Anda di halaman 1dari 19

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP

MOTIVASI PASIEN PASCA STROKE


SELAMA MENJALANI LATIHAN FISIOTERAPI
DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
RAGAIA IPAENIN
1610201235

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP
MOTIVASI PASIEN PASCA STROKE
SELAMA MENJALANI LATIHAN FISIOTERAPI
DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
RAGAIA IPAENIN
1610201235

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP
MOTIVASI PASIEN PASCA STROKE
SELAMA MENJALANI LATIHAN FISIOTERAPI
DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Disusun oleh:
RAGAIA IPAENIN
1610201237

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP
MOTIVASI PASIEN PASCA STROKE SELAMA
MENJALANI LATIHAN FISIOTERAPI
DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING
YOGYAKARTA
Ragaia Ipaenin2, Diyah Candra3
INTISARI
Latar Belakang: Masalah yang sering dialami oleh penderita stroke dan yang paling
ditakuti adalah gangguan gerak. Penderita mengalami kesulitan saat berjalan karena
mengalami gangguan pada kekuatan otot, keseimbangan dan koordinasi gerak. Salah satu
modalitas terapi yang utama untuk membantu pemulihan pasien pasca stroke adalah
program rehabilitasi. Program rehabilitasi yang hampir selalu dilakukan adalah terapi fisik
(fisioterapi). Fisioterapis mengevaluasi apakah anggota tubuh yang terkena stroke tersebut
fungsinya sama dengan kondisi sebelum stroke. Jika tidak maka fisioterapis akan
mengajarkan bagaimana mengoptimalkan angota tubuh sisi yang terkena.
Tujuan: Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap
motivasi pasien pasca stroke selama menjalani latihan fisioterapi di RS PKU
Muhammadiyah Gamping Yogyakarta.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan studi deskriptif korelasi
dengan penelitian menggunakan cross sectional. Pengambilan sampel dengan teknik
Accidental Sampling dan diperoleh 30 responden. Instrumen penelitian yang digunakan
yaitu kuesioner dukungan keluarga dan kuesioner motivasi . Analisis data menggunakan
uji Kendall Tau.
Hasil: Dukungan keluarga pasien pasca stroke selama menjalani latihan fisioterapi di RS
PKU Muhammadiyah Gamping menunjukan ketegori baik 17 orang (56,7%), cukup
sebanyak 13 orang (43,3%) dan katagori kurang tidak ada. Motivasi pasien pasca stroke
menjalani latihan fisioterapi di RS PKU Muhammadiyah Gamping kategori baik 12 orang
(40,0%), motivasi cukup sebanyak 18 orang (60,0%) dan motivasi kurang tidak ada.
Simpulan & Saran: Ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap motivasi pasien
pasca stroke selama menjalani fisioterapi di RS PKU Muhammadiyah Gamping
Yogyakarta (t = 0,289 ;p< 0,05) yaitu sebesar 0,034.
Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan dengan
melibatkan keluarga untuk memotivasi responden agar bersedia menjalani latihan
fisioterapi sesuai dengan anjuran tenaga fisioterapis maupun dokter.

Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Motivasi pasien


Daftar Pustaka : 25 Buku (2000-2015), 6 Jurnal, 10 Skripsi, 2 Tesis dan 9 Internet
Jumlah Halaman : x, 66 halaman, 12 Tabel, 2 Gambar dan 19 Lampiran

1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
THE CORRELATION BETWEEN FAMILY SUPPORT AND POST STROKE
PATIENT MOTIVATION DURING PHYSCAL THERAPY SESSION AT PKU
MUHAMMDIYAH GAMPING HOSPITAL OF YOGYAKARTA1
Ragaia Ipaenin2, Diyah Candra3

ABSTRACT
Background: The problem that is often experienced by stroke patients, and it becomes the
most terrifying problem is movement disturbance. The patients have difficulties when they
walk because they have problem with their muscle power, balance, and movement
coordination. One significant therapy modality was rehabilitation program to help post
stroke patient recovery. Rehabilitation program that is always done is physical therapy.
Physiotherapists evaluate whether movement organs attacked by stroke have similar
function to the condition before stroke. If the function is not same, physiotherapists teach
the patients how to optimize their movement organs.
Objective: The objective of the study was to investigate the correlation between family
support and post stroke patients motivation during therapy session at PKU Muhammadiyah
Gamping Hospital of Yogyakarta.
Method: The study employed quantitative method with descriptive correlation and cross
sectional approach. Sample collecting technique used accidental sampling with 30
respondents. The instrument of the study was questionnaire of family support and
motivation. Kendall tau test was used as data analysis.
Result: Family support of post stroke patients during physical therapy session at PKU
Muhammadiyah Gaping hospital showed good result with 17 respondents (56.7%),
moderate with 13 respondents (43.3%), and low category with none of the respondents.
Post stroke patient motivation to do physical therapy at PKU Muhamamdiyah Gamping
Hospital was in good category with 12 respondents (40.0%), moderate motivation with 18
respondents (60.0%), and low motivation with none respondent.
Conclusion and Suggestion: There was correlation between family support to post stroke
patient motivation during physical therapy session at PKU Muhammadiyah Gamping
Hospital (t = 0.289; p<0.05) was 0.034.
It is expected that health professionals can give nursing care by involving family to
motivate the respondents in order to do physical therapy session based on the suggestion of
physiotherapists and doctors.

