net/publication/26851015
CITATIONS READS
6 5,242
4 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Optical Sensing Performance of Multimode Polymer Optical Fiber (POF) Coated with ZnO towards Methanol Vapour View project
All content following this page was uploaded by Khairurrijal Khairurrijal on 16 January 2014.
Abstrak
Fotokatalisis merupakan sebuah proses reaksi kimia yang dibantu oleh cahaya dan katalis padat. Dimana dalam langkah
reaksinya melibatkan pasangan electron-hole (e- dan h+). Katalis padat yang digunakan sebagai fotokatalisator adalah
TiO 2 anatase. Proses penjernihan air limbah leuwi gajah membuktikan bahwa fotokatalisis menggunakan TiO 2 merupakan
cara yang aman dan efektif dalam proses sterilisasi dari pencemar organik.
Kata Kunci: pencemar organik, titanium dioksida, fotokatalisis.
1. Pendahuluan
Air m erupakan s alah s atu un sur penting ya ng berbeda. Contohnya, struktur anatase memiliki E g sebesar
dibutuhkan oleh mahluk hidup di muka bumi ini. Seperti 3,2 eV dan rutile memiliki E g sebesar 3,0 eV.
yang t elah diketahui bahwa a ir m erupakan s ubstansi
kimia de ngan r umus ki mia H 2 O Dari r umus tersebut
dapat diketahui bahwa satu molekul air tersusun atas dua
atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom
oksigen. D alam be ntuk i on, a ir da pat d ideskripsikan
sebagai sebuah ion hydrogen (H+) yang berikatan dengan
sebuah ion hidroksida (OH-).
Air y ang memiliki s ifat s ebagai p elarut y ang baik
tentunya dengan m udah a kan m elarutkan ba han-bahan
organik sisa-sisa pembuangan ( limbah). B ahan-bahan
organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian
dan pembusukkan. Peristiwa inilah yang menyebabkan air
menjadi t ercemar. P encemaran i ni m engakibatkan kadar
oksigen dalam a ir menjadi t urun s angat dr astis y ang
menyebabkan m atinya biota a ir. Be berapa c iri y ang
menunjukkan bahwa ai r t ersebut t ercemar diantarnya
dapat d ilihat secara kualitatif d iantaranya w arna, Gambar 1 . Energi celah, posisi pi ta va lensi ( bawah),
viskositas dan bau. konduksi ( atas), da n p otensial r edoks. P otensial r eduksi
bertanda negative dan potensial oksidasi bertanda positif.
Titanium Dioksida (TiO 2 ) Satuan dalam vol t di ukur pada l arutan e lektrolit de ngan
Titanium dioksida memilik 3 jenis struktur Kristal, PH = 1 [4].
yaitu r util, anatase da n brukit. N amun di antara t iga je nis
struktur te rsebut, hanya a natase dan rutillah ya ng c ukup Dari Gambar 1 di a tas, d apat d ilihat b ahwa TiO 2
stabil keberadaannya. memiliki energi celah s ebesar 3 ,2 eV y ang m erupakan
Jenis s truktur yang be rbeda tentunya be rpengaruh selisih a bsolut a ntara e nergi p ita k onduksi ( -4,5 e V)
pada perbedaan masa jenis (3,9 g/cc untuk anatase dan 4,2 dengan posisi tingkat energi pita valensi (-7,7 eV). Hal ini
g/cc unt uk rutil), da n tentunya h al ini d apat mengindikasikan ba hwa h + pada permukaan TiO 2
mempengaruhi pa da l uas pe rmukaan dan sisi a ktif dari merupakan s pesis oksidator kuat s ehingga da pat
TiO 2 tersebut. S elain i tu, s truktur kristal t ernyata mengoksidasi s pesi kimia l ainnya y ang m empunyai
mengakibatkan pe rbedaan t ingkat e nergi struktur p ita potensial redoks lebih kecil. Dalam hal ini adalah air yang
elektroniknya. B esarnya energi gap (E g ) diantara akan menghasilkan radikal hidroksil. Karena berdasarkan
keduanya akan be rbeda bi la l ingkungan, d alam h al i ni data y ang a da, r adikal hidroksil pa da pH = 1 m emiliki
penyusunan a tom T i da n O di dalam Kristal TiO 2 potensial sebesar 2,8 Volt, dan berdasarkan data yang lain
53
J. Nano Saintek. Edisi Khusus, Agust. 2009 54
juga, s ebagian b esar zat organik yang a da m emiliki hvb+ + H 2 O → HO + H + (3)
potensial redoks yang lebih kecil dari 2,8 Volt. Hal inilah
yang membuat penyinaran pada TiO 2 dapat memecah zat
hvb+ + OH → HO (4)
organik menjadi senyawa lainnya.
