“TRAKTUS URINARIUS”
Oleh:
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Indonesia
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Urin merupakan hasil proses metabolisme tubuh, baik fisiologik maupun patologik.
Oleh karenanya, pemeriksaan urin dapat membantu mendiagnosis gangguan metabolisme dan
gangguan organ atau faktor yang berhubungan dengan metabolisme tersebut. Kandungan urin
24 jam tidak banyak berbeda. Akan tetapi, kandungan urin sewaktu dengan sepanjang hari
dapat berbeda signifikan. Oleh karena itu, pengambilan contoh urin harus ditentukan
berdasarkan tujuan pemeriksaan. Ada kalanya perlu diketahui jumlah zat tertentu yang
terdapat dalam urin sehari sehingga dilakukan pemeriksaan terhadap urin yang terkumpul
selama 24 jam.
Pemakaian zat pengawet untuk urin yang akan diperiksa secara kimia atau
mikroskopik adalah penting, karena pada keadaan normal akan terjadi perubahan pada urin
tersebut oleh kerja bakteri dan hal ini akan mempengaruhi nilai pemeriksaan. Contohnya
pada urea akan berubah menjadi ammonium karbonat, gula akan dipecah menjadi CO 2 dan
H2O. Urin akan menjadi keruh dan terjadi pemecahan zat – zat yang akan membentuk
sedimen. Oleh karena itu, dipakai zat pengawet yang tidak atau hanya sedikit berpengaruh
terhadap zat – zat dalam urin, misalnya toluene dan formaldehida.
Tugas
1. Apa fungsi ginjal selain mempertahankan keseimbangan air dan asam – basa?
Membuang produk hasil atau limbah metabolisme tubuh
Mengatur keseimbangan elektrolit
Mengendalikan tingkat konsentrasi berbagai konstituen padat dalam cairan tubuh
2. Jelaskan mengapa asam urat dapat mereduksi sehingga berperan sebagai antioksidan
dalam tubuh!
Karena asam urat mampu melindungi sel dengan bertindak sebagai donor elektron
selain itu mampu mengikat ion logam seperti besi dan tembaga dan mencegah logam
mengkatalisis asam urat, mencegah terjadi aterosklerosis dam pembentukan radikal
hidroksi atau pada reaksi keton.
3. Tulislah struktur asam urat!
C5H4N4O3
4. Sebutkanlah sumber asam urat yang eksogen dan endogen!
Endogen : berasal dari dalam tubuh seperti perombakan protein atau
nukleoprotein jaringan terutama purin.
Eksogen : yang berasal dari luar tubuh seperti makanan yang mengandung
sintesis nukleoprotein.
BAB II
PRAKTIKUM I
Pembahasan:
1.4 ASAM URAT
UJI BENEDICT
Prinsip Percobaan:
Asam urat mereduksi arseno-fosfotungstat menjadi arseno fosfotungstit (biru).
Cara Kerja:
1. Letakkan 1 tetes NaCO3 jenuh pada piring reaksi + sedikit asam urat + 1 tetes NaCN
5% + 1 tetes pereaksi arseno-fosfotungstat Benedict. Terlihat berwarna biru.
2. Ulangi uji ini terhadap 1 atau 2 tetes urin.
Hasil:
Bahan Uji Warna
Asam Urat
Urin
UJI MUREKSIDA
Prinsip Percobaan:
Oksida asam urat dengan ammonia membentuk mureksida (ammonium purpurat)
yang berwarna ungu kemerahan.
Cara Kerja:
1. Letakkan sedikit kristal asam urat dalam cawan penguap.
2. Tambahkan 3 tetes HNO3 pekat sebagai oksidator.
3. Panaskan hingga kering, perhatikan warnanya.
4. Biarkan dingin dan tambahkan setetes ammonia encer (1:1000).
5. Perhatikan warna yang terjadi.
Hasil:
Warna: ungu
Hasil:
Terdapat endapan halus
berwarna kuning pada
larutan berwarna kuning
pucat jernih.
Hasil:
Terlihat larutan berwarna kuning.
UJI NITROPRUSIDA (ROTHERA)
Cara kerja:
Lakukan uji pada urin sendiri dan pada urin penderita diabetes mellitus yang tidak
terkontrol sebagai berikut:
1. 5 ml urin + kristal amonium sulfat sampai jenuh
2. Tambahkan 3 tetes Na-nitroprusida dan 1 ml NH4OH pekat
3. Campurkan dan tunggu 30 menit
4. Perhatikan warna permanganat (positif) dan warna coklat (negatif)
Hasil:
Bahan Uji Warna Kesimpulan (positif/negatif)
Urin Kuning muda -
Urin pasien DM Coklat muda gradien ungu +
Pembahasan:
1. Pada keadaan apakah ditemukan zat keton pada urin?
(1) peningkatan produksi oleh hati;
