Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FARMAKOLOGI
“ANTIBIOTIK”

Disusun oleh :
Nama : Gusti Rizqi Ramadhan

NIM : PO71390190051

Kelas : 1 A

D3 FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN JAMBI
KATA PENGANTAR 

      Dengan ini saya panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“ANTIBIOTIK“

     Makalah ini penulis susun untuk menambah ilmu serta untuk memenuhi salah satu tugas
dalam mata kuliah “FARMAKOLOGI”. Penulis menyadari bahwa  dalam penyusunan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca.

Dengan tersusunnya makalah ini semoga bermanfaat, khususnya bagi penulis dan
pembaca pada umumnya. Untuk itu saya sampaikan terima kasih apabila ada kurang lebihnya
penulis minta maaf.

          Jambi, 06 april 2020

                                                                                                  Penulis

 
Daftar Isi

Kata pengantar .............................................................................................................

Daftar isi ......................................................................................................................

Bab I pendahuluan .......................................................................................................

A. Latar belakang..................................................................................................
B. Rumusan masalah.............................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................

Bab II Pembahasan.......................................................................................................

A. Pengertian Antibiotik ........................................................................................


B. Klasifikasi Antibiotik .........................................................................................
C. Pengolongan Antibiotik......................................................................................

Bab III Penutup………………………………………………………………………

A. Kesimpulan .....................................................................................................
B. Saran …………………………………………………………………………
C. Daftar pustaka ……………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sejarah antibiotik dimulai ketika ditemukannya obat antibiotik pertama oleh
Alexander Flemming yaitu Penicillin-G.Flemming berhasil mengisolasi senyawa tersebut
dari Penicillium chrysogenumsyn.P. Notatum. Dengan penemuan antibiotik ini membuka
sejarah baru dalam bidang kesehatan karena dapat meningkatkan angka kesembuhan
yang sangat bermakna. Kemudian terjadilah penggunaan besar-besaran antibiotik pada
saat perang dunia untuk pengobatan berbagai macam penyakit. Masalah baru muncul
ketika mulai dilaporkannya resistensi beberapa mikroba terhadap antibiotik karena
penggunaan antibiotik yang besar-besaran.

Hal ini tidak seharusnya terjadi jika kita sebagai pelaku kesehatan mengetahui
penggunaan antibiotik yang tepat. Kemajuan bidang kesehatan diikuti dengan
kemunculan obat-obat antibiotik yang baru menambah tantangan untuk mengusai terapi
medikamentosa ini. Antibiotik tidak hanya dari satu jenis saja. Beberapa senyawa-
senyawa yang berbeda dan berlainan ternyata mempunyai kemampuan dalam membunuh
mikroba. Dimulai dengan mengetahui jenis-jenis dari antibiotik dilanjutkan mengetahui
mekanisme dan farmakologi dari obat-obat antibiotik tersebut dan terakhir dapat
mengetahui indikasi yang tepat dari obat antibiotik tersebut. Semua ini bertujuan akhir
untuk mengoptimalkan penggunaan antibiotik yang tepat dan efektif dalam mengobati
sebuah penyakit sekaligus dapat mengurangi tingkat resistensi

Farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya. Namun unutk seorang
dokter ilmu ini dibatasi tujuannya yaitu agar dapat menggunakan obat untuk maksud
pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit. Selain agar mengerti bahwa
penggunaan obat dapat mengakibatkan berbagai gejala penyakit.

Antiboitika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi, yang dapat
menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain. Antibiotik juga dapar
dibuat secara sintesis. Antimikroba diartikan sebagai obat pembasmi mikroba khususnya
yang merugikan manusia.

B.  Rumusan Masalah
1)   Apakah yang dimaksud dengan Antibiotika ?
2)   Apa saja jenis Pengolongan Antibiotik ?
3) Apa saja mekanisme kerja dari masing-masing golongan obat?
4)   Apa saja indikasi penggunaannya ?
5) Apa saja efek samping penggunaan?

