Anda di halaman 1dari 8

PERUBAHAN SITOKIN DAN MATRIKS METALLOPROTEINASE PADA PASIEN

DENGAN KETUBAN PECAH DINI DAN MAKNA KLINISNYA


Hao Li, Ai-Ping Ma
Departemen Obstetri dan Ginekologi, Hanchuan Rakyat ' Hospital, Hubei, Hanchuan 431.600, Cina
Jurnal Universitas Kedokteran Hainan

Abstrak
Tujuan: Untuk menyelidiki perubahan sitokin dan matriks metalloproteinase pada pasien
dengan Premature Rupture of Membrane (PROM) dengan korioamnionitis (HCA) dan gambaran
klinisnya. Metode: Sebanyak 80 wanita hamil dengan ketuban pecah dini dipilih sebagai
kelompok PROM dan 80 wanita hamil normal sebagai kelompok kontrol. Kelompok PROM
dikelompokkan menjadi subkelompok HCA (n = 45) dan kelompok non-HCA (n = 35)
berdasarkan ada atau tidak adanya HCA. Matriks metaloproteinase (MMP-8, MMP-9) dan
sitokin (IL-8, IL-10, TNF-α) pada wanita hamil dibandingkan. Hasil: Kadar IL-8, TNF-α pada
kelompok PROM adalah (420.45 ± 110.26) ng/L, (413.53 ± 125.19) ng/L, yang secara signifikan
lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol; Kadar IL-10 pada kelompok PROM adalah (332,07
± 48,12) ng/L, yang secara signifikan lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol. Kadar IL-8
dan TNF-α pada kelompok PROM dengan HCA secara signifikan lebih tinggi dibandingkan
kelompok non-HCA, kadar IL-10 secara signifikan lebih rendah dibandingkan kelompok non-
HCA. Kadar MMP-8, MMP-9 pada kelompok PROM adalah (11,02 ± 2,48) ng/mL, (648,42 ±
73,35) ng/L, yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Kadar MMP-8,
MMP-9 pada PROM dengan HCA secara signifikan lebih tinggi dibandingkan kelompok non-
HCA dengan perbedaannya bermakna secara statistik. Kesimpulan: Saat ketuban pecah dini dan
chorioamniositis terjadi, wanita hamil disertai dengan perubahan kadar sitokin dan matriks
metalloproteinase, Sehingga pengecekan berkala indikator ini dapat menjadi dasar penegakkan
diagnosis dini dari ketuban pecah dini dan chorioamnionitis, dimana dapat membantu
menurunkan angka morbiditas dan mortilitas pada ibu hamil dan bayi baru lahir dengan penilaian
klinis yang bermakna.

1. Pendahuluan
Premature Rupture of Membrane (PROM) atau Ketuban Pecah Dini (KPD) mengacu pada
pecahnya selaput ketuban dini pada wanita hamil sebelum melahirkan, yang merupakan
komplikasi paling umum pada periode perinatal, di mana pecahnya ketuban terjadi saat usia
kehamilan <37 minggu juga dikenal sebagai ketuban pecah sebelum waktu
(KPSW) [1,2] . Ketuban pecah dini dapat menyebabkan peningkatan angka kelahiran prematur,
kematian perinatal, dan infeksi intrauterin, yang memiliki konsekuensi buruk yang serius bagi
wanita hamil dan janin [3,4] . Bukti histologis menunjukkan bahwa KPD sering dikaitkan
dengan korioamnionitis. Namun korioamnionitis tidak memiliki gejala klinis yang jelas,
mengakibatkan penegakkan diagnosis prenatal sulit [5,6] . Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menyediakan dasar untuk diagnosis klinis dan pengobatan infeksi membran korionik
amniotik dengan menginvestigasi perubahan sitokin dan matrix metalloproteinases pada pasien
dengan KPD, setelah ketuban pecah dini.

2. Objek penelitian dan metode


2.1. Objek penelitian
Sebanyak 80 wanita hamil dengan ketuban pecah dini dari Oktober 2016 hingga Mei. 2017 di
rumah sakit kami dipilih sebagai kelompok KPD dengan usia 22-30 tahun, usia kehamilan 30,5-
36,4 minggu, dan 80 wanita hamil normal sebagai kelompok kontrol dengan usia 23-30 tahun,
usia kehamilan 37,6-41,4 minggu. Grup KPD dikelompokkan ke dalam subkelompok HCA (n =
45) dan kelompok non-HCA (n = 35) sesuai dengan ada atau tidak adanya HCA. Jenis kelamin
dan usia semua subjek secara signifikan tidak terlalu berbeda (P>0,05). Penelitian ini sesuai
dengan standar komite etik rumah sakit dan prosesnya telah sesuai dengan persyaratan yang ada.

