Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Keperawatan Komunitas

Sejarah perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia di mulai

sejak pemerintah belanda abad ke – 16. Kesehatan masyarakat di Indonesia

pada waktu itu di mulai dengan adanya upaya pemberantasan cacar dan

kolera yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu, sehingga berawal dari

wabah kolera tersebut maka pemerintah belanda pada waktu itu melakukan

upaya – upaya untuk mengatasi wabah tersebut.

Memasuki zaman kemerdekaan, salah satu tonggak penting

perkembangan kesehatan kesehatan masyarakat di Indonesia adalah

diperkenalkannya konsep Bandung pada tahun 1951 oleh Dr. Y. Leimena dan

dr. Patah. Dalam konsep ini mulai diperkenalkan bahwa dalam pelayanan

kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan. Hal

ini berarti dalam mengembangkan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia,

kedua aspek ini tidak boleh dipisahkan, baik di rumah sakit maupun di

puskesmas.

Dari sejarah tentang evolusi riset keperawatan bahwa keperawatan

komunitas baru muncul pada masa sekarang. Namun, kita dapat melihat

bagaimana paradigma yang dipakai keperawatan komunitas pada masa lalu

dengan masa sekarang. Pada masa lalu dima paradigma yang digunakan

adalah paradigma sakit, yaitu tindakan yang berperan adalah upaya kuratif.

Kita sadari dulu banyaknya dokter kecil dan mantri keliling yang

10
melaksanakan upaya kuratif. Tenaga perawat sangatlah banyak dan hampir

dari sebagian dari tenaga perawat tersebut adalah perawat komunitas. (Ilmi,

2012)

Peran keperawatan kesehatan komunitas sangat bervariasi dan

menantang. Peran keperawatan kesehatan berkembang sejak abad ke-19, yang

berfokus lebih bannyak keareah kondsi linngkunngann seperti sanitasi,

konntrol penyakit menular, penndidikan hygiene personal, pencegahan

penyakit dan perawatann keluarga yang sakit dirumah. Meskipun kita ketahui

bahwa permasalahan kesehatan yang palinng mengancam adalah pennyakit

menular, tetapi hal-hal yang berkaitan dengann sanitasi lingkungan, penyakit

kronis dan proses penemuan sumber penyakit juga perlu diperhatikan,

sebagaimana Allah telah berfirman dalam QS. Ar-Rum ayat 41 yang berbunyi

         
     
Artinya :Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar).

Ayat diatas menegaskan tentang peranan manusia dalam kerusakan

lingkungan, melarang manusia untuk merusak lingkungan, dan sekaligus

mengajak manusia memelihara lingkungan. Dari ayat-ayat tersebut ada dua

hal pokok yang menjadi dasar pandangan Islam dalam issu pencemaran

lingkungan. Pertama, Islam menyadari bahwa telah dan akan terjadi kerusakan

lingkungan baik di daratan dan lautan yang berakibat pada turunnya kualitas

11
lingkungan tersebut dalam mendukung hajat hidup manusia. Kedua, Islam

memandang manusia sebagai penyebab utama kerusakan dan sekaligus

pencegah terjadinya kerusakan tersebut (Vivi, 2013)

Prinsip dasar dan tujuann dari perawatan komunitas adalah

meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara

menyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat

kesehatan yang optimal secara mandiri.

Di Negara industry dan Negara berkembang, permasalahan

lingkungan menjadi lebih kompleks karena adannya polusi,, seperti sampah,

debu, zat beracun diudara dan air maupun tanah dampak dari proses

pembangunan yang terjadi di Negara industry dann berkembang. Selain itu,

kondisi seseorang menjadi sangat penting karena ikut menentukan

kesehatannya,, ditambah adanya stress yang akhirnya akan menimbulkan

penyakit dan merugikan keluarga di rumah karena akan mengurangi sumber

daya keluarga. Peran perawat kesehatan komunitas menjadi lebih dinamis

karena ia akan selalu merespon perubahan yang terjadi pada masyarakat. Oleh

karena itu, perlu adanya pembekalan ilmu keperawatan kesehatan komunitas

dan otonomi serta perlindungan dalam praktik pada perawat, sehingga

perawat dapat memecahkan permasalahan yang ada serta mampu mengambil

keputusan.

