Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH GOLONGAN KARBON

KIMIA ANORGANIK

DISUSUN OLEH :

1. ANITA RAHMA (1913440002)


2. IZZATUL UMMAH (1913441004)
3. NUR AENI AIMAN (1913441005)
4. MEILIA NUR HASANAH (1913441010)
5. NUR SYAKINAH ASTUTI (1913441015)
6. NILAMSARI CAHYANI (1913442010)

PENDIDIKAN KIMIA ICP


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Golongan
Karbon” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Kimia Anorganik pada materi Golongan Karbon. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang golongan karbon itu sendiri bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Munawwarah, S.Pd, M.Pd,


selaku dosen matakuliah kimia anorganik yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 4 april 2020

Kelompok 2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………i

Daftar Isi.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………1

A. Latar Belakang…………………………………………………………………….1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecenderungan Golongan Karbon………………………………………………..3


B. Karbon…………………………………………………………………………….4
C. Silikon dan Germanium………………………………………………………….12

BAB III PENUTUP…………………………………………………………… ..…19

A. Kesimpulan………………………………………………..……………………..19
B. Saran………………………………………………………..……………………19

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….....20
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di alam, terdapat banyak sekali bahan – bahan penyusun materi di dalamnya.


Bahan penyusun materi yang berukuran sangat kecil dan tidak dapat dibagi lagi
dinamakan dengan unsur. Sampai sekarang, terdapat sekitar 118 unsur yang dibagi ke
dalam beberapa golongan.
Golongan 14 merupakan salah satu jenis golongan dalam tabel periodik unsur.
Unsur – unsur yang termasuk golongan 14 ada 6, yaitu Karbon (C), Silikon (Si),
Germanium (Ge), Timah (Sn), Timbal (Pb), dan Ununquadium (Uuq). Unsur – unsur
tadi dikelompokkan ke dalam satu kelompok yang sama karena suatu alasan dan
masing – masing unsur pasti memiliki perbedaan yang tidak dimiliki oleh unsur
lainnya. Persamaan dan perbedaan tersebut dapat dilihat dari berbagai sisi. Setiap
unsur juga memiliki ciri khas masing – masing. Ciri khas yang akan dibahas di
makalah ini yaitu : Sifat – sifat, bentuk, nomor atom dan nomor massa, titik didih,
titik leleh, dan manfaatnya di kehidupan.
Karbon adalah salah satu unsur golongan 14 yang merupakan unsur
nonlogam dan merupakan unsur penyusun senyawa-senyawa organik. Nama karbon
berasal dari bahasa latin carbo yang berarti coal (charcoal) yang artinya arang.
Karbon pertama kali ditemukan sebagai arang di zaman prasejarah, bahkan nama
penemunya tidak diketahui. Karbon tidak diakui sebagai unsur hingga abad ke-17
setelah Robert Boyle menyatakan bahwa unsur adalah zat yang tidak dapat
didekomposisi menjadi zat yang lebih sederhana. Sementara itu, Antoine Laurent
Lavoisier,menyatakan karbon sebagai unsur yang dapat teroksidasi dan dapat
diasamkan.
Keistimewaan karbon yang unik adalah kecenderungannya secara alamiah
untuk mengikat dirinya sendiri dalam rantai-rantai atau cincin-cincin,tidak hanya
dengan ikatan tunggal, C - C , tetapi juga mengandung ikatan ganda C = C, serta
rangkap tiga,C≡C.Akibatnya, jenis senyawa karbon luar biasa banyaknya. kini
diperkirakan terdapat sekitar dua juta jenis senyawa karbon,dan jumlah itu makin
meningkat dengan laju kira-kira lima persen per tahun.Alasan bagi kestabilan termal
rantai-rantai karbon adalah kekuatan hakiki yang tinggi dari ikatan tunggal C - C.

Konfigurasi elektron karbon dalam keadaan dasar adalah (1s 2 2s2 2p2) mudah
terhibridasi menghasilkan perangkat orbital sp3, atau sp2+p, atau sp+p2. Lebih dari
sembilan puluh persen senyawa karbon merupakan senyawa sintetik, sedangkan
sisanya diperoleh dari mahluk hidup (tumbuh-tumbuhan,hewan,jamur,dan
mikroorganisme) serta fosil mereka (batubara dan minyak bumi).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecenderungan Golongan Karbon


Tiga unsur pertama golongan 14, C, Si, dan Ge, mempunyai titik
leleh yang sangat tinggi, suatu karakteristik jaringan ikatan kovalen
unsur non logam dan semi logam; sedangkan dua unsur berikutnya,
Sn dan Pb, mempunyai titik leleh yang lebih rendah, bersifat lebih
dekat logam dengan rentangan fase cair yang cukup panjang (Tabel
1.1).

