Anda di halaman 1dari 19

Nama : Virda Sindy Lafrisiana

Kelas : XII IA 7 / 37

Tanah Tempatku Berpijak

Suara adzan mengalun indah memanggil hamba


Allah untuk menjalankan sebuah kewajiban yaitu shalat
shubuh. Sejenak sang surya menempatkan cahaya
terangnya. Suara ayam berkokok mengiringi kemunculan
sang surya. Suasana pagi yang indah tuk awali sebuah
perjalanan kehidupan. Hidup yang penuh misteri untuk
dipecahkan. Ada yang bilang hidup adalah sebuah
perjuangan, hidup adalah sebuah dramatisme atau cerita
yang tak ada habisnnya sebelum hembusan nafas
terakhir. Penuh suka cita dan duka nestapa.

Mentari pagi yang muncul dari arah timur seakan


menjadi saksi awal hariku. Waktu sudah menunjukkan
pukul enam pagi, saatnya aku bersiap – siap untuk
menuntut ilmu di sekolah tercintaku SMA Negeri 5
Surabaya. SMA Negeri 5 Surabaya merupakan sekolah
atau tempat belajar mengajar yang telah banyak
menhasilkan tokoh – tokoh yang berbobot dan berjasa
bagi bangsa Indonesia.

Sekilas bercerita mengenai SMA Negeri 5


Surabaya, ternyata Adriana Lima telah dijemput oleh bus
sekolah dan kelima orang sahabatnya yaitu Marko Jaric,
Larissa Laura, Meila, Liam dan Luna yang sudah berada
di dalam bus. Akhirnya Adriana segera berpamitan
kepada kedua orang tuanya, dan setelah itu berangkat ke
sekolah bersama teman – temanya. Di dalam bus
Adriana masih terdiam dengan membaca novel – novel
miliknya. Gadis berambut pirang dan panjang ini
memiliki cita – cita menjadi seorang dokter atau penulis
novel yang akan menciptakan karya – karya besar yang
dapat diterima oleh semua orang dan dapat
mengharumkan nama bangsa. Disebelah Adriana Lima
terlihat Larissa Laura yang sibuk mendengarkan musik
melalui headset kecilnya. Gadis berambut hitam dan
pendek ini memiliki sifat jahil dan centil, dia sangat
terobsesi kepada sahabatnya yang bernama Liam tetapi
sampai saat ini Liam juga belum meresponya.
Dibelakang tempat duduk Adriana Lima dan Larissa
Laura terlihat Meila dan Luna yang sedang asik bermain
sebuah teka–teki. Meila adalah gadis yang memiliki sifat
dewasa dan dia selalu dapat menyembunyikan
amarahnya atau menunjukan amarahnya itu melalui cara
– cara yang susah ditebak. Sedangkan Luna gadis
berkerudung sahabat Adriana Lima yang identik sekali
dengan tubuhnya yang tambun. Ia tinggal bersama
engkong ( kakek ) nya karena kedua orang tuanya
bekerja di luar kota. Dia menyukai sekali film Harry
Potter. Dia juga penggemar sastra. Oleh sebab itu, gaya
bicaranya dibuat sesastra mungkin. Di tempat duduk
paling belakang terlihat Marco Jaric dan Liam, mereka
berdua juga sahabat Adriana Lima. Marko Jaric adalah
anak yang berciri - ciri kulit hitam dan rambut keriting.
Hobinya menggoda perempuan. Namun selalu bernasib
naas. Selalu berhutang pada teman-temannya, namun
membutuhkan waktu yang lama untuk
mengembalikannya. Dia juga anak yang suka bercanda.
Disebelah Marco Jaric ada cowok berkulit coklat dan
manis yang selalu dapat menghidupkan suasana, anaknya
juga tampan, banyak akal dan jahil. Memiliki ciri khas
rambut yang berjambul khas John Taylor, Basisst Duran
Duran. Permen karet yang selalu dikulumnya, dia adalah
Liam.

Waktu menunjukkan pukul tujuh. Duh, aku dan


sahabat – sahabatku pasti terlambat karena saat
diperjalanan tadi, bus kita terjebak macet akibat ada
kecelakaan lalu lintas.Setelah sampai aku dan sahabat –
sahabatku segera berlari ke kelas. sampai di kelas, aku
dan sahabat- sahabatku bingung. Anak – anak asyik
mengobrol, membaca buku, dan menggambar. Rina
sedang asyik mengobrol dengan Sonia, Ketua kelas X-7,
dan Tasya, ketua kelas X-6.

 “ Rin, Mrs. Vierra mana ? “ tanyaku bingung.


 “ Hari ini semua guru ada rapat. Jadi, kita boleh
pulang pukul dua belas siang.“
 jawabnya.
 “ Asyik, dong! Kalian lagi ngobrol apa, nih ? ”
tanyaku.
 “ Lagunya Leticia bagus – bagus. Video klipnya
juga keren. “ ujar Tasya.
 “ Iya. Eh, ngomong – ngomong aku kepingin
yang segar – segar, nih. Ke kantin,yuk!”
 Aku mengajak Marko Jaric, Larissa Laura,
Meila, Liam dan Luna.
 “ Yuk! “ Larissa Laura mengangguk.
 “ Ah, aku enggak laper juga enggak haus. Aku
mau ke perpustakaan aja.” ujar Meila.
 Meila pun ke perpustakaan. Marko Jaric, Liam
dan Luna latihan basket.
 “ Ya udah deh, kita berdua aja. “ Ucap Larissa
Laura sambil menggandeng tanganku.
 Aku mengangguk.

Di kantin sekolah, aku memesan camilan biscuit


coklat sedangkan Larissa Laura memesan cokelat chip.
setalah makan kami habis, Aku mengajak Larissa Laura
untuk ke perpustakaan untuk membaca buku bersama
Meila. Saat melewati papan pengumuman yang terletak
di depan ruang OSIS, aku melihat sesuatu tertulis disana.
Aku dan Larissa Laura pun membacanya.
Pengumuman
Dibutuhkan enam orang anggota
untuk mading sebagai

1. Ketua
2. Wakil
3. Fotografer
4. Penulis
5. Pelukis
6. Pencari Berita

Yang diperbolehkan menjadi anggota


madding hanya kelas X. Siapkan diri
kalian sebaik – baiknya. Hari senin adalah
hari pemilihan anggota madding.
Daftarkan diri kalian ke ruang OSIS SMA
Negeri 5 Surabaya.

Sukses, Ya……
 “ Horeee…. di sekolah kita akan ada mading!
Seru Larissa Laura, senang.
 “ Aku mau ikutan, ah. Kita ke ruang OSIS yuk!”
Larissa Laura pun mengikutiku ke
 ruang OSIS SMA Negeri 5 Surabaya
Sesampainya di ruang OSIS SMA Negeri 5
Surabaya, Aku dan Larissa Laura segera mendaftar. Aku
mendaftar sebagai ketua, sedangkan Larissa Laura
mendaftar sebagai wakil. Setelah mendaftar, Aku dan
Larissa Laura duduk – duduk di taman sekolah sambil
melihat Marco Jaric, Liam dan Luna latihan basket.
Latihan basket mereka bertiga sangat mengagumkan dan
mengesankan. Beberapa saat kemudian latihan basket
selesai Marko Jaric, Liam dan Luna pun langsung
menghampiri Aku dan Larissa Laura.
 “ Hei… gimana latihan kami bertiga tadi? “
Tanya Luna.
 “ Wow… sangat mengagumkan sekali! “ Seru
Larissa Laura
 “ Ehm….Ngomong – ngomong kalian bertiga
tidak ikut mendaftar sebagai anggota
 mading? Aku dan Larissa sudah mendaftar
barusan! ” Tanyaku memberitahu
 “ Memang ada ya…? dimana mendaftarnya aku
ingin ikut! “ Seru Liam
 “ Aku Juga….! “ Sahut Marko Jaric dan Luna
 “ Kalian datang saja ke ruang Osis, terus daftar
deh..! “Jawab Larissa Laura
 “ Terimak kasih ya infonya….! “ Ujar Luna,
Marko Jaric dan Liam
 “ Ya… eh jangan lupa juga, kalau kalian
bertemu dengan Meila di perpustakaan
 sekolah beritahu ya..! takutnya dia belum tahu.
“ Sahutku
 “ Siap deh…. “ Ujar Luna

Hari senin pun tiba. Hari ini telah diadakan


pemilihan ketua mading. Aku tak sabar menunggunya.
Aku pun keluar kelas. Baru satu langkah, Luna dan
Larissa Laura memanggilku.

