Anda di halaman 1dari 19

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SatuanPendidikan : SMK NEGERI 8 BANDUNG


Mata Pelajaran : TDO
Kelas/Semester :X/2
Materi Pokok : Sensor.
Pertemuan Ke : 24 & 25
Alokasi Waktu : 8 × 45 menit

A. Kompetensi Dasar
1. Memahami dasar-dasar sensor (KD 3.14.).
2. Menguji sensor (KD 4.14.).

B. Indikator
1. Menjelaskan pengertian sensor
2. Membedakan jenis-jenis sensor
3. Merinci penerapan sensor

C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik dapat Menjelaskan pengertian sensor dengan
tepat
2. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik dapat Membedakan jenis-jenis sensor dengan
tepat
3. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik dapat Merinci penerapan sensor dengan tepat

D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian sensor
2. Jenis-jenis sensor
3. Penerapan sensor

E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Saintifik (Scientific)
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning
3. Metode : Paparan, Tanya Jawab, Diskusi, Penugasan

F. Alat/ Media/ Sumber Pembelajaran


1. Alat Pembelajaran : Gambar dan Video Rangkaian Sensor
2. Media Pembelajaran : Proyektor, Notebook, Bahan tayang, Whiteboard,
Boardmarker
3. Sumber Pembelajaran : Buku teks peserta didik, Buku teks guru, Media cetak
dan elektronik yang relevan
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 24
Langkah Alokasi
Deskripsi kegiatan
Pembelajaran Waktu
Kegiatan  Pembelajaran dilakukan di dalam kelas 30 Menit
Pendahuluan  Pengondisian kelas (penertiban kelas, penertiban peserta didik, kebersihan
kelas, berdoa, memberi dan menjawab salam, pengabsenan).
 Orientasi
 Peserta didik diarahkan untuk selalu mensyukuri anugerah Tuhan.
 Peserta didik diarahkan untuk menunjukkan perilaku jujur, tanggung
jawab dan disiplin.
 Apersepsi, peserta didik mengamati tayangan cuplikan video / gambar
teori materi pokok.
 Motivasi, peserta didik mendapat informasi tentang materi pokok.
 Pemberian Acuan, peserta didik mendapat informasi tentang
 Tujuan yang harus dicapai
 Tugas-tugas yang harus dikerjakan
 Pembagian kelompok diskusi
Kegiatan Inti 1. Mengidentifikasi masalah (Mengamati; Menanya) 130
Guru : Menit
Meminta peserta didik untuk mengamati Gambar dan Video
Rangkaian Sensor, dengan disertai pertanyaan-pertanyaan
pengarah kepada peserta didik tentang Rangkaian Sensor.
Peserta didik :
Mengamati gambar dan video yang ditunjukkan sambil menuliskan
hasil pengamatannya.
Guru :
Membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk memberikan
pertanyaan dan pendapat tentang hasil pengamatannya.
Peserta didik :
Menyampaikan pertanyaan dan pendapat berdasarkan hasil
pengamatan yang menimbulkan persoalan bagi peserta didik.

2. Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan menseleksi


informasi yang relevan (Menanya; Mengumpulkan Informasi)
Guru :
Memberikan pertanyaan pengarah sehingga peserta didik terstimulasi
untuk memilah pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan langsung
dengan materi pembelajaran, mengenai Rangkaian Sensor.
Peserta didik :
Melakukan tanya jawab antar peserta didik dan guru untuk memilah
pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan materi pembelajaran.
Guru :
Menghimpun dan menetapkan pertanyaan-pertanyaan yang menjadi
fokus masalah, yaitu :
 Pengertian Sensor?
 Janis-jenis Sensor?

Peserta didik :
Mencatat pertanyaan-pertanyaan yang menjadi fokus masalah dalam
pembelajaran.

3. Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif, tukar


pikiran dan mengecek perbedaan pandang (Mengumpulkan Informasi)
Guru :
Memfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk bekerja secara
individu dan kelompok untuk menggali informasi dari berbagai
sumber mengenai pertanyaan.
Peserta didik :
Menggali dan mengumpulkan informasi relevan dari berbagai sumber
yang bisa dijadikan sebagai alternatif solusi permasalahan.

4. Melakukan tindakan strategis (Menalar)


Guru :
Memfasilitasi dan membimbing peserta didik secara individu dan
kelompok untuk melakukan diskusi dalam menemukan solusi
(menjelaskan, menguraikan, mensimulasikan, memaparkan) atas
permasalahan yang telah ditetapkan.
Peserta didik :
Melakukan diskusi untuk memperoleh solusi atas permasalahan yang
telah ditetapkan.

5. Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh dari solusi yang dilakukan


(Mengkomunikasikan)
Guru :
Mendorong dan memfasilitasi peserta didik untuk mereview dan
membuat kesimpulan atas pengetahuan dan keterampilan yang telah
dipelajari sebagai solusi permasalahan yang ditetapkan, kemudian
meminta peserta didik untuk mempresentasikan hasil pembelajaran
yang telah dilakukan.
Peserta didik :
Menilai dan membuat kesimpulan atas hasil yang diperoleh dari proses
diskusi, serta mempresentasikannya sebagai bentuk laporan.

Kegiatan a. Peserta didik dipandu guru menyimpulkan pembelajaran 20 Menit


Penutup b. Peserta didik melaksanakan evaluasi
c. Peserta didik melaksanakan remedial
d. Peserta didik merefleksi pembelajaran
e. Peserta didik menerima informasi tentang materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya
f. Berdoa mengakhiri pembelajaran
g. Penutupan pembelajaran

Pertemuan 25
Langkah Alokasi
Deskripsi kegiatan
Pembelajaran Waktu
Kegiatan  Pembelajaran dilakukan di dalam kelas 30 Menit
Pendahuluan  Pengondisian kelas (penertiban kelas, penertiban peserta didik, kebersihan
kelas, berdoa, memberi dan menjawab salam, pengabsenan).
 Orientasi
 Peserta didik diarahkan untuk selalu menyukuri anugerah Tuhan.
 Peserta didik diarahkan untuk menunjukkan perilaku jujur, tanggung
jawab dan disiplin.
 Apersepsi, peserta didik mengamati tayangan cuplikan video / gambar
teori materi pokok.
 Motivasi, peserta didik mendapat informasi tentang materi pokok.
 Pemberian Acuan, peserta didik mendapat informasi tentang
 Tujuan yang harus dicapai
 Tugas-tugas yang harus dikerjakan
 Pembagian kelompok diskusi
Kegiatan Inti 1. Mengidentifikasi masalah (Mengamati; Menanya) 130
Guru : Menit
Meminta peserta didik untuk mengamati video Rangkaian Sensor,
disertai pertanyaan-pertanyaan pengarah kepada peserta didik tentang
Rangkaian Sensor.
Peserta didik :
Mengamati gambar dan video yang ditunjukkan sambil menuliskan
hasil pengamatannya.
Guru :
Membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk memberikan
pertanyaan dan pendapat tentang hasil pengamatannya.
Peserta didik :
Menyampaikan pertanyaan dan pendapat berdasarkan hasil
pengamatan yang menimbulkan persoalan bagi peserta didik.

2. Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan menseleksi


informasi yang relevan (Menanya; Mengumpulkan Informasi)
Guru :
Memberikan pertanyaan pengarah sehingga peserta didik terstimulasi
untuk memilah pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan langsung
dengan materi pembelajaran, mengenai Rangkaian Sensor.
Peserta didik :
Melakukan tanya jawab antar peserta didik dan guru untuk memilah
pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan materi pembelajaran.
Guru :
Menghimpun dan menetapkan pertanyaan-pertanyaan yang menjadi
fokus masalah, yaitu :
 Penerapan Sensor..?
Peserta didik :
Mencatat pertanyaan-pertanyaan yang menjadi fokus masalah dalam
pembelajaran.

3. Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif, tukar pikiran


dan mengecek perbedaan pandang (Mengumpulkan Informasi)
Guru :
Memfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk bekerja secara
individu dan kelompok untuk menggali informasi dari berbagai
sumber mengenai pertanyaan.
Peserta didik :
Menggali dan mengumpulkan informasi relevan dari berbagai sumber
yang bisa dijadikan sebagai alternatif solusi permasalahan.

4. Melakukan tindakan strategis (Menalar)


Guru :
Memfasilitasi dan membimbing peserta didik secara individu dan
kelompok untuk melakukan diskusi dalam menemukan solusi
(menjelaskan, menguraikan, mensimulasikan, memaparkan) atas
permasalahan yang telah ditetapkan.
Peserta didik :
Melakukan diskusi untuk memperoleh solusi atas permasalahan yang
telah ditetapkan.
5. Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh dari solusi yang dilakukan
(Mengkomunikasikan)
Guru :
Mendorong dan memfasilitasi peserta didik untuk mereview dan
membuat kesimpulan atas pengetahuan dan keterampilan yang telah
dipelajari sebagai solusi permasalahan yang ditetapkan, kemudian
meminta peserta didik untuk mempresentasikan hasil pembelajaran
yang telah dilakukan.
Peserta didik :
Menilai dan membuat kesimpulan atas hasil yang diperoleh dari proses
diskusi dan praktik, serta mempresentasikannya sebagai bentuk
laporan.
Kegiatan a. Peserta didik dipandu guru menyimpulkan pembelajaran 20 Menit
Penutup b. Peserta didik melaksanakan evaluasi
c. Peserta didik melaksanakan remedial
d. Peserta didik merefleksi pembelajaran
e. Peserta didik menerima informasi tentang materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya
f. Berdoa mengakhiri pembelajaran
g. Penutupan pembelajaran

H. Penilaian Hasil Belajar

No. Ranah Penilaian Teknik Penilaian Bentuk Instrumen


1. Pengetahuan Tes Tertulis Uraian
2. Keterampilan Praktik Daftar Penilaian Praktik (Skala 1 – 4)

I. Penilaian Proses dan Hasil Belajar


1. Teknik : Tes Proses / pengamatan, tes akhir
2. Jenis tes : Lisan dan tulisan
3. Bentuk tes : Uraian
4. Instrumentes
a. Soal : Terlampir
b. Pedoman penskoran : Terlampir
c. Kunci Jawaban : Terlampir

Mengetahui Bandung, Juli 2017


Kepala Sekolah Guru Mata pelajaran,

Drs. Agung Indaryatno.


NIP. 19680321 199512 1 005
Ganjar Swargani Nugraha, S.Pd.
NIP.

Catatan Kepala Sekolah

Materi
DASAR-DASAR SENSOR

A. Tujuan Pembelajaran :
Setelah praktek menggunakan lembar kerja ini maka siswa harus dapat :

1. Menjelaskan pengertian sensor


2. Membedakan jenis-jenis sensor
3. Merinci penerapan sensor

B. URAIAN MATERI
1)  Pengertian Sensor
Sensor adalah jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah besaran mekanis,
magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor sering
digunakan untuk pendeteksian pada saat melakukan pengukuran atau pengendalian.
Sensor merupakan komponen yang digunakan untuk mendeteksi suatu besaran fisik 
menjadi besaran listrik sehingga dapat  dianalisa dengan rangkaian listrik tertentu.
Hampir seluruh peralatan elektronik yang ada mempunyai sensor didalamnya. Pada
saat ini, sensor tersebut telah dibuat dengan ukuran sangat kecil. Ukuran yang sangat
kecil ini sangat  memudahkan pemakaian dan menghemat energi. Sensor merupakan
bagian dari transducer yang berfungsi untuk melakukan sensing 
atau  merasakan  dan  menangkap  adanya  perubahan  energi eksternal yang akan
masuk ke bagian input dari transducer, sehingga perubahan kapasitas energy yang
ditangkap segera dikirim kepada bagian konvertor dari transducer untuk dirubah
menjadi energi listrik. Beberapa jenis sensor yang banyak digunakan dalam rangkaian
elektronik antara lain sensor cahaya, sensor suhu, dan sensor tekanan.

2) Jenis Sensor
1.      Sensor Cahaya
a.       Fotovoltaic  atau sel solar atau surya sell
Fotovoltaic atau sel solar atau surya sell adalah alat sensor sinar yang mengubah
energi sinar langsung menjadi energi listrik. Sel solar silikon yang modern pada
dasarnya adalah sambungan PN dengan lapisan P yang transparan. Jika ada cahaya
pada lapisan transparan P akan menyebabkan gerakan elektron antara bagian P dan N,
jadi menghasilkan tegangan DC yang kecil sekitar 0,5 volt per sel pada  sinar 
matahari  penuh.  Sel  fotovoltaic  adalah  jenis tranduser sinar.

Gambar 1. Pembangkitan tegangan pada Fotovoltaic


Gambar 2. Cahaya pada sel fotovoltaic menghasilkan tegangan

b.      Fotokonduktif
Sensor jenis foto konduktif bekerja atas dasar perubahan nilai resistansi akibat
intensitas cahaya matahari. Sel-sel fotokonduktif (photoconductive cell), juga disebut
tahanan cahaya (photo resistor) atau tahanan yang bergantung cahaya yang bisa
dikenal dgn LDR (light dependent resistor), dipakai luas dalam industri dan penerapan
pengontrloan di laboratorium. Energi yang jatuh pada sel fotokonduktif akan
menyebabkan perubahan tahanan sel. Apabila intensitas cahaya yang mengenai
permukaan alat ini kurang (gelap) maka tahanan/nilai resistansi alat menjadi tinggi.
Ketika permukaan terkena intensitas tinggi (terang) maka nilai tahanan turun pada
tingkat harga yang rendah.

c.       Fotodiode/Dioda foto dan Photo Transistor


       Fotodiode merupakan sambungan P-N yang dirancang untuk beroperasi bola
dibiaskan dalam arah terbalik. Ketika energy cahaya dengan panjang gelombang yang
benar jatuh pada sambungan fotodiode,maka arus akan mengalir di dalam sirkit
eksternal. Komponen ini dapat diidentikkan sebagai pembangkit arus, nyang arusnya
sebannding dengan intensitas cahaya.
Sama halnya dioda foto, maka transistor foto juga dapat dibuat sebagai sensor cahaya.
Teknis yang baik adalah dengan menggabungkan dioda foto dengan transistor foto
dalam satu rangkaian.
   – Karakteristik transistor foto yaitu hubungan arus, tegangan dan intensitas foto
   – Kombinasi dioda foto dan transistor dalam satu chip
   – Transistor sebagai penguat arus
   – Linieritas dan respons frekuensi tidak sebaik dioda foto
  
2.      Sensor Suhu
Ada 5 jenis utama sensor suhu yang biasa digunakan :
a.       Thermocouple
Thermocouple ditemukan oleh Thomas Johan Seebeck tahun 1820. Tegangan keluaran
emf (elektro motive force) thermokopel masih sangat rendah, hanya beberapa milivolt
Thermocouple terdiri dari sepasang penghantar yang berbeda jenisnya disambungkan 
dan  dilebur  bersama membentuk  sambungan, dimana  terdapat  perbedaan  yang 
timbul  antara sambungan tersebut dengan sambungan referensi  yang berfungsi 
sebagai  pembanding. Ujung sambungan merupakan ujung yang digunakan untuk
pengukuran  dan ujung yang satunya merupakan ujung yang dijadikan sambungan
referensi. Apabila ujung yang dipersatukan tersebut dipanaskan maka pada kedua
ujung yang terbuka akan terdapat beda potensial, yang besarnya sebanding dengan
besarnya suhu pada ujung yang dipersatukan. Perbedaan suhu antara sambungan
pengukuran dengan sambungan referensi harus muncul agar thermocouple dapat
bekerja sesuai fungsinya. Thermocouple berfungsi  sebagai  sensor  suhu rendah  dan
tinggi, yang digunakan  pada proses industri baja, gelas dan keramik yang lebih dari
30000 °F.

