Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Anggota kelompok
Nama Peran Nama Peran
1. Yayan S ( Ketua) 4. Esther Lita Yohana (Anggota)
2. Nurfitri (Sekretaris) 5. Retno Citro (Anggota)
3. Rana Jumana ( Anggota ) 6. Yenni Maryati (Anggota)
Setiap kelompok harus menentukan peran anggotanya sebagai ketua, sekretaris, atau
anggota.
Definisi Masalah
Kasus 1
Paraf Fasilitator
(.............................)
Keterangan:
1. Setelah diparaf, borang dikembalikan kepada setiap kelompok
2. Pada waktu pengumpulan tugas mandiri, borang ini dilampirkan
3. Semua materi bahasan fokus group dipelajari setiap anggota
2
LEMBAR TUGAS MANDIRI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 3
DISUSUN OLEH YAYAN SURYAMAN
MAHASISWA EKSTENSI 2018
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA
Sesuai borang yang telah disepakati kelompok, maka saya akan membuat diagnosis,
intervensi, implementasi dan evaluasi sesuai kasus pemicu.
1. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis Keperawatan yang muncul sesuai analisa data adalah;
a. Ketidakefektifan perfusi serebral berhubungan dengan embolisme.
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
c. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi serebral
2. Intervensi Keperawatan
Dx Keperawatan Tujuan intervensi Rasionalisasi
Ketidakefektifan Setelah mendapat 1. Tentukan factor- 1. Membantu dalam
perfusi serebral tindakan faktor yang memilih intervensi
berhubungan keperawatan klien berhubngan yang tepat.
dengan embolisme akan dapat dengan situasiklien
mempertahankan saat ini.
status perfusi 2. Monitor dan 2. Mengkaji adanya
jaringan serebral dokumentasikan perubahan tingkat
yang adekuat yang status nerologi kesadaran yang dapat
ditandai dengan : klien secara mengindikasikan
1. Tanda vital berkala dan keparahan dan
dalam batas bandingkan dengan perbaikan kerusakan
normal. data awal. system saraf.
2. Hasil 3. Monitor tanda- 3. Perubahan tanda vital
laboratorium tanda vital. dapat mengindikasikan
koagulasi dalam adanya keterlibatan
batas normal. dalam kerusakan otak.
Tidak ada kerusakan 4. Posisikan kepala 4. Menurunkan tekanan
neurologis lajutan. lebih tinggi pada arteri dengan
3
posisi netral. mendorong aliran balik
vena dan meningkatkan
sirkulasi dan perfusi
otak.
5. Pertahankan 5. Stimulus yang terus
bedrest, sediakan menerus dapat
lingkungan yang meningkatkan tekanan
tenang, batasi intrakanial.
pengunjung dan Menghindari adanya
aktivitas klien perdarahan otak.
sesuai indikasi.
6. Berikan terapi 6. Anticoagulant
sesuai indikasi. digunakan untuk
meningkatkan aliran
darah otak dan
mencegah meluasnya
bekuan darah pada
stroke iskemik.
7. Monitor 7. Menyediakan informasi
pemeriksaan mengenai efektifitas
laboratorium dan level terapetik
sesuai indikasi antikoagulan yang
seperti kadar PT digunakan.
dan aPTT
8. Monitor sisi insersi 8. Mencegah terjadinya
terhadap tanda- flebitis
tanda perdarahan
atau hematoma.
9. Mempertahankan aliran
9. Anjurkan
cairan intravena
ekstremitas sisi
sehingga menjaga
insersi tetap lurus.
kefektifan terapi dan
4
mencegah flebitis.
1. Hentikan segera 1. Mencegah terjadi efek
infus trombolitik samping yang fatal
jika terjadi yang akan dialami
perdarahan dan klien.
alergi.
Gangguan Setelah dilakukan 2. Ubah posisi 2. Menurunkan resiko
mobilitas fisik intervensi minimal 2 jam iskemia jaringan dan
berhubungan keperawatan klien sekali cedera. Bagian yang
dengan penurunan mampu terkena memiliki
kekuatan otot mempertahankan sirkulasi yang buruk
dan menigkatkan dan penurunan sensasi
kekuatan otot dan beresiko lebih
ekstremitas atasnya besar terjadinya
kerusakan integritas
kulit dan dekubitus.
3. Kaji kemampuan 3. Mengidentifikasi
mobilitas klien, kekuatan dan defisiensi
kaji daerah yang dan menyediakan
mengalami informasi capaian
gangguan. perbaikan. Membantu
dalam menetapkan
pilihan intervensi yang
sesuai.
4. Posisikan dalam 4. Membantu
posisi telentang mempertahankan
satu atau dua kali ekstensi pinggul,
sehari jika klien namun dapat
mampu. meningkatkan
kecemasan khususnya
kemampuan bernafas.
5. Observasi sisi yang 5. Jaringan yang edema
5
terkena mengenai lebih mudah
warna, edema atau mengalami trauma dan
tanda yang lambat dalam
berhubungan perbaikannya.
dengan sirkulasi.
6. Evaluasi 6. Membantu mencegah
kebutuhan terjadinya kontraktur
penggunaan alat pada sendi ekstremitas
bantu posisi yang lemah.
selama kelemahan.
7. Membantu dalam
7. Identifikasi
menentukan bantuan
kebiasaan aktivitas
perawatan diri kepada
perawatan diri
klien.
sesuai usia.
8. Menentukan fungsi
8. Monitor tingkat
tubuh yang tidak dapat
kemandirian
dilakukan oleh klien
sehingga perawat dapat
memberikan bantuan
yang tepat.
9. Meningkatkan
9. Sediakan
hubungan dengan klien
lingkunagn yang
dan meningkatkan rasa
terapeutik (hangat,
percaya diri serta harga
rileks,privasi)
diri klien.