(2) penurunan pemanfaatan perifer di otot; dan
(3) penurunan volume distribusi
2. Pelajari pembentukan kreatinin!
Pembentukan
kreatinin dari kreatin
berlangsung secara konstan
dan tidak ada mekanisme re-
uptake oleh tubuh, sehingga
sebagian besar kreatinin
yang terbentuk dari otot
diekskresi lewat ginjal
sehingga ekskresi kreatinin
dapat digunakan untuk
menggambarkan filtrasi
glomerulus walaupun tidak
100% akurat. Meskipun
demikian, sebagian (16%) dari kreatinin yang terbentuk dalam otot akan mengalami
degradasi dan diubah kembali menjadi kreatin. Sebagian kreatinin juga dibuang lewat
jalur intestinal dan mengalami degradasi lebih lanjut oleh kreatininase bakteri usus.
Kreatininase bakteri akan mengubah kreatinin menjadi kreatin yang kemudian akan
masuk kembali ke darah (Sireger CT, 2009).
1.6 UJI PROTEIN
Tujuan Percobaan:
Mahasiswa mampu menentukan proteinuria.
UJI HELLER
Prinsip Percobaan:
HNO3 pekat bereaksi dengan protein dan membentuk endapan putih.
Cara Kerja:
1. Isi tabung reaksi dengan 3 ml HNO3 pekat
2. Tambahkan dengan hati – hati melalui dinding tabung 3 ml urin.
3. Perhatikan apakah ada presipitat cincin putih pada perbatasan kedua cairan.
Hasil:
Bahan Uji Protein (Positif / Negatif)
Urin
Urin patologik
UJI KOAGULASI
Cara Kerja:
1. Panaskan 5 ml urin jernih (saring bila perlu) sampai mendidih 1-2 menit
2. Bila ada presipitat, tambahkan 4 tetes asam asetat 2%
3. Perhatikan apakah presipitat hilang (berarti fosfat) atau tetap/bertambah (berarti
protein)
Hasil:
Bahan Uji Protein (Positif / Negatif)
Urin
Urin patologik
Hasil:
Bahan Uji Protein (Positif / Negatif)
Urin
Urin patologik
1.7 UJI BENEDICT (SEMIKUANTITATIF)
Prinsip Percobaan:
Larutan tembaga dalam suasana basa dapat direduksi oleh karbohidrat yang
mengandung gugus aldehid atau keton bebas dan membentuk kuprooksida yang tidak
larut, berwarna kuning atau merah. Larutan benedict berisi kuprisulfat, natrium karbonat
dan natrium sitrat.
Cara Kerja:
1. Campurkan 2,5 ml pereaksi benedict dengan 4 tetes urin.
2. Panaskan 5 menit pada penangas air mendidih atau didihkan 1 menit diatas api.
3. Dinginkan dan perhatikan warna yang terjadi.
Penafsiran:
Warna Penilaian Kadar Glukosa
Biru / hijau keruh 0 -
Hijau / hijau keruh + < 0,5%
Kuning / kuning keruh ++ 0,5 – 1,0 %
Jingga +++ 1,0 – 2,0%
Merah ++++ >2%
Hasil:
Bahan Uji Penilaian
Urin
Urin dengan glukosa 1%
Urin dengan glukosa 5%
Urin dengan galaktosa 1%
1.8 EMPEDU DALAM URIN
Tujuan Percobaan:
Mahasiswa mampu menetapkan bilirubinuria.
UJI GMELIN
Prinsip Percobaan:
Pigmen – pigmen empedu sebagian besar berasal dari hasil penghancuran sel – sel
darah merah. Pigmen yang terbanyak adalah bilirubin berwarna merah/kuning coklat dan
biliverdin berwarna hijau. Oksidasi pigmen ini menghasilkan sejumlah pigmen lain
dengan bermacam – macam warna.
Cara Kerja:
Campurkan HNO3 pekat + 2 ml urin melalui dinding tabung.
Hasil:
Pada batas kedua cairan terbentuk warna terdapat cincin.
UJI HARRISON
Cara Kerja:
1. Basahi kertas saring dengan BaCl2 10%
2. Keringkan dan rendam dalam urin 10 detik
3. Tambahkan 1 tetes pereaksi fouchet
4. Warna hijau menyatakan ada bilirubin
Hasil:
Warna yang terbentuk
PRAKTIKUM II
2.1 KREATININ
REAKSI JAFFE
Prinsip Percobaan:
Kreatinin bereaksi dengan asam pikrat dalam larutan alkalis membentuk tautomer
kreatinin pikrat merah. Warna ini menjadi kuning pada pengasaman.
Cara Kerja:
1. Isi tabung A dan B dengan 5 ml urin + 1 ml asam pikrat jenuh + 1 ml NaOH 10%
2. Perhatikan warna merah yang terbentuk
3. Tambahkan sedikit HCl pada tabung A (pengasaman)
4. Perhatikan perubahan warna pada tabung A
Hasil
Tabung A
Tabung B
Pembahasan: