Anda di halaman 1dari 8

Nama : Lelly Rahayu

NIM : D42172374

Prodi : AKP

Matkul : Audit Sistem Informasi

Penerapan Supply Chain Management (SCM) di PT Nippon Indosari Corpindo


Tbk.

Melihat kesuksesan Sari Roti sekarang dengan banyak produk varian roti
unggulannya, saya tertarik untuk menganalisis bagaimana Supply Chain Management
dari PT Nippon Indosari Corpindo,Tbk. dalam memasok bahan baku, melakukan
proses produksi, distribusi produk, hingga akhirnya sampai kepada konsumen. Perlu
diketahui pula bahwa produk Sari Roti diproduksi tanpa bahan pengawet sehingga
memiliki jangka waktu kedaluwarsa yang pendek dan hal ini tentu membuat
perusahaan benar-benar bekerja keras dalam membuat strategi distribusi produk yang
baik untuk meminimalisir penarikan produk yang tidak laku dan sudah kedaluwarsa.
Sesuai dengan teori Supply Chain Management,alurnya dapat dijabarkan sebagai
berikut.

Analisis Supply Chain Management PT Nippon Indosari Corpindo,Tbk. :

 Supplier

Bahan baku untuk membuat roti dikirim oleh pemasok ke pabrik Sari Roti. Bahan
baku yang baru dikirim tersebut kemudian harus melewati seleksi ketat untuk
memenuhi standar yang telah ditetapkan perusahaan dengan tujuan mendapatkan
bahan baku terbaik untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Setelah memenuhi
standar perusahaan, bahan baku tersebut disimpan di dalam gudang khusus bahan
baku yang disesuaikan dengan persyaratan penyimpanan masing-masing bahan baku.
Sebagian besar bahan baku langsung diolah untuk memproduksi roti, sehingga
persediaan bahan baku di gudang tidak menumpuk terlalu banyak guna
meminimalkan kerugian perusahaan apabila bahan baku tersebut rusak atau
kedaluwarsa.

 Production

Dalam proses produksi, perusahaan mengutamakan kecepatan dan efisiensi produksi


tanpa mengabaikan kualitas produk yang dihasilkan. Perusahaan melakukan kegiatan
produksi secara terus menerus setiap harinya, yaitu dilakukan 24 jam dalam sehari
selama 7  hari untuk setiap minggunya. Dalam hal ini, perusahaan mengatur jam kerja
karyawan dalam 3 shift jam kerja setiap harinya agar produksi roti dapat terus
berjalan. Dikarenakan kegiatan produksi yang berjalan terus-menerus, perusahaan
dapat memproduksi banyak roti perharinya yaitu sekitar 2 juta potong roti setiap hari.

Untuk mengefisiensi waktu dan menghemat biaya distribusi, perusahaan membangun


pabrik di lokasi wilayah pemasaran produk Sari Roti. Dalam proses produksi juga
dibuat seefektif mungkin sesuai dengan alur manajemen operasi dimana mesin-mesin
diletakkan berurutan dan berdekatan sesuai urutan proses. Adapun pembuatan roti
menggunakan metode Sponge and Dough Mixing, dimana dengan menggunakan
metode ini, proses produksi memerlukan waktu yang lebih lama namun terjamin akan
mendapatkan kualitas yang terbaik.

Berkaitan dengan menekan biaya produksi, perusahaan menggunakan strategi Mass


Customization, dimana perusahaan membuat produk yang variatif yang diproduksi
dengan cepat dengan harga yang murah. Strategi ini didasarkan dari adanya
permintaan konsumen yang tinggi akan variasi Sari Roti, sehingga dengan begitu
perusahaan berusaha selalu memenuhi kebutuhan konsumen dengan memproduksi
roti dalam jumlah besar dan tidak lupa dengan menekan  biaya produksi agar harga
jual produk Sari Roti menjadi terjangkau untuk masyarakat.

 Distribution

Agen distribusi Sari Roti tersebar secara luas di wilayah Jawa, Sumatra dan Makassar.
Dalam proses pendistribusian, perusahaan memberlakukan sistem Just In
Timesehingga perusahaan tidak menimbun persediaan dan dapat menjamin produk
senantiasa baru dan berkualitas. Agen-agen ini namun tidak terlalu banyak ditemui
karena, perusahaan lebih banyak melakukan pendistribusian kepada gerai-gerai yang
cakupan persebarannya lebih luas dan mudah ditemukan seperti di minimarket
(Indomart dan Alfamart) dan supermarket (Hypermart dan Giant).

