan namun
data hasil penelitian sangat kurang dicantumkan.

3. Jurnal 3
a. Judul Penelitian
Analisis Pengaruh Pemasangan Kateter Urin terhadap Insidensi Infeksi
Saluran Kemih di Rumah Sakit

b. Peneliti
Elyse Maria Rosa, Maria Ulfa

c. Ringkasan Jurnal
Salah satu penyakit infeksi yang merupakan penyebab meningkatnya
angka kesakitan (morbidity) dan angka kematian (mortality) di rumah sakit
adalah infeksi nosokomial.(1) Healthcare Associated Infections (HAIs) adalah
infeksi yang muncul setelah 72 jam seseorang dirawat di rumah sakit dan
mulai menunjukkan suatu gejala selama seseorang itu dirawat atau setelah
selesai dirawat.(2) HAIs merupakan suatu tantangan kesehatan yang penting
seluruh dunia dan menimbulkan ancaman besar bagi keselamatan pasien.
Risiko untuk terkena infeksi selama penyediaan layanan kesehatan telah
meningkat secara dramatis dengan kemajuan diagnostik dan prosedur
pengobatan. Di negara berkembang dunia tantangan ini lebih disorot karena
kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi yang baik tidak ada, yang
tidak dapat beradaptasi atau kurang didanai oleh pemerintah.(3)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang paling sering didapatkan
pada perawatan kesehatan, infeksi ini 80% dari hasil dari penggunaan kateter
uretra. Kateterisasi menyebabkan lebih dari satu juta ISK setiap tahun di
Amerika Serikat.Infeksi sering terjadi setelah pemasangan kateter urin, dan
setiap hari kateter yang terpasang meningkatan 5% bakteri dalam urine.(4)
Catheter-associated Urinary Tract Infections (CAUTI) dikaitkan dengan
peningkatan rawat inap, peningkatan morbiditas dan mortalitas, masa tinggal
di rumah sakit yang lebih lama, dan biaya rumah sakit yang meningkat. Setiap
episode dari CAUTI dan komplikasi diperkirakan memakan biaya antara $600
dan $2800.(4)
Penelitian yang dilakukan oleh Afsah menunjukkan bahwa dari 30
responden terdapat CAUTI sebanyak 20%(5), sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Rahman yang juga dilakukan di RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta menunjukkan bahwa CAUTI sebanyak 100% dari 30 pasien.(6)
Pada penelitian Wijayanti di RSUD Panembahan Senopati Bantul didapatkan
attack rate CAUTI sebesar 114,75‰(7) hal ini menunjukkan CAUTI
merupakan masalah yang serius.

d. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengaruh pemasangan kateter
urin terhadap infeksi saluran kemih di Rumah Sakit

e. Kelebihan dan Kekurangan


1) Kelebihan
- Teknik ini pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan
total sampel pasien yang beresiko atau yang terpasang cateter urin di
RS PKU Muhammadiyah
- Dalam melakukan observasi peneliti menemukan jumlah hari
pemasangan kateter 21 pasien tersebut ada 209 hari, dengan penelitian
yang lebih lama dapat membuat penelitian lebih akurat
- Alur dalam pengukuran hasil eksperimen dijabarkan dengan spesifik
2) Kekurangan
- Pada jurnal ini tidak dijelaskan secara rinci bagaimana melakukan
teknik higiene untuk pencegahan infeksi saluran kemih, sehingga
pembaca perlu mencari referensi lain untuk mengetahuinya
-
4. Analisis PICO

