Anda di halaman 1dari 5

PALPASI DENYUT ARTERI EKSTREMITAS

Modul Keterampilan Klinis


Standard Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI)
Tahun 2012

Oleh:

POCUT INDAH SAFITRI


1107101010053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
TAHUN 2015
PALPASI DENYUT ARTERI EKSTREMITAS

A. Struktur dan Fisiologi


Arteri dibentuk khusus sebagaimana berfungsi sebagai saluran transit cepat
bagi darah dari jantung ke bagian organ (karena jari-jarinya yang besar, arteri
tidak banyak menimbulkan resensi terhadap aliran darah) dan berfungsi sebagai
reservoir (penampung) tekanan untukmenghasilkan gaya pendorong bagi darah
ketika jantung dalam keadaan relaksasi.[ CITATION She11 \l 1033 ]
Penyakit sistem arteri perifer menyebabkan iskemia pada ekstremitas.
Sewaktu tubuh beristirahat, pembuluh darah kolateral mungkin dapat memberikan
sirkulasi yang memadai. Selama melakukan aktivitas fisik, ketika kebutuhan
oksigen meningkat, sirkulasi ini mungkin tidak cukup bagi otot-otot yang sedang
aktif sehingga menyebabkan iskemia.[ CITATION Swa05 \l 1033 ]
Pada iskemia akut terdapat ekstremitas yang terasa nyeri dan dingin dengan
onset mendadak dan pada pemeriksaan fisik tampak pucat, nadi tidak teraba,
dingin dengan onset mendadak seperti orang mati, nyeri, parestetik dan paralisis.
Penyakit vaskuler perifer yang lebih berat bisa menimbulkan nyeri saat istirahat
dan akhirnya ulserasi kulit serta gangren.[ CITATION ЉЉ ꁀ疯 \l 1033 \m Gra02]

B. Palpasi Denyut Arteri Ekstremitas


Penemuan terpenting saat kita memeriksa percabangan arteri perifer adalah
denyut yang berkurang atau tidak ada. Denyut arteri perifer yang secara rutin
diperiksa adalah radial, barkial, femoral, poplitea, dorsalis pedis dan tibialis
posterior.[ CITATION Swa05 \l 1033 ]
Pemeriksaan denyut radial dilakukan dengan pemeriksa memegang
pergelangan tangan pasien dengan cara bersilang dan diukur kesimetrisan
denyutyang dibandingkan dalam hal waktu dan kekuatan. Palpasi denyut brakial
dilakukan dengan menggunakan ibu jari pemeriksa karena denyut brakial lebih
kuat dibandingkan denyut digital.[ CITATION Swa05 \l 1033 ]
Palpasi denyut femoral dilakuakan dengan pasien berbaring dan pemeriksa
disebelah kanan pasien. Kedua denyut femoral dapat dibandingkan secra serentak.
Arteri poplitea sering kali sulit diperiksa, setiap arteri diperiksa secara terpisah.
Pemeriksa meletakkan kedua ibu jari pada patella dan jari-jari lain pada ruang
poplitea dibelakanh\g. Kedua tangan harus menekan pada fosa poplitea. Tekanan
kuat diperlukan umtukmeraba pulsasi itu. Arteri tibialis posterior dapat diraba
sewaktu melingkar disekitar maleolus medial selama fleksi plantar. Kedua arteri
diperiksa serentak.[ CITATION Swa05 \l 1033 ]
Penentuan deraja denyut adalah[ CITATION Swa05 \l 1033 ]:
 0 : tidak ada
 1 : melemah
 2 : normal
 3 : meningkat
 4 : meloncat (bounding)

C. Checklist palpasi denyut arteri ekstremitas


1 Ekstremitas Superior[ CITATION Swa05 \l 1033 \m Sne06]

Nilai
No Aspek yang dinilai
0 1 2
Palpasi Denyut Radial
1 Pemeriksa berdiri di hadapan pasien
2 Pemeriksa memegang pergelangan tangan pasien dengan
posisi menyilang, yaitu jari kiri pemeriksa memegang
pergelangan tangan kanan pasien dan jari kanan pemeriksa
memegang pergelangan tangan kiri pasien
3 Palpasi denyut radial menggunakan jari telunjuk, jari
tengah dan jari manis.
4 Bandingkan kedua arteri radial, kesimetrisan dan kekuatan
Palpasi denyut Brakial
1 Pemeriksa berdiri di hadapan pasien
2 Arteri brakialis dapat diraba dibagian medial tepat dibawah
tendon m. Biceps
3 Pemeriksa memegang lengan pasien dengan posisi
menyilang, yaitu tangan kiri pemeriksa memegang lengan t
kanan pasien dan tangan kanan pemeriksa memegang
lengan kiri pasien
4 Palpasi denyut brakial dengan menggunakan ibu jari
5 Lakukan penekanan progresif sampai kekuatan sistolik
mksimal teraba. Lakukan secara serentak
Tabel.1 Checklist Pengukuran tekanan vena jugularis

 Ekstremitas Inferior[ CITATION Swa05 \l 1033 \m Sne06]

Nilai
No Aspek yang dinilai
0 1 2
Palpasi Denyut Femoral
1 Pasien diminta untuk berbaring
2 Pemeriksa berdiri di sebelah kanan pasien
3 Arteri femoral berjalan melintang melalui sudut trigonum
rambut pubis dibawah ligamentum inguinal
4 Bandingkan kesimetrisan dan kekuatan arteri secara
serentak.
Palpasi denyut Poplitea
1 Pasien diminta untuk berbaring
2 Pemeriksa meletakkan kedua ibu jarinya pada patella dan
jari lainnya pada rang poplitea dibelakang
3 Pemeriksa mengangkat tungkai pasien dalam keadaan fleksi
ringan
4 Kedua tangan menekan pada fosa politea dan berikan
tekanan yang kuat
5 Bandingkan kesimetrisan dan kekuatan arteri secara
serentak.
6 Lakukan pada kedua tungkai secara bergantian
Palpasi denyut Dorsalis Pedis
1 Kaki pasien di posisikan dorsofleksi
2 Raba arteri dorsalis pedis (berjalan dari retinakulum
ekstensor pergelangan kaki ke lateral tendo ekstensor ibu
jari kaki)
3 Bandingkan kesimetrisan dan kekuatan arteri secara
serentak.
Palpasi Denyut Tibialis Posterior
1 Posisikan kaki pasien plantar fleksi
2 Raba arteri tibialis disekitar maleolus medial
3 Bandingkan kesimetrisan dan kekuatan arteri secara
serentak.
Daftar Pustaka

1. Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. 6th ed. Jakarta: EGC;
2011.

2. Swartz MH. Buku Ajar Diagnostik Fisik. 2nd ed. Jakarta: EGC; 2005.

3. Gleade J. At a Glance: Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Jakarta: Erlangga;


2007.

4. Gray H, Dawkins K, Simpson I, Morgan J. Lectures Notes: Kardiologi. 4th ed.


Jakarta: Erlangga; 2002.

5. Snell RS. Anatomi Klinik. 6th ed. Jakarta: EGC; 2006.

Anda mungkin juga menyukai