Gambar 3. Konstruksi Termocouple

Prinsip kerja dari thermocouple adalah jika  salah  satu bagian  pangkal  lilitan
dipanasi,  maka pada kedua ujung penghantar  yang lain  akan  muncul  beda
potensial  (emf). Thermokopel  bekerja  berdasarkan perbedaan  pengukuran. Oleh
karena itu jika untuk mengukur  suhu  yang tidak diketahui, terlebih dulu harus
diketahui tegangan pada suhu referensi (reference temperature). Bila thermokopel
digunakan untuk mengukur suhu yang tinggi maka akan muncul   tegangan (suhu
pengukuran).  Tegangan  sesungguhnya  adalah  selisih antara suhu referensi dan
suhu pengukuran yang  disebut net voltage (Vnet).
Thermocouple sangat cocok digunakan dalam sistem deteksi dan sebagai alat ukur yang
bekerja pada suhu yang relative tinggi seperti pada ketel uap, pengecoran logam,dll.

b.      Detektor Suhu Tahanan / Resistant Temperature Detector (RTD)


Konsep utama dari yang mendasari pengukuran suhu dengan detektor suhu tahanan
adalah tahanan listrik dari logam yang bervariasi sebanding dengan perubahan suhu.
Kesebandingan variasi ini adalah presisi dan dapat diulang lagi sehingga
memungkinkan pengukuran suhu yang konsisten melalui pendeteksian tahanan.
Semakin  tinggi  suhu,  resistansinya semakin besar. Bahan yang sering digunakan
RTD adalah platina karena kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas. RTD dapat
digunakan sebagai sensor suhu yang mempunyai ketelitian 0,03 °C dibawah 500°C dan
0,1 °C diatas 1000°C.

Gambar 4. Konstruksi RTD


Prinsip Kerja dari sensor ini adalah Bila RTD berada pada suhu kamar maka beda
potensial jembatan adalah 0 Volt. Keadaan ini disebut keadaan setimbang. Bila suhu
RTD berubah maka resistansinya   juga   berubah  sehingga   jembatan   tidak  
dalam   kondisi setimbang.  Hal ini menyebabkan adanya beda potensial  antara titik A
dan B. Begitu juga yang berlaku pada keluaran penguat diferensial.
RTD memiliki keunggulan dibanding termokopel yaitu:
1.      Tidak diperlukan suhu referensi
2.     Sensitivitasnya cukup tinggi, yaitu dapat dilakukan dengan cara mem-perpanjang
kawat yang digunakan dan memperbesar tegangan eksitasi.
3.      Tegangan output yang dihasilkan 500 kali lebih besar dari termokopel
4.      Dapat digunakan kawat penghantar yang lebih panjang karena noise tidak jadi
masalah
5.     Tegangan keluaran yang tinggi, maka bagian elektronik pengolah sinyal menjadi
sederhana dan murah.
Aplikasi penggunaan sensor RTD dalam kegiatan indsutri adalah untuk pengontrolan
temperatur di line fuel gas (pipa berbahan
bakar gas). Hal ini ni diperlukan pengontrolan (pengendalian) temperatur agar suhu
yang ada pada pipa tersebut selalu dalam keadaan stabil.
c.       Thermistor
Thermistor adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai
koefisien suhu negatif. Karena suhu meningkat, tahanan menurun dan sebaliknya.
Thermistor sangat peka (perubahan tahanan sebesar 5 % per °C) oleh karena itu
mampu mendeteksi perubahan kecil di dalam suhu.
Berfungsi untuk mengubah suhu menjadi resistansi/hambatan listrik yang berbanding
terbalik dengan perubahan suhu. Semakin tinggi suhu, semakin kecil resistansi. 
Thermistor  dibentuk  dari  bahan oksida  logam  campuran, kromium, kobalt,
tembaga, besi atau nikel.