C.  Tujuan
1)      Untuk mengetahui pengertian Antibiotika.
2)      Untuk mengetahui jenis Pengolongan Antibiotik.
3)      Untuk mengetahui mekanisme kerja dari masing-masing golongan obat.
4) Untuk mengetahui imdikasi penggunaannya.
5) Untuk mengetahui efek samping penggunaan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Antibiotika
Antibiotik berasal dari kata Yunani tua, yang merupakan gabungan dari
kata anti (lawan) dan bios (hidup). Kalau diterjemahkan bebas menjadi "melawan
sesuatu yang hidup". Antibiotika di dunia kedokteran digunakan sebagai obat untuk
memerangi infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau protozoa. Antibiotika adalah zat
yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi/jamur, yang dapat menghambat atau
dapat membasmi mikroba jenis lain. Banyak antibiotika saat ini dibuat secara
semisintetik atau sintetik penuh. Namun dalam prakteknya antibiotika sintetik tidak
diturunkan dari produk mikroba.
Antibiotika adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang
memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan
toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Turunan zat-zat ini, yang dibuat secara semi-
sintesis, juga termasuk kelompok ini, begitu pula senyawa sintesis dengan khasiat
antibakteri (Tjay & Rahardja, 2007).
Antibiotik adalah zat biokimia yang diproduksi oleh mikroorganisme, yang dalam
jumlah kecil dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh pertumbuhan
mikroorganisme lain (Harmita dan Radji, 2008).
Antibiotik yang digunakan untuk membasmi mikroba, khususnya penyebab infeksi
pada manusia, harus memiliki sifat toksisitas selektif yang setinggi mungkin. Artinya,
antibiotik tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak
toksik untuk inang/hospes (Gan dan Setiabudy, 1987). Usaha untuk mencari antibiotik
yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Produk alami yang disentesis oleh
mikroorganisme menjadi sangat penting.
Penggunaan istilah antimikroba cenderung mengarah ke semua jenis mikroba dan
termasuk didalamnya adalah antibiotik, anti jamur, anti parasit, anti protozoa, anti virus,
dll. Antibiotik berbeda dengan istilah disinfectant karena desifektant membunuh kuman
dengan cara membuat lingkungan yang tidak wajar bagi kuman. Sedangkan kerja
dariantibiotik adalah cenderung bersifat Toksisitas Selektif dan dapat membunuh kuman
tanpa merugikan inang.
Prinsip Penggunaan Antibiotik:
a.    Berdasarkan penyebab infeksi: Dari hasil pemeriksaan mikrobiologis, pemberian
antibiotika tanpa pemeriksaan mikrobiologis dapat didasarkan pada educate guess.
b.    Berdasarkan faktor pasien: Fungsi ginjal dan hati, riwayat alergi, daya tahan terhadap 
infeksi, daya tahan terhadap obat, usia, wanita hamil dan menyusui.
B. Klasifikasi Antibiotik
Antibiotik bisa diklasifikasikan berdasarkan mekanisme kerjanya,
yaitu:
1. Menghambat sintesis atau merusak dinding sel bakteri, antara
lain beta-laktam (penisilin, sefalosporin, monobaktam,
karbapenem, inhibitor beta-laktamase), basitrasin, dan
vankomisin.
2. Memodifikasi atau menghambat sintesis protein antara lain,
aminoglikosid, kloramfenikol, tetrasiklin, makrolida
(eritromisin, azitromisin, klaritromisin), klindamisin,
mupirosin, dan spektinomisin.
3. Menghambat enzim-enzim esensial dalam metabolisme folat
antara lain, trimetoprim dan sulfonamid.
4. Mempengaruhi sintesis atau metabolisme asam nukleat antara
lain, kuinolon, nitrofurantoin (Kemenkes, 2011).

C. Penggolongan Antibiotik
1. MACAM-MACAM ANTIBIOTIK
1.1. Amoksisilina
a. Definisi Amoksisilina : Amoksisilin (amoxicillin) adalah obat antibiotik
pilihan pertama untuk menonaktifkan bakteri penyebab penyakit yang paling
banyak digunakan. Hal ini karena amoksisilin cepat diserap di usus dan efektif
untuk berbagai jenis infeksi.