Unsur Konfigurasi Titik Leleh (oC) Titik Didih (oC)


Elektronik
6 C [2He] 2s2 2p2 Menyublin pada 4100
14Si [10Ne] 3s2 3p2
32Ge [18Ar] 3d10 4s2 4p2 1420 3280
50Sn [36Kr] 4d10 5s2 5p2
82Pb [54Xe] 4f14 5d10 6s2 945 2850
6p2
232 2623

327 1751

Tabel.1.1 Titik leleh dan titik didih golongan karbon

Unsur-unsur golongan 14 ini mampu membentuk senyawa


Katenasi , yaitu membentuk rantai dari atom-atomnya sendiri;
kemampuan sifat katenasi ini menurun dengan naiknya nomor
atom. Jadi karbon mampu membentuk rantai yang tak terbatas
panjangnya. Inilah alasan adanya banyak senyawa organik di alam.
Karbon paling dikenal dengan sifat katenasinya, dengan kimia
organik pada dasarnya adalah study tentang struktur karbon
terkatenasi (dan dikenal sebagai katena). Silikon membentuk rantai
hingga enam belas atom, germanium enam atom, dan timah dua
atom.

Golongan Karbon, dengan karakteristik konfigurasi elektron


terluar ... ns2 np2 mempunyai bilangan oksidasi +4. Sifat non logam
mendominasi hingga pertengahan golongan yang bersifat semi
logam, dan tingkat oksidasi -4 dapat ditemui bagi tiga unsur
pertama ini jika bersenyawa dengan unsur elektropositif. Tingkat
oksidasi ganda, +2 dan +4, menjadi karakteristik bagi unsur-unsur
selanjutnya, Sn dan Pb; tingkat oksidasi ini melibatkan ikatan
kovalen, dan ikatan ionik khususnya dengan tingkat oksidasi +2.
Kecenderungan kestabilan tingkat oksidasinya adalah bahwa bagi
karbon dan germanium tingkat oksidasi +4 lebih stabil daripada
tingkat oksidasi +2, tetapi bagi Sn dan Pb, tingkat oksidasi +2 lebih
stabil daripada tingkat oksidasi +4.

B. Karbon
1. Pengertian Karbon
Karbon merupakan unsur unik yang berkaitan dengan unsur lain untuk
membentuk senyawa baru. Karbon adalah unsur keempat paling banyak di alam
semesta dengan massa dan unsur yang paling berlimpah kedua dalam tubuh manusia.
Nomor atom terdiri dari enam dan diindefikasikan dengan simbol “C” dalam unsur
periodik. Struktur molekul karbon mudah menyatu dengan berbagai elemen untuk
membentuk ribuan senyawa.
Karbon adalah salah satu unsur yang sudah ada sejak zaman kuno. Kabon berasal
dari bahasa latin yang berarti carbo disebut juga dengan batu bara. Karbon memiliki
karakteristik yang berubah-ubah, tergantung bagaimana obligasi membentuk unsur
yang sangat unik. Karbon termasuk unsur non-logam yang bervalensi 4 (tetravalen)
dapat digunakan untuk membentuk ikatan kovalen. Hal tersebut memiliki tiga macam
isotop karbon yang ditemukan secara alami. Yakni 12C, 13C stabil dan 14C bersifat
radioaktif dengan waktu yang dimiliki sekitar 5730 tahun. Keistimewaan karbon
cenderung mengingat diri sendiri dalam rantai-rantai dan cincin-cincin, tidak selalu
berada dalam ikatan tunggal, C – C, namun ini juga mengandung ikatan ganda C = C
dan memiliki rangkap tiga C ≡ C. Karbon itu sendiri memiliki beberapa jenis alotrop
yang paling terkenal yaitu grafit, intan dan karbon amorf.
Karbon dialam terbagi dalam bentuk grafit dan intan. Karbon juga memiliki sifat
karbon yang bervariasi pada jenis alotropnya. Contohnya, intan transparan, manakala
grafit berwarna hitam dan kusam. intan adalah salah satu materi terkeras di dunia,
sementara manakala grafik cukup lunak saat meninggalkan bekasnya pada kertas.
Intan memiliki konduktivitas yang sangat rendah sedangkan grafit memiliki
londuktor listrik yang benar-benar bagus.
Karbon membentuk banyak senyawa dengan unsur lain dan biasa banyak
dijumpai dalam bentuk mineral. Batu gamping, kapur tulis dan marmer adalah
bentuk-bentuk kalsium karbonat (CaCO3) yang terbentuk dari organisme renik laut
yang mati jutaan tahun yang lalu. Seperti sumber kabon anorganik terbesar terdapat
pada batu kapur, dolomit dan karbon dioksida. Sedangkan sumber organik terdapat
pada batu bara, tanah gambut, minyak bumi dan klatrat metana.
Semua organisme hidup mengandung karbon, mereka mengalami pembusukan
dan perubahan untuk selalu mengandung elemen. Misalnya, Batubara, batu kapur dan
minyak bumi dalam segala bentuk fosil organisme yang mengandung sejumlah
karbon berlimpah. Lebih dari sembilan puluh persen senyawa karbon merupakan
senyawa sintetik, sedangkan sisanya diperoleh dari mahluk hidup, seperti : tumbuh-
tumbuhan, hewan, jamur dan mikroorganisme serta fosil mereka, yaitu batubara dan
minyak bumi.
Karbon dapat membentuk lebih banyak senyawa daripada unsur-unsur lainnya,
dengan hampir 10 juta senyawa organik murni yang telah dideskripsikan sampai
sekarang. Karbon terus bersiklus melalui lautan, tanaman, kehidupan binatang dan
atmosfer. Semua tanaman dan hewan hidup dibentuk oleh senyawa organik kompleks
dimana karbon dikombinasikan dengan hidrogen, oksigen, nitrogen dan unsur-unsur
lainnya.

2. Penemuan Karbon
Karbon sudah dikenal sejak dulu dengan berbagai bentuk seperti jelaga, arang,
grafit dan intan. Budaya kuno tentu saja tidak menyadari bahwa zat-zat ini memiliki
bentuk yang berbeda dari unsur yang sama. Ilmuwan Prancis Antoine
Lavoisier menyebut karbon dengan melakukan berbagai percobaan untuk
mengungkapkan sifatnya. Karbon ditemukan sejak jaman pra-sejarah menemukan
banyak sejenisnya di alam. Karbon juga banyak terkandung di matahari, bintang-
bintang, komet dan amosfir kebanyakan planet.
Joseph Black menurupakan ahli kimia-fisika dari Skotlandia yang menjabat
sebagi profesor di Universitas Edinburgurh. Di seluruh Eropa banyak mahasiswa
mengikuti mata kuliahnya, karena sering memberikan pelajaran demonstrasi seperti
melakukan percobaan yang menarik. Pada 1772 ia mengumpulkan dana dengan ahli
kimia lain untuk membeli berlian dan mereka memasukkannya ke dalam toples kaca
dan ditutup secara rapat. Yang paling diperhatikan adalah fokus dari sinar matahari
pada berlian tersebut dengan kaca pembesar raksasa yang luar biasa dan melihat
berlian tersebut terbakar dan menghilang.
Pada tahun 1985, Robert Curl, Harry Kroto dan Richard Smalley menemukan
fullerenes, bentuk baru karbon di mana atom disusun dalam bentuk bola sepak.
Fullerene juga disebut dengan buckminsterfullerene, yang dikenal sebagai C60 terdiri
dari 60 atom. Berlian alami juga ditemukan di kimberlite dalam pipa gunung berapi,
di Afrika Selatan, Arkansas dan juga beberapa tempat lainnya.
Penemuan Graphene diumumkan pada tahun 2004 oleh Kostya Novoselov dan
Andre Geim, yang menggunakan pita perekat untuk melepaskan satu lapisan atom
dari grafit untuk menghasilkan alotrop baru. Pada tahun 2009, grafena diketahui
sebagai material terkuat di dunia yang pernah diujicobakan. Walaupun demikian,
proses pemisahan grafena dari grafit masih belum cukup ekonomis untuk digunakan
dalam proses industri. Karbon secara alami dialam ditemukan dalam bentuk arang
dan berlian.
3. Unsur Yang Terdapat Dalam Karbon
Karbon merupakan unsur yang sangat penting dalam hidup, kenapa? Karena
Unsur karbon yang berikatan dengan hidrogen, nitogen dan oksigen membentuk
senyawa yang sangat penting bagi kehidupan. Karbon termasuk ikatan tunggal yang
kuat untuk menahan serangan kimia di bawah kondisi ambient. Unsur kimia
mempunyai simbol C dan nomor atom 6 pada tabel periodik. Unsur karbon tidak
akan larut dalam air, asam dan basa juga pelarut organik.
Sebagai unsur golongan 14 pada tabel periodik, karbon merupakan unsur non-
logam dan bervalensi 4 (tetravalen). Karbon alam berada dalam bentuk karbon murni
seperti berlian atau grafit dan karbon yang terikat secara kimia dalam senyawa alam
dapat berbentuk kristal murni seperti berlian dan grafit.Unsur karbon memiliki dua
defenisi allotropic bebentuk bentuk kristal: berlian dan grafit.

Unsur karbon terdapat dibagi menjadi beberapa bentuk yaitu sebagai berikut:

a. Amorf

Amorf termasuk unsur karbon yang terdapat di alam seperti: arang, kokas, batu
bara dan karbon hitam dengan sifat yang rapuh. Ini merupakan karbon yang
digunakan sebagai produksi peleburan logam untuk bahan bakar seperti batu bara,
tinta print dan zat berwarna hitam. Amrof alami dihasilkan dari perubahan serbuk-
seruk gergaji, batu bara, gambut, kayu dan biji-bijian. Jika karbon ini diaktifkan maka
dapat digunakan sebagai adsorben untuk menyerap gas beracun, mikroorganisme dan
kotoran dalam larutan seperti bau-bauan.

b. Intan
Intan merupakan karbon yang memiliki tekanan dan suhu tertinggi dalam perut
bumi. Karbon juga dapat membentuk piramida yang disebut dengan tetrahedron yang
memiliki struktur yang luar biasa padat. Intan diciptakan dan diolah pada suhu 3.000
K dengan tekanan lebih dari 1,25 x 107 Pa.Proses ini menggunakan katalis logam
transisi, yaitu kromium (Cr), besi (Fe) dan platina. Intan yang telah disempurnakan
umumnya memiliki molekul atom atau karbon tunggal.

