Anda di halaman 1dari 2

Nama : Raizar Mahabbatan

NIM : 072001700032

Menggambarkan suatu perpotongan antar bidang

Untuk menggambarkan suatu perpotongan antar bidang diperlukan stereonet untuk


penggambaran. Stereonet adalah permukaan bola bagian bawah yang menyerupai bumi dengan memilliki
kutub utara, kutub selatan, dan juga garis ekuator. Tidak hanya digunakan untuk menggambarkan suatu
perpotongan antar bidang tetapi stereonet juga digunakan pada cabang ilmu geologi lainnya.

Stereonet memiliki busur lingkaran besar dan busur lingkaran kecil, busur lingkaran besar
merupakan garis bujur dan busur lingkaran kecil merupakan garis lintang. Stereonet memiliki grid atau
kotak kotak per segmen 2o yang ditunjukan garis tipis dan per 10o yang ditunjukan garis tebal.

Selanjutnya yang pertama dilakukan sebelum melakukan penggambaran perpotongan antar


bidang, ialah meletakkan kertas kalkir diatas lembar stereonet. Kemudian membuat lubang dan menjepit
dengan pin agar kertas kalkir bebas berputar sesuai dengan lembar stereonet tanpa tergeser. . Untuk
menggambarkan suatu perpotongan antar bidang lebih baik untuk melakukan proses penggambaran
dilakukan secara manual menggunakan lembar stereonet, pin, dan kertas kalkir. Agar dapat mengenali
apabila terjadi kesalahan dalam memasukan data atau pengukuran, sebelum data dimasukkan ke dalam
computer atau tahap selanjutnya.

Berikut ini langkah – langkah cara menggambarkan suatu perpotongan antar bidang.
 Terdapat bidang perlapisan yang masing – masing memiliki kedudukan 200 o/45o NW dan
156o/30oSW.
 Bidang perlapisan yang pertama 200o/45o NW.
1. tandai (strike) 200o di kertas kalkir,
2. kemudian putar tanda strike ini ke utara,
3. Tentukan dip sebesar 45o dari timur di garis ekuator ke arah barat.

(1) (2)(3)
 Bidang perlapisan yang kedua 156o/30o SW
1. Kembalikan tanda 200o ketempat semula, selanjutnya tandai (strike) 156o,
2. Sama seperti sebelumnya, putar tanda strike (156 o) ini ke utara,
3. Tentukan dip sebesar 30o dari timur di garis ekuator.

(1) (2)(3)
 Memplot pole dari masing – masing bidang, pole merepresentasikan sebuah bidang perlapisan
yang saling tegak lurus
1. Putar kembali tanda 200o ke utara, dari tempat dip di tempatkan tentukan 90o dari timur di
garis ekuator kearah barat atau tentukan 45o dari titik pusat stereonet ke arah barat.
2. Sama seperti no. 1, putar kembali tanda 156o ke utara, dari tempat dip di tempatkan
tentukan 90o dari timur di garis ekuator kearah barat atau tentukan 30 o dari titik pusat ke
arah barat.

(1) (2)
 Menentukan sudut dari antar bidang, dari penggambaran perpotongan antar bidang, dapat
diketahui besar sudut dari antar bidang yang berpotongan, berikut ini ialah cara untuk
mendapatkan sudut tersebut.
1. Tandai pada titik perpotongan antar bidang, lalu putar ke barat dan sejajarkan dengan
garis ekuator.
2. Kemudian tentukan 90o kearah timur di garis ekuator dari arah barat, tandai, kemudian
tarik garis hingga ke utara juga ke selatan.
3. Tentukan sudut dengan menghitung dari kedua bidang yang berpotongan, di hitung dari
bidang 156o/30o SW. Untuk contoh kali ini didapat sudut dari antar bidang sebesar 30 o

(1) (2) (3)

 Menentukan σ1, σ2, dan σ3 (three principal stresses) dari suatu perpotongan antar bidang
1. σ2 dapat ditentukan dari titik perpotongan antar bidang, putar titik perpotongan antar
bidang ke barat.
2. Dari titik perpotongan antar bidang, tentukan 90o kearah timur di garis ekuator dari arah
barat, kemudian tarik garis ke arah utara dan ke arah selatan sehingga menghasilkan
bidang proximal (proxial plane). Selanjutnya didapat sudut antar bidang, pada contoh
kali ini 30o. Untuk mendapatkan σ1 ialah setengah dari sudut antar bidang yang dihitung
dari bidang 156o/30o SW
3. Setelah mendapat σ1, untuk mendapatkan σ3 tentukan 90o kearah selatan dari σ1. Maka
didapatlah σ3

(1)(2) (3)

Anda mungkin juga menyukai