Keywords : Family support, Patient motivation


References : 25 book (2000-2015), 6 journals, 10 theses, 9 internets
Page numbers: x, 66 pages, 12 tables, 2 figure, 19 appendices

1
Thesis title
2
Student of Nursing School, Health Sciences Faculty, ‘Aisyiyah University of Yogyakarta
3
Lecturer of Health Sciences Faculty, ‘Aisyiyah University of Yogyakarta
PENDAHULUAN Indonesia dengan rata-rata berusia 60
tahun ke atas berada di urutan kedua
Kemajuan peradaban manusia terbanyak di Asia, sedangkan usia 15-59
sudah semakin berkembang pesat tahun berada di urutan ke lima terbanyak
disegala bidang kehidupan. Ilmu di Asia. Masalah yang sering dialami
pengetahuan dan teknologi dewasa ini oleh penderita stroke dan yang paling
menjadi bagian yang tidak terpisahkan ditakuti adalah gangguan gerak. Penderita
dari kehidupan masyarakat modern. mengalami kesulitan saat berjalan karena
Kesibukan yang luar biasa terutama mengalami gangguan pada kekuatan otot,
dikota besar membuat manusia terkadang keseimbangan dan koordinasi gerak
lalai terhadap kesehatan tubuhnya. Pola (Irdawati, 2008). Gangguan gerak dapat
makan tidak teratur, kurang olah raga, terjadi karena kelemahan otot dan
jam kerja berlebihan serta konsumsi ketidakmampuan untuk bergerak pada
makanan cepat saji sudah menjadi pasien diakibatkan karena adanya
kebiasaan lazim yang berpotensi kerusakan susunan saraf pada otak dan
menimbulkan serangan stroke (Irfan, adanya kekakuan pada otot dan sendi
2012). yang dapat menimbulkan masalah pada
World Health Organization (WHO) kemandirian pasien pasca stroke. Salah
menetapkan bahwa stroke merupakan satu modalitas terapi yang utama untuk
suatu sindrom klinis dengan gejala membantu pemulihan pasien pasca stroke
berupa gangguan fungsi otak secara adalah program rehabilitasi. Program
fokal atau global yang dapat rehabilitasi yang hampir selalu dilakukan
menimbulkan kematian atau kelainan adalah terapi fisik (fisioterapi) (Pinzon
yang menetap lebih dari 24 jam, dan Asanti, 2010).
dikatakan apabila penyebab utamanya Dukungan sosial dan psikologis sangat
adalah gangguan vascular. Penyakit diperlukan oleh setiap individu di dalam
stroke diakibatkan oleh berbagai macam setiap siklus kehidupan. Beberapa hal
faktor resiko, diantaranya ada faktor yang yang menjadi peran keluarga terhadap
tidak dapat diubah seperti umur, jenis pasien pasca stroke menurut Yaslina,
kelamin, berat lahir rendah, ras, faktor (2011) adalah memberikan dukungan
keturunan dan kelainan pembuluh darah dan juga perhatian untuk pemulihan
bawaan (Irfan, 2012). Berdasarkan data kesehatan pasien, seperti halnya dalam
yang berhasil dikumpulkan oleh Yayasan hal mengantar pasien untuk kontrol dan
Stroke Indonesia (Yastroki, 2011), juga mengingatkan pada saat waktu
masalah stroke semakin penting dan minum obat, selain itu pasien dengan
mendesak karena kini jumlah penderita stroke karena disabilitasnya sering jatuh
stroke di Indonesia adalah terbanyak dan dalam depresi, pendampingan dan
menduduki urutan pertama di Asia. dukungan penuh dari keluarga serta
Jumlah kematian yang disebabkan oleh semangat dari keluarga akan sangat
stroke menduduki urutan kedua pada usia menolong pemulihan, mendampingi
diatas 60 tahun dan urutan kelima pada pasien dalam melakukan aktifitas
usia 15-59 tahun (Yastroki, 2012). Data kegiatan sehari-hari.
dari Yayasan Stroke Indonesia (2012) Berdasarkan hasil penelitian yang
menyebutkan, jumlah pasien stroke di dilakukan Ariyadi (2010) dalam penelitian
ini sebanyak 20 orang responden dan 14 dibantu tenaga medis. Hasil wawancara
responden (70%) memiliki motivasi yang peneliti terhadap petugas di ruangan
tinggi, 6 responden (30%) memiliki fisioterapi, didapatkan informasi dari
motivasi rendah.diketahui bahwa dari 20 petugas mengatakan motivasi pasien saat
responden yang mengikuti fisioterapi, fisioterapi tinggi pasien selalu tepat
sebanyak 12 orang atau 60.00% masuk waktu pada saat fisioterapi karena
dalam kategori tinggi, sebanyak 8 orang mengatakan ingin cepat sembuh.
atau 40.00% masuk dalam kategori rendah, Beberapa pasien memiliki motivasi
Instrumen yang digunakan berupa angket
rendah dengan indikasi kehadiran saat
dan dokumentasi.
fisioterapi tidak tepat waktu dan sering
Berdasarkan hasil penelitian yang
tidak mengikuti fisioterapi sesuai jadwal
dilakukan Basuki dan Haryanto (2013),
yang sudah ditetapkan oleh petugas
dalam judul studi deskriptif dukungan
fisioterapis.
keluarga pada pasien stroke dalam
menjalani rehabilitasi stroke di RSUD
Bendan Pekalongan tahun 2013. TINJAUAN PUSTAKA
Didapatkan hasil sebanyak 31 responden, Dukungan keluarga adalah sikap,
16 responden (51,6%) memiliki dukungan tindakan dan penerimaan keluarga
keluarga kurang, sebanyak 15 responden terhadap anggotanya. Anggota keluarga
(48,4%) memiliki dukungan keluarganya dipandang sebagai bagian yang tidak
baik. terpisahkan dalam lingkungan keluarga.