c. Grafit
Grafit mempunyai titik leleh dan titik didih yg tinggi. Selain itu, berlian memiliki
sifat optik yang signifikan. Grafit merupakan zat yang mampu mengantarkan panas
dengan baik dan cepat. Grafit termasuk dalam bentuk alotrop karbon, namun
memiliki struktur atom yang mempengaruhi sifat kimiawi dan fisikanya. Sifat fisika
grafit di tentukan oleh luasnya permukaan, bentuk grafit yang halus akan mempunyai
permukaan yang relatif lebih luas, dengan sedikit gaya tarik yang akan
memudahkannya untuk menyerap gas dan zat terlarut.
Grafit termasuk salah satu bahan terlunak. Grafit terdapat dalam bentuk padatan
serta memiliki ukuran kristal dengan tingkat kemurnian yang berbeda-beda. Karena
sifat grafit ini, bisa dijadikan minyak pelumas dan bahan penting dalam pembuatan
pensil.

d. Grafena
Ini termasuk karbon atim karbon yang berbentuk jaring heksagonal dengan
lapisan tunggal. Grafena juga memiliki daya yang lebih kuat dari baja. Seperti yang
terdapat dalam goresan pensil, mungkin ini memiliki sedikit unsur grafena, namun ini
memiliki unsur lapisan tunggal yang berlapis-lapis. Grafena diketahui sebagai
material terkuat di dunia yang pernah diujicobakan.

e. Fullerena
Fullerena adalah karbon yang memiliki bentuk seperti rongga, misalnya bola
mikrokopis dan tabung yaitu tabung nano. Ini biasa digunakan untuk mengukur
nanometer atau sepersemiliar meter. Unsur ini sangat berbeda dengan unsur yang
lainnya.

4. Kegunaan Karbon
Karbon digunakan untuk membentuk lebih banyak senyawa daripada unsur-unsur
lainnya. Unsur ini diketahui memiliki berbagai kegunaan dalam kehidupan sehari-
hari. Unsur ini juga diketahui mampu berikatan dengan hampir semua unsur lain
untuk membentuk berbagai senyawa yang berguna. berikut merupak kegunaan dari
karbon tersebut:

a. Sebagai agen penyerap gas dan agen pemutih


b. Dapat digunakan dalam minuman karbonatasi, dalam alat pemadam kebakaran
c. Diamond /intan digunakan untuk perhiasan
d. Membentuk inti dari sebagian besar sel baterai kering
e. Sebagai pelarut untuk tinta yang digunakan dalam printer inkjet
f. Dapat digunakan dalam industri otomotif sebagai pigmen hitam
g. Untuk mencari usia fosil melalui proses penanggalan radiocarbon
h. Untuk menghilangkan warna coklat pada industri gula
i. Sebagai agen reduksi dalam banyak proses metalurgi
j. Sebagai reagen kimia pada proses pembuatan sodium salisilat, potasium,
amonium karbonat dan bikarbonat

5. Manfaat Karbon Dalam Kehidupan


Karbon memiliki manfaat sebagai metabolisme tubuh untuk bereaksi dalam darah
sehinggga menyebabkan penurunan kesadaran hingga serangan
jantung. Intan bermanfaat untuk memoles benda yang sangat keras, seperti baja tahan
karat. Grafit memiliki manfaat sebagai pembentuk ikatan antarlapisan terikat relatif
lemah, sehingga dapat mengalir dari satu atom ke atom lain, sehingga grafit dapat
menghantarkan listrik. Manfaat Arang adalah Untuk mengadsorpsi zat warna dan
bahan polutan dalam pengolahan air. Karbon Monoksida memiliki manfaat sebagai
pengikat atom Fe dalam hemoglobin darah. Sedangkan Karbon Dioksida bermanfaat
penyulingan minyak bumi, produksi urea dan pembuatan alkohol.

Manfaat lain dari karbon adalah:

 Untuk membantu proses fotosintesis bagi tumbuhan

 Untuk menjaga tingkat normal karbon dioksida dalam tubuh

 Untuk meningkatkan metabolisme dalam tubuh

 Untuk menyerap racun atau gas yang diproduksi dalam tubuh manusia

 Uuntuk menjernihkan air yang kotor dengan filterisasi

6. Sifat Kimia dan Fisik Karbon


Karbon merupakan unsur dasar dari segala kehidupan di Bumi. Walaupun
terdapat berbagai jenis senyawa yang terbentuk dari karbon. Ikatan karbon untuk
membentuk senyawa yang disebut hidrokarbon dan komponen hidrokarbon terbentuk
dari bahan organik. Ikatan senyawa karbon lain dianggap sebagai anorganik untuk
jumlah yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan senyawa organik. Sifat fisika
dan kimia karbon tergantung pada struktur kristal dari elemen.
Kepadatannya berfluktuasi dari 2,25 g / cm³ (1,30 ons / in³) untuk grafit dan 3.51
g / cm³ (2,03 ons / in³) untuk berlian.