b. Mekanisme Kerja Amoxicillin : Amoxicillin adalah senyawa Penisilina


semisintetik dengan aktivitas antibakteri spektrum luas yang bersifat
bakterisid yaitu dengan jalan merusak sintesis dinding sel bakteri. Efektif
terhadap sebagian besar bakteri gram positif dan beberapa gram negative
yang patogen. Bakteri patogen yang sensitif terhadap Amoxicillin antara lain :
Staphylococci, Streptococci, Enterococci, S. pneumoniae, N. gonorrhoeae, H
influenzas, E. coli, dan P. mirabiiis. Zat aktif dalam amoksisilin yaitu beta-
laktam, mencegah sintesis dinding sel bakteri dengan menghambat enzim
DD-transpeptidase bakteri. Akibatnya, bakteri tidak dapat berkembang biak.
Amoksisilin yang memiliki struktur kimiawi C16H19N3O5S

c. Efek Samping : Diare, gangguan tidur, rasa terbakar di dada, mual, gatal,
muntah, gelisah, nyeri perut, perdarahan dan reaksi alergi lainnya
d. Indikasi : Infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis,
salmonelosis invasive, gonore.

e. Kontra Indikasi : Hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.

f. Interaksi :
Dengan Obat Lain :
1. Meningkatkan efek toksik:
2. Disulfiram dan probenezid kemungkinan meningkatkan kadar amoksisilin.
3. Warfarin kemungkinan dapat meningkatkan kadar amoksisilin
Secara teori, jika diberikan dengan allopurinol dapat meningkatkan efek ruam
kulit.
Menurunkan efek:
Kloramfenikol dan tetrasiklin secara efektif dapat menurunkan kadar
amoksisilin
Dicurigai amoksisilin juga dapat menurunkan efek obat kontrasepsi oral.

1.2. AMPICILLINUM (Ampicillinum)


a.Definisi Ampicillinum :
Ampicillin adalah salah satu antibiotik semi sintetik golongan penicillin yang cukup
murah .

b.Mekanisme Kerja Ampicillin :


Ampicillin bekerja dengan menghambat sintesis dinding sel yaitu dengan menyerang
peptidoglikan. Ampicillin termasuk dalam agen bakterisidal yang mempunyai spektrum
aktivitas luas pada bakteri Gram negatif dan positif. Ampicillin mampu berpenetrasi
kepada bakteri gram positif dan gram negatif. Hal ini disebabkan keberadaan gugus
amino pada Ampicillin, sehingga membuatnya mampu menembus membran terluar
(outer membran) pada bakteri gram negative.

c. Efek Samping :
Reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia,
trombositopenia, diare pada pemberian per oral.

d.Indikasi :
Infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis, salmonelosis invasive,
gonore.

e. Kontra Indikasi :
Hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.

f. Interaksi :
Obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke
dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi.

1.3. BACITRACINUM ( Basitrasina)


a. Definisi Basitrasin:
Basitrasin merupakan gabungan polipeptida yang menghambat sintesis dinding sel
bakteri. Obat ini aktif terhadap berbagai macam mikroorganisme gram positif.
Penggunaannya dibatasi untuk penggunaan tropikal karena potensinya menimbulkan
nefrotoksisistas, (FUB II, 2001)
 Basitrasin adalah zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Bacillus
Licheniformis atau Bacillus Subtillis Var.Tracy, (FI III, 1979)
 Basitrasin adalah suatu polipeptida yang dihasilkan dari pertumbuhan organisme
kelompok Licheniformis dari bacillus subtilis (Familia bacillaceae), (FI IV, 1995)
Antibiotik Basitrasin ini dihasilkan oleh strain tertentu B. sublitis dan
bersifat bakteriosid terhadap kuman-kuman gram positif dan Neisseria.
Basitrasin tidak aktif terhadap kuman gram negatif lainnya dan beberapa strain
Staphylococcus. (FT V, 1995)
Obat ini sekarang hanya digunakan secaratopikal untuk berbagai infeksi kulit dan
mata karena pada penederita sistemikbersifat nefrotoksik. Reaksi alergi jarang
terjadi pada gangguan topikal. Salep mata yang mengandung basitrasin efektif
untuk mencegah oftalmia neonatorum karena ponore (FT V, 1995)

b. Mekanisme Kerja Basitrasin :