Kesenjangan dalam masalah (Murniasih, 2007).
penelitian ini yaitu berdasarkan teori faktor Menurut Friedman (1998 dalam
yang mempengaruhi motivasi Ayu, 2010) mengidentifikasi lima fungsi
(Notoatmodjo, 2010) faktor internal keluarga yakni, Fungsi afektif, Fungsi
meliputi faktor fisik, proses mental, afektif berhubungan dengan fungsi
herediter, keinginan diri sendiri, dan
internal keluarga yang merupakan Basis
kematangan usia dan faktor eksternal
kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif
meliputi faktor lingkungan, dukungan
berguna untuk pemenuhan kebutuhan
keluarga, fasilitas, dan media.
psikososial. Saling mengasuh, cinta
Berdasarkan wawancara langsung
kasih, kehangantan, saling mendukung,
dengan 8 pasien stroke di ruang Al-
saling menghargai, dengan
Kautsar RS PKU Gamping Yogyakarta
mempertahankan iklim yang positif
diperoleh informasi bahwa 5 pasien
dimana setiap anggota keluarga baik
mengatakan dukungan keluarga sangat
orang tua maupun anak diakui dan
baik dalam meningkatkan kesembuhan
dihargai keberadaan dan haknya.
pasien, dengan cara selalu mendampingi
Keluarga memiliki beberapa bentuk
dan menunggu pasien saat fisioterapi
dukungan diantaranya Dukungan
adapun dukungan materi yang di
Penilaian, Dukungan ini meliputi
keluarkan kepada pasien untuk menjalani
dukungan penilaian dapat berupa
latihan fisioterapi tersebut, 3 pasien
mempengaruhi persepsi akan ancaman.
sisanya mengatakan dukungan keluarga
Dukungan keluarga dapat membantu
kurang baik, karna pada saat fisioterapi
pasien mengatasi masalah dan kelaurga
kadang ditemani keluarga, kadang tidak
bertindak sebagai pembimbing pasien
ada keluarga yang menemani hanya
dalam menghadapi masalah pasien.
Dukungan keluarga diharapakan mampu sosial, ekonomi, kebudayaan, orang tua,
mempengaruhi motivasi pasien pasien dan saudara.
pasca stroke. Dukungan Instrumental, Menurut Tinjauan Islam dalam
atau dukungan nyata, dapat berupa Q.S Yunus ayat 57 yang berbunyi:
bantuan pengobatan biaya perawatan
pasien yang menjalani latihan fisioterapi.
Bentuk dukungan ini juga dapat berupa
perawatan saat pasien mengalami sakit Artinya: Hai manusia, sesungguhnya telah
jasmani. Serta dukungan peilaian, datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu
dukungan ini berupa dorongan dan dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang
motivasi yang diberikan keluarga kepada berada) dalam dada dan petunjuk serta
pasien. Dukungan Informasional Jenis, rahmat bagi orang-orang yang beriman.
keluarga yang berperan dalam
menghimpun dan memberikan informasi METODE PENELITIAN
kepada anggota keluarga yang menjalani
Desain Peneitian
latihan fisioterapi, memberikan informasi
tempat, dokter dan terapi yang baik bagi Desain pada penelitian ini adalah
pasien. deskriptif korelatif yaitu penelitian yang
Dukungan ini termasuk didalamnya bertujuan mengetahui ada tidaknya
memberikan pengarahan dan solusi hubungan antar variabel bebas dan variabel
terhadap masalah yang dialami pasien terikat. Penelitian ini bertujuan untuk
(Nursalam, 2008). mengetahui hubungan dukungan keluarga
Dukungan emosional dapat berupa terhadap motivasi pasien pasca stroke
dukungan yang memberikan klien rasa selama menjalani fisioterapi di RS PKU
nyaman, merasa dicintai, memberikan Muhammadiyah Gamping Yogyakarta.
dukungan dalam bentuk semangat, Pendekatan yang digunakan adalah
empati, rasa percaya, perhatian, sehingga pendekatan cross sectional. Pendekatan
pasien merasa berharga dan diterima. cross sectional yaitu peneliti melakukan
(Friedman, 2010). observasi atau pengukuran variabel
Motivasi adalah rangsangan, dukungan keluarga dan motivasi pasien
pasca stroke pada saat tertentu, artinya
dorongan dan ataupun pembangkit
setiap subyek hanya diobservasi satu kali
tenaga, yang dimiliki seseorang sehingga
dan pengukuran variabel dilakukan pada
orang tersebut memperlihatkan perilaku
saat penelitian.
tertentu. Fungsi Motivasi Mendorong
manusia untuk berbuat, jadi sebagai
HASIL PENELITIAN DAN
penggerak atau motor yang melepaskan
PEMBAHASAN
energi.
Motivasi dipengaruhi oleh 2 Hasil penelitian telah disajikan dalam
faktor yaitu faktor intrinsik dan bentuk tabel dan perhitungan.
ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi sifat
kepribadian, intelegensi atau
pengetahuan, sikap. Faktor ekstrinsik
meliputi lingkungan, pendidikan, agama,
Analisa Univariat Berdasarkan tabel 4.2 Karakteristik
responden umur terbanyak adalah pada
Gambaran karakteristik responden kelompok usia 45-59 tahun yaitu
penelitian ini dapat di perhatikan pada sebanyak 14 orang (46,7%), untuk
tabel berikut kelompok usia 62-72 tahun yaitu
a. Karakteristik responden sebanyak 14 orang (46,7%) dan pada
Karakteristik pada responden dalam kelompok usia 75-77 tahun yaitu 2 orang
penelitian ini berdasarkan jenis kelamin, (6,7%).
umur, pekerjaan, pendidikan. Tabel 4.3 Distribusi frekuensi
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik pasien berdasarkan
karakteristik pasien berdasarkan jenis pendidikan di RS PKU
kelamin di RS PKU Muhammadiyah Muhammadiyah Gamping
Gamping Yogykarta Yogyakarta
Kategori Frekuensi Persentase
Pendidikan Frekuensi Persentase
Responden (%)
(%)
SD 9 30,0
Perempuan 12 40,0 SMP 2 6,7
Laki-laki 18 60,0 SMA 8 26,7
Total 30 100 SARJANA 11 36,7
Sumber: Data Primer 2017 Total 30 100
Sumber: Data Primer 2017
Berdasarkan Tabel 4.1
menunjukan bahwa karakteristik Berdasarkan tabel 4.3
responden berdasarkan jenis kelamin Karakteristik responden berdasarkan jenis
terbanyak adalah laki-laki yaitu 18 orang tingkat pendidikan terbanyak adalah
(60,0%) dan untuk responden perempuan Sarjana yaitu 11 orang (36,7%), tingkat
12 orang (40,0%). Karakteristik pendidikan SD yaitu 9 orang (30,0%),
responden umur terbanyak adalah pada tingkat pendidikan SMA yaitu 8 orang
kelompok usia 45-59 tahun yaitu (26,7%) dan untuk tingkat pendidikan
sebanyak 14 orang (46,7%), untuk SMP 2 orang (6,7%).