Sebagaimana Allah Berfirman dalam Q.S Al-Hujurat ayat 13 :


        
    
        
Artinya :Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa -
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.

12
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

Ayat diatas menjelaskan bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan terdiri

dari suku-suku dan bangsa-bangsa yang memiliki karakteristik yang berbeda,

sehingga dengan perbedaan yang ada memungkinkan bagi manusia dengan

manusia lainnya untuk berinteraksi. Pada dasarnya manusia memiliki rasa

ingin tahu termasuk rasa ingin tahu terhadap lingkungan sekitarnya, bahkan

ingin mengetahui apa yang terjadi di dalam dirinya. Rasa ingin tahu inilah

yang memaksa manusia untuk berkomunikasi. Melalui komunikasi inilah

seseorang dapat meminta bantuan dan membantu orang lain, sehingga tercipta

sebuah kerjasama dan saling ketergantungan, yang menjadi landasan

terbentuknya sebuah masyarakat (Ali, 2010)

Sejarah perkembangan dan perubahan yang terjadi pada perawatan

komunitas meliputi beberapa area penting, yaitu sebagai berikut: (Darmawan,

2012)

1. Evolusi keadaan kesehatan dari dunia Barat

2. Evolusi dari perawatan kesehatan modern

3. Konsekuensi untuk kesehatan secara menyeluruh

4. Tantangan dalam perawatan komunitas.

B. Konsep Keperawatan Komunitas

Salah satu bidang keperawatan adalah keperawatan komunitas yang

termasuk bagian integral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan pada

tingkat primer. Keperawatan adalah subsistem dari system pelayanan

13
kesehatan yang merupakan hasil pendidikan, pelatihan dan pendidikan.

Demikian pula halnya dengan keperawatan kesehatan masyarakat merupakan

subsistem dari pelayanan kesehatan masyarakat.

Pada dasarnya keperawatan kesehatan masyarakat merupakan

penggabungan dari konsep keperawatan dengan konsep kesehatan masyarakat

serta didukung oleh ilmu-ilmu lain. Keperawatan kesehatan komunitas trediri

dari tiga kata yaitu keperawatan, kesehatan dan komunitas dimana setiap kata

memiliki arti yang cukup luas.

Anderson, Elizabeth, T. dkk (2006) mendefinisikan ketiga kata tersebut

sebagai berikut:

1. Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak

terpenuhiya kebutuhan dasar manusia yabng dapat mempengaruhi

perubahan, penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal

setiap unit yang terdapat dalam system hayati tubuh manusia, baik

secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem.

2. Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari maslah kesehatan manusia,

mulai dari tingkat individu sampai tingkat ekosistem, serta perbaikan

fungsi setiap unit dalam system hayati tubuh manusia, mulai dari

tingkat sub sampai dengan tingkat sistem tubuh.

3. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih

sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta

saling tergantung untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang

penting untuk menunjang kehidupan sehari-hari.

14
Menurut WHO (1959) keperawatan komunitas adalah bidang

perawatan khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu

keperawtan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan social, sebagai

bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna

meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi social, perbaikan

lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit, dan bahaya yang

lebih besar. Semua itu ditujukan kepada individu dan keluarga, yang

mempunyai masalah di mana hal itu memengaruhi masyarakat secar

keseluruhan.

Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional

yang ditunjukkan pada masyarakat dengan penekanan kelompok resiko tinggi

dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan

kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,

pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan

kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam

perencenaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (Mia, 2008).

Di Indonesia di kenal dengan sebutan perawat kesehatan masyarakat

(PERKESMAS) yang dimulai sejak permulaan konsep Puskesmas

diperkenalkan sebagai institusi pelayanan kesehatan profesional terdepan yang

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara komprehensif.