2.2 Kriteria Diagnostik


(1) Kriteria diagnostik KPD [7] : (1) aliran cairan yang tidak terkendali di vagina; (2) setelah tes
kertas, sekresi vagina PH≥7, menunjukkan pecahnya membran; (3) setelah pemeriksaan
mikroskopis, kristal rhabdoid dapat dilihat dari cairan vagina. Setelah diwarnai dengan 0,5 ‰
meilan, pada apusan cairan vagina dapat terlihat sel epitel dan rambut fetus yang berwarna biru
muda atau tidak berwarna; diwarnai dengan nilon warna biru 0,1% sampai 0,5%, apusan cairan
vagina dapat terlihat sel epitel janin berwarna oranye, Hal ini dapat didiagnosis dengan ketuban
pecah dini; (4) rambut janin dapat diamati dengan pemeriksaan amniotik; (5) kantung ketuban
tidak bisa dilihat dengan pemeriksaan USG bagian janin yang terbuka. (2) Kriteria diagnostik
HCA [8] : pemeriksaan patologi membran amniotik dan jaringan korionik, secara garis besar,
infiltrasi neutrofil 5-30 dapat dianggap sebagai HCA ringan hingga sedang, lebih dari 30 sebagai
HCA berat.

2.3 Indeks Uji


Sebanyak 5 mL darah vena mediana cubiti dari setiap wanita hamil telah dikumpulkan. Serum
darah dikumpulkan dengan sentrifugasi, ditempatkan di tabung EP dan disimpan pada -20 ℃
untuk penggunaan lebih lanjut. Kadar IL-8, IL-10, MMP-8 dan MMP-9 diukur dengan
imunosorben yang berikatan dengan enzim (kit ditingkatkan oleh Beijing Bai'ulebo Technology
Co, Ltd). Kadar TNF-α dideteksi oleh radioimmunoassay (kit dibeli dari Ruier Biotechnology
Co, Ltd.). Semua proses penelitian mengikuti instruksi dengan ketat.

2.4 Analisis statistik


Data dianalisis dengan perangkat lunak SPSS 17.0. Kadar sitokin dan matriks metalloproteinase
dalam penelitian ini konsisten dengan distribusi normal, dan digambarkan sebagai Mean ±
SD. Uji T adalah dilakukan untuk semua data. Nilai P <0,05 dianggap signifikan secara statistik.

3. Hasil
3.1 Perbandingan kadar sitokin pada dua kelompok wanita hamil
Kadar sitokin pada dua kelompok wanita hamil terdapat pada Tabel 1. Kadar IL-8 dan TNF-α
pada kelompok KPD adalah (420,45 ± 110,26) ng/L, (413,53 ± 125,19) ng/L, yang secara
signifikan lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol (310,23 ± 78,51) ng/L, (360,27 ± 68,32)
ng/L. Dan perbedaannya signifikan secara statistik (P <0,05). Kadar IL-10 pada kelompok KPD
adalah (332,07 ± 48,12) ng/L, secara signifikan lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol
(380,42 ± 53,35) ng/L, perbedaannya signifikan secara statistik (P <0,05).

Tabel 1. Pebandingan kadar sitokin pada kedua kelompok Ibu hamil (ng/L)

Kelompok n IL-8 IL-10 TNF-α

KPD 80 420.45 ± 110.26 332.07 ± 48.12 413.53 ± 125.19


Kontrol 80 310.23 ± 78.51 380.42 ± 53.35 360.27 ± 68.32
t 7.283 6.019 3.340
P 0.000 0.000 0.001
3.2 Perbandingan kadar sitokin kelompok ibu HCA dan non-HCA
Kadar sitokin pada kelompok wanita hamil dengan HCA dan non-HCA terdapat pada Tabel 2.
Kelompok KPD dibagi kedalam subkelompok HCA dan non-HCA sesuai dengan ada atau
tidaknya korioamnionitis. Kadar IL-8 dan TNF-α pada kelompok HCA adalah (580,23 ± 108,51)
ng/L, (485,33 ± 125,19) ng/L, yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan kelompok non-
HCA (P<0,05). Kadar IL-10 pada kelompok HCA adalah (278,51 ± 42,53) ng/L, yang secara
signifikan lebih rendah dibandingkan kelompok non-HCA (P <0,05).

Tabel 2. Perbandingan kadar sitokin kelompok HCA dan non-HCA(ng/L)

Kelompok n IL-8 IL-10 TNF-α

HCA 45 580.23 ± 108.51 278.51 ± 42.53 485.33 ± 125.19


Non-HCA 35 356.45 ± 71.26 349.17 ± 58.22 391.27 ± 78.32
T 10.551 6.273 3.889
P 0.000 0.000 0.000

3.3 Perbandingan kadar matriks metalloproteinase wanita hamil pada kedua kelompok
Kadar matriks metaloproteinase pada dua kelompok terdapat pada Tabel 3. Kadar MMP-8 dan
MMP-9 pada kelompok KPD adalah (11,02 ± 2,48) ng/mL, (648,42 ± 73,35) ng/L, yang secara
signifikan lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol (7,36 ± 1,42) ng/mL, (298,07 ± 38,42)
ng/L, perbedaannya signifikan secara statistik (P <0,05).

Tabel 3. Perbandingan kadar MMP pada kedua kelompok Ibu hamil

Kelompok n MMP-8 (ng/mL) MMP-9 (ng/mL)

KPD 80 11.02 ± 2.48 648.42 ± 73.35


Kontrol 80 7.36 ± 1.42 298.07 ± 38.42
T 11.455 37.844
P 0.000 0.000

3.4 Perbandingan kadar matrix metalloproteinase pada kelompok HCA dan non-HCA
Kadar matriks metaloproteinase pada kelompok HCA dan non-HCA terdapat pada Tabel 4.
Kelompok KPD dibagi menjadi subkelompok HCA dan non-HCA sesuai dengan ada atau
tidaknya korioamnionitis. Kadar MMP-8 dan MMP-9 pada kelompok HCA adalah (12,51 ±
2,63) ng/mL dan (723,12 ± 83,53) ng / L, yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan
kelompok non-HCA (9,54 ± 1,97) ng/mL, (538,27 ± 58,62) Ng/L, perbedaannya signifikan
secara statistik (P <0,05).

Tabel 4. Perbandingan kadar MMP pada kelompok HCA dan non-HCA

Kelompok n MMP-8 (ng/mL) MMP-9 (ng/mL)

HCA 45 12.51±2.63 723.12±83.53


Non-HCA 35 9.54±1.97 538.27±58.62
T 5.572 11.127
P 0.000 0.000

4. Diskusi
Ketuban pecah dini adalah penyakit obstetri yang lebih umum, dan juga merupakan salah satu
faktor penyebab paling umum kelahiran prematur, tetapi patogenesisnya masih belum
jelas [9] . Penelitian terkait telah menunjukkan bahwa infeksi merupakan faktor penting dalam
proses terjadinya ketuban pecah dini. Selain itu, perubahan pada struktur membran itu sendiri,
insufisiensi serviks, kelainan tekanan intrauterin dan faktor lain juga dapat menyebabkan ketuban
pecah dini [10,11] . Sebagai komplikasi umum ketuban pecah dini, HCA dapat menyebabkan
infeksi paru pada janin, sepsis, dan enterokolitis [12,13] . Oleh karena itu, pada proses
pengobatan ketuban pecah dini pada wanita hamil, deteksi dini dan pencegahan HCA secara
efektif dapat mengurangi timbulnya komplikasi.