 Retailer/ Wholesaler

Perusahaan mendistribusikan produk Sari Roti ke agen-agen penjual dengan jumlah


pasokan yang tepat , dalm artian tidak terllau banyak dan juga tidak terlalu sedikit.
Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kerugian atau pengembalian produk yang
tidak laku akibat terlalu banyak pasokan di agen penjual. Selain itu, pasokan produk
yang terlalu sedikit juga bisa menambah biaya distribusi apabila produk tersebut habis
dan ada permintaan pelanggan. Maka dari itu, perusahaan memberlakukan peraturan
yaitu melakukan pengiriman ke gerai atau agen penjual setiap hari, bisa 2 kali sehari
tergantung dari permintaan pelanggan. Adapun pengajuan pemesanan paling lambat
dilakukan 2 hari sebelum pengiriman produk ke gerai agar produk Sari Roti dapat
dikirim dalam keadaan baru.

 Customer

Melalui distribusi maksimal yang dilakukan oleh perusahaan, pelanggan dapat dengan
mudah menemukan dan membeli produk Sari Roti di gerai-gerai terdekat. Produk Sari
Roti tersebut juga terjaga kualitasnya karena perusahaan selalu memantau dan
mengusahakan untuk selalu memberi yang terbaik untuk konsumen dengan selalu
memperhatikan keseluruhan proses pengolahan dari bahan baku hingga barang jadi,
sampai pada proses pendistribusian kepada masyarakat.

Untuk menunjang kelancaran Supply Chain Management , PT Nippon Indosari


Corpindo, Tbk.  menggunakan sistem SAP (System Analysis And Program
Development) untuk memantau keadaan pasar saat ini, pasokan bahan baku, jumlah
produk yang dipesan, dan bagaimana penjualan produk pada agen-agen penjual.
Perusahaan juga senantiasa memperhatikan masa kedaluwarsa produk roti yang
beredar di agen-agen penjual, yaitu dengan melakukan penarikan roti 1 hari sebelum
tanggal kedaluwarsa. Untuk mempermudah pengecekan, perusahaan memberlakukan
adanya perbedaan warna pengikat kemasan roti untuk setiap harinya dalam 1 minggu.
Produk Sari Roti yang ditarik akan dikirim kembali ke pabrik, kemudian dimasukkan
ke dalam mesin penghancur, lalu akan dijual kepada pihak ketiga untuk diolah
menjadi makanan ternak dan ikan.

Dari hasil penjabaran analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa PT Nippon Indosari
Corpindo, Tbk. menjalankan proses Supply Chain Managementsecara lengkap dengan
tidak memotong bagian distribusi untuk menghemat biaya. Sebagai gantinya,
perusahaan menghemat biaya dari pemilihan bahan baku dan juga proses produksi
yang dikerjakan sebaik mungkin serta pengawasan yang dilakukan terus menerus
untuk menjamin kualitas yang bagus untuk produk Sari Roti. Selain itu, perusahaan
ini juga mempunyai strategi yang bagus dalam pendistribusian produk yaitu pada
gerai atau agen-agen yang tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia sehingga dapat
memaksimalkan distribusi produk kepada konsumen dan tentunya melalui hal ini juga
dapat diperoleh laba yang maksimal. Pengolahan limbah juga tergolong bagus karena
dapat menghasilkan profit lagi dengan pengolahan kembali menjadi pakan ternak dan
ikan. Dengan begini, dapat dikatakan bahwa PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk.
dapat menjalankan proses Supply Chain Managementdengan sangat baik.

Penerapan Supply Chain Management (SCM) di PT Nippon Indosari Corpindo


Tbk.
Nama Perusahaan : PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.
Berdasarkan data Kementrian Perindustrian (Kemeperin) tahun 2010, industri
makanan, minuman, dan tembakau memberikan kontribusi cukup besar terhadap
pertumbuhan industri nasional, yaitu sebesar 34,35%. Dalam proses pemasaran
maupun produksi, istilah SCM sudah tidak asing lagi mengingat peranan dan fungsi
yang besar dalam keberlangungan suatu perusahaan. Industri terigu merupakan salah
satu industri yang potensial karena merupakan bahan baku dalam pembuatan roti,
biskuit maupun snack. Tentunya, industri roti  memegang peranan penting sebagai
hilirisasi dari industri terigu. Secara pemasaran industri roti akan mendorong
terbentuknya toko-toko roti (bakery) sebagai mediator antara produsen dengan
konsumen sehingga membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat. Industri Bakery
Indonesia dibagi 3 segementasi yaitu home/small 80%, produksi massa 10% dan
Boutique Bakery 8-10%.
PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. berdiri berdasarkan akta nomor 24 tanggal
26 Mei 1994. PT NIC merupakan gabungan dari PT Sari Indoroti dengan Nissho Iwai
Corporation dan Shikishima Baking Co. Ltd. yang merupakan gabungan perusahaan
Indonesia-Jepang. Kemudian pada 8 Maret 1995 dengan akta nomor 11 berdirilah PT
Nippon Indosari Corpindo Tbk. Perusahaan ini bergerak di bidang bakery dengan
produk utama bermerek ‘Sari Roti’ yang diluncurkan di pasaran pada Januari 1997.
Selanjutnya produk ‘boti’ pada Januari 2001.
Dalam pelaksanaan produktivitasnya PT Nippon Indosari Corpindo khususnya
dalam menghasilkan bakery (products) dibutuhkan supply chain management untuk
menghasilkan karakteristik bakery yang bagus. Hal ini menyangkut berbagai macam
hal, diantaranya adalah sebagai berikut:
-          Raw material yang diperlukan untuk produksi berjumlah cukup besar. Selain
itu bahan juga merupakan bahan mentah yang mempunyai waktu kadarluasa.
-          Barang hasil produksi memiliki waktu kadarluasa yang sangat singkat (kurang
lebih empat samapi lima hari). Hal ini mengakibatkan diperlukannya sistem
supply yang baik untuk dapat menanggulangi masalah tersebut.
Bagan SCM dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Menurut sumber yang ada, sebelumnya PT NIC menggunakan SAP (System


Application And Product In Data Processing) sebagai ERP, setelah itu diikuti
implementasi SCM ke dalam business plan-nya.
Implementasi SAP di Nippon Indosari Corpindo sendiri dimulai pada tahun
2007. Implementasi yang dilakukan adalah implementasi penuh dari pembelian bahan
mentah hingga distribusi produk roti. Hal ini berarti bahwa modul SCM dipakai,
karena untuk melakukan penjadwalan pembelian diperlukan modul tersebut. Selain itu
modul finansial diterapkan. Dengan pemanfaatan ini, maka kondisi setiap pabrik
dapat diintegrasikan secara real-time.
Selanjutnya pada penerapan SCM di Nippon Indosari Corpindo terjadi
peningkatan efisiensi dalam penanggulangan stok barang. Selain itu dengan adanya
sistem terintregasi berkat SAP stok menjadi mudah dipantau. Hal ini juga
berpengaruh terhadap distribusi barang jadi (roti) di setiap pabrik. Dengan adanya
peningkatan tersebut maka penjualan juga meningkat. Berikut tabel di bawah
menunjukkan penjualan net perusahaan di tahun 2005 hingga 2009.

Dari sini dapat terlihat bahwa terjadi peningkatan yang drastis pada total
seluruh penjualan tahun 2007 ke atas. Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya sebelum penerapan SCM SAP, maka dapat dilihat jelas bahwa penerapan
SCM SAP meningkatkan sales perusahaan ini.