10. Mendorong klien
10. Dampingi dalam
melakukan perawatan
melakukan
diri secara mandiri
perawatan diri
untuk mempertahankan
sampai mandiri.
fungsi tubuh dan
kekuatan otot.
11. Mengurangi rasa
11. Fasilitasi untuk
6
menerima keadaan frustasi dan penurunan
ketergantungan harga diri klien.
12. Fasilitasi 12. Mempertahankan
kemandirian, bantu fungsi tubuh dan
jika tidak mampu meningkatkan kendali
melaksanakan terhadap mobilitas
perawatan diri. tubuh klien.
13. Anjurkan 13. Mempertahankan
perawatan diri kemandiria klien.
secara konsisten
sesuai
kemampuan. 14. Membantu klien dalam
14. Ajarkan cara menilai kemampuan
mengidentifikiasi dirinya dalam
kemampuan mobilisasi secara
ambulasi mandiri.
(misalnya:
kekuatan otot,
rentang gerak). 15. Mencegah terjadinya
15. Ajarkan Teknik cedera.
ambulasi yang
aman 16. Menilai derajat resiko
16. Hitung resiko terjadinya jatuh.
jatuh. 17. Mencegah klien jatuh
17. Pasang handrall dari tempat tidur.
tempat tidur
7
sirkulasi serebral 1. Mengembangkan kesulitan dalam seluruh bagian dari
metode mengerti kata-kata proses
komunikasi yang atau kesulitan komunikasi.klien dapat
sesuai dalam berbicara. bermasalah dalam
kebutuhan. mengerti kata-
2. Menggunakan kata(kerusakan area
sumberdaya bicara
yang sesuai. Wernicke)berbicara
dengan
benar(kerusakan area
broca) atau keduanya.
2. Bedakan antara 2. Membantu memilih
aphasia dan intervensi yang tepat
disartria sesuai tipe kerusakan
yang terjadi. Aphasia
adalah kelainan dalam
menggunakan dan
menginterpretasikan
symbol dan Bahasa dan
dapat mengenai sensori
dan motori. Seperti
tidak dapat berbicara,
menulis. Pada
Disartria, seseorang
dapat mengerti ucapan
dan membaca, namun
tidak dapat berbicara
dengan baik.
3. Anjurkan klien 3. Mengkaji
untuk menulis ketidakmampuan
nama atau kalimat menulis dan kelemahan
pendek, jika tidak membaca.
8
mampu minta
untuk membaca
kalimat pendek.
4. Beri catatan di 4. Menghilangkan
ruang perawat dan kecemasan yang
raungan klien berhubungan dengan
mengenai klien ketidak mampuan
yang mengalami berkomunikasi dan
ketidakmampuan ketakutan akan tidak
berbicara. terpenuhinya
Sediakan bel kebutuhan diri klien.
sesuai kebutuhan
5. Berikan alternative 5. Memberikan kebutuhan
metode komunikasi sesuai
komunikasi sesuai kondisi klien sehingga
kemampuan klien klien dapat
mengekspresikan
kebutuhan dirinya.
6. Antisipasi dan 6. Membantu
sediakan menurunkan rasa
kebutuhan klien frustasi yang
berhuungan dengan
ketidakmampuan
komunikasi.
7. Berbicara langsung 7. Mengurangi
kepada klien kebingungan dan
dengan perlahan kecemasan klien dalam
dan jelas. memproses dan
merespon informasi
yang diberikan.
8. Diskusikan topik- 8. Membantu dalam
topik yang familiar menegerti isi prcakapan
9
seperti perkerjaan, dan mendorong melatih
hobi, dll. kemempuan
komunikasi.
9. Memberikan rasa
9. Beri penghargaan penghargaan klien
terhadap karena kemampuan
kemampuan klien intelektualnya.
sebelum sakit,
hindari
merendahkan. 10. Mendukung terjadinya
10. Fasilitasi hubungan pemahaman dalam
antara klien, komunikasi dan
keluarga dan menurunkan rasa
tenaga kesehatan frustasi keluarga akibat
lainnya. gangguan komunikasi
dengan klien.
11. Memberikan rasa
11. Dengarkan dengan percaya diri klien dan
empati rasa pengakuan petugas
kesehatan kepada klien.
12. Memberikan
12. Ulangi pernyataan, kesempatan klien
ulangi kata-kata dalam memproses
kunci sesuaikan informasi
dengan nada
bicara. 13. Menciptakan
13. Gunakan sentuhan lingkungan yang
suportif. terapetik,
meningkatkan rasa
nyaman dan percaya
diri klien.
14. Meningkatkan
10
14. Libatkan keluarga pemahaman dan
untuk mendukung pengawasan keluarga
program sehingga program
pengobatan yang pengobatan dapat
dijalani. tercapai dengan baik.
pukul 11.00
1. Berikan alternative
14
metode komunikasi
sesuai kemampuan
klien
2. mengantisipasi dan
menyediakan
kebutuhan klien
3. Mendiskusikan
topik-topik yang
familiar seperti
perkerjaan, hobi,
dll.
4. memberi
penghargaan
terhadap
kemampuan klien
sebelum sakit,
hindari
merendahkan.
Pukul 14.00
1. memfasilitasi
hubungan antara
klien, keluarga dan
tenaga kesehatan
lainnya.
2. mengulangi
pernyataan, ulangi
kata-kata kunci
sesuaikan dengan
nada bicara.
3. menggunakan
15
sentuhan suportif.
Referensi :
1. Doengoes, M. E. (2010). Nursing Care Plans: Guidelines for Individualizing Client
Care Across the Life Span (9th ed). Philadelphia: Davis Company.
2. PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI
3. PPNI.2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI.
16