K1 - Askep Fraktur
K1 - Askep Fraktur
DISUSUN OLEH
NURSAIDAH ( 050 STYC 15 )
Penulis,
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................2
BAB IIKONSEP TEORI FRAKTUR
A. Definisi....................................................................................................4
B. Etiologi....................................................................................................4
C. Klasifikasi................................................................................................5
D. Manifestasi Klinis....................................................................................8
E. Patofisiologi.............................................................................................9
F. Pathway.................................................................................................11
G. Komplikasi............................................................................................11
H. Pemeriksaan Penunjang.........................................................................12
I. Penatalaksanan......................................................................................12
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR
A. Pengkajian Fokus..................................................................................16
B. Diagnosa Keperawatan..........................................................................19
C. Intervensi...............................................................................................20
BAB IV PROSES PENYEMBUHAN FRAKTUR
A. Proses Penyembuhan pada Fraktur........................................................23
B. Prinsip Biomekanika alat fiksasi...........................................................24
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................27
B. Saran......................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28
A. Latar Belakang
World Health Organization (WHO)mencatat di tahun 2011 terdapat lebih
dari5,6 juta orang meninggal dikarenakan insidenkecelakaan dan sekitar 1,3
juta orang mengalamikecacatan fisik. Kecelakaan memiliki prevalensicukup
tinggi yaitu insiden fraktur ekstremitasbawah sekitar 40% (Depkes RI, 2011).
Fraktur diIndonesia menjadi penyebab kematian terbesarketiga di bawah
penyakit jantung koroner dantuberculosis. Menurut hasil data Riset
KesehatanDasar (Rikesdas) tahun 2011, di Indonesiaterjadi fraktur yang
disebabkan oleh cideraseperti terjatuh, kecelakaan lalu lintas dantrauma
tajam/tumpul. Riset Kesehatan Dasar(2011) menemukan ada sebanyak
45.987peristiwa terjatuh yang mengalami fraktursebanyak 1.775 orang (3,8 %).
Kasus kecelakaanlalu lintas sebanyak 20.829 kasus, dan yangmengalami
fraktur sebanyak 1.770 orang (8,5%), dari 14.127 trauma benda
tajam/tumpul,yang mengalami fraktur sebanyak 236 orang (1,7%). (Dikutip
dalam Andi, Yesi, dan Ganis, 2011). Oleh karena itu, kami tertarik untuk
membahas tentang konsep dasar, asuhan keperawatan, dan proses
penyembuhan fraktur.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari fraktur?
2. Bagaimanakah Etiologi dari fraktur?
3. Bagaimanakah Klasifikasi dari fraktur?
4. Bagaimanakah Manifestasi Klinis dari fraktur?
5. Bagaimanakah Patofisiologi dari fraktur?
6. Bagaimanakah Komplikasi dari fraktur?
7. Bagaimanakah Pathway dari fraktur?
8. Bagaimanakah Pemeriksaan Penunjang dari fraktur?
9. Bagaimanakah Penatalaksanan dari fraktur?
A. Definisi
Fraktur adalah putusnya hubungan suatu tulang atau tulang rawan
yangdisebabkan oleh kekerasan (E. Oerswari, 1989 : 144)
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan
atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Sjamsuhidayat.
2005).
Jadi, fraktur adalah jaringan tulang atau tulang rawan yang mengalami
terputusnya kontinuitas akibat trauma benda tumpul maupun benda tajam.
B. Etiologi
1. Peristiwa Trauma (kekerasan)
a) Kekerasan langsung
Merupakan pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang patah
secara spontan. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur melintang dan
kerusakan pada kulit di atasnya misalnya tulang kaki terbentur bumper
mobil, maka tulang akan patah tepat di tempat terjadinya benturan. Patah
tulang demikian sering bersifat terbuka, dengan garis patah melintang
atau miring.
b) Kekerasan tidak langsung
Menyebabkan patah tulang di tempat yang jauh dari tempat terjadinya
kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian yang paling lemah dalam
hantaran vektor kekerasan. Contoh patah tulang karena kekerasan tidak
langsung adalah bila seorang jatuh dari ketinggian dengan tumit kaki
terlebih dahulu. Yang patah selain tulang tumit, terjadi pula patahtulang
pada tibia dan kemungkinan pula patah tulang paha dan tulangbelakang.
