Pemilik Jurnal:
Pengaruh Kemasan Plastik Dan Suhu Penyimpanan Terhadap Masa Simpan Buah
Manggis (Garcinia mangostana L) Effect of plastic packaging and storage temperature
on the shelf life of the mangosteen fruit (Garcinia mangostana L)
Pemilik jurnal :
Pemilik jurnal :
Oleh:
IRPANDI
1706122371
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
PENDAHULUAN
Komoditas hortikultura pascapanen adalah merupakan produk hidup yang masih aktif
melakukan aktifitas metabolismenya. Hal ini dicirikan dengan adanya proses respirasi yang
masih berjalan seperti halnya sebelum produk tersebut dipanen. Keragaman akan laju
respirasi pascapanennya sering dijadikan sebagai indicator tingkat laju kemunduran dari
produk tersebut. Semakin tinggi tingkat laju respirasinya maka semakin cepat laju
kemunduran dan semakin cepat kematian yang terjadi.
Disamping itu, keragaman akan kondisi fisik-morfologis buah dan sayuran mencirikan
pula akan kepekaannya terhadap kerusakan mekanis dan patologis. Kerusakan mekanis
meliputi benturan (impact), tekanan (compression) dan getaran (vibration). Kerusakan
patolgis adalah diakibatkan oleh serangan mikroorganisme patogenik terutama oleh
cendawan dan bakteri. Kondisi fisik-morfologis produk juga berpengaruh terhadap traspirasi
atau penguapan air dari produk itu sendiri. Seperti halnya sayuran daun dimana rasio antara
volume dan berat yang tinggi cenderung transpirasi berjalan tinggi. Sebaliknya produk seperti
buah-buahan dimana rasio tersebut lebih rendah maka transpirasi berjalan lebih lambat.
Kehilangan berat sebanyak 5% akibat transpirasi untuk produk sayuran dan 10% untuk buah
maupun umbi-umbian berakibat pada berkurangnya nilai komersial secara berarti (I Made S
Utama, 2006).
Penanganan pasca panen hasil hortikultura yang umumnya dikonsumsi segar dan
mudah “rusak” (perishable), bertujuan mempertahankan kondisi segarnya dan mencegah
perubahan- perubahan yang tidak dikehendaki selama penyimpanan, seperti pertumbuhan
tunas, pertumbuhan akar, batang bengkok, buah keriput, polong alot, ubi berwarna hijau
(greening), terlalu matang, dll. Perlakuan dapat berupa: pembersihan, pencucian, pengikatan,
curing, sortasi, grading, pengemasan, penyimpanan dingin, pelilinan, dll (Mutirawati, 2007)
Untuk menekan kehilangan tersebut perlu diketahui : Sifat biologi hasil tanaman yang
ditangani : struktur dan komposisi hasil tanaman Dasar-dasar fisiologi pasca panen :
respirasi, transpirasi, produksi etilen Teknologi penangan pasca panen yang sesuai
Kehilangan air dapat berakibat terhadap kehilangan secara qualitatif dan kuantitatif dari
produk. maka kehilangan air adalah bersifat kuantitatif. Sekitar 5% kehilangan berat
dibutuhkan untuk mengurangi potensi pasar dari sayuran berdaun, dan sekitar 10% untuk
produk lainnya seperti apel dan kentang (Hardenberg et al, 1986).
II. Respirasi
Secara fisiologis bagian tanaman yang dipanen dan dimanfaatkan untuk konsumsi
segar adalah masih hidup, dicirikan dengan adanya aktivitas metabolisme yang dinamakan
respirasi (Salunkhe dan Desai, 1984). Respirasi berlangsung untuk memperoleh energi untuk
aktivitas hidupnya. Dalam proses respirasi ini, bahan tanaman terutama kompleks karbohidrat
dirombak menjadi bentuk karbohidrat yang paling sederhana (gula) selanjutnya dioksidasi
untuk menghasilkan energi. Hasil sampingan dari respirasi ini adalah karbondioksida (CO2),
uap air (H2O) dan panas. Semakin tinggi laju respirasi maka semakin cepat pula
perombakan-perombakan tersebut yang mengarah pada kemunduran dari produk tersebut.