kelompok usia 62-72 tahun yaitu Tabel 4.4 Distribusi frekuensi
sebanyak 14 orang (46,7%) dan pada karakteristik pasien berdasarkan
kelompok usia 75-77 tahun yaitu 2 orang pekerjaan di RS PKU
Muhammadiyah Gamping
(6,7%). Yogyakarta
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi
karakteristik pasien berdasarkan Pekerjaan Frekuensi Persentase
umur di RS PKU Muhammadiyah Responden (%)
Gamping Yogyakarta
Buruh 1 3,3
Umur Frekuensi Persentase IRT 8 26,7
Responden (%) PNS 14 46,7
Wiraswasta 7 23,3
45-59 14 46,7 Total 30 100
62-72 14 46,7
75-77 2 6,7
Total 30 100 Sumber: Data Primer 2017
Sumber: Data Primer 2017
Berdasarkan tabel 4.4 karakteristik b. Motivasi pasien
responden berdasarkan tingkat pekerjaan Tabel 4.6 Distribusi frekuensi tentang
terbanyak adalah PNS yaitu 14 orang motivasi pada pasien pasca stroke di
(46,7%), sebagai ibu rumah tangga yaitu RS PKU Muhammadiyah Gamping
Yogyakarta
8 orang (26,7%), sebagai Wiraswasta
yaitu 7 orang (23,3%) dan sebagai Buruh
1 orang (3,3%). Kategori Frekuensi Persentase
(%)
a. Dukungan keluarga Motivasi 12 40,0
baik
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi tentang Motivasi 18 60,0
dukungan keluarga pada pasien pasca cukup
stroke di RS PKU Muhammadiyah Motivasi 0 0
Gamping Yogyakarta kurang
Total 30 100
Kategori Frekuensi Persen
Sumber: Data Primer 2017
tase
(%)
Berdasarkan tabel 4.6 tentang
Baik 17 56,7
Cukup 13 43,3 distribusi frekuensi motivasi pasien pasca
Kurang 0 0 stroke selama menjalani latihan
Total 30 100 fisioterapi di RS PKU Muhammadiyah
Sumber: Data primer 2017 Gamping Yogyakarta, menunjukkan
bahwa motivasi terbanyak pada kategori
Berdasarkan tabel 4.5 tentang cukup yaitu 18 orang dengan persentase
distribusi frekuensi dukungan keluarga 60,0% dan pada katagori baik sebanyak
terhadap motivasi pasien pasca stroke 12 orang dengan persentase 40,0%
selama menjalani latihan fisioterapi di RS sedangkan motivasi yang tergolong
PKU Muhammadiyah Gamping kategori kurang tidak ada.
Yogyakarta menunjukkan bahwa
dukungan keluarga terbanyak pada Analisa Bivariat
katagori baik yaitu sebanyak 17 orang
dengan persentase 56,7% sedangkan pada Data dalam penelitian ini merupakan
katagori cukup sebanyak 13 orang data yang berbentuk ordinal dan ordinal,
dengan persentase 43,3S% dan dukungan maka uji analisis yang data yang
keluarga yang tergolong katagori kurang digunakan dalam penelitian ini adalah
tidak ada. analisis data korelasi Kendal Tau.
Tabel 4.7 Hasil uji statistik mempunyai dukungan keluarga cukup
hubungan dukungan keluarga sebagian besar mempunyai motivasi
terhadap motivasi pasien pasca stroke cukup dalam menjalani fisioterapi yaitu
selama menjalani latihan fisioterapi di
sebanyak 13 orang (43,3%).
RS PKU Muhammadiyah
Gamping Yogyakarta
PEMBAHASAN
Hubungan Kendall Koefesien Ketera-
dukungan Tau korelasi ngan Hasil penelitian telah disajikan
keluarga dalam bentuk tabel dan perhitungan
terhadap dalam berbaggai karakteristik. Berikut ini
motivasi 0,034 0,289 Signifi
pembahasan mengenai variabel variabel
pasien kan
penelitian
Sumber: Data Primer 2017
Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil di atas a. Jenis Kelamin
menunjukan nilai kendall tau sebesar
0,034 dengan koefesien korelasi 0,289 Hasil penelitian berdasarkan
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada Karakteristik umur responden, umur
hubungan yang signifikan antara terbanyak adalah pada kelompok usia
dukungan keluarga terhadap motivasi 45-59 tahun yaitu sebanyak 14 orang
pasien pasca stroke selama menjalani (46,7%), untuk kelompok usia 62-72
latihan fisioterapi di RS PKU tahun yaitu sebanyak 14 orang
Muhammadiyah Gamping Yogyakarta (46,7%) dan pada kelompok usia 75-
dengan nilai Kendall tau=0,034 dengan 77 tahun yaitu 2 orang (6,7%).
signifikan p<0,05 sifat keeratan Selama peneliti melakukan
hubungan dalam penelitian ini tergolong penelitian, peneliti jumpai sebagian
rendah. besar responden yang sudah berusia
Tabel 4.8 Tabulasi Silang Hubungan dewasa pertengahan dan dewasa
dukungan keluarga terhadap motivasi lanjut ditandai dengan melemahnya
pasien pasca stroke selama menjalani kemapuan fisik dan psikis
latihan fisioterapi di RS PKU
(pendengaran, penglihatan) dalam
Muhammadiyah Gamping
Yogyakarta mengisi kuesioner penelitian.