P (Problem) a. Jurnal 1 Jenis penelitian yang digunakan dalam


penelitian ini adalah studi korelasi (correlation study).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat
yang bekerja di ruang rawat inap penyakit dalam
RSUDZA Banda Aceh yang berjumlah 35 perawat.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil total
sampling yang berjumlah 35 responden.
b. Jurnal 2 Metode penelitian ini adalah observasi dan
menggunakan instrunen penelitian berupa lembar
observasi. Variable bebas dalam penelitian ini adalah
kualitas perawatan kateter dan variable terikatnya
adalah kejadian infeksi nosokomial saluran kemih.
Subjek penelitian adalah perawat yang memiliki
pendidikan DIII dan S1 keperawatan, pasien laki-laki
yang dirawat di RS Roemani, terpasang dower kateter,
berumur antara 18 – 55 tahun, diagnosa masuk bukan
ISK, tidak menggunakan antibiotik dan setuju menjadi
responden. Jumlah sample 30 responden
c. Jurnal 3 Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
analitik dengan menggunakan desain kuantitatif
observasional cross sectional. Populasi dan Sampel
penelitian adalah pasien yang terikat kateter sebagai
subjek penelitian melalui total sampling. Lembar
observasi infeksi saluran kemih menggunakan
instrumen ini diperoleh dari Centers for Disease
Control and Prevention (CDC)
I (Intevention) a. Dalam penelitian jurnal 1, Instrumen pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan lembar kuesioner
yang terdiri dari tiga bagian, yaitu: data demografi,
Kuesioner ini berisi pernyataan tentang prosedur
kateterisasi yang berjumlah 27 item pernyataaan dan
Kuesioner ini berupa tabel observasi yang digunakan
untuk mengevaluasi hasil pemeriksaan laboratorium
terhadap urin pasien yang dipasang kateter oleh
responden yaitu untuk melihat adanya bakteriuria dan
piuria
b. Dalam penelitian jurnal 2, instrument penelitian
berupa lembar observasi. Variable bebas dalam
penelitian ini adalah kualitas perawatan kateter dan
variable terikatnya adalah kejadian infeksi nosokomial
saluran kemih. Subjek penelitian adalah perawat yang
memiliki pendidikan DIII dan S1 keperawatan, pasien
laki-laki yang dirawat di RS Roemani, terpasang
dower kateter, berumur antara 18 – 55 tahun, diagnosa
masuk bukan ISK, tidak menggunakan antibiotik dan
setuju menjadi responden. Jumlah sample 30
responden.
c. Dalam penelitian jurnal 3, Lembar observasi infeksi
saluran kemih menggunakan instrumen ini diperoleh
dari Centers for Disease Control and Prevention
(CDC). Populasi dan Sampel penelitian adalah pasien
yang terikat kateter sebagai subjek penelitian melalui
total sampling.
C (Comparation) Perbedaan pada ketiga jurnal tersebut yaitu pada teknik
pengupulan data. Pada jurnal 1, Pengambilan sampel
dilakukan dengan cara non probability sampling
menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah
sampel sebanyak 35 perawat yang bekerja di ruang rawat
inap penyakit dalam RSUDZA Banda Aceh.
Pengumpulan data dengan lembar observasi yang terdiri
dari 27 item pernyataan dan 2 item hasil laboratorium
terhadap urin pasien yang dipasang kateter oleh
responden yaitu untuk melihat adanya bakteriuria dan
piuria
Pada jurnal 2, Metode penelitian ini adalah observasi dan
menggunakan instrunen penelitian berupa lembar
observasi. Variable bebas dalam penelitian ini adalah
kualitas perawatan kateter dan variable terikatnya adalah
kejadian infeksi nosokomial saluran kemih. Subjek
penelitian adalah perawat yang memiliki pendidikan DIII