a. Sifat Kimia
Sifat kimia karbon antara lain sebagai berikut :
1) Karbon bereaksi langsung dengan Fluor, dengan reaksi sebagai berikut:
C (s) + 2 F2 (g) → CF4(g)
2) Karbon dibakar dalam udara yang terbatas jumlahnya menghasilkan karbon
monoksida.
2C(s) + O2(g) → 2CO(g)
3) Jika dibakar dalam kelebihan udara, akan terbentuk karbon dioksida
2CO(g) + O2(g) → 2CO2(g)
4) Membentuk asam oksi.
Bila karbon dipanaskan dalam udara, unsur ini bereaksi dengan oksigen
membentuk CO2 dan jika CO2 ini bereaksi dengan air akan membentuk asam
karbonat.
CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(l)
5) Membentuk garam asam oksi
Asam karbonat, suatu asam diprotik yang khas, bereaksi dengan basa
menghasilkan karbonat dan bikarbonat antara lain sebagai berikut:
 K2CO3 = kalium karbonat
 KHCO3 = Kalium bikarbonat
 MgCO3 = Magnesium karbonat
 Mg(HCO3)2 = Magnesium bikarbonat
6) Kecenderungan atom karbon membentuk ikatan kovalen tunggal, rangkap
dua, dan rangkap tiga yang akan membentuk senyawa organik.
Contoh: C2H6, C2H2, dan C2H4
7) Jika dibakar dalam kelebihan udara, akan terbentuk karbon dioksida
2CO(g) + O2(g) → 2CO2(g)
8) Membentuk asam oksi. Bila karbon dipanaskan dalam udara, unsur ini
bereaksi dengan oksigen membentuk CO2 dan jika CO2 ini bereaksi dengan
air akan membentuk asam karbonat.
CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(l)

b. Sifat fisik
Fase : Padat
Massa jenis : 2,267 g/ cm3 (grafit) dan 3,513 g/ cm3 ( intan )
Titik lebur : 4300-4700 K
Titik didih : 4000 K
Kalor peleburan : 100 kJ/mol ( grafit )dan 120 kJ/mol ( intan )
Kalor penguapan : 355,8 kJ/mol
Kapasitas kalor : 8,517 J/mol K (grafit) dan 6,115 J/mol K ( intan )

Sifat fisik dan kimia karbon tergantung pada struktur kristalnya. Kepadatan


karbon juga bervariasi dari 2,25 g/cm ³ untuk grafit dan 3,51 g/cm ³ untuk
berlian. Unsur karbon merupakan bahan yang inert, tidak larut dalam air, asam encer
dan basa, serta merupakan pelarut organik. Asam nitrat dan kalium nitrat akan
menghasilkan asam metilic C6(CO2H)6. Karbon membentuk senyawa halogen
dengan rumus umum CX4, dimana X adalah fluorin, klorin, bromin, atau iodin.

C. Silikon dan Germanium


1. Silikon
a. Mengenai silikon

Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang


memiliki lambang Si dan nomor atom 14. Unsur Silikon terdapat
pada golongan IV A periode ketiga dalam tabel periodik. Atom unsur
silikon mempunyai konfigurasi elektron: (Ne) 3s2 3p3 . Senyawa
yang dibentuk bersifat paramagnetik. Silikon merupakan unsur
metaloid, oksidasinya SiO2 juga memiliki jaringan tiga dimensi yang
sangat besar, walaupun tidak dengan ion-ion nya, bersifat lebih
tidak reaktif daripada karbon (unsur nonlogam yang tepat berada di
atasnya pada tabel periodik, tapi lebih reaktif daripada geranium,
metaloid yang berada persis di bawahnya pada tabel periodik).
Kontroversi mengenai sifat-sifat silikon bermula sejak
penemuannya: silikon pertama kali dibuat dalam bentuk murninya
pada tahun 1824 dengan nama silisium (dari kata bahasa Latin:
silicis), dengan akhiran -ium yang berarti logam. Meski begitu, di
tahun 1831, namanya diganti menjadi silikon karena sifat-sifat
fisiknya lebih mirip dengan karbon dan boron. Silikon merupakan
elemen terbanyak kedelapan di alam semesta dari segi massanya,
tapi sangat jarang ditemukan dalam bentuk murni di alam. Silikon
paling banyak terdistribusi pada debu, pasir, planetoid, dan planet
dalam berbagai bentuk seperti silikon dioksida atau silikat. Lebih
dari 90% kerak bumi terdiri dari mineral silikat, menjadikan silikon
sebagai unsur kedua paling melimpah di kerak bumi (sekitar 28%
massa) setelah oksigen.

Silikon berbentuk padat pada suhu ruangan, dengan titik lebur


dan titik didih masing-masing 1.400 dan 2.800 derajat celsius. Yang
menarik, silikon mempunyai massa jenis yang lebih besar ketika
dalam bentuk cair dibanding dalam bentuk padatannya,tapi seperti
kebanyakan substansi lainnya, silikon tidak akan bercampur ketika
dalam fase padatnya, tapi hanya meluas, sama seperti es yang
memiliki massa jenis lebih kecil daripada air. Karena mempunyai
konduktivitas termal yang tinggi (149 W·m−1·K−1), silikon bersifat
mengalirkan panas sehingga tidak pernah dipakai untuk
menginsulasi benda panas.