Demikian pula bila jatuh dengan telapak tangan sebagai penyangga,dapat
menyebabkan patah pada pergelangan tangan dan tulang lengan bawah.
c) Kekerasan akibat tarikan otot
C. Klasifikasi
Fraktur dapat dibedakan jenisnya berdasarkan hubungan tulang dengan
jaringan disekitar, bentuk patahan tulang, dan lokasi pada tulang fisis.
1. Berdasarkan Hubungan Tulang dengan Jaringan diSekitar
Fraktur dapat dibagi menjadi:
a) Fraktur tertutup (closed),bila tidak terdapat hubungan antara fragmen
tulang dengan dunia luar.
b) Fraktur terbuka (open/compound), bila terdapat hubungan antara fragmen
tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan di kulit. Fraktur
terbuka terbagi atas tiga derajat (menurut R. Gustillo), yaitu:
Derajat I:
D. Manifestasi Klinis
1. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang
diimobilisasi, spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk
bidaialamiah yang di rancang untuk meminimalkan gerakan antar
fragmentulang.
E. Patofisiologi
Fraktur dibagi menjadi fraktur terbuka dan fraktur tertutup.Tertutup bila
tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunialuar. Sedangkan
fraktur terbuka bila terdapat hubungan antara fragmentulang dengan dunia luar
oleh karena perlukaan di kulit (Smelter dan Bare, 2002). Sewaktu tulang patah
perdarahan biasanya terjadi di sekitar tempatpatah ke dalam jaringan lunak
sekitar tulang tersebut, jaringan lunak jugabiasanya mengalami kerusakan.
Reaksi perdarahan biasanya timbul hebatsetelah fraktur. Sel-sel darah putih dan
sel anast berakumulasimenyebabkan peningkatan aliran darah ketempat
tersebut aktivitasosteoblast terangsang dan terbentuk tulang baru umatur yang
disebutcallus. Bekuan fibrin direabsorbsidan sel- sel tulang baru
mengalamiremodeling untuk membentuk tulang sejati. Insufisiensi pembuluh
darahatau penekanan serabut syaraf yang berkaitan dengan pembengkakan
yangtidak di tangani dapat menurunkan asupan darah ke ekstrimitas
danmengakibatkan kerusakan syaraf perifer. Bila tidak
G. Komplikasi
1. Malunion, adalah suatu keadaan dimana tulang yang patah telahsembuh
dalam posisi yang tidak pada seharusnya, membentuksudut atau miring.
2. Delayed union adalah proses penyembuhan yang berjalan terustetapi
dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.
3. Nonunion, patah tulang yang tidak menyambung kembali.
4. Compartment syndroma adalah suatu keadaan peningkatan tekananyang
berlebihan di dalam satu ruangan yang disebabkanperdarahan masif pada
suatu tempat.
5. Shock terjadi karena kehilangan banyak darah dan
meningkatnyapermeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan
menurunnyaoksigenasi. Ini biasanya terjadi pada fraktur.