dan S1 keperawatan, pasien laki-laki yang dirawat di RS
Roemani, terpasang dower kateter, berumur antara 18 –
55 tahun, diagnosa masuk bukan ISK, tidak
menggunakan antibiotik dan setuju menjadi responden.
Karakteristik responden yang menjadi subjek penelitian
adalah sesuai dengan criteria inklusi
Pada jurnal 3, Sampel penelitian adalah pasien yang
terpasang kateter sebagai subjek penelitian melalui total
sampling. Lembar observasi Infeksi saluran kemih
menggunakan instrument ini didapat dari Centers for
Disease Control and Prevention (CDC). Satu pasien satu
lembar observasi, pengamatan dilakukan dari awal
dipasang kateter sampai dilepas, untuk gejala ISK di
tanyakan langsung pada pasien sesuai checklist. Variabel
independen yang digunakan adalah pemasangan kateter
urin dan variabel dependen yaitu insiden ISK.
O (Outcome) a. Dari hasil penelitian jurnal 1, menunjukkan
berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas diketahui
bahwa 27 pasien (77,1%) yang dilakukan pemasangan
kateter dengan baik oleh responden tidak mengalami
infeksi saluran kemih dan hanya 1 pasien (2,9%) yang
mengalami infeksi saluran kemih. Selain itu terdapat 3
pasien (8,6%) yang dilakukan pemasangan kateter
kurang baik oleh responden mengalami infeksi saluran
kemih dan 4 pasien (11,5%) tidak mengalami infeksi
saluran kemih. Kesipulan penelitian adalah terdapat
hubungan antara pemasangan kateter dengan kejadian
infeksi saluran kemih pada pasien di ruang rawat inap
penyakit dalam RSUDZA Banda Aceh
b. Dari hasil penelitian jurnal 2, hasil penelitian didapat
karakteristik responden yang menjadi subjek penelitian
adalah sesuai dengan kriteria inklusi yaitu untuk
perawat memiliki pendidikan DIII dan S1
Keperawatan, untuk pasien laki-laki, umur 18 – 55
tahun dan diagnosa medis saat masuk bukan ISK.
Kualitas perawatan kateter didasarkan pada dua unsur
yaitu standar operasional prosedur perawatan kateter
dan prosedur pencegahan infeksi. Berdasarkan
penilaian tersebut kualitas perawatan kateter di RS
Roemani Semarang tergolong cukup yaitu sebesar
50% dari 30 responden.
c. Dari hasil penelitian jurnal 3, Karakteristik responden
yang dilakukan surveilens diantaranya usia, jenis
kelamin, bidang ilmu, indikasi, jenis kateter, dan
pemakaian kateter berulang. Dalam melakukan
observasi peneliti menemukan jumlah pasien yang
mengalami gejala infeksi saluran kemih ada tujuh
orang dan jumlah hari pemasangan kateter 21 pasien
tersebut ada 209 hari, jadi besar pasien terkena infeksi
saluran kemih sebesar 33,75‰. Dari satu sampel yang
dilakukan kultur urin positif terkena ISK karena
didapatkan kuman lebih dari /ml urin dan jenis kuman
Escherichia Coli dan Candida Non Albicans.

5. Referensi
Kasad, Untung Sujianto & Wahyu Hidayati. (2007). Hubungan Antara Kualitas
Perawatan Kateter Dengan Kejadian Infeksi Nosokomial Saluran Kemih.
Jurnal FK UNDIP. Volume 1 Nomor 1

Marlina. (2012). Hubungan Pemasangan Kateter Dengan Kejadian Infeksi


Saluran Keih Pada Pasien Di Ruang Rawat Inap Penyakit Dala RSUDZA
Banda Aceh Tahun 2012. Jurnal Keperawatan Medikal Bedah . Volume 1,
No. 1

Rosa, Elyse Maria & Maria Ulfa . (2017). Analisis Pengaruh Pemasangan
Kateter Urin terhadap Insidensi Infeksi Saluran Kemih di Rumah Sakit.
Kes Mas: Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat. Volume 11.

Mengetahui, Pontianak, April 2020


Pembimbing Klinik Mahasiswa

Kelvin Rio
NIM. I4052191015

Mengetahui,
Pembimbing Akademik

Ns, Argitya Righo., M.Kep


NUPN. 9900980896

Anda mungkin juga menyukai