Keperawatan sebagai bentuk komprehensif melakukan penekanan

tujuan untuk menekankan sterssor atau meningkatkan kemampuan komunitas

mengatasi stressor melalui pencegahan primer., sekunder, tersier. Peningkatan

15
kesehatan berupa pencegahan penyakit ini bisa melalui pelayanan

keperawatan langsung terhadap seluruh masyarakat dan mempertimbangkan

bagaimana masalah kesehatan masyarakat mempengaruhi kesehatan individu,

keluarga dan kelompok. Peningkatan peran serta masyarakat dalam bidang

kesehatan merupakan suatau proses di mana individu, keluarga dan lembaga

masyarakat, termasuk swasta mengambil tanggung jawab terhadap masyarakat

atas kesehatan diri keluarga dan masyarakat serta menjadi perilaku atau

perintis kesehatan dan pemimpin yang menggerakkan kegiatanj masyarakat di

bidang kesehatan beredasarkan atas kemandirian dan kebersamaan. Dari hal

tersebut masyarakat dapat berperan serta dengan menyumbangkan tenaga,

pikiranm atau pengetahuan, sarana serta dana yang dimilikinya untuk upaya

kesehatan.

Asuhan keperawatan komunitas dilakukan dengan pendekatan dari

proses penerapan proses keperawatan. Penerapan dari proses keperawatan

tersebut bervariasi pada setiap situasi, tetapi prosesnya memiliki proses yang

sama. Elemennya menggunakan metode pendekatan proses keperawatan.

Proses keperawatan adalah suatu kerangka operasional dalam pelaksanaan

askep yang berupa rangkaian kegiatan secara sistematis sehingga masyarakat

mampu secara mandiri dalam menghadapi maslah kesehatannya. Adanmya

kesungguhan, kesesuaian, bersiklus, berfokus adalah elemen-elemen penting

dalam asuhan keperawatan komunitas.

Dalam melaksanakan keperawatan kesehatan masyarakat, seorang

perawat keshatan komunitas harus mampu memberi perhatian terhadap

16
elemen-elemen tersebut akan tampak pada rangkaian kegiatan dalam proses

keperawatan yang berjalan berkesinambungan secara dinamis dalam suatu

siklus melalui tahap pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. (Darmawan, 2012)

Model keperawatan komunitas disusun mengacu pada model atau teori

keperawatan dan teori yang terkait dengan kesehatan masyarakat,

diantaranya ; menurut Chang (1982) perawatan komunitas adalah menyeluruh,

mampu berfungsi sebagai tim dalam memberikan pelayanan kesehatan

masyarakat, mampu berkomunikasi dan memotivasi masyarakat untuk

memecahkan masalah kesehatan pada masyarakat tersebut.

Sedangkan Ruth B Freeman (1981) mendefinisikan perawatan

komunitas adalah kesatuan yang unik dari praktek keperawatan dan kesehatan

masyarakat yang ditujukan kepada pengembangan dan peningkatan

kemampuan kesehatan baik sendiri sebagai perorangan maupun secara

kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus atau masyarakat, pelayanan ini

tercakup dalam spektrum pelayanan kesehatan untuk masyarakat (Mubarak,

2006).

Keperawatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan

kesehatan utama yang ditujukan pada masyarakat, prakteknya memerlukan

acuan atau landasan teoritis untuk menyelesaikan penyimpangan dalam

kebutuhan dasar komunitas. Banyak konseptual model keperawatan

dikembangkan oleh para ahli, salah satunya adalah konsep model dari Betty

17
Neuman (1972), yang menekankan pada pendekatan sistem untuk mengatasi

masalah kesehatan. (Mubarak, 2006).

Model teori Neuman didasari oleh teori sistem dimana terdiri dari

individu, keluarga atau kelompok dan komunitas yang merupakan target

pelayanan kesehatan. Kesehatan masyarakat ditentukan oleh hasil interaksi

yang dinamis antara komunitas dan lingkungan serta tenaga kesehatan untuk

melakukan tiga tingkatan pencegahan, yaitu pencegahan primer, sekunder dan

tersier.