b. Kestabilan Atom Silikon

Atom Silikon (Si) mempunyai 14 buah elektron, yang terdiri dari


2 elektron pada lintasan pertama, 8 elektron pada lintasan kedua,
dan 4 elektron pada lintasan ketiga atau terakhir (jumlah
elektron/atom pada atom-atom golongan III hingga V. Jadi, atom
Silikon memiliki 10 elektron yang terikat kuat kepada inti atom, dan
4 elektron valensi yang ikatannya kepada inti atom tidak kuat dan
mudah lepas dengan sedikit energi tertentu. Karena atom Silikon
memiliki 4 buah elektron valensi, maka ia dikenal dengan istilah
atom tetravalent. Untuk menjadi stabil secara kimiawi, sebuah atom
Silikon membutuhkan delapan elektron di lintasan valensinya.
Maka, setiap atom Silikon akan bergabung dengan atom Silikon
lainnya, sedemikian rupa sehingga menghasilkan delapan elektron
di dalam lintasan valensinya. Ketika ini terjadi, maka Silikon akan
membentuk benda padat, yang disebut kristal. Hal ini terjadi pula
dengan atom-atom Silikon yang lainnya. Karena pusat-pusat atom
yang berdekatan mempunyai muatan total positif, maka akan
menarik elektron-elektron yang dimiliki bersama tersebut. Gaya-
gaya ini akan mengikat kuat atom satu sama lain dengan suatu
ikatan yang disebut ikatan kovalen. Atom Silikon, seperti halnya
atom Karbon, dapat membentuk empat ikatan secara serentak,
tersusun secara tetrahedral. Unsur Si mengkristal dengan struktur
kubus berpusat mukaseperti intan. Bila intan merupakan insultor,
dan grafit konduktor yang cukup baik, maka Silikon adalah suatu
semi konduktor.

c. Ikatan Silikon Dioksida


1) Reaksi dengan Halogen

Silikon bereaksi dengan halogen secara umum, bahkan sampai


terbakar dalam gas flour (menggunakan suatu atom halogen).

Si + 2X2 → SiX4
2) Asam-oksi yang umum

Bila dipanaskan dalam udara, unsur ini bereaksi dengan oksigen


dalam reaksi pembakaran yang sangat eksotermik untuk
membentuk oksida SiO2, pada hakikatnya tidak reaktif dengan air
pada suhu-suhu biasa. Namun, dua asam silikat sederhana adalah
asam ortosilikat, H4SiO4, dan asam metasilikat, H2SiO3. Kedua
senyawa ini praktis dan larut dalam air, tetapi mereka memang
bereaksi dengan basa.

Contohnya:

H4SiO4(s) + 4 NaOH(aq) → Na4SiO4(aq) + H2O(aq)

Suatu sifat kimia yang penting dari silikon adalah kecenderungan


yang membentuk molekul yang signifikan besar. Silikon cenderung
membentuk ikatan tunggal (masing-masing membentuk 4 dan 3
ikatan tunggal). Silikon membentuk molekul-molekul dan ion-ion
raksasa, atom oksigen membentuk kedudukan yang berselang-
seling.

d. Teknik Ekstraksi Silikon

Teknik pembuatan silikon itu terbilang sederhana. Mineral silika


yang telah dimasukkan ke dalam larutan kalsium klorida (CaCl)
dipanaskan hingga suhu 850oC. Atom oksigen yang ada di dalam
silika akan berubah menjadi ion oksida. Akibatnya, secara perlahan
silika akan menjadi silikon. "Ini cara terbaik dan termurah untuk
membuat silikon,". Sebelumnya, teknologi pembuatan silikon
terbilang rumit. Selain memanfaatkan silika, beberapa unsur seperti
seng (Zn), besi (Fe), dan timbel (Pb) harus digunakan dalam reaksi
kimiawi pembuatannya. Proses ini baru berjalan pada suhu yang
sangat tinggi (2.000oC). Cara lain untuk memperoleh silikon salah
satunya melalui proses berikut:

 Proses reduksi ini dilangsungkan di dalam tungku listrik pada


suhu 3000°C. Reaksi yang Silikon dibuat dengan mereduksi
kuarsa (quartz) atau sering disebut juga dengan silika ataupun
silikon dioksida dengan kokas (C). terjadi adalah:
SiO2(l) + 2C(s) –––→ Si(l) + 2CO2(g)
 Silikon yang diperoleh kemudian didinginkan sehingga diperoleh
padatan silikon. Namun silikon yang diperoleh dengan cara ini
belum dalam keadaan murni. Agar diperoleh silikon dalam
bentuk murni diawali dengan mereaksikan padatan silikon yang
diperoleh melalui cara di atas direaksikan dengan gas klorin
(Cl2), sesuai reaksi berikut:
Si(s) + Cl2(g) –––→ SiCl4(g)
 Gas SiCl4 ini mememiliki titik didih 58°C. Uap yang terbentuk
kemudian dilewatkan melalui sebuah tabung panas berisi gas H2
sehingga terbentuk Si, berikut reaksinya:
SiCl4(g) + 2H2(g) –––→ Si(s) + 4HCl(g)
 Padatan Si yang terbentuk berupa batangan yang perlu
dimurnikan lebih lanjut denan cara pemurnian zona (zona
refining). Pada pemurnian zona batangan silikon tidak murni
secara perlahan dilewatkan ke bawah melalui kumparan listrik
pemanas yang terdapat pada zona lebur. Karena pemanasan
maka batang silikon tidak murni akan mengalami peleburan.
Seperti pada sifat koligatif larutan tentang pemurnian titik lebur
larutan dimana titik lebur larutan adalah lebih rendah
dibandingkan titik lebur pelarut murni. Pemurnian silikon anolog
dengan hal tersebut, silikon murni di anggap sebagai pelarut
sedangkan leburan silikon yang mengandung pengotor dianggap
sebagai larutan.