 “ Adri… tunggu dong. Kamu mau kemana? “


Tanya Luna
 “ Ke lapangan sekolah. mau lihat pengumuman
pemilihan anggota mading. “ Sahutku
Aku, Luna dan Larissa Laura pun menuju ke
ruang OSIS.
 “ Kamu pilih jadi anggota mading bagian apa? “
Tanyaku kepada Luna
 “ Aku pilih yang melukis hiasanya, “ Jawab
Luna, malu – malu
 “ Kamu memang cocok. Gambar kamu, kan,
bagus.” Pujiku
 “ Kamu bisa aja, Dri. Terima kasih, ya! “
Ucapnya sambil tersenyum. Aku pun
 membalas senyumannya.
 “ Kalau kamu pilih jadi apa, Dri? “ Luna balik
bertanya.
 “ Mmm… ketua mading. “ Jawabku
 “Oh, kamu memang cocok menjadi ketua. Kamu
kan, pemberani. “ Ujar Luna

Semua anak telah berkumpul di lapangan


sekolah. Jantungku berdebar – debar menungggu
pengumuman.
 “ Baiklah, Anak – anak. Ibu akan membacakan
anggota madingnya. Ketua madingnya
 adalah……. Adriana Lima! “ Seru Mrs. Laili,
wakil kepala sekolah.
 Aku tersentak senang, karena aku menjadi ketua
mading. Akhirnya pun aku naik ke atas
panggung. Betapa senangnya hatiku diberi
ucapan selamat oleh teman-temanku. Ku
berharap semoga kelima sahabatku juga menjadi
anggota mading.
 “ Ibu lanjutkan lagi, ya! Wakil ketua mading
adalah….. Larissa Laura!” Kata Mrs.
 Laili.
 Aku tersenyum bangga kepada Larissa laura.
 “ Penulis anggota mading, yaitu…. Meila! “
Ucap Mrs Laila
 Meila pun segera naik ke atas panggung dan
memakai kalung anggota mading seperti aku dan
Larissa Laura.
 “ Yang menjadi Fotografer anggota mading
adalah…. Marco Jaric.” Ujar Mrs. Laila
 “ Pelukis dan pencari berita anggota mading
berturut – turut adalah….. Luna dan
 Liam! Kata Mrs Laila.

Hari ini hatiku sangat senang, karena aku dan


kelima sahabatku menjadi anggota mading. Kami
berenam berjanji akan memunculkan ide – ide yang baru,
kreatif dan dapat menbaggakan sekolah serta
membaggakan bangsa Indonesia sebagai tanah air tempat
kita berpijak, melalui beberapa cara yaitu belajar dengan
tekun hingga kita juga dapat ikut mengabdi dan
membangun negera kita agar tidak ketinggalan dari
bangsa lain, menjaga kelestarian lingkungan, Tidak
memilih - memilih teman, berbakti pada nusa dan bangsa
dan berbakti pada orang tua (Ibu, Bapak, Guru).

Seminggu kemudian, saat bel tanda pulang


sekolah berbunyi, aku dan kelima sahabatku langsung
menuju ke ruang OSIS untuk mengadakan rapat pertama
membahas program kerja, yang akan kami buat untuk
mengikuti sebuah lomba yaitu lomba bertajuk
GELEGAR ( Gerak Langkah Kreativitas Generasi
Pengibar Bendera) yang bertemakan tentang tanah air.
 “ Siapa yang punya usul untuk tema mading
pertama kita ini? “ Tanyaku
 “ Aku! Bagaimana kalau tema mading untuk
lomba yang kita ikuti pertama kali ini
 adalah “Tanah Air Tempatku Berpijak” ? Ujar
Meila
 “ Mmm… ide yang bagus. Oke siapa yang setuju
dengan ide ini? “ Aku meminta
 pendapat yang lain.
 Semua anak mengangkat tangan.
“Allhamdulillah! Yes! Ideku diterima teman-
 teman” Ujar Meila dalam hati.
 “ Baiklah. Jadi tema mading pertama kita adalah
“Tanah Air Tempatku Berpijak”,
 kita akan bekerja sama membuat mading kita
ini dengan konsep menghibur dan
 berbeda, diantaranya dengan menambahkan
fungsi mading sebagai figur paskibra
 dengan bagian wajah yang dilubangi untuk
tempat berfoto, serta kuis cinta tanah air
 yang berisi pertanyaan-pertanyaan sederhana
seputar Indonesia. Siapa yang ingin
 menambahkan ? “ Tanyaku
 “ Aku! gimana jika ditambah dengan Green
forever? “ Jadi, Meila akan membuat
 artikel tentang tanah air indonesiaku dan artikel
tentang lingkungan hidup. Kalau
 fotografer bisa memotret pemandangan yang
hijau dan indah serta mencari beberapa
 foto tempat bersejarah di Indonesia. Kalau yang
mendesain gambar, bisa melukis
 gambar – gambar para pahlawan yang berjasa
membela tanah air dan berberapa
 pemandangan yang indah. Untuk pencari berita,
bisa mencari tahu tentang seberapa
 pentingnya cinta terhadap tanah air dan
seberapa asrinya sekolah lain. Ketua dan
 wakil bisa menanyakan komentar murid –
murid tentang sekolah kebangsaan dan
 sekolah yang asri dan penuh pepohonan hijau.
Bagaimana…? “ Luna menjelaskan
 panjang lebar. “
 “ Itu ide yang sangat bagus sekali, dengan
memcampurkan antara cinta kepada tanah
 air dan menjaga kelestarian lingkungan! “
Jawabku setuju
 “ Ya aku juga setuju! “ Seru anggota mading
lainnya.
 “ Baiklah, rapat hari ini selesai, semoga mading
yang kita buat kali ini dapat menjadi
 juara pertama dalam lomba GELEGAR ( Gerak
Langkah Kreativitas Generasi
 Pengibar Bendera ) dan dapat membanggakan
sekolah dan kita dapat turut mengajak
 teman – teman kita agar meningkatkan rasa
cinta tanah air.” Kataku.
 Semua peserta bubar.