1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau

diaplikasikan ke populasi yang sehat pada umumnya. Pencegahan primer

ini mencakup kegiatan mengidentifikasikan faktor resiko terjadinya

penyakit, mengkaji kegiatan-kegiatan promosi kesehatan dan pendidikan

dalam komunitas. Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan pada

umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.

Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah :222 :

      .......................................



Artinya :.65...................Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.

Ayat diatas menjelaskan kebersihan adalah upaya manusia untuk

memelihara diri dan lingkungannya dari segala yang kotor dan keji dalam

rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman.

Kebersihan merupakan syarat dari terwujudnya kesehatan karena kotor

dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit (Ali, 2010)

18
2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat

terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya

masalah kesehatan. Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosa

dini, intervensi yang tepat, memperpendek waktu sakit dan tingkat

keparahan atau keseriusan penyakit.

3. Pencegahan Tersier

Fokus pada tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan

kesehatan setelah terjadi gangguan beberapa sistem tubuh. Rehabilitasi

sebagai tujuan pencegahan tersier tidak hanya untuk menghambat proses

penyakitnya, tetapi juga mengendalikan individu kepada tingkat

berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya.

Model teori Neuman menggambarkan bahwa komunitas adalah

sistem terbuka yang mempunyai lima variabel yang saling mempengaruhi

satu dengan yang lainnya dalam komunitas yaitu fisiologis, psikologis,

sosiokultural, perkembangan dan spiritual (Mubarak, 2006).

Sumber energi infra struktur dikelilingi oleh tiga lapisan sistem

pertahanan stressor yaitu garis resisten, garis pertahanan normal, garis

pertahanan fleksibel. Ketiga lapisan pertahanan tersebut bertujuan untuk

melindungi infra struktur atau sumber energi dari stressor yang dapat

mempengaruhi komunitas.

19
Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas adalah semua orang yang

membentuk masyarakat (Anderson, 1988). Secara lebih rinci sasaran ini

terdiri dari tiga tingkat yaitu individu, keluarga dan komunitas.

1. Tingkat Individu

Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut

mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan (ketidakmampuan

dalam merawat dirinya sendiri) karena sesuatu hal dan sebab, maka akan

mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental dan

sosial.

Dalam praktek keperawatan komunitas, perawat memberikan asuhan

keperawatan kepada individu yang mempunyai masalah kesehatan

tertentu (misal : TBC, ibu hamil, dan lain-lain) dengan sasaran dan pusat

perhatian pada masalah dan pemecahan masalah kesehatan individu.

2. Tingkat Keluarga

Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang

bermasalah kesehatan yang dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan

menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga, dengan

memfungsikan keluargasupaya dapat:

1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya.

2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.

3. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit

4. Menciptakan lingkungan yang sehat.

20
5. Memanfaatkan sumber daya dalam keluarga untuk meningkatkan

kesehatan keluarga.

3. Tingkat Komunitas

Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga

dilihat dari sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan

untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat

komunitas asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan memandang

komunitas sebagai klien.

C. Paradigma Keperawatan Komunitas

Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen

pokok, yaitu manusia, keperawanan, kesehatan, dan lingkungan (Logan dan

Dawkins, 1987, dalam buku keperwatan Komunitas, 2008, Mia Fatma

Ekasari, S.Kep (Mia, 2008)

Paradigma keperawanan komunitas memandang manusia sebagai

makhluk biopsiko-sosial dan spiritual tang utuh serta unik, dalam arti

merupakan satu kesatuan yang utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik

karena mempunayai berbagai macam kebutuhan sesuai dengan tingkat

perkembangannya (konsorsium ilmu kesehatan, 1992, dalam buku

keperawanan komunitas, 2008 Mia Fatma Ekasari S.Kep)

Manusia selalu berusaha berusaha untuk memahami upaya, antara lain mi

potensi mengembangkan sumber – sumber yang diperlukan sesuai dengan

potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Dalam kehidupan sehari – hari,

manusia secara terus – menerus menghadapi perubahan yang terjadi di

21
lingklungan sekitarnya dan selalu berusaha beradaptasi terhadap pengaruh

lingkungan.