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar Rontgent : menentukan lokasi/luasnya fraktur/trauma
2. Scan tulang,CT Scan, MRI : memperlihatkan fraktur,
mengidentifikasikerusakan jaringan lunak
3. Arteriogram ; Dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai
4. Hitung darah lengkap : Ht ↑ / ↓, leukosit ↑
5. Kreatinin : trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirensginjal
6. Profil koagulasi : pada keadaan kehilangan darah banyak, transfusemultiple,
atau cedera hati
I. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan fraktur adalah untuk menempatkan ujung-ujung
daripatah tulang supaya satu sama lain saling berdekatan, selain itu menjaga
agartulang tetap menempel sebagaimana mestinya. Proses penyembuhan
memerlukanwaktu minimal 4 minggu, tetapi pada usia lanjut biasanya
A. Pengkajian
Bila tidak ada riwayat trauma, berarti fraktur patologis. Trauma
harusdiperinci kapan terjadinya, di mana terjadinya, jenisnya, berat-ringan
trauma, arahtrauma, dan posisi pasien atau ekstremitas yang bersangkutan
(mekanismetrauma). Jangan lupa untuk meneliti kembali trauma di tempat lain
secara sistematik dari kepala, muka, leher, dada, dan perut (Mansjoer, 2000)
1. Identitas Pasien
Kejadian fraktur lebih sering terjadi pada laki-lakidari pada perempuan
dengan usia di bawah 45 tahun dansering berhubungan dengan olahraga,
pekerjaan ataukecelakaan, sedangkan pada usia lanjut (usila)
prevalensicenderung lebih banyak terjadi pada perempuanberhubungan
dengan adanya kejadian osteoporosis yangberhubungan dengan perubahan
hormone pada fasemenapouse (Lukman & Ningsih, 2009).
2. Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasanyeri. Nyeri
tersebut bisa akut atau kronik tergantung dan lamanyaserangan. Untuk
memperoleh pengkajian yang lengkap tentangrasa nyeri klien digunakan:
a. Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi yangmenjadi
faktor presipitasi nyeri.
b. Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan ataudigambarkan
klien. Apakah seperti terbakar, berdenyut, ataumenusuk.
c. Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakahrasa sakit
menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakitterjadi.
d. Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yangdirasakan klien,
bisa berdasarkan skala nyeri atau klienmenerangkan seberapa jauh rasa
sakit mempengaruhikemampuan fungsinya.
e. Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambahburuk
pada malam hari atau siang hari
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan luka post
operasi,trauma jaringan yang ditandai dengan keluhan nyeri, wajah
meringis,perilaku berhati-hati.
C. Intervensi
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan luka post
operasi,trauma jaringan yang ditandai dengan keluhan nyeri, wajah
meringis,perilaku berhati-hati.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24
jamdiharapkan kebutuhan rasa nyaman terpenuhi.
Kriteria Hasil : Pasien menyatakan nyeri berkurang dan dapat
dikontrol,ekspresi wajah tenang.
Intervensi :
a. Kaji nyeri dengan skala
Rasional : Untuk mengetahui tingkat nyeri dan menentukantindakan
selanjutnya.
b. Motivasi penggunaan tehnik distraksi, contoh napas dalam
Rasional : Meningkatkan relaksasi, dan dapat meningkatkankemampuan
koping, mengurangi nyeri.
c. Berikan tindakan kenyamanan, contoh pijatan, perubahan posisi
Rasional : meningkatkan sirkulasi umum, memberikan rasanyaman
d. Kolaborasi pemberian obat analgesik
Rasional: mungkin dibutuhkan untuk penghilangannyeri/
ketidaknyamanan.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan immobilitas fisik, bedrest,
kerusakan neuromuskuler yang ditandai dengan keterbatasan rentang
gerak, membutuhkan bantuan untuk mobilitas
BAB IV
PROSES PENYEMBUHAN
Lokasi Waktupenyembuhan
Metacarpal/metatarsal/kosta/ falang 3-6 minggu
Distal radius 6 minggu
Diafisis ulna dan radius 12 minggu
Humerus 10- 12 minggu
Klavikula 6 minggu
Panggul 10-12 minggu
Femur 12-16 minggu
Kondilus femur/tibia 8-10 minggu
Tibia/fibula 12-16 minggu
Vertebra 12 minggu
Sumber : Rasjad (2007)
BAB V
PENUTUP
B. Saran
Makalah mengenai‘Asuhan Keperawatan Fraktur’ini dapat kami selesaikan
tanpa ada halangan suatu apapun. kami menadari dalam penyusunanmasih
banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat diharapkan.Semoga penyusun makalah berikutnya dapat
melengkapi dan memberi referensi baru.
DAFTAR PUSTAKA