Beberapa hari kemudian. Jam sudah menunjukan


pukul tujuh pagi. Sekarang, hari minggu. Jadi, aku masih
tertidur nyaman di kasur yang empuk. Tiba- tiba, telepon
genggamku berbunyi. Oh, dari Larissa Laura.
 “ Halo, Lar. Ada apa? “ Tanyaku
 “ Kata Meila yang disuruh Mrs.Laili, hari ini ada
rapat mading mendadak, jam
 delapan tepat. “ Larissa Laura menjelaskan
 “ Hah ? Benar, Lar ? “ Tanyaku, terkejut.
 “ Aku nggak bohong, Adriana. Kamu cepat siap
– siap, ya. kita kumpul di ruang
 OSIS. “ Ujar Larissa Laura.
 “ Iya, sampai bertemu di sekolah ya! “ Aku
langsung mematikan telepon genggam
 dan mengambil handuk.
 “ Adri! “ panggil seseorang, ketika aku sampai di
depan gerbang sekolah. Aku
 menengok ke belakang.
 “ Lar! kamu, kok, baru sampai? “ Tanyaku
 “ Tadi aku kejebak macet di Jalan Hayam Wuruk.
“ Jawab Larissa Laura.
 “ Oh, gitu…. Ya, sudah, kita ke ruang OSIS, yuk!
“ Kataku
 Larissa Laura mengangguk. Setelah semua
datang rapat pun dilaksanakan.
 “ Anak – anak anggota mading, saya
mengadakan rapat mading mendadak karena Ibu
 Walikota Surabaya mempercepat pelaksanaan
lomba GELEGAR (Gerak Langkah
 Kreativitas Generasi Pengibar Bendera) yang
akan diikuti seluruh SMA seSurabaya.
 Ibu berharap agar kalian segera mempersipkan
segala sesuatu yang diperlukan
 untuk lomba tersebut yang akan dinilai oleh
petugas dari Ibu walikota minggu
 depan dan ibu berharap kalian bisa menjadi
juara satu di lomba tersebut.
 Bagaimana ? Tanya Mrs. Laili.
 “ Ya bu…! “ Seru anak-anak anggota mading.
 “ Ya udah, ibu hanya memberitahu saja, silahkan
kalian lanjutkan rapatnya! “
 Mrs. Laili keluar meningglkan ruang OSIS.
 “ Aku punya usul. Mading kita kan sudah selesai
tinggal kita melaksanakan acara
 yang menjadi penilaian minggu depan.
Sebaiknya kita membuat acara gerak jalan
 bertemakan cinta tanah air dan kegiatan
menanam pohon di Taman Kota.” Usulku.
 “ Ide yang bagus! Teman – teman setuju ? Tanya
Larissa Laura.
 Semua anak mengangguk.
 “ Ada yang ingin menambahkan ? Tanyaku lagi.
 “ Bagaimana kalau kita juga memisahkan sampah
basah dan sampah kering agar tidak
 tercampur ? “ Usul Liam.
 “ Boleh juga idemu. Siapa lagi ? “
 “ Bagaimana kalau anak – anak TK sampai kelas
2 SD yang berada di sekitar SMP
 Negeri 3 Surabaya ikut berpartisipasi
meramaikan kegiatan kita dengan
 mengadakan lomba mewarnai ? Usul Luna
yang pandai menggambar dan melukis.
 “ Wah, bagus. Lalu, anak kelas III – VI SD-nya
ikut apa? “ Tanya Marko Jaric.
 “ Bisa diadakan lomba menggambar juga. Lalu
untuk anak – anak kelas V – VI SD
 bisa diadakan lomba melukis. Sedangkan anak
anak kelas VII – IX SMP dan X-XII
SMA diadakan cerdas cermat tentang Tanah
Air Indoneia. Bagaimana ? Usul Luna.
 “ Baiklah. Kita semua sudah setuju. Rapat
ditutup. Semoga kita semua berhasil dan
 dapat membanggakan sekolah. Acara akan
dilaksanakan minggu depan hari selasa,
 ya…! Oh, ya, Liam dan Marko Jaric besok
tolong bagaikan kaos Tanah Airku.“
 Kataku.
 Marko Jaric dan Liam mengangguk.

Hari senin pun tiba. Marko Jaric bersama dengan


Liam membagi – bagikan kaos untuk anak – anak. Kaos
itu berwarna putih dengan gambar anak Indonesia
dengan tulisan aku cinta tanah airku.

Hari pun berganti. Sekarang sudah hari selasa.


Aku memakai kaos Tanah Airku. Aku dan teman –
teman anggota mading memimpin gerak jalan menuju
Taman Kota. Semua sampah yang ada di jalan,
dikumpulkan dan dibuang ke tempat sampah. Akhirnya
aku dan teman – teman sampai di Taman Kota. Capek,
tapi harus tetap semangat. Aku dan teman – teman diberi
bibit pohon untuk ditanam. Aku senang melihat semua
anak bersuka cita. Beberapa saat kemuadian acara
selesai. Allhamdulilah acara kami berjalan dengan
lancar.

Beberapa minggu kemudian Mrs. Laili


memberitahukan kepada anggota mading bahwa sekolah
kita memenangkan lomba GELEGAR dan sekolah kita
dijadikan sekolah Tanah Air Tempat Berpijak. Betapa
senangnya diriku dan kelima orang sahabatku, tetapi itu
semua kita lakukan karena kita cinta terhadap tanah air
kita dan kita lakukan itu untuk membanggakan sekolah
dan bangsa Indonesia…

Anda mungkin juga menyukai