1. Manusia

Manusia berperan sebagai sasaran pelayanan atau asuhan

keperawanan dalam praktik keperawanan. Sebagai sasaran praktik

keperawanan, klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan

masyarakat.

1. Individu sebagai klien

Individu sebagai anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan

utuh dari aspek biologi, psikologi, sosial, dan spiritual. Peran

perawat para individu sebagai klien pada dasarnya yang

mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi, dan spiritual

karena adanya kelemahan fisik dan mental, keter batasan

pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kemandirian

pasien/klien.

2. Keluarga sebagai klien

Keluarga merupakan sekolompok individu yang berhubungan

erat secara terus – menerus dan terjadi interaksi satu sama lain,

baik secara perorangan maupun secara keseluruhan. Keluarga

dalam fungsinya memengaruhi lingkup keb rasa utuhan dasar

manusia, yaitu kebutuhan fisiologi, rasa aman dan nyaman,

dicintai danm mencintai, serta harga diri dan aktualisasi diri.

22
Berikut beberapa alasan yang menyebabkan keluarga

merupakan salah satu fokus pelayanan keperawatan.

1) Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan

merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan

masyarakat.

2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan,

mencegah, memperbaiki ataupun mengabaikan masalah

kesehatan di dalam kelompoknya sendiri. Hampir setiap

masalah kesehatan mulai dari awal sampai pada tahap

penyelesainnya akan dipengaruhi oleh keluarga.

Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan

kesehatan seluruh anggota keluarganya.

3. Masalah kesehatan di dalam keluarga saling berkaitan.

Penyakit yang diderita salah satu anggota keluarga akan

mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut. Peran dari

anggota keluarga akan mengalami perubahan, bila salah satu

dari anggota keluarga mengalami sakit. Di sisi lain, status

kesehatan dari klien juga sebagian akan ditentukan oleh kondisi

keluarganya.

4. Masyarakat sebagai klien

23
Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menuntut suat

sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus – menerus dan

terikat oleh suat identitas bersama. Masyarakat memiliki ciri –

ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh adat istiadat,

norma, hukum, dan peraturan yang khas dan memiliki identitas

yang kuat mengikat semua warga.

2. Kesehatan

Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas disefinisikan

sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif.

Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada

kreativitas, konstruktif, dan produktif.

Menurut Hendrik L. Belum ada empat faktor yang mempengaruhi

kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku manusia, pelayanan kesehatan

dan keturunan.

a. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat di dalam suat

wilayah. Lingkungan terdiri dari fisik dan lingkungan sosial.

Lingkungan fisik adalah lingkungan yang berkaitan dengan fisik,

seperti air, udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Sedangkan

lingkungan sosial adalah hasil interaksi manusia dengan manusia

lainnya, seperti kebudayaan, pendidikan , ekonomi, dan lain-lain.

Contohnya, suat daerah mengalami wabah diare dan penyakit kulit

akibat kesulitan air bersih.

24
b. Perilaku manusia

Perilaku manusia akan dipengaruhi oleh kebiasaan, adat

istiadat, kepercayaan, pendidikan ataupun sosial ekonominya.

Perilaku sangat memengaruhi kondisi kesehatan dari individu,

keluarga, kelompok serta masyarakat. Contohnya, seorang anak

balita menderita gizi buruk karena ibu memiliki kepercayaan

bahwa jika balita diberi makan telur akan berakibat bisulan dan

bila diberi makan ikan berakibat cacingan.

c. Keberadaan pelayanan kesehatan

Derajat kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi keberadaan

pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan hendaknya dapat

terjangkau dengan mudah, dilengkapi dengan fasilitas pelayanan

kesehatan yang memadai, serta tenga kesehatan yang terampil dan

biaya pelayanannya murah. Sehat merupakan tujuan dalam

pemberian pelayanan keperawatan, di mana kondisi sehat – sakit

berada dalam status rentang dari kondisi sehat optimal sampai

dengan status kesehatan yang terendah, yaitu Kematian, sedangkan

kondisi normal berada ditengah.

d. Keturunan

Keturunan merupakan faktor yang telah ada padadiri manusia

yang dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma.