Hal ini sesuai dengan teori yang
Duku Motivasi
ngan menyatakan umur merupakan satu
kelua Baik % Cukup % Kurang %
rga
diantara faktor resiko stroke yang
Baik 6 35,2% 11 64,7% 0 0 tidak dapat di modifikasi
Cuku 4 30,7% 9 69,2% 0 0
p 0 0 0 0 0 0 (Wiratmoko, 2008).
Kura
ng
Stroke dapat mengenai semua
umur namun sebagian besar dijumpai
pada usia di atas 45 tahun
Berdasarkan tabel 4.8 dapat
(Riskesdes, 2013). Motivasi pasien
diketahui bahwa, responden yang
pasca stroke yang kurang
memiliki dukungan keluarga yang baik
kemungkinan dipengaruhi oleh
sebagian besar yaitu sebanyak 17
beberapa faktor salah satunya adalah
responden (56,7%) mempunyai motivasi
umur, berdasarkan umur penderita
yang cukup dan responden yang
pasca stroke didapatkan bahwa pengobatan yang harus dijalani
sebagian besar responden berumur pasien stroke selain obat-obatan,
54-72 tahun (46,7%). yang diberikan dokter, menjaga pola
Usia sangat mempengaruhi makan, dan yang paling terpenting
motivasi seseorang, motivasi yang yaitu fisioterapi untuk mempercepat
sudah berusia lanjut lebih sulit dari penyembuhan selain itu rentang
orang yang masih muda. Dapat gerak sangat membantu memperkuat
diperkirakan bahwa IQ akan otot-otot yang lemah, menurut
menurun sejalan dengan responden kalau tidak menjlani
bertambahnya usia, khususnya pada fisioterapi maka kemungkinan akan
beberapa kemampuan yang lain terjadi stroke berulang.
seperti kosa kata dan pengetahuan Responden juga menyatakan
umum. (Suparyanto, 2010). percaya diri akan cepat sembuh
b. Tingkat pendidikan seperti semula dengan menjalani
Hasil penelitian berdasarkan fisioterapi secara rutin setiap minggu
karakteristik jenis tingkat pendidikan dan harus butuh kesabaran untuk
terakhir terbanyak adalah Sarjana mendapatkan hasil yang lebih baik.
yaitu 11 orang (36,7), tingkat Sedangkan peneliti mewawancarai
pendidikan SD yaitu 9 orang responden dengan tingkat pendidikan
(30,0%), tingkat pendidikan SMA rendah, responden mengatakan
yaitu 8 orang (26,7%) dan untuk bahwa mereka berharap kelemahan
tingkat pendidikan SMP 2 orang yang dialaminya akan segera pulih
(6,7%). Hal ini sesuai dengan realita seperti semula karena sudah berulang
saat peneliti melakukan penelitian kali menjalani fisioterapi yang
sebagian besar responden disarankan dokter tetapi
mempunyai pekerjaan sebagai kenyataanya sama saja tidak ada
pegawai negeri sipil (PNS) dan tanda-tanda perubahan, responden
sebagian kecil dengan pendidikan juga mengatakan lebih baik minum
yang rendah, menurut asumsi obat yang diberikan dokter dirumah
peneliti bahwa pendidikan sangat tanpa harus melakukan rentang
mempengaruhi motivasi pasien pasca gerak.
stroke untuk menjalani latihan Hal tersebut menurut peneliti
fisioterapi ditinjau dari cara berpikir, karena tingkat pengetahuan
jika seseorang mempunyai responden yang kurang tentang
pendidikan yang tinggi maka cara pentingnya fisioterapi pada pasien
berpikirnya akan beda dengan orang pasca stroke. Tingkat pendidikan
yang mempunyai pendidikan rendah. yang baik membuat responden akan
Saat peneliti mewawancarai mempunyai motivasi yang baik
beberapa responden dengan tingkat terhadap sesuatu yang akan
pendidikan yang tinggi bahwa alasan diinginkan seperti ingin cepat
mengapa responden sangat sembuh dari penyakitnya. Menurut
termotivasi untuk menjalani latihan Sumidjo (2006) bahwa pendidikan
fisioterapi setiap minggu, responden merupakan proses kegiatan pada
menjawab karena salah satu
dasarnya melibatkan tingkah laku pasien untuk sembuh dan dukungan
individu maupun kelompok. keluarga maka dengan status
c. Jenis kelamin ekonomi yang tinggi yang dimiliki
seseorang maka akan mempunyai
Hasil penelitian berdasarkan dukungan dan motivasi untuk
karakteristik jenis kelamin terbanyak sembuh.
adalah laki-laki yaitu sekitar 18 Menurut asumsi peneliti bahwa
orang (60,0%), dan untuk responden pendidikan sangat mempengaruhi
perempuan sekitar 12 orang (40,0%). motivasi pasien pasca stroke untuk
Hal ini menggambarkan bahwa menjalani latihan fisioterapi ditinjau
insiden stroke lebih tinggi terjadi dari pekerjaan, jika seseorang
pada laki-laki dibandingkan mempunyai pekerjaan yang layak
perempuan. Hasil ini sesuai dengan maka untuk biaya harga fisioterapi
penelitian Oktariani (2011) yang juga bisa dijangkau, dengan
menyatakan secara analisis statistik didukung oleh dukungan keluarga
dimana stroke lebih sering terjadi yang baik maka pasien akan lebih
pada laki-laki dibandingkan dengan bersemangat untuk menjalani latihan
perempuan. Sesuai dengan teori dari fisioterapi.