tersebut s udah t ercemar o leh s ampah n on-organik, m aka organik yang sifatnya merugikan di ubah kedalam bentuk
cara m ensterilisasi a ir t ersebut t idaklah mudah. Dalam senyawa lain y ang tidak b erbahaya. Sehingga s istem i ni
kata l ain t idak d apat d i s terilisasi d engan c ara fisik dapat di kelola m enjadi s uatu perangkat yang m ampu
akantetapi harus secara kimia. mengolah zat organik beracun menjadi zat lain yang tidak
Contoh a ir y ang t ercemar y ang digunakan da lam beracun di dalam air yang tercemar.
percobaan i ni adalah l imbah l euwi gajah. Karena s ecara
kasat mata dapat dilihat bahwa air tersebut sudah tercemar Referensi
terutama dengan bau yang cukup menyengat.
Pada Gbr. 3 digunakanlah asumsi ke dua. Limbah [1] J. Gunlazuardi, and H. Suseno, J. Anal. Sci. (2001).
leuwigajah t ersebut dicoba di jernihkan de ngan c ara [2] The S tanding C ommittee of A nalysis, “ The
difilter. Jika p encemarnya ad alah n on-organik, maka Microbiology of Water 1994, Part 1-drinking water”
sampah tersebut tidak mudah larut dalam air sehingga air [3] N.M. Soboleva, A.A. Nosovich, and V.V Goncharuk.
yang t ercemar s ampah non-organik dapat d engan m udah The H eterogenic P hotocatalysis i n Water T reatment
dipidahkan t erutama d engan car a difilter. A kan t etapi, Processes
setelah m elihat h asil dari eksperimen p ertama, maka [4] Linsebigler et al. Chem. Rev. 95, 3 (1995).
sangat diyakini bahwa air tersebut sudah tercemar sampah
organik. B uktinya, k etika a ir t ersebut d ifilter, t idak a da
perubahan y ang m encolok ketika s ebelum da n s esudah
disaring.
Berhubung car a f isik t idak dapat d ilakukan, maka
yang dilakukan berikutnya a dalah c ara kimia. At au y ang
dikenal dengan fotokatalisis.
Pada G br. 4 dan 5, l imbah t ersebut di berikan
perlakuan yang sama. Yaitu tiap cawan yang berisi 200ml
limbah di tambahkan m asing-masing 5 ,883 gram dan
7,503 gr am TiO 2 serbuk. Larutan di campur da n
didiamkan di bawah sinar matahari selama kurang lebih 8
jam. S etiap 1 ja m s ekali pe rubahan l arutan di abadikan.
Perbedaan da ri ke dua keadaan t ersebut hanya t erletak
pada ha sil. K andungan TiO 2 sebanyak 7, 503 g ram
memberikan ha sil yang lebih je rnih di bandingkan
kandungan 5,883 gram. D ari ga mbar t ersebut pe rubahan
warna a ir c ukup s ignifikan. Limbah y ang pada m ulanya
berwarna k ehitam-hitaman, be rubah m enjadi ja uh l ebih
bening. Selain i tu, bau y ang t adinya c ukup m enyengat,
setelah dilakukan fotokatalisis ternyata menghilang.
Persoalannya tidak hanya sampai disini. Dari hasil
di atas dapat di simpulkan b ahwa de ngan ko ndisi cuaca
yang mendukung, maka keberhasilan fotokatalis
semangin m aksimum. A kan t etapi, p ermasalahan
berikutnya ad alah b agiamana car a m emisahkan ai r
tersebut de ngan TiO 2 . T itanium y ang s udah m engendap
tentunya akan bercampur kembali dengan air jika mereka
dipisahkan dengan difilter. Cara ini tentunya tidak efektif.
Oleh karenanya, k edepannya p enelitian y ang a kan
dilakukan adalah bagaimana membuat serbuk TiO 2 dapat
menempel pada material tertentu yang bersifat ringan dan
transparan s ehingga t idak m erubah s ifat TiO 2 . H al i ni
guna m empermudah pe misahan a ntara TiO 2 yang tid ak
lagi larut dalam air ketika setelah selesai penggunaan.
3. Kesimpulan
Kemampuan permukaan TiO 2 dalam menjalankan
fungsinya sebagai fotokatalisator dengan menyediakan h+
dengan radikal oks idasi yang besar, sistem tersebut
mampu menyediakan r adikal hi droksil s ecara k ontinu
sesuai de ngan s umber f otonnya. Sifatnya sebagai
pengoksidasi yang k uat y ang m emiliki p otensial s ekitar
2,8 Volt, m embuatnya m ampu m engoksidasi s enyawa
organik y ang ada di da lam l imbah. S enyawa-senyawa