Keempat faktor tersebut (lingkungan, perilaku, manusia, pelayanan

kesehatan, dan keturunan) saling berkaitan menunjang satu dengan

25
yang lainnya dalam menentukan derajat kesehatan individu,

keluarga, kelompok, dan masyarakat.

3. Keperawatan

Dalam keperawatan kesehatan komunitaskeperawatan

dipandang sebagai bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh

perawat kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang

mempunyai masalah kesehatan, meliputi promotif, preventif, kuratif,

dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan untuk

mencapai tingkat kesehatan yang optimal.

Keperawatan adalah suat bentuk pelayanan profesional sebagai

bahan integral pelayanan kesehatan dalam bentuk biologi, psikologi,

sosial, dan spiritual secara komprehensif yang ditujukan kepada

individu, keluarga, masyarakat baik secara sehat maupun sakit, dan

mencakup siklus hidup manusia.

Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik

maupun mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemajuan

menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari –hari secara

mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan,

pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan, serta pemeliharaan

kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama

(Primary Health Care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai

produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan kemampuan hidup

26
sehat dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang

dan tanggung jawab serta etika profesi keperawatan.

4. Lingkungan

Paradigma keperawatan berfokus pada lingkungan masyarakat, di

mana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan manusia.

Lingkungan di sini meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial

budaya, dan lingkungan spiritual.

D. Asuhan Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan professional

yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperwatan yang ditujukan pada

masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi (keluarga dengan

resiko tinggi, daerah tertinggal, miskin dan tidak terjangkau) dalam upaya

pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan,

pencegahan penyakit serta tidak mengabaikan perawatan (care) dan

rehabilitasi. Pelayanan yang diberikan dapat terjangkau oleh masyarakat dan

melibatkan masyarakat sebagai mitra dalam pemberian pelayanan

keperawatan.

Keperawatan komunitas ditujukan kepada individu, keluarga dan

masyarakat dan pelayanan yang diberikan sifatnya berkelanjutan dengan

menggunakan proses keperawatan dengan sifat asuhan yang menyuluruh dan

umum. Pendekatan yang digunakan dalam keperawatan komunitas. Strategi

yang digunakan untuk pemecahan masalah adalah melalui pendidikan

27
kesehatan, teknologi tepat guna serta memanfaatkan kebijaksanaan

pemerintah.

Setelah klien (individu, keluarga, atau masyarakat) kontak dengan

pelayanan kesehatan (rumah sakit atau puskesmas), perawat melakukan pratik

keperwatan dengan cara menggunakan proses keperawatan komunitas.

Dengan menggunakan proses keperawatan komunitas perawat

memakai latar belakang pengetahuan yang komprehensif untuk mengkaji

status kesehatan komunitas, mengidentifikasi masalah dan diagnosis,

merencanakan intervensi, mengimplementasikan, dan mengevaluasi

intervensi keperwatan.

Sesuatu dengan teori Neuman kelompok atau komunitas dilihat

sebagai klien dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu, komunitas yang

merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan

yang terdiri dari 5 tahapan yaitu pengkajian, penentuan diagnosis

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. (Anderson, Elizabeth,

T. dkk (2006)

1. Pengkajian

Pengkajian komunitas menurut Anderson dan Mc. Forlane (1985) yaitu

terdiri dari inti komunitas yang meliputi demografi, populasi, nilai-nilai

keyakinan, riwayat individu termasuk kesehatan, faktor-faktor

lingkungan adalah lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan

transfortasi, politik dan pemerintah, pelayanan kesehatan dan sosial

komunitas ekonomi dan rekreasi. Semua aspek ini dikaji melalui

28
pengamatan langsung, penggunaan data statistik, angket, wawancara

dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan aparat pemerintah.