Berdasarkan sifat koligatif larutan maka titik lebur silikon murni


akan akan lebih tinggi dibanding titik lebur silikon yang tidak murni
(bagian yang mengandung pengotor). Hal ini menyebabkan
pengotor cenderung mengumpul disilikon yang mengandung
pengotor (bagian atas pada zona peleburan). Selama permurnian
zona berlangsung maka bagian bawah yang merupakan silikon
murni akan bertambah banyak sedangkan bagian atas semakin
sedikit. Pengotor yang ada akan terkonsentrasi pada bagian yang
sedikit tersebut. Setelah leburan mengalami pembekuan maka akan
diperoleh suatu batangan dimana salah satu ujung merupakan
silikon paling murni sedangkan silikon yang lain merupakan silikon
yang dipenuhi dengan pengotor atau bagian silikon yang paling
tidak murni. Walaupun demikian terkadang bagian yang paling
murni dari silikon ada pada bagian atas sedangkan bagian yang
paling tidak murni berada pada bagian bawah. Bagian yang murni
dan tidak murni dapat dipisahkan dengan cara pemotongan.

e. Reaksi dan Persenyawaan

Silikon Senyawa silikat dan silikon adalah silana (SiH4), asam


salisik (H4SiO4), silikon karbida (SiC), silikon dioksida (SiO2), silikon
tetraklorida(SiCl4), silikon tetrafluorida (SiF4), dan tetraklora
silana(HSiCl3). Keramik yang sudah biasa ditemui yaitu, aluminium
oksida (alumina,Al2O3), silikon dioksida (atau silika, SiO2), silikon
karbida(SiC), silikon nitrida (SiN3) dan, sebagai tambahan, yang
biasa disebut sebagai ”keramik tradisional” – yang tersusun atas
mineral dari tanah, yaitu porselen,semen dan gelas. Pada suhu
tinggi, silikon dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrida,
dan dengan halogen membentuk halide, seperti:

Si(s) + 2H2 → SiH4 Si(s) + 2Cl2 → SiCl4

Silikon bereaksi dengan halogen; jika dipanaskan membentuk


oksida; membentuk garam dari asam oksi dan membentuk molekul-
molekul dan ion-ion raksasa dengan atom oksigen. Silikon murni
berwujud padat seperti logam dengan titik lebur 14100 oC. silikon
dikulit bumi terdapat dalam berbagai bentuk silikat, yaitu senyawa
silikon dengan oksigen. Unsur ini dapat dibuat dari silikon dioksida
(SiO2) yang terdapat dalam pasir, melalui reaksi:

SiO2(s) + 2C(s) → Si(s) + 2CO(g)

Silikon sangat cenderung bersenyawa dengan Oksigen


membentuk ikatan yang kuat dan stabil. Kenyataannya, senyawa
silikon di alam berupa oksida dalam berbagai mineral. Silikon
adalah unsur elektronegatif, tetapi tidak dapat membentuk ikatan
(ikatan rangkap) baik sesamanya maupun dengan atom Oksigen.
Akibatnya, satu atom Silikon harus berikatan tunggal dengan empat
atom Oksigen. Satu atom Oksigen harus menerima dua elektron
untuk berpasangan, satu dengan Silikon dan satu lagi dengan yang
lain misalnya H, atau menerima elektron bebas sehingga
membantuk ion negatif. Asam ortosilikat tidak dapat diisolasi,
sehingga oksida silikat yang stabil dalam bentuk ion negatif (anion).
Struktur ion ortosilikat (Si) adalah tetrahedral. Dua ortosilikat dapat
bergabung mengeluarkan satu molekul air menjadi pirosilikat.
Penggabungan itu dapat berlanjut membentuk rantai panjang
dengan rumus (Si)n. penggabungan dapat pula berbentuk lingkaran
enam dengan rumus Si6, berbentuk rantai rangkap dengan rumus
(Si4)n, dan berupa bidang yang tiap sudutnya berumus Si2.