Gambar 5. Konstruksi Thermistor


1)      Positive Temperature Coeffisient (PTC)
Positive Temperature Coeffisient (PTC) disebut juga Thermistor, dan namanya bisa
diartikan Koefisien Temperatur Positif jadi bergantung pada temperatur positif. PTC ini
termasuk dalam kelompok Resistansi yang variabel. Signal output yang dihasilkan oleh
PTC ini adalah resistansi atau tahanan. Nilai tahanan besar bila koefisien temperatur
naik/semakin panas dan nilai tahanan kecil bila koefisien temperatur turun. Kegunaan
dari PTC thermistor ini sebagai contoh adalaha untuk over current protection.
2)      Negative Temperature Coeffisient (NTC)
Negative Temperature Coeffisient (NTC) disebut juga thermistor. Akan berubah nilai
resistansinya apabila terjadi perubahan temperature untuk perubahan temperatur
sama seperti PTC namun jika NTC perubahannya panasnya ke arah kecilnya resistansi.
Nilai tahanan kecil bila koefisien temperatur naik/semakin panas dan nilai tahanan
besar bila koefisien temperatur turun. Fungsi dari Thermistor adalah pelindung
rangkaian dari lonjakan arus yang tiba-tiba tinggi. Fungsi utama dari NTC thermistor
ini khususnya untuk melindungi komponen dioda jembatan dan capasitor

Gambar 6. Komponen PTC dan NTC

d.      Sensor Suhu Rangkaian Terpadu (IC)


Sensor suhu dengan IC ini menggunakan chip silikon untuk elemen yang merasakan
(sensor). Memiliki konfigurasi output tegangan dan arus. Meskipun terbatas dalam
rentang suhu (dibawah 200 °C), tetapi menghasilkan output yang sangat linear di atas
rentang kerja.
IC yang sering digunakan adalah IC LM35. IC ini berfungsi untuk mengubah suhu
menjadi  tegangan tertentu yang sesuai dengan perubahan suhu.

Gambar 7. Konstruksi LM35


Prinsip Kerja IC LM35 adalah tegangan keluaran rangkaian bertambah 10 mV/0C.
Dengan memberikan tegangan referensi negatif (-Vs) pada rangkaian, sesor  ini mampu 
bekerja pada  rentang  suhu -550C –  1500C. Tegangan  keluaran dapat diatur  0 V
pada suhu 00C dan ketelitian sensor ini adalah ± 10C.

e.       Thermostat
Thermostat terbuat dari sebuah jalur bimetal, yaitu 2 buah logam yang berlaian dan
mempunyai koeefisien panas yang berbeda serta diletakkan menjadi satu jalur. Pada
ujung-ujung dari logam tersebut teradapat sebuah kontak dengan fungsi untuk
membuka dan menutup jalannya arus yang mengalir pada rangkaian.
Penggunaan thermostat ini aplikasinya adalah pada setrika. Thermostat akan mengatur
panas pada setrika dengan cara apabila elemen tersebut dihubungkan dengan sumber
tegangan, maka elemen panasnya mulai memanas. Kontak-kontak saklarnya berada
diujung dari lempengan thermostat itu menjadi panas dan logam-logamnya memuai
dengan kecepatan yang berbeda maka salah satu logam akan melengkung sehingga
akan membuka saklar kontak. Akibatnya rangkaian listriknya menjadi terbuka dan
setrikannya mulai dingin. Saaat setrika menjadi dingin lempengan itu kembali ke posisi
yang normal. Logam-logammnya akan kembali ke posisisnya yang normal dengan
demikian akan menutup saklar sehingga rangkaian akan tertutup kembali. Proses
membuka dan menutup ini akan berlangsung secara terus menerus selama setrika ini
dipakai.