TNF-α adalah faktor inflamasi yang disekresikan oleh makrofag monosit, yang berperan penting
dalam proses reaksi inflamasi dengan mengatur ekspresi sitokin lainnya, yang menyebabkan
respons inflamasi lokal [14] . Pada keadaan normal, kadar TNF-α yang rendah membantu
proliferasi dan diferensiasi sel, meningkatkan anti-infeksi dan fungsi kekebalan tubuh. Jika kadar
TNF-α tinggi, dapat merusak tubuh[15] . IL-8 adalah golongan sitokin dalam famili chemokine,
yang disekresikan oleh makrofag dan sel epitel, dan bereaksi dengan mengikat reseptor
spesifik [16]. Penelitian menemukan bahwa IL-8 juga berperan penting dalam proses
reproduksi[17]. Selain itu, IL-8 dikaitkan dengan patologi reproduksi seperti endometriosis,
abortus spontan idiopatik, dll [18] . IL-10 merupakan multi-sel, sitokin multifungsi, sebagian
besar disekresikan oleh makrofag mononuklear, sel T helper, neutrofil, dll, terutama mengatur
pertumbuhan dan diferensiasi sel, dan berperan dalam respon inflamasi dan respon imun, yang
saat ini dikenal sebagai faktor inflamasi dan faktor imunosupresif [19]. Penelitian menemukan
bahwa IL-10 menghambat sintesis monosit-makrofag dan melepas mediator inflamasi, sehingga
mengurangi sekresi TNF-α, IL-1β, IL-6, IL-8, G-CSF, GM-CSF, dan sitokin lainnya yang
berperan dalam proses inflamasi. Selain itu, IL-10 juga dapat merangsang efek inflamasi dengan
meningkatkan pelepasan faktor-faktor antiinflamasi seperti reseptor antagonis IL-1 dan reseptor
soluble TNF-α [20] . Penelitian ini menunjukkan bahwa kadar IL-8 dan TNF-α pada kelompok
KPD secara signifikan lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol, terutama pada wanita hamil
dengan HCA. Kadar IL-10 pada kelompok KPD secara signifikan lebih rendah dibandingkan
kelompok kontrol, terutama pada kelompok wanita hamil dengan HCA. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian Wang et al [21,22] . Hasil penelitian menunjukkan bahwa TNF-α dan
IL-8 berkorelasi positif dengan insiden KPD dan HCA pada periode perinatal, dan IL-10
berkorelasi negatif dengan KPD dan HCA. Oleh karena itu, sitokin yang disebutkan di atas dapat
digunakan sebagai indikator penting dari terjadinya KPD dan HCA.

Matriks metaloproteinase adalah enzim proteolitik yang mengandung ion logam seperti Ca 2+,
Zn2+ dalam strukturnya, yang biasanya menggunakan matriks ekstraseluler (ECM) sebagai
substrat hidrolitik [23] . MMP terutama disintesis oleh sel desidua , sel korion halus dan sel
epitel amnion. Kadar MMP-8, MMP-9 dan protease lain akan meningkat secara signifikan pada
wanita hamil dengan KPD, saat persalinan dan infeksi intrauterin [24]. Penelitian menemukan
bahwa MMP di satu sisi dapat menyebabkan kelemahan selaput ketuban secara lokal dengan
degradasi kolagen ECM tipe I, II (yang menjaga tekanan dan elastisitas selaput ketuban),
sehingga efek fisik dengan mudah menyebabkan ketuban pecah dini; di sisi lain, MMP berperan
pada fibroblas serviks, mendegradasi kolagen pada matrix intraseluler, merelaksasi jaringan ikat
di matriks servical yang menyebabkan pelebaran dan pematangan serviks sehingga menyebabkan
kelahiran prematur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kadar dari MMP-8 dan MMP-9
pada kelompok KPD secara signifikan lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Selain itu,
kelompok KPD dengan HCA pada wanita hamil memiliki kadar MMP yang jauh lebih tinggi.
Hasil ini menunjukkan bahwa MMP-8 dan MMP-9 memiliki nilai prediktif tertentu untuk
penegakkan diagnosis KPD dan HCA.

Kesimpulannya, ketika KPD dan inflamasi korionik amniotik terjadi, kadar sitokin dan MMP
pada wanita hamil cenderung berubah. Oleh karena itu, pemantauan berkala indikator ini dapat
membantu mengurangi insidensi dan angka kematian ibu dan bayi baru lahir serta memberikan
dasar untuk diagnosis dini dari KPD dan HCA yang sangat penting secara klinis.