 Menghambat daur ulang pembawa (carrier) yang mengangkut prekusor dinding
sel melintasi membran plasma.
 Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mencegah transfer mukopeptida
ke dalam dinding sel.
Antibiotik yang merusak dinding sel mikroba dengan menghambat sintesis ensim atau
inaktivasi ensim, sehingga menyebabkan hilangnya viabilitas dan sering menyebabkan
sel lisis. Antibiotik ini meliputi
 penisilin, sepalosporin, sikloserin, vankomisin, ristosetin dan basitrasin.
Antibiotik ini menghambat sintesis dinding sel terutama dengan
mengganggu sintesis peptidoglikan.
 Efek Samping : Nefrotoksisitas berat jika diberikan secara i.v. Hipotensi, edema
wajah/bibir, rasa sesak pada dada, rasa tersengat, rash, anoreksia, mual, muntah,
diare, diskrasias darah, diaforesis, blokade neuromuskular, pusing, ataksia,
mengantuk, pandangan kabur. Basitrasin aktif terhadap bakteri gram positif tetapi tidak
terhadap gram negatif; antibiotik ini sangat beracun sehingga penggunaanya dibatasi
sebagai obat luar saja.
d. Indikasi :
Infeksi bakteri pada kulit
e. Kontra Indikasi :
Hipersensitif terhadap basitrasin atau polimiksin B. Hindari penggunaan
bersamaan dengan bloker neuromuskular.

f. Interaksi :
Dengan Obat Lain :
Menjadi tidak aktif dengan adanya logam berat dan garam. Akan berkurang secara
lambat aktifitasnya dalam basis berair, stearil alkohol, natrium lauril sulfat.

1.4 CEPHALEXINUM
a. Definisi Sefaleksina:
Sefaleksina adalah antibiotika semi sintetik yang merupakan generasi pertama
antibiotika golongan sefalosporin.

b. Mekanisme Kerja Sefaleksin : Aktivitas antibakteri Sefaleksina dengan jalan


menghambat pembentukan dinding sel bakteri, terutama dengan asilasi enzim
transpeptidase. Reaksi ini mencegah cross-linkage rantai peptidoglikan yang diperlukan
untuk kekuatan dan rigiditas dinding sel bakteri. Sefaleksina efektif terhadap bakteri
gram-positif termasuk stafilokokus yang memproduksi enzim penisilinase serta beberapa
bakteri anaerob. Sefaleksina juga efektif terhadap bakteri gram-negatif, seperti E.coli,
Klebsiella dan Proteus mirabilis, tetapi kurang efektif terhadap Haemophylus influenzae.

c. Efek Samping : Gangguan saluran pencernaan, reaksi hipersensitif,


eosinofilia, dan neutropenia.

d. Indikasi : Infeksi sendi dan tulang, infeksi saluran pernafasan, infeksi kulit,
pencegahan bakteri endokarditis .
e. Kontra Indikasi : Pada pasien yang memiliki hipersensitivitas terhadap
antibiotic sefalosporin.

f. Interaksi : Dengan makanan :


Makanan akan menurunkan konsentrasi serum sefaleksin, waktu puncak
menjadi lebih lama, tetapi total obat yang diabsorpsi tidak berubah.
1.5. CEPHRADINUM (Sefradin)
a. Definisi Sefradin :
Sefradin merupakan antibiotik golongan beta laktam dan senyawa semisintetik dari
generasi pertama sefalosporin.

b. Mekanisme kerja Sefradin :


Sefradin merupakan turunan sefalosporin generasi pertama dan mempunyai kemampuan
menghambat biosintesa dinding sel bakteri. Senyawa ini terutama aktif terhadap bakteri
gram positif dan beberapa bakteri gram negatif. Sefradin dapat diberikan peroral karena
adanya gugus α-amino, yang menyebabkan senyawa tahan
terhadap asam lambung

c. Efek Samping :
Gangguan lambung-usus, reaksi kulit dan hipersensitifitas, tromboflebitis.

d. Indikasi :
infeksi saluran nafas, infeksi saluran pencernaan, infeksi tulang dan sendi.
e. Kontra Indikasi :
Hipersensifitas terhadap sefalosporin.

f. Interaksi :
Dengan Obat : Probenesid, antibiotic nefrotoksis dan diuretika poten.

1.6. CHLORAMPHENICOLUM (Klorampenikol)


a. Definisi Klorampenikol :
Kloramfenikol adalah bakteriostatik antimikroba. Hal ini dianggap sebagai prototipikal
antibiotik spektrum luas Karena fungsi dengan menghambat bakteri protein sintesis,
kloramfenikol memiliki spektrum yang sangat luas kegiatan: ini aktif terhadap Gram-
positif bakteri (termasuk strain sebagian besar MRSA ), Gram- negatif dan bakteri
anaerob.

b. Mekanisme kerja Kloramfenikol :


Kloramfenikol bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein kuman. Yang
dihambat adalah enzim peptidil transferase yang berperan sebagai katalisator untuk
membentuk ikatan-ikatan peptida pada proses sintesis protein kuman. Dengan
memproduksi protein yang sangat penting untuk metabolisme, mengganggu kemampuan
sel untuk membuat protein bencana. bakteri yang sangat rentan yang tewas langsung
sementara yang lain hanya diberikan tidak dapat membagi dan sistem kekebalan inang
kemudian menghancurkan mereka setelah diketahui. Kloramfenikol memiliki spektrum
luas terutama aktivitas terhadap bakteri aerobik banyak, Mycoplasma, organisme
klamidia, dan bakteri anaerob.
Ada tiga mekanisme ketahanan terhadap kloramfenikol:
1) permeabilitas membran dikurangi,
2) mutasi subunit ribosom 50S dan
3) elaborasi asetiltransferase kloramfenikol.
Sangat mudah untuk memilih untuk permeabilitas membran dikurangi menjadi
kloramfenikol in vitro dengan bagian serial bakteri, dan ini adalah mekanisme yang
paling umum tingkat kloramfenikol perlawanan-rendah. Tingkat tinggi resistance
diberikan oleh gen-kucing; ini gen kode untuk sebuah enzim yang disebut
asetiltransferase kloramfenikol yang inactivates kloramfenikol oleh kovalen
menghubungkan satu atau dua asetil kelompok, yang berasal dari- S-koenzim A asetil, ke
hidroksil kelompok pada molekul kloramfenikol . Asetilasi ini mencegah kloramfenikol
dari mengikat ribosom. Perlawanan berunding mutasi ribosom subunit 50S jarang.

c. Efek Samping :
Kelainan darah yang reversible dan irevesibel seperti anemia anemia aplastik ( dapat
berlanjut mejadi leukemia), neuritis perifer, neuritis optic, eritem multiforme, mual,
muntah, diare, stomatitis, glositits, hemoglobinuria nocturnal.

d. Indikasi :
Pengobatan tifus (demam tifoid) dan paratifoid, infeksi berat karena Salmonella sp, H.
influenza (terutama meningitis), rickettzia, limfogranuloma, psitakosis, gastroenteristis
e.Kontra Indikasi :
Wanita hamil, penyusui dan pasien porfiria
f. Interaksi :
- Dengan Obat :
 Antikoagulan : Kloramfenikol meningkatkan efek antikoagulan koumarin
 Estrogen : menurunkan efek kontrasepsi estrogen
 Vaksin : antibacterial menginaktifkan vaksin tifoid oral
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemajuan bidang kesehatan diikuti dengan kemunculan obat-obat antibiotik yang
baru menambah tantangan untuk mengusai terapi medikamentosa ini. Antibiotik
tidak hanya dari satu jenis saja. Beberapa senyawa-senyawa yang berbeda dan
berlainan ternyata mempunyai kemampuan dalam membunuh mikroba.
Berikut beberapa contoh antibiotik
1. Amoksilin
2. Ampicillinum
3. Bactracinum
4. Cephalexinum
5. Cephradinum(safradin)
6. Chlorampenicolum

B. Saran
Agar setiap mahasiswa Farmasi memahami pengertian, macam – macam,
kegunaan, dan efek samping dari suatu jenis obat terutama pada obat antibiotic
dan jamur ini, serta dapat dimanfaat kan dalam kehidupan sehari-hari.

C. DAFTAR PUSTAKA
1. http://yulian.firdaus.or.id/2004/12/08/antibiotik-amoksisilin/

2. http://catatanseorangfarmasi.blogspot.com/2011/09/antibiotik-mekanisme-cara-
kerjadan.html

3. http://ifrsudcurup.wordpress.com/info-obat/obat-antibiotik/

4. http://galerrypharmacists.blogspot.com/2011_12_01_archive.html

5. http://shuryselaluuntukmu.blogspot.com/2010/09/mikrobiologi-
cephalosporingenerasi.html}

6. http://zoneandra-hidingplace.blogspot.com/2010/11/v-
behaviorurldefaultvmlo.html

Anda mungkin juga menyukai