American Heart Association
mengungkapkan bahwa serangan Dukungan Keluarga pada pasien pasca
stroke lebih banyak terjadi pada laki- stroke di RS PKU Muhammadiyah
laki dibandingkan perempuan Gamping Yogyakarta
dibuktikan dengan hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian
yang menunjukan bahwa prevalensi
tentang dukungan keluarga pada pasien
kejadian stroke lebih banyak pada
pasca stroke yang menjalani latihan
laki-laki (Goldstein dkk, 2006). Hal
fisioterapi sebagaian besar mempunyai
ini terkait bahwa laki-laki
dukungan yang baik yaitu sebanyak 17
kebanyakan merokok yang dapat
orang dengan persentase 56,7%. Hal
merusak pembuluh darah dalam
tersebut menunjukan bahwa sebagian
tubuh, yang dapat memicu terjadinya
mempunyai dukungan keluarga dalam
stroke. Hal ini disebabkan oleh
kategori baik yang terbagi kedalam
karena perempuan lebih terlindungi
beragam bentuk dukungan keluarga yang
dari penyakit jantung dan stroke
meliputi dukungan instrumental,
sampai pertengahan hidupnya akibat
dukungan informasional, dukungan
hormon estrogen yang dimilikinya.
emosional, dukungan penilaian.
d. Pekerjaan
Bentuk dukungan informasional
Hasil penelitian berdasarkan dalam kategori baik (100%) dalam
karakteristik tingkat pekerjaan penelitian ini dapat dilihat dari hasil
terbanyak adalah PNS yaitu 14 orang jawaban responden terhadap kuesioner
(46,7%), sebagai Ibu rumah tangga yang diberikan peneliti tentang dukungan
yaitu 8 orang (26,7%), sebagai keluarga dilihat dari aspek dukungan
Wiraswasta yaitu 7 orang (23,3%) informasional yaitu responden
dan sebagai Buruh 1 orang (3,3%). menyatakan bahwa keluarga selalu
Apabila dikaitkan dengan motivasi memberitahu tentang hasil pemeriksaan
dari dokter atau perawat yang merawat (93,3%), keluarga menyediakan makanan
saya (56,7 %) keluarga mengingatkan sesuai dengan keadaan saya (56,7%),
saya untuk kontrol, minum obat, dan keluarga sering membantu saya ketika
makan (83,3%) keluarga memberikan kesulitan melakukan kegiatan (56,7%).
nasehat kepada saya yang membuat saya Hal ini menunjukkan bahwa
percaya diri (86,7%) keluarga selalu dukungan keluarga dilihat dari aspek
menjelaskan kepada saya setiap saya dukungan instrumental yang diterima
bertanya mengenai penyakit saya (30,%). oleh responden dalam kategori baik. Hal
Menurut Arlija (2006) tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian
menyatakan bahwa dukungan yang menunjukkan bahwa dukungan
informasional merupakan pemberian emosional yang diterima oleh responden
saran, sugesti, informasi yang dapat dalam kategori baik (93,3%). Dukungan
digunakan mengungkapkan suatu emosional merupakan dukungan keluarga
masalah. Bentuk dukungan ini yang paling penting yang seharusnya
melibatkan pemberiaan informasi, saran diberikan kepada anggota keluarganya
atau umpan balik tentang situasi dan karena merupakan hal penting dalam
kondisi individu. Jenis informasi seperti meningkatkan semangat pasien dan
ini dapat menolong individu untuk memberikan ketenangan (Anne & David,
mengenali dan mengatasi masalah dengan 2007).
mudah. Hal ini sesuai dengan hasil
Berdasarkan hasil penelitian juga penelitian yang menyatakan bahwa
diketahui bahwa dukungan penilaian dukungan emosional merupakan
dalam kategori baik (100%) merupakan dukungan yang mendukung dalam
salah satu komponen yang mendukung pemulihan pasien stroke yang menjalani
dalam dukungan keluarga yang diberikan fisioterapi yang ditunjukkan dengan
kepada responden. Responden sebagian responden yang menyatakan
menyatakan keluarga selalu bahwa keluarga selalu (73,3%)
mengingatkan saya untuk menjaga mendampingi saya saat fisioterapi,
kondisi tubuh saya (66,7%) keluarga keluarga tetap menyayangi saya selama
memberikan dukungan kepada saya saya sakit dan menjalani fisioterapi
selama fisioterapi (96,7%) keluarga (73,7%) keluarga tetap sabar merawat
selalu mendukung setiap kegiatan yang saya dan tidak membiarkan saya bersedih
saya lakukan (56,7%). (70,0%) keluarga selalu menegur saya
Bentuk dukungan instrumental jika berbuat kesalahan (40,0%)
dalam kategori baik (96,7%%) dalam Menurut Arlija (2006)
penelitian ini dapat dilihat dari hasil menyatakan bahwa keluarga bertindak
jawaban responden terhadap kuesioner sebagai sebuah bimbingan umpan balik,
yang diberikan peneliti tentang dukungan membimbing dan menengahi pemecahan
keluarga dilihat dari aspek dukungan masalah, sebagai sumber dan validator
instrumental yaitu sebagian responden indentitas anggota keluarga. Bentuk
menyatakan bahwa keluarga selalu dukungan ini membantu individu dalam
(63,3%) meluangkan waktu untuk membangun harga diri dan kompetensi
mengantar saya saat fisioterapi, keluarga dengan lingkungan dan keluarganya.
bersedia membiyai pengobatan saya
Motivasi pada pasien pasca stroke di (60,0) saya malu pada diri saya jika saya
RS PKU Muhammadiyah Gamping melakukan fisioterapi (53,3%).