Agar supaya penyimpanan komoditi panenan hortikultura dapat berjalan baik sesuai
dengan yang diharapkan yaitu dapat memperpanjang masa kesegaran komoditi bersangkutan,
maka dalam penyimpanan diperlukan adalah pengetahuan terhadap beberapa faktor yang
mempengaruhi keberhasilan penyimpanan tersebut.
a,Suhu
Suhu dalam penyimpanan seharusnya dipertahankan agar tidak terjadi kenaikan dan
penurunan. Biasanya dalam penyimpanan dingin, suhu dipertahankan berkisar antara 1OC
sampai dengan 2OC.
b.kelembapan
Kelembaban Untuk kebanyakan komoditi yang mudah rusak, kelembaban relatif dalam
penyimpanan sebaiknya dipertahankan pada kisaran 90 sampai 95%. Kelembaban di bawah
kisaran tersebut akan menyebabkan kehilangan kelembaban komoditi
c. Komposisi atmosfir
bertujuan untuk memberikan arti bagi upaya memperpanjang masa kesegaran, maka
hendaknya sayuran, buah-buahan maupun bunga potong yang akan disimpan terbebas dari
luka atau lecet maupun kerusakan lainnya
e. Penyimpanan Dingin
Agar supaya penyimpanan komoditi panenan hortikultura dapat berjalan baik sesuai
dengan yang diharapkan yaitu dapat memperpanjang masa kesegaran komoditi bersangkutan,
maka dalam penyimpanan diperlukan adalah pengetahuan terhadap beberapa faktor yang
mempengaruhi keberhasilan penyimpanan tersebut. Faktor-faktor tersebut meliputi suhu,
kelembaban udara, Komposisi atmosfir (udara), dan kualitas bahan yang disimpan.
Selain itu berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase susut bobot
pada suhu ruang lebih tinggi dari pada persentase susut bobot pada suhu 140C, dikarenakan
adanya peningkatan respirasi pada suhu penyimpanan yang tinggi, Hal ini sesuai dengan
pernyataan Pantastico (1986), suhu antara 00C dan 350C laju respirasi pada buah-buhan dan
sayur-sayuran meningkat 2-2,5 untuk tiap kenaikan 10C. Penyimpanan pada suhu rendah
mampu mempertahankan daya simpan komoditi-komoditi pertanian, karena dapat
menurunkan laju respirasi dan memperkecil transpirasi. Berdasarkan hasil analisis ragam
Anova pada hari terakhir susut bobot buah manggis menunjukkan bahwa variasi kemasan dan
suhu penyimpanan tidak berpengaruh nyata terhadap susut bobot buah manggis, sehingga
tidak ada uji lanjut.
Bari, L., P. Hasan, N. Absar, M.E. Haque, M.I.I.E. Khuda, M.M. Pervin, S. Khatun, dan
M.I. Hossain. 2006. Nutritional Analysis of Local Varieties of Papaya (Carica
papaya L.) at Different Maturation Stages. Pakistan J. Biol. Sci. 9:137- 140.
Dinarwi, 2011. Pengaruh Lama Penyimpanan dan Jenis Pengemas Terhadap Kadar Gula
dan Keasaman Buah Tomat. ( Lycopersicon esculentum Mill ). Berita Litbang
Industri.2011 Volume XLVI: 21- 29.
Murti R 2004.Pola Pewarisan Karakt er Buah Tomat. J. Zuriat. 15(2): 114-119.
Pantastico, E.B. 1989. Fisiologi Pascapanen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-buahan
dan Sayur-sayuran Tropika dan Sub tropika. Editor : Pantastico, E.B. (1989).
Penterjemah : Kamariyani, University Gajah Mada Press, Yogyakarta :87.