2. Diagnosa keperawatan

Dari hasil pengkajian diperoleh data-data yang kemudian dianalisa untuk

mengetahui stressor yang mengancam masyarakat dan seberapa berat

yang muncul dalam masyarakat tersebut. Selanjutnya dirumuskan

masalah dan diagnosa keperawatan menurut Mueke (1984) dalam

Mubarak (2006), yang terdiri dari :

1. Masalah sehat- sakit

2. Karakteristik populasi

3. Karakteristik lingkungan (epidemiologi triangle)

3. Perencanaan

Strategi intervensi keperawatan komunitas mencakup tiga aspek,

yaitu primer, sekunder dan tersier, melalui pendidikan kesehatan dan

kerjasama (partnership). Untuk meningkatkan kerjasama dan proses

kelompok serta mendorong peran serta masyarakat dalam memecahkan

masalah kesehatan, yang dihadapi yang akhirnya untuk menumbuhkan

kemandirian masyarakat, maka diperlukan pengorganisasian komunitas

yang dirancang untuk membuat perubahan.

Menurut Rhotman (1986), ada tiga model pendekatan

pengorganisasian komunitas yaitu pendekatan perencanaan sosial (social

planning), pendekatan social action, namun yang dominan adalah dengan

pendekatan locality development yang berarti mengembangkan

29
masyarakat berdasarkan sumber daya dan sumber dana yang dimiliki,

serta mampu mengurangi hambatan yang ada.

Pendekatan pengembangan masyarakat (locality development)

dirancang untuk menumbuhkan kondisi kemajuan sosial dan ekonomi

masyarakat dengan partisipasi aktif masyarakat dan penuh percaya diri

dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, dan memotivasi

mereka untuk partisipasi aktif dalam memecahkan masalah kesehatannya

sendiri.

5. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan praktek keperawatan komunikasi berfokus pada tiga

tingkat pencegahan. (Anderson, Elizabeth, T. dkk (2006)

a. Pencegahan primer

Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, dilakukan sebelum terjadi

sakit. Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan dan

perlindungan khusus terhadap penyakit.

b. Pencegahan sekunder

Pencegahan pada diagnosa dini dan intervensi yang tepat untuk

menghambat proses penyakit atau kelainan, sehingga memperpendek

walau sakit dn tingkat keparahan.

c. Pencegahan tersier

Pencegahan ini dimulai pada saat cacat atau tidak dapat diperbaiki

lagi (ireversibel). Kegiatan rehabilitasi selain bertujuan menghambat

proses penyakit juga mengembalikan individu ke fungsi yang

30
optimal, intervensi atau tindakan yang dilakukan untuk pencapaian

tujuan dengan cara :

1) Aktifitas atau kegiatan program

2) Pembentukkan kelompok kerja kesehatan

(POKJAKES).

6. Evaluasi

Evaluasi merupakan respon komunitas atau masyarakat terhadap program

kesehatan yang telah dilaksanakan meliputi masukan (input),

pelaksanaan (process), hasil (output). Sedangkan fokus evaluasi

pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas adalah :

a. Relevansi antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan

b. Perkembangan atau kemajuan proses apakah sesuai dengan

perencanaan, bagaimana dengan peran staf atau pelaksanaan

tindakan, fasilitas dan jumlah peserta.

c. Efisiensi biaya : pencarian sumber dana dan penggunaannya

d. Efektifitas kerja : apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau

masyarakat puas.

e. Dampak: apakah status kesehatan meningkat setelah dilakukan

intervensi.

Untuk mengimplementasikan konsep keperawatan komunitas yang telah

dipelajari, maka mahasiswa melakukan Praktek Profesi Ners Keperawatan

Komunitas, Keluarga, dan Gerontik ini yang dilaksanakan di Dusun

Panaikang, Desa Moncongloe, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros.

31
Laporan kegiatan praktik mahasiswa akan dilaporkan secara rinci pada bab

berikut.

32

Anda mungkin juga menyukai