Berdasarkan hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar
diketahui bahwa paling banyak responden responden mempunyai motivasi yang
dengan motivasi cukup yaitu sebanyak 18 cukup terhadap program fisioterapi yang
responden (60,0%). Diketahui motivasi sedang dijalaninya. Motivasi yang rendah
pasien terbanyak adalah motivasi cukup, tersebut menurut teori Vroom dalam
motivasi tersebut dipengaruhi oleh dua robbins (2008) dapat dijabarkan kedalam
faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor motivasi valance (nilai), motivasi
ekstrinsik. Hal ini sesuai dengan teori harapan (expectacy) dan motivasi
yang dikemukakan oleh Gunarso (2005) pertautan (instrumentaly), dimana hal
bahwa motivasi dipengaruhi oleh dua tersebut dapat dilihat dari hasil jawaban
faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor responden tentang motivasi mereka
ekstrinsik. Berdasarkan hasil motivasi terhadap program fisioterapi yang sedang
intrinsik penderita pasca stroke menjalani mereka jalani. Sebagian besar responden
fisioterapi hal tersebut dipengaruhi oleh memiliki memiliki motivasi cukup, hal
beberapa aspek dari dalam diri penderita ini disebabkan karena kurangnya
yaitu aspek pengetahuan tentang stroke, dorongan yang timbul dari diri penderita
aspek optimis mendapat manfaat, aspek stroke sehingga memiliki motivasi yang
kebutuhan dan aspek membantu rendah.
penyembuhan.
Sedangkan dilihat dari motivasi Hubungan dukungan keluarga
ekstrinsik penderita menjalani fisioterapi, terhadap motivasi pasien pasca stroke
hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa selama menjalani fisioterapi di RS
aspek yaitu aspek kenyamanan, aspek PKU Muhammadiyah Gamping
harga fisioterapi dan aspek dorongan dari
Berdasarkan hasil penelitian dapat
keluarga, kedua motivasi tersebut
diketahui bahwa, responden yang
memiliki pengaruh dalam mendukung
memiliki dukungan keluarga yang baik
keberhasilan fisioterapi pada penderita
sebagian besar yaitu sebanyak 17
pasca stroke. Motivasi yang cukup pada
responden (56,7%) mempunyai motivasi
sebagian besar responden tersebut dapat
sedang dan responden yang mempunyai
dilihat dari hasil jawaban kuesioner yang
dukungan keluarga cukup sebagian besar
diberikan oleh peneliti yaitu sebagian
mempunyai motivasi yang cukup dalam
besar respoden menyatakan bahwa saya
menjalani fisioterapi yaitu sebanyak 13
setuju melakukan fisioterapi karena
responden (43,3 %).
dianjurkan oleh dokter bukan atas
Dukungan dari lingkungan
kemauan diri saya (66,7%) saya setuju
keluarga dapat meringankan rasa sakit
menjalani fisioterapi karena tidak ingin
pada penderita stroke sebagai bentuk
orang lain kecewa pada saya (83,3%)
pengobatan secara psikis bagi penderita
saya tidak percaya bahwa ini penting bagi
(Rusmini, 2003). Dukungan ini sangat
kesehatan saya (67,7%) saya tidak
penting untuk membentuk ketenangan,
percaya dan tidak yakin saya bisa sembuh
kenyamanan, dan sebagai pembuktian
keeksistensiannya sebagai manusia yang untuk sembuh pada pasien kanker
hidup bersama dalam lingkup keluarga. payudara dalam menjalani kemoterapi.
Berdasarkan hasil penelitian Hasil dukungan keluarga dalam kategori
diketahui bahwa sebagian besar baik yaitu 37 orang (47,4%) memiliki
responden yang memiliki dukungan motivasi yang baik yaitu 37 orang
keluarga yang baik sebagian besar yaitu (47,4%). Hal ini berbeda karena pada
sebanyak 17 responden (56,7%) penelitian Indriyatmo (2015) dengan
mempunyai motivasi cukup. Motivasi penelitian ini untuk lokasi penelitiannya
yang cukup terjadi pada sebagian besar berbeda dan jumlah sampel tidak sama.
responden walaupun telah memiliki Hasil penelitian ini didukung oleh
dukungan keluarga yang baik menurut penelitian Setyaningrum (2014)
asumsi peneliti dikarenakan selain didapatkan ada hubungan dukungan
dukungan keluarga masih banyak faktor keluarga dengan motivasi pasien pasca
yang dapat menimbulkan motivasi stroke untuk menjalani fisioterapi di
responden dalam menjalankan program RSUD Wilayah Kabupaten Semarang,
fisioterapi. menunjukan dukungan keluarga dalam
Dari hasil uji statistik katgori baik 26 orang (56,5%) memiliki
menggunakan Uji Kendall tau didapatkan motivasi cukup sebanyak 17 orang
p value sebesar 0,034 < α (0,05). Nilai p (37,0%).
tersebut menunjukkan bahwa ada Hal ini karena motivasi cukup
hubungan dukungan keluarga terhadap yang terjadi pada sebagian besar
motivasi pasien pasca stroke selama responden walaupun telah memiliki
menjalani fisioterapi di RS PKU dukungan keluarga yang baik menurut
Muhammadiyah Gamping Yogyakarta. asumsi peneliti karena selain dukungan
Hasil penelitian ini menujukkan keluarga, motivasi dalam diri pasien
dukungan keluarga yang baik sebagian pasca stroke yang kurang dalam
besar yaitu sebanyak 17 responden menjalani fisioterapi di RS PKU
(56,7%) mempunyai motivasi cukup yang Muhammdiyah Gamping Yogyakarta.
dapat diartikan bahwa adanya interaksi
atau hubungan yang diberikan pada SIMPULAN DAN SARAN
penderita stroke dari lingkungan keluarga
penderita dalam bentuk pemberian saran, A. Simpulan
informasi, nasehat, perhatian, dan Berdasarkan analisa hasil
persetujuan. Dukungan keluarga tersebut penelitian dan pembahasan penelitian
mencakup dukungan dalam hal ini bahwa dapat diambil simpulan:
emosional, instrumental, penghargaan 1. Dukungan keluarga terhadap
atau penilaian, maupun dukungan dalam motivasi pasien pasca stroke selama
bentuk informasi yang dibutuhkan menjalani latihan fisioterapi di RS
subjek. PKU Muhammadiyah Gamping
Hasil penelitian ini berbeda Yogyakarta sebagian besar termasuk
dengan penelitian yang dilakukan oleh kategori dukungan keluarga baik.