Secara umum persenyawaan silikon itu adalah:

 Silikon membentuk senyawa biner yang disebut dengan silisida


dengan banyak elemen logam yang nantinya menghasilkan
senyawa dengan sifat yang beragam, misalnya magnesium
silisida, Mg2Si yang sangat reaktif sampai senyawa tahan panas
seperti molibdenum disilisida, MoSi2.
 Silikon karbida, SiC (karborundum) adalah padatan keras, tahan
panas.
 Silana, SiH4, adalah gas firoforik dengan struktur tetrahedral
mirip dengan metana, CH4. Senyawa murninya sendiri tidak
bereaksi dengan air ataupun asam lemah, tapi jika bereaksi
dengan alkali maka langsung akan terjadi hidrolisis. Ada
kelompok silikon hidrida terkatenasi yang membentuk senyawa
yang homolog, SinH2n+2 dengan n berkisar 2–8. Semua senyawa
ini mudah terhidrolisis dan tidak stabil, terutama pada senyawa
suku tinggi.
 Disilena, senyawa yang berisi ikatan rangkap dua silikon-silikon
(mirip alkena) dan secara umum sangat reaktif, memerlukan
gugus subtituen yang besar untuk menstabilkannya. Disilena,
senyawa dengan silikon-silikon rangkap tiga pertama kali
didapatkan tahun 2004, meski senyawanya berbentuk non-
linear, ikatannya tidak sama dengan alkuna.
 Tetrahalida, SiX4, adalah senyawa yang dapat dibentuk dengan
semua halogen. Silikon tetraklorida, misalnya, dapat bereaksi
dengan air, tak sama dengan homolognya, karbon tetraklorida
Silikon dihalida dapat dibentuk dengan reaksi dengan suhu tinggi
antara silikon dan tetrahalida; dengan struktur yang serupa
dengan karbena sehingga senyawa ini adalah senyawa reaktif.
Silikon difluorida terkondensasi untuk membentuk senyawa
polimer(SiF2)n .
 Silikon doksida adalah padatan tahan panas berbentuk kristal;
mineral yang paling umum adalah quartz. Pada mineral quartz,
setiap atom silikon dikelilingi oleh empat atom oksigen yang
menjembatani atom silikon lainnya untuk membentuk kisi tiga
dimensi. Silika dapat larut dalam air pada suhu tinggi untuk
membentuk senyawa asam monosilikat, Si(OH) 4. Silikon dioksida
tidak larut dalam air dan tidak bereaksi dengan air. Tetapi oksida
ini memiliki sifat-sifat asam karena bereaksi dengan basa pekat.
SiO2(s) + 2 NaOH(aq) → Na2SiO3(aq) + H2O(l)
Silikon terbakar langsung menjadi silikon dioksid, SiO2 atau
bereaksi dengan FeO menghasilkan produk yang sama:
Si + O2 → SiO2 2FeO + Si → 2Fe + SiO2
 Dengan kondisi yang sesuai, asam monosilikat dapat terpolimer
untuk membentuk asam silikat yang lebih kompleks, muali dari
senyawa kondensasi paling sederhana, asam disilikat sampai
struktur kompleks yang menjadi basis banyak mineral silikat
yang disebut asam polisilikat.

2. Germanium

Germanium adalah unsur kimia dengan lambang Ge dan nomor


atom 32. Germanium adalah metaloid berkilau, keras, keputihan
berwarna abu-abu dalam kelompok karbon, secara kimiawi sama
dengan unsur-unsur segolongannya timah dan silikon. Germanium
adalah semikonduktor, dengan penampilan yang hampir sama
dengan silikon elemen. Germanium, seperti silikon, bereaksi secara
alami dan membentuk senyawa kompleks dengan oksigen di alam.
Berbeda dengan silikon, germanium terlalu reaktif untuk ditemukan
secara alami di Bumi dalam bentuk bebas.

Karena sangat sedikit mineral yang membentuk tinggi,


germanium ditemukan cukup terlambat dalam sejarah kimia.
"Logam" germanium (germanium terisolasi) digunakan sebagai
semikonduktor dalam transistor dan berbagai perangkat elektronik
lainnya. Germanium tidak dianggap sebagai elemen penting untuk
semua organisme hidup.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarakan teori dan hasil diskusi kelompok, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Unsur-unsur golongan karbon mampu membentuk senyawa
kemampuan sifat katenasi ini menurun dengan naiknya nomor
atom.
2. Karbon adalah unsur keempat paling banyak di alam semesta. Dimana pada
karbon terdapat beberapa unsur, diantaranya: amorf, intan, grafit, grafena dan
fullerena. Dalam kehidupan sendiri salah satu manfaat karbon yaitu berperan
dalam proses foto sintesis.
3. Silikon merupakan unsur metaloid, oksidasinya SiO2 juga
memiliki jaringan tiga dimensi yang sangat besar, walaupun
tidak dengan ion-ion nya, bersifat lebih tidak reaktif daripada
karbon. Berbeda dengan silikon, germanium terlalu reaktif untuk
ditemukan secara alami di bumi dalam bentuk bebas.
DAFTAR PUSTAKA

Cotton, Wilkinson, 1989, Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: Penerbit


Universitas Indonesia.

http://www.podfeeder.com/pengetahuan/penjelasan-mengenai-apa-itu-karbon/

https://www.britannica.com/science/germanium

Shriver, Atkins, 2010, Inorganic Chemistry. Great Britin: Oxford


University Press.

Sowel, Ilhami, 2013. Makalah Silikon Kimia Anorganik. [Online]


coretansowel.blogspot.co.id. Diakses pada 4 April 2020.

Taro Saito, 1996, Buku Kimia Anorganik Online. Tokyo: Iwanami


Publishing Company.

Anda mungkin juga menyukai