DAFTAR PUSTAKA
1. Armstrong-Wells J, Donnelly M, Post MD. Inflammatory predictors of neurologic disability
after preterm premature rupture of membranes. Am J Obstetr Gynecol 2015; 212(2): 212-
221.
2. Dars S, Malik S, Samreen I. Maternal morbidity and perinatal outcome in preterm premature
rupture of membranes before 37 weeks gestation. Pak J Med Sci Online 2014; 30(3): 626-
629.
3. Qiongjie Z, Weiyuan Z, Huan X. Risk factors for preterm premature rupture of membranes
in Chinese women from urban cities. Int J Gynaecol Obstetr 2014; 127(3): 254-258.
4. Menon R, Boldogh I, Hawkins HK. Histological evidence of oxidative stress and premature
senescence in preterm premature rupture of the human fetal membranes recapitulated in
vitro. Am J Pathol 2014; 184(6): 1740-1751.
5. Zhao HY, Zhang Q, Wu YZ. Advances in predictive index of premature rupture of
membranes with chorioamnion. Mil Med J Southeast China 2014; 29(4): 397-400.
6. Guo L, Fan GS. Expression of MMP-2 and TIMP-2 in patients with PROM combined
chorioamnionitis. J Hainan Med Univ 2014; 20(2): 169-171.
7. Xu XH. Diagnosis and standard nursing of premature rupture of membranes. China Foreign
Med Treatment 2011; 30(3): 149-149.
8. Zhao ZY. Progress in study on diagnosis of chorioamnionitis. J Int Obstetr Gynecol 2011;
38(3): 207-210.
9. Zhang JH, Xie Y, Yang LZ. Clinical analysis of spontaneous preterm birth and premature
rupture of membrane. Chin J Family Plan Gynecotokol 2013; 5(2): 51-54.
10. Xia H, Li X, Li X. The clinical management and outcome of term premature rupture of
membrane in East China: results from a retrospective multicenter study. Int J Clin Exp Med
2015; 8(4): 6212- 6217.
11. Peng JL, Luo LQ, Cui-Ping LU. The diagnostic and treatment value of procalcitonin in
patients with premature rupture of membrane. Chin J Family Planning Gynecotokol 2016;
8(3): 28-31.
12. Zhang H, Wang LU, Wang J. Premature rupture of the fetal membrane combined with
subclinical chorioamnionitis negatively affects pregnancy outcomes by a mechanism
associated with reduced levels of matrix metalloproteinase-2. Exp Ther Med 2015; 10(2):
561-565.
13. Thornburg LL, Queenan R, Brandtgriffith B. Procalcitonin for prediction of
chorioamnionitis in preterm premature rupture of membranes. J Maternal-fetal Neonatal
Med 2015; 29(13): 1-6.
14. Jin Y, Shen CX, Liu XN. Levels of IL-6, MMP-8, TNF-ααin serum and amniotic fluid of
preterm women with premature rupture of membrane and their correlation with intrauterine
infection. Chin J Healthy Birth Child Care 2013; 19(3): 169-172.
15. Liu XC, Chen YH, Zhang GY. Significance of the combination detection of IL-6, IL-8, and
TNF-α to PROM early intrauterine infection. J Hainan Med Univ 2015; 21(12): 1655-1657.
16. Song JH, Shan HO. The relationship between the content and chorioamnionitis and neonatal
prognosis in women with premature rupture of membranes of IL-8 and TNF-α. Heilongjiang
Med Pharm 2015; 38(6): 146-147.
17. Jia X. Value of amniotic fluid IL-8 and Annexin A2 in prediction of preterm delivery in
preterm labor and preterm premature rupture of membranes. J Reprod Med 2014; 59(3-4):
154-160.
18. Zhang J. Study on the relationship between IL-6 and IL-8 and premature rupture of
membranes and neonatal prognosis. Mater Child Health Care China 2015; 30(9): 1390-1392.
19. Zhu TH, Wang F, Kang L. The expression of matrix metalloproteinases, tumor necrosis
factor-alpha, interleukin-10 in maternal plasma and their relationship with preterm delivery.
Chin J Clin Obstetr Gynecol 2012; 13(3): 183-186.
20. Zu-Feng YE. Levels and significance of IL-10,TIMP-1,TNF-αin serum and amniotic fluid of
preterm women with premature rupture of membranes. China J Modern Med 2013; 23(11):
98-100.
21. Wang F, Zhu ZY. Analysis of serum and amniotic fluid TNF-α, IL-6 and IL-8 in pregnant
women with premature rupture of membranes. J Radioimmunol 2013; 26(3): 344-345.
22. IL-10 in the treatment of premature rupture of membranes with chorioamnionitis.
Guangdong Med J 2014; 35(17): 2717-2720.
23. Wang SM, Chen L. Study of matrix metalloproteinases and premature rupture of
membranes. China Med Herald 2013; 10(20): 22-23.
24. Xiao JC, Dai W, Min-Juan XU. The predictive value of MMP-8 on diagnosing preterm birth
with premature rupture of membranes. Modern Prevent Med 2013; 40(19): 3582-3593
25. Ling WU, Chen XJ. The levels and significance of MMP-9 in serum and amniotic fluid of
preterm women with premature rupture of membranes. China Pract Med 2010; 5(22): 34-35.

Anda mungkin juga menyukai