Gambar 8. Cara kerja bimetal pada thermostat

Perbandingan sensor thermocouple, RTD, thermistor dan IC


Gambar 9. Tabel perbandingan sensor suhu

3.      Sensor Tekanan
Prinsip kerja dari sensor tekanan ini adalah mengubah tegangan mekanis menjadi
sinyal listrik.  Ukuran ketegangan didasarkan pada prinsip bahwa tahanan pengantar
berubah dengan panjang dan luas penampang. Daya yang diberikan pada kawat
menyebabkan kawat bengkok sehingga menyebabkan ukuran kawat berubah dan
mengubah tahanannya.
Pressure  Switch atau sensor tekanan berfungsi untuk mendeteksi tekanan pada suatu
bidang  atau tekanan dalam pipa  atau tabung, Pressure   Switch  terdapat  beberapa 
jenis  sesuai  dengan  media  yang  hendak diukur,  ada Pressure switch  air,  udara, 
oli, dan steam atau uap panas, gambar diatas  adalah  Pressure  switch  udara.  Cara
kerja  Pressure  switch  yaitu  ketika lubang  masukan mendapat  tekanan  hingga 
melebihi  batas  pengaturan atau setting  maka Pressure switch  akan bekerja  dan
kontak didalamnya  akan bekerja dari  on ke off. Salah  satu pemakaiannya  yang
sering  kita  jumpai  adalah  pada mesin pompa air dirumah kita untuk menghidupkan
dan mematikan pompa, atau pada mesin kompresor yang terdapat pada tukang tambal
ban apabila udara dari kompresor sudah penuh maka kompresor akan mati dengan
sendirinya.
a.       Tabung Bourdon
Perubahan tekanan pada kantung menyebabkan perubahan posisi inti kumparan
sehingga mengakibatkan perubahan induksi magnetik pada kumparan. Kumparan
yang digunakan  adalah kumparan CT  (center tap), dengan demikian apabila inti
mengalami pergeseran maka induktansi pada salah  satu  kumparan bertambah 
sementara  induktansi  pada kumparan yang lain berkurang. Kemudian pengubah
sinyal berfungsi untuk mengubah induktansi magnetik yang timbul pada kumparan
menjadi tegangan yang sebanding.

Gambar 10. Konstruksi Tabung Bourdon

b.      LVDT (Linear Variabel differential Transformer)


Selain  digunakan  sebagai  sensor tekanan  LVDT  juga  bisa  diaplikasikan untuk
sensor perubahan posisi dan untuk mengubah induksi magnetik LVDT menjadi listrik

Gambar 11. Konstruksi LVDT


Apabila  tekanan dalam  tabung bertambah, maka tabung akan bergerak menyusut
dan bila tekanan pada tabung berkurang, maka tabung akan bergerak mengembang.
Pergerakan tabung tersebut  akan membuat inti LVDT akan tertekan dan tertarik ujung
tabung sehingga LVDT akan menghasilkan nilai induktansi magnetik.
4.      Sensor Gaya
a.       Bonded Strain Gauge
Gambar 12. Konstruksi Bonded Strain Gauge
Susunan kawat tahanan  di dalamnya  berliku-liku sehingga  memudahkan
pendeteksian   terhadap  gaya  tekanan  yang  tegak  lurus   dengan  arah panjang
lipatan kawat, karena tekanan akan menarik kabel sehingga meregang.  Akibatanya
kawat tahanan akan mengalami perubahan fisik yang panjang dan diameternya
menjadi berubah. Dengan  meregangnya  strain   gauge,  maka  terjadi   perubahan
resistansi kawat.
Berdasarkan prinsip kerja maka strain gauge banyak digunakan pada
a.       Detektor ban berjalan
b.      Detektor berat pada proses industri
c.       Pengukuran regangan jembatan
d.      Pengukuran regangan belt conveyor

5.      Sensor Ultrasonik (sensor jarak tipe DT-sense usirr)


Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana
sensor ini  menghasilkan  gelombang  suara  yang  kemudian  menangkapnya  kembali 
dengan perbedaan waktu sebagai  dasar  penginderaannya.  Perbedaan waktu antara 
gelombang suara  dipancarkan  dengan  ditangkapnya  kembali  gelombang  suara 
tersebut  adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang
memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera diantaranya adalah: objek padat,
cair, butiran maupun tekstil.
.
Gambar 13. Sensor Ultrasonik