Indriyatmo (2015) didapatkan ada 2. Motivasi pasien selama menjalani
hubungan yang signifikan antara latihan fisioterapi di RS PKU
dukungan keluarga terhadap motivasi Muhammadiyah Yogyakarta
sebagian besar termasuk dalam kelamin, gangguan kognitif pasien
kategori motivasi yang cukup. pasca stroke, fasilitas kesehatan
3. Ada hubungan dukungan keluarga dengan sampel yang lebih berlainan.
terhadap motivasi pasien pasca
stroke selama menjalani latihan DAFTAR PUSTAKA
fisioterapi di RS PKU
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian
Muhammadiyah Yogyakarta sifat
Edisi Revisi IV cetakan 3. Jakarta:
keeratan hubungan dalam penelitian
Rineka Cipta.
ini tergolong rendah.
Arum, S. (2015). Stroke Kenali cegah &
obati. Yogyakarta:
B. Saran
Notebook.
1. Bagi Pasien
Ariyadi, S. (2010). Motivasi Penderita
Pasien disarankan untuk
Stroke Iskemik Mengikuti
mengulangi latihan yang diberikan
Fisioterapi di Rumah Sakit
fisioterapis karena semua program
Umum sKelet, Jepara.
yang telah diberikan juga akan lebih
Jurusan Ilmu
maksimal hasilnya apabila pasie juga
Keolahragaan. Fakultas
melakukannya secara rutin dan
Ilmu Keolahragaan.
datang sesuai jadwal yang sudah
Universitas Negeri
ditetapkan oleh fisioterapis. Latihan
Semarang. Pembimbing
dengan bersungguh-sungguh dan
utama :Drs. Hadi Setyo
semangat sehingga diharapkan akan
Subiyono, M.Kes. dan
tercapai keberhasilan.
pembimbing pendamping
2. Bagi tenaga kesehatan.
:Dr. Setya Rahayu, M.S.
Diharapkan dapat memberikan
AM.National. Stroke Association. Risk
asuhan keperawatan dengan
factor of stroke; 2009.
melibatkan keluarga untuk
Availablefrom:URL:HIPER
memotivasi responden agar bersedia
LINKhttp://www.stroke.org/
menjalani fisioterapi sesuai dengan
site/PageServer?pagename=
anjuran tenaga fisioterapis maupun
risk.
dokter.
American Heart Association Statistics
3. Bagi RS PKU Gamping Yogyakarta.
Committee and Stroke
Bagi RS khususnya di Unit
Statistics Subcommittee.
Rehabilitasi Medik untuk dapat
(2016). Heart disease and
memberikan informasi kepada
stroke statistics—update: a
keluarga tentang pentingnya
report from the American
memberikan dorongan dan motivasi
Heart Association.
kepada pasien agar pasien pasca
Circulation.
stroke patuh mengikuti rehabilitasi
Asean Neurogical Association
dan dapat pulih kembali.
(ASNA) Medified
4. Bagi Peneliti Selanjutnya.
National Institute of
Bagi peneliti selanjutnya bisa
Health Stroke Scale For
menggunakan variabel lain yang
Use in Stroke Clinical
belum diteliti, seperti umur, jenis
Trials (2011). Kesehatan Republik
USUDigital Library. Indonesia.
Arlija, I. (2006). Dukungan sosial Carr, A. (2004). Positive Psychology : the
pada pasien TB paru Science of Happiness and
terminal yang Human Strengths . Hove &
melakukan terapi. NewYork: Brunner -
Batticaca Fransisca, C. (2008). Asuhan Routledge Taylor & Francis
Keperawatan pada Klien Group.
dengan Gangguan Sistem Christine, M. (2010). Hubungan
Persarafan. Jakarta : Dukungan Keluarga dengan
Salemba Medika Respon Cemas Anak Usia
Basuki dan Haryanto U. (2013). Study Sekolah terhadap
Deskriptif Dukungan Pemasangan Intravena. di
Keluarga Pada Pasien RS Adven Medan.
Stroke Dalam Menjalani Data RS PKU Gamping Yogyakarta,
Rehabilitasi Stroke di RSUD (2015-2016). Jumlah Pasien
Bedah Pekalongan. Stroke dan Jumlah Pasien
Brunner, S. (2004). Buku ajar Stroke yang menjalani
keperawatan medical latihan Fisioterapi.
bedah. Jakarta: Penerbit Efendy, F. (2009). Keperawatan
Buku Kedokteran EGC. Kesehatan Komunitas:
Budiman, R. (2013). Kapita Selekta Teori dan Praktek dalam
Kuesioner Pengetahuan dan Keperawatan Jilid 1.
sikap dalam penelitian Jakarta: Salemba Medika.
Kesehatan. Jakarta: Electromyography (SEMG)
Salemba Medika pp-69. Memperbaiki Pola Jalan
Badan Penelitian dan Pengembangan Insan Pasca Stroke West
Kesehatan. Riset kesehatan Jakarta, Jurnal Fisoterapi.
dasar (RISKESDAS) 12 (1).1-6.
(2007). Kementrian Fadila. (2012). Keperawatan keluarga
Kesehatan Republik Dilengkapi aplikasi kasus
Indonesia;2007Availablefro Askep Keluarga Terapi
m:URL:HIPERLINK Herbal dan Terapi
http://www.ppid.depkes.go.i Moodalitas. Cetakan-1
d/index.php?option=com_d Yogyakarta: Nuha Medika.
ocman&task=do_download Farida, Ida. (2009). Faktor Risiko
&gid=53&Itemid=87diundu Terkena Stroke Buku Biru
h pada Rabu 20 Juni (2012) Jogjakarta
jam 0:19
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. (2013). Riset
Kesehatan Dasar
(RISKESDAS). Kementrian

Anda mungkin juga menyukai