Perangkat lunak dan teknologi yang digunakan PT Nippon Indosari Corpindo


Tbk. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1.  Konsep Just In Time (JIT)
Karena barang hasil produksi PT NIC yang berupa roti memiliki waktu
kadarluasa yang sangat singkat (kurang lebih empat samapi lima hari), maka
diperlukan konsep Just In Time (JIT). JIT berprinsip hanya memproduksi  jenis-jenis
barang yang diminta (what) sejumlah yang diperlukan (how much) dan pada saat
dibutuhkan (when) oleh konsumen. Tujuannya untuk mengefisienkan proses sehingga
tidak diperlukan adanya stok di pusat distribusi. Jadi ketika pemasok mengirim barang
hari ini ke DC (Distribution Center), maka keesokan harinya barang itu sudah
terkirim ke gerai-gerai. Singkatnya, konsep ini memungkinkan prosesnya lebih
transparan dalam distribusi produk karena tidak ada produk yang terdegradasi
(tertinggal) di gudang. Pada dasarnya fungsi DC adalah untuk meredistribusi produk,
bukan untuk menyimpan produk. Jadi melalui konsep JIT ini mengembalikan DC ke
fungsi sebenarnya.
2.  APO ( Advance Planning & Optimization) tool
APO tool adalah tool yang dipakai dalam supply chain management, di
dalamnya termasuk rencana untuk produksi, warehousing, dan transportasi. SAP APO
tool mempunyai kemampuan untuk merencanakan kebutuhan pelanggan. Kebutuhan
tersebut kemudian akan dikorelasikan dengan aset yang dimiliki perusahaan dan
inventori yang ada. Setelah itu hasil dari penggabungan ini akan menjadi input untuk
supply network planning, kemudian mengubahnya menjadi demand planning,
termasuk  rencana  produksi, pergudangan, dan transportasi, di dalamnya juga ada 
saldo material, tenaga kerja, dan  antisipasi permintaan pelanggan (termasuk kendala
yang ada dalam memenuhi permintaan pelanggan).
Di dalam APO tool terdapat dermand planning dan supply network planning
yang dapat mendukung perusahaan pada seluruh penjualan, proses perencanaan
operasi produksi dan penjadwalan rinci. Ini menjamin setiap aset produksi  dapat
mencapai efisiensi maksimum (dalam hal ini adalah dalam bidang produksi, mulai
dari bahan baku mentah yang masuk ke pabrik kemudian sampai ke tangan
konsumen). Tujuan akhirnya ialah memungkinkan pelanggan untuk mendapatkan
produk sesegera mungkin, membantu perusahaan memenuhi kebutuhan permintaan 
pelanggan  yang melebihi posisi persediaan saat ini.

3.                  RFID (Radio Frequency Identification)


Untuk meningkatkan SCM, PT Nippon Indosari Corpindo menggunakan
teknologi RFID yaitu sebuah teknologi dimana informasi mengenai barang yang
diproduksi dikirimkan melalui gelombang frekuensi, menggunakan media tag atau
chip. Mencakup tahapan mulai dari bahan baku yang diterima dari pemasok,
kemudian dimasukkan ke dalam proses produksi, sampai menjadi barang jadi. Sistem
ini mendukung pelacakan jika terjadi gangguan pada material atau hal lainnya. RFID
dapat mendeteksi data berjarak satu meter. Dengan teknologi RFID yang ada pada
SCM , PT Nippon Indosari Corpindo  mendapat beberapa keuntungan, yaitu:
-  Data yang direkam adalah data real-time atau data seketika, sehingga dapat
mempercepat proses produksi.
-    Dengan teknologi RFID, perusahaan dapat memantau inventori material.
-  Perusahaan dapat memantau rute material, sehingga dapat membuatnya lebih
efisien dan cepat.
-  Manajemen inventori menjadi lebih baik.
- Material yang banyak dan berbeda jenis, dapat diberi tag yang berbeda untuk
mengurangi kesalahan dalam pencampuran bahan maupun pemilihan bahan
baku/material.
- Distribusi barang ke luar akan menjadi akurat karena pengembalian
barangnya akan lebih minimal.
- Pada saat ada retur, sistem dapat memberikan data yang lebih lengkap,
seperti data konsumen yang melakukan retur atau tanggal produksi barang
yang diretur.
-  Out of Stock dapat dikurangi, karena supplier dapat mengetahui dengan pasti
stok bahan baku yang akan habis
Melalui teknologi RFID,  perusahaan dapat memperoleh data mengenai berapa
barang yang akan di produksi, barang akan dijual kemana, dan data lain yang
berkaitan dengan produksi barang dan penjualan barang, dengan hal ini perusahaan
dapat mempercepat penjualan mereka.

Secara keseluruhan, keuntungan yang didapat PT Nippon Indosari Corpindo


setelah menerapkan SCM adalah:
-          Peningkatan efisiensi dalam penanggulangan stok barang.
-          Mempercepat distribusi barang jadi (roti) sehingga meningkatkan penjualan.
-          Berkat SAP dalam SCM, stok barang menjadi mudah dipantau.

Anda mungkin juga menyukai