Gambar 14. Sistem kerja Sensor Ultrasonik


6.      Proximity Switch
Merupakan sensor yang mendeteksi keberadaan dari suatu objek tanpa melakukan
kontak fisik. Sensor proximity adalah sensor untuk mendeteksi ada atau tidaknya
suatu obyek. Cara kerja sensor ini adalah pada saat bagian depan sensor tersebut
terkena benda logam contohnya besi dengan jarak tertentu sesuai  dengan tipe dari 
sensor tersebut maka sensor akan bekerja  dan kontak yang ada didalamya akan
hubung. Sensor proximity dapat diaplikasikan pada kondisi  penginderaan  pada 
objek  yang  dianggap  terlalu  kecil  atau  lunak  untuk menggerakkan suatu mekanis
saklar. Dalam dunia robotika, sensor proximity seringkali digunakan untuk mendeteksi
ada atau tidaknya suatu garis pembimbing gerak robot atau lebiah dikenal dengan
istilah Line Follower Robot, juga biasa digunakan untuk mendeteksi penghalang berupa
dinding atau penghalang lain pada robot.
Jenis sensor proximity switch terdapat 2 macam, yaitu Inductive Proximity Sensor
dan Capacitive Proximity Sensor. Inductive Proximity Sensor adalah peralatan sensor
yang diaktifkan oleh objek logam. Capacitive Proximity Sensor adalah sensor yang
diaktifkan oleh material konduktif ataupun non konduktif, seperti kayu, plastik, cairan,
gula, tepung, ataupun gandum.
Gambar 15. Sensor proximity
7.      Photo Sensor
Photo Sensor atau sensor cahaya yang berfungsi  untuk mendeteksi benda padat yang
melintas didepanya baik itu kayu, logam, karet dll. Cara kerja sensor  ini amatlah
sederhana, ketika sensor tertutup cahayanya oleh suatu benda padat maka sensor
tersebut akan bekerja sehingga kontak yang ada padanya  akan  terhubung.  Sensor
ini  umumnya   digunakan  untuk  mendeteksi material masuk atau keluar pada suatu
mesin tertentu.

Gambar 16. Photo Sensor

8.      Sensor Magnet/Reed Switch


Sensor Magnet atau disebut juga relai buluh, adalah alat yang akan terpengaruh
medan magnet dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Seperti
layaknya saklar dua kondisi (on/off) yang digerakkan oleh adanya medan magnet di
sekitarnya. Cara kerja dari sensor  ini adalah ketika ada medan magnet mengenai
bagian depan sensor, maka sensor akan bekerja sehingga menghubungkan kontaknya,
medan magnet ini terdapat dari bagian dalam cylinder sebelah atas dan bawah
kemudian posisi  sensor nempel  dengan badan cylinder  pada saat cylinder  bergerak
naik atau turun maka akan ada medan magnet yang mengenai reed switch.
Gambar 17. Sensor Magnet

9.      Sensor Putaran/Velocity (RPM Sensor)


Sensor ini dikenal dengan nama Tachometer. Tachometer biasanya merupakan magnet
permanen DC generator kecil. Jika generator berotasi, akan menghasilkan tegangan DC
yang proporsional langsung terhadap kecepatan. Tachometer seringkali dipasang ke
motor untuk mengindikasikan putaran sebagai masukan pengendali  (Controller).
Dewasa ini dikembangkan pengukur kecepatan sistem digital menggunakan piringan
bercelah  yang disambung para poros motor. Putaran cel ah yang disensor
menggunakan sensor cahaya akan menghasilkan pulsa yang dapat diproses lebih
lanjut oleh pengolah digital.

C. Lembar Kerja Siswa


1. Sensor adalah ....
2. Fotovoltaic ......
3. Fotokonduktif
4. 5 jenis sensor suhu .....
5. Fungsi thermostat ....
6. Prinsip kerja sensor tekanan ...
7. Sensor gaya .....
8. Sensor ultra sonic.....
9. Proximity Switch
10. Sensor magnetik
11. Sensor putar

